BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha. sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang cerdas dan berkualitas. apabila ada usaha atau upaya yang dilakukan. Niat atau tekad yang kuat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syifa Zulfa Hanani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN FASILITAS PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNS

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak orang yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas. Guru diharapkan mampu lebih. pendidikannya atau yang akan terjun ke masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Seringkali mereka

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas X SMA N 1 Klirong Kebumen

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

HUBUNGAN MOTIVASI DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR ASKEB II DI AKADEMI KEBIDANAN KARYA HUSADA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARIS RAHMAD F

BAB I PENDAHULUAN. terkait antara individu dan interaksi antara kelompok. Berbagai proses sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebanyakan perusahaan memanfaatkan orang-orang yang ber-

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat

BAB I PENDAHULUAN. karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas. karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan, menjaga, dan

ANALISIS FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D-IV BIDAN PENDIDIK

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini mengakibatkan persaingan di dunia kerja semakin tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, kreatif, inovatif, mandiri, dan bertanggung jawab, serta menjadi. Pendidikan akuntansi khususnya pendidikan akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

*( Abdul Ghofur Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

BAB I PENDAHULUAN. dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik pengetahuan dan ketrampilan hidup. Prakarsa (1996)

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KONTRIBUSI PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR, INTENSITAS KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN, DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. asuh dan arahan pendidikan yang diberikan orang tua dan sekolah-sekolah

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh

(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

PENGARUH MINAT DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Aulia Alzak 1 dan Rustam 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan baik fisik dan psikis dari waktu ke waktu, sebab

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana untuk mempersiapkan masyarakat untuk

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. bidang-bidang lainnya) dapat dinikmati oleh masyarakat sebagai konsumsi

KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada hakekatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu bentuk usaha sadar yang terencana, terprogram dan berkesinambungan dalam upaya menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik secara optimal, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pendidikan juga merupakan kebutuhan vital bagi pembentukan generasi yang cerdas, cakap dan siap menghadapi tantangan zaman (Roftah, 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses yang ada di tempat pendidikan secara optimal supaya memiliki prestasi yang baik. Prestasi belajar sendiri digunakan untuk bahan evaluasi dan pengukuran dari proses belajar yang telah diperoleh seorang siswa di bangku sekolah. Tidang (2012) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam bukti laporan yang disebut raport. Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat tahun 2013 berdasarkan data di kemetrian mengalami penurunan, dibandingkan tahun 2012 (Zahzra,2013). Tahun 2013 persentase kelulusan UN SMA adalah 99,48 persen, sedangkan pada 2012 persentase kelulusan UN SMA adalah 99,5 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa persentase kelulusan tahun 2013 turun 0,02 persen dari tahun sebelumnya

2 yang mencapai 99,5 persen. Sebanyak 1.573.036 siswa dari 1.581.286 siswa peserta UN untuk tingkat SMA dan sederajat telah dinyatakan lulus. Sementara yang tidak lulus berjumlah 8.250 siswa. Siswa yang dinyatakan tidak lulus adalah peserta ujian yang gagal mencapai nilai rata-rata sebesar 5,5 atau salah satu mata ujian memperoleh nilai kurang dari 4. Hal ini menunjukan perlu penanganan khusus untuk segera dibenahi dan diatasi dengan tepat supaya prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan maksimal (Zahzra,2013). Faktor menurut Ningrum (2011) yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang menurun adalah dari faktor intern dan ekstern, untuk faktor intern termasuk kategori tinggi dengan persentase 73,04% memiliki indikator yang meliputi faktor jasmaniah (73,86%) kategori tinggi, faktor psikologis (72,98%) kategori tinggi, dan faktor kelelahan (72,18%) kategori tinggi. Sedangkan variabel faktor ekstern termasuk kategori tinggi dengan persentase 71,63% memiliki indikator yang meliputi faktor keluarga (71,64%) kategori tinggi, faktor sekolah (71,56%) kategori tinggi, dan faktor masyarakat (71,92%) kategori tinggi. Sedangkan menurut Purwitasari (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dengan prestasi belajar kimia peserta didik kelas X SMA Kolombo Yogyakarta. Apabila faktor-faktor tersebut dapat dimaksimalkan dan dikembangkan maka tanpa disadari dapat meningkatkan prestasi belajar dari siswa itu sendiri.

3 Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan mengungkapkannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial Goleman (2002). Apabila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustasi, tidak mudah percaya pada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalamai stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional tinggi. Siswa yang memiliki IQ tinggi cenderung lebih tertutup dengan lingkungan sekitar dan kurang bisa menerima perbedaan. Penelitianyang dilakukan oleh Lubis (2012) menyatakan bahwa dari 1 orang mahasiswa yang mempunyai kecerdasan spiritual sangat tinggi mendapatkan prestasi belajarnya sangat baik 1 orang (1,5 %). Dari 11 orang mahasiswa dengan kecerdasan spiritual tinggi mendapat prestasi belajarnya baik yaitu 9 orang (13,8 %). Dari 46 orang mahasiswa dengan kecerdasan spiritual sedang sebagian besar mendapat prestasi belajarnya cukup yaitu 34 orang (52,3 %), dan dari 7 orang mahasiswa dengan kecerdasan spiritual rendah mendapat prestasi belajarnya kurang baik yaitu 4 orang. Goleman (2002) menambahkan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% lainnya adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan yang lain, di antaranya adalah kecerdasan emosional atau

4 emotional intelligence (EI), yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 01 Purwanegara Kabupaten Banjarnegara didapatkan bahwa data tahun pelajaran 2011/2012 didapatkan bahwa 30 siswa dari total 90 siswa yang mengalami penurunan nilai rata-rata raport atau prestasi belajar ada 16,6% (15) siswa di kelas A, B dan C, 11,1% (10) siswa yang mendapatkan nilai rata-rata rapot tetap atau tidak ada perubahan nilai raport ada di kelas B dan C dan 5,5% (5) siswa yang mengalami kenaikan nilai ratarata raport atau prestasi belajar ada di kelas A dan C. Hasil tersebut juga didukung dengan data wawancara terhadap 10 siswa pada bulan Januari 2014 yang menyatakan bahwa ada 3 (30%) siswa ketika ujian akhir sekolah (UAS) tidak belajar karena mereka mempunyai anggapan nanti bisa nyontek/melihat ke teman sampingnya, 4 (40%) siswa yang jarang mengumpulkan dan mengerjakan tugas-tugas karena mereka merasa tidak sanggup mengerjakannya, 3 (30%) siswa yang selalu mempersiapkan diri sebelum UAS dimulai. Atas dasar inilah peneliti ingin melakukan penelitian untuk memperoleh kajian lebih dalam lagi mengenai pengaruh kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa IPS kelas XI Di SMA Negeri 01 Purwanegara Kabupaten Banjarnegara.

5 B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan rumusan masalah yaitu adakah pengaruh kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa IPS kelas XI di SMA Negeri 01 Purwanegara Kabupaten Banjarnegara?. C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa IPS kelas XI di SMA Negeri 01 Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan karakteristik responden: usia, jenis kelamin. b. Mendeskripsikan kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA Negeri 01 Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. c. Mendeskripsikan tingkat kecerdasan intelektual siswa kelas XI di SMA Negeri 01 Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. d. Mendeskripsikan tingkat emosional siswa kelas XI di SMA Negeri 01 Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. e. Mendiskripsikan prestasi belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 01 Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. f. Mendeskripsikan tingkat pengaruh kecerdasan spiritual, terhadap prestasi belajar pada siswa IPS kelas XI di SMA Negeri 01 Purwanegara Kabupaten Banjarnegara.

6 g. Mendeskripsikan pengaruh kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar pada siswa IPS kelas XI di SMA Negeri 01 Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. h. Mendeskripsikan pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa IPS kelas XI di SMA Negeri 01 Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Responden Dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuan tambahan tentang bagaimana pengaruh kecerdasan emosional, intelektual dan spiritual terhadap prestasi belajar seorang siswa. 2. Bagi Instansi Terkait Memberikan sumbangan dan tambahan referensi untuk pihak sekolah tentang akan pentingya pengaruh kecerdasan emosional, intelektual dan spiritual terhadap prestasi belajar anak didik mereka, sehingga dapat diterapkan dalam mata pelajaran tambahan. 3. Bagi Ilmu Keperawatan Memberikan tambahan referensi dan ilmu pengetahuan terkait dengan informasi dan ilmu pengetahuan tambahan tentang bagaimana pengaruh kecerdasan emosiona, intelektual dan spiritual terhadap prestasi belajar seseorang sehingga dapat diterapkan ketika praktek dilapangan.

7 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Memberikan refrensi tambahan untuk bahan penelitian yang sama dengan peneliti lakukan. E. PENELITIAN TERKAIT 1. Setiadi (2001) dengan judul hubungan intelegensi, status gizi dengan prestasi belajar siswa SLTP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan intelegensi, status gizi dengan prestasi belajar siswa. Rancangan penelitian ini bersifat belah bintang. Sampel diambil dari 2 SLTP di semarang yang dipilih secara cluster random sampling. Data IQ dan status gizi di susun secara diskriptif dan untuk mengetahui adanya hubungan atau tidak antara intelegensi dan status gizi dengan prestasi belajar menggunakan uji korelasi. Hasil menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intelegensi dengan prestasi belajar siswa dan tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa. 2. Kristinta (2007) dengan judul Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi kelas VIII SMP 4 Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP 4 Malang.yang diambil 6 kelas.metode penelitian yang digunakan adalah kuisioner dan dokumentasi prestasi siswa. Analisis

8 yang digunakan adalah secara deskriptif yaitu menentukan frekwensi dari distribusi data antara EQ dan SQ dan prestasi siswa dengan skala yang berbeda. Secara inferensial yaitu dengan Regresi Linear Berganda yang secara parsial dari kecerdasan emosional diperoleh (Sig) 0.016 dan t hitung = 2.481 > t tabel = 2.006 sehingga Hi diterima, dan untuk kecerdasan spiritual diperoleh (Sig) 0.039 dan thitung = 2.122 > t tabel = 2.006 hasilnya Hi diterima juga. Secara simultan diperoleh (Sig) 0.012 dan F hitung = 4.873 > Ftabel = 3.180* sehingga Hi diterima dengan R2 adalah 0.160. 3. Putri N. K. S. (2010) dengan judul hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah AsKep (Asuhan Kebidanan) ibu I mahasiswa semester II Di Akbid Mitra Husada Karanganyar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada matakuliah AsKep (Asuhan Kebidanan) ibu I mahasiswa semester II. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cros secsional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling purposive, menentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Isaac dan Michael, diperoleh 89 responden dari 119 mahasiswa semester II tahun 2009/2010 Di Akbid Mitra Husada Karanganya. Teknik analisis data menggunakan korelasi sederhanaa korelasi ganda dan regresi ganda dengan taraf signifikan 0,005.