BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman kini, manusia dituntut untuk menunjukkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mental yang terjadi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Transisi ini melibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia, di

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

1. PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

Rizki Lestari F

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

BAB I PENDAHULUAN. Dampak tersebut terutama mengarah pada kalangan remaja yang sedang mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Madrasah Aliyah Almaarif Singosari didirikan pada tanggal 1 September

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya seseorang juga melayani kebutuhan orang lainserta menumbuhkan rasa harga

BAB IV ANALISIS DATA. mendapatkan analisis yang baik. Adapun data yang akan dianalisa sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. di dunia ini, makin bertambah kompleks masalah-masalah kehidupan manusia dan

BAB III TEORI TENTANG BIMBINGAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

I. PENDAHULUAN. media globe (bumi yang bulat) yang akan terlihat seluruh daratan, lautan, karier untuk menuju masa depan yang lebih cerah.

BAB I PENDAHULUAN. melalui individu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan juga dengan orang lain yang ada

(Skripsi) Oleh : Eka Ria Nanda Putri

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Faktor utama dalam menempuh hidup yang lebih baik adalah dengan. melaksanakan pembangunan berdasarkan iman dan takwa.

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP FKI DI SMA ANTARTIKA. pemahaman atau perubahan perasaan terhadap objek rangsangan atau pengamatan.

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), 64. 2

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENELUSURAN MINAT-BAKAT UNTUK SISWA SMA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. individu. Dalam bekerja, seseorang dituntut untuk melaksanakannya

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun

TINJAUAN MATA KULIAH... MODUL 1: PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dalam pemilihan karir. Dengan adanya masalahmasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hidup ini semakin rumit, menuntut berbagai aspek kehidupan untuk dapat mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Dalam Undang-undang Sistem Pedidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh setiap

dikembangkan suatu sistem pengembangan faktor-faktor psikologis siswa.2

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guru Bimbingan pada dasarnya bertugas untuk mendidik dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. Wardati dan Muhammad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Prestasi Putrakaraya, Jakarta, 2011, hlm. 137.

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LABORATORIUM DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KKNI PRODI BK FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya para siswa harus melalui psikotes.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah, misalnya tentang hal hal yang berkaitan dengan tugas perkembangan remaja

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGADILUWIH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INFORMASI KARIER DENGAN STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016

Pengaruh Penggunaan Strategi Restrukturing Kognitif dalam Konseling Kelompok terhadap Percaya Diri dalam Memilih Karier Siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar. 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perkembangan zaman kini, manusia dituntut untuk menunjukkan dirinya dalam bidang yang dikuasainya. Menunjukkan diri dengan tampil didepan orang lain dalam bidang yang menjadi keahliannya memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Percaya akan diri sangat diperlukan oleh setiap orang yang ingin orang lain tahu tentang kemampuannya. Dibutuhkan kepercayaan diri untuk bisa tampil dengan kemampuan dan minat yang dimiliki agar makin bia mengembangkan kemampuannya. Sesuai dengan definisi Percaya Diri Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Hal ini menunjukkan bahwa rasa percaya diri sangat dibutuhkan dalam mengambil setiap keputusan. Termasuk dalam menentukan masa depan kariernya. Dan diawali dari pemilihan jurusan di sekolah yang bertujuan untuk memfokuskan minat serta kemampuan siswa tersebut dalam masa depannya. Dalam menentukan masa depan kariernya, siswa-siswa di sekolah memulainya dengan memilih jurusan ketika akan naik ke kelas XI. Merupakan tugas dari Bimbingan Konseling dalam memberi pengarahan tentang karier

kepada siswa di sekolah. Pacinski dan Hirsh (1971:8) menegaskan bahwa sekolahsekolah mendapat kesempatan yang berharga melaui proses pendidikan untuk mempersipkan siswa memasuki dunia kerja. Salah satu bentuk layanan yang diberikan sekolah dalam upaya mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja adalah bimbingan karir di samping kegiatan kurikuler. Melalui bimbingan karir siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang dirinya, pengenalan terhadap berbagai jenis sumber-sumber kehidupan serta penghargaan yang objektif dan sehat terhadap karir. Pada saat siswa telah mencapai masa kuliah atau masuk perguruan tinggi, mereka masih bimbang dalam menentukan jurusan apa yang akan mereka ambil. Karena itu sebelum memasuki perguruan tinggi, di sekolah menengah diadakan penjurusan bagi siswa dan siswi. Pematangan penjurusan di sekolah menengah ini bertujuan untuk siswa siswi lebih fokus lagi terhadap bidang yang mereka minati jika nanti telah memasuki perguruan tinggi atau pekerjaan pada masa mendatang. Pada SMA, kegiatan bimbingan karir secara khusus membantu peserta didik menentukan program pilihan yang diambil. Penentuan pilihan ini berdasarkan pertimbangan/analisa hasil penelusuran bakat, minat, kesenangan dan lain-lain, melalui kegiatan pemahaman diri, analisa informasi dunia kerja dan informasi pendidikan lanjutan (perguruan tinggi). Penentuan pengembalian program pilihan di SMA pada awal semester lima (5) meliputi program ilmu-ilmu fisika, ilmuilmu biologi, ilmu-ilmu social, pengetahuan budaya, dan program ilmu-ilmu agama (Abu Ahmadi, 1991:182).

Bimbingan karier merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir (pekerjaan) untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dengan masa depannya, (BP3K, 1984:1). Setiap siswa belum tentu memiliki kemampuan untuk membuat atau mengambil keputusan sendiri dalam mempersiapkan kariernya di masa depan (Sukardi, 1987:319). Pengambilan keputusan ini tak lepas dari rasa percaya diri yang ada pada diri setiap individu. Dalam persiapan kariernya selain faktor ketidakmampuan, ketidakpercayaan diri juga dapat mempengaruhi mereka dalam penentuan penjurusan di sekolahnya. Para siswa sering mengalami kesulitan dan perlu bantuan dalam layanan bimbingan karier ini. Perlu adanya peran serta seorang guru atau konselor sekolah dalam menghadapi kebimbangan siswa siswi menentukan jurusan. Bimbingan perlu dilakukan dengan tujuan mengarahkan siswa siswi tersebut untuk lebih bisa fokus terhadap bidang/jurusan apa yang mereka minati serta sesuai dengan kemampuannya. Peran dan tugas konselor tidak hanya sekedar membimbing siswa dalam menentukan pilihan-pilihan kariernya, tetapi dituntut pula untuk membimbing siswa agar dapat memahami diri dan lingkungannya dalam rangka perencanaan karier dan penetapan karier pada kehidupan masa mendatang. Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal diri sendiri maka manusia akan dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Namun demikian, tidak semua manusia mampu mengenal segala kemampuan dirinya. Mereka ini memerlukan bantuan orang lain agar dapat mengenal diri sendiri, lengkap dengan

segala kemampuan yang dimilikinya, dan bantuan ini dapat diberikan oleh seorang bimbingan dan konseling (Walgito, 2004) Penentuan penjurusan di sekolah sering menjadi masalah yang cukup serius. Hal ini berdasarkan observasi yang dilakukan di sekolah MA AlMa arif Singosari Malang dengan banyaknya siswa siswi yang mengajukan protes jika hasil tes mereka menunjukkan pada jurusan yang tidak sesuai dengan keinginan atau minat mereka. Para guru telah bekerja semaksimal mungkin untuk menempatkan siswa siswi nya sesuai dengan kemampuan dan minat mereka. Namun masih banyak saja yang mengajukan protes atas kebijakan penentuan jurusan ini. Berdasarkan penelitian terdahulu, ciri-ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri menurut Lauster adalah percaya pada kemampuan sendiri, mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki rasa positif terhadap diri sendiri, berani mengungkapkan pendapat (Dwi Safitri,2010). Para siswa sekolah menengah atas biasanya mengalami kesulitan dalam menentukan minat dan jurusan yang akan mereka ambil. IPA, IPS atau bahasa. Karenanya BK atau Bimbingan Konseling sangat berpengaruh dalam penentuan penjurusan di Sekolah Menengah khususnya dalam Bimbingan Karier. Kepercayaan diri harus berasal dari dalam diri dan bukam dari orang lain (Ellen Bakke, 16). Berdasarkan penelitian terdahulu tentang tingkat kepercayaan diri siswa SMA di SMAN 5 Malang tergolong dalam kategori sedang dengan jumlah 77,1% (Laili Nur Saidah,2007 :82). Pada penelitian lain disebutkan bahwa siswa yang tidak percaya diri di kelas X-3 SMAN 8 Surabaya sebesar 32,4 % melalui proses wawancara yang telah dilakukan peneliti (Elisabeth Christiana, 2010).

Penyelenggaraan usaha persiapan penjurusan ini khusus ditujukan untuk anak-anak SMA/MA yang akan dijuruskan. Sehubungan dengan ini, suatu hal timbul adalah bagaimana usaha yang dapat dijalankan untuk membantu mengadakan penjurusan bagi anak-anak agar sesuai dengan minat, bakat serta kemampuannya. Perlu ditegaskan bahwa bimbingan dalam bidang ini adalah turut membantu untuk soal kenaikan kelas dan penjurusan ini telah ada peraturan tertentu dari pihak yang berwajib (Abu Ahmadi, 1991:182). Pelaksanaan penjurusan sesuai dengan minat, bakat serta kemampuan siswa-siswi adalah salah satu usaha dalam membantu para siswa dalam memilih jurusan. Ada beberapa tes yang dilakukan ketika hal ini berlangsung. Misalnya dalam tes bakat, tes minat atau tes kemampuan. Dengan diselenggarakannya pengukuran bakat para siswa di SMA, diharapkan para siswa dapat memperoleh informasi yang lengkap dan jelas tentang berbagai kemungkinan pilihan jurusan yang ada bagi kelanjutan studinya. Dengan upaya tersebut, akhirnya para siswa dapat memilih dengan tepat jurusan yang ada itu sesuai dengan bakat-bakatnya dan hal-hal lain yang dapat melanjutkan pendidikannya (Dewa Ketut Sukardi, 2005:211). Sementara tes minat ini digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan apa yang paling diminati siswa. Selain itu, juga untuk membantu siswa dalam memilih jenis karier yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya (Tohirin, 2007:224). Donald D. Super (1975) mengartikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. Menurut batasan ini, ada dua hal penting,

pertama proses membantu individu untuk memahami dan menerima diri sendiri, dan kedua memahami dan menyesuaikan diri dalam dunia kerja. Oleh sebab itu yang penting dalam bimbingan karir adalah pemahaman dan penyesuaian diri baik terhadap dirinya maupun terhadap dunia kerja. Tolbert, (1975:27) memaparkan bahwa pengertian ini mengandung makna bahwa bimbingan karier merupakan salah satu bentuk layanan dalam membantu siswa merencanakan karirnya. Untuk mengambil keputusan dan membuat pilihan adalah salah satu tugas dari layanan bimbingan karier adalah siswa dapat mengambil keputusan dan membuat pilihan untuk masa depan kariernya. Bimbingan karier membantu siswa dalam proses pengambilan keputusan mengenai karier atau pekerjaan utama yang mempengaruhi kehidupannya di masa depan (P.M. Hatari, 1981:6). Berdasarkan temuan penelitian di SMAN 2 Kupang bahwa kontribusi bimbingan karier dalam membantu siswa untuk menentukan arah pilihan karier mereka sebesar 37 % (Heronimus D Pingge, 2011). Untuk menentukan arah pilihan karier ini diperlukan kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan. Siswa yang memiliki rasa percaya diri, akan bertindak mandiri, dengan membuat pilihan dan mengambil keputusan sendiri seperti menjalin relasi dengan orang lain, memiliki tanggung jawab dimana siswa mampu bertindak dengan segera, dengan penuh keyakinan dan memiliki persepsi diri yang positif sehingga merasa bangga atas prestasinya, mendekati tantangan baru dengan penuh antusias, dan mau melibatkan diri dengan lingkungan yang lebih luas, menunjukkan sederet perasaan emosi yang luas dengan mengungkapkan kasih secara spontan, serta mampu mempengaruhi orang lain (Meistasari, 1995:12).

Berdasarkan observasi di MA AlMaarif Singosari Malang yang telah dilakukan bahwa layanan bimbingan karier sangat dibutuhkan siswa pada saat penjurusan atau dalam hal memilih jurusan. Penentuan penjurusan di sekolah sering menjadi masalah yang cukup serius. Banyak siswa siswi yang mengajukan protes jika hasil tes mereka menunjukkan pada jurusan yang tidak sesuai dengan keinginan atau minat mereka. Para guru telah bekerja semaksimal mungkin untuk menempatkan siswa siswi nya sesuai dengan kemampuan dan minat mereka. Namun masih banyak saja yang mengajukan protes atas kebijakan penentuan jurusan ini. Layanan bimbingan karier mempunyai pengaruh terhadap kepercayaan diri siswa dalam memilih jurusan. Dalam hal pengambilan keputusan untuk memilih jurusan dibutuhkan kepercayaan diri. Dengan bimbingan karier ini dapat menjadi pertimbangan sebagai pelengkap data. Dengan data yang lebih lengkap, kemungkinan pertimbangan, pemilihan serta keputusan mendekati yang sebenarnya. Sehingga keputusan yang diambil oleh pihak sekolah lebih bisa diterima oleh siswa dan orang tua siswa. Maka sesuai dengan penjelasan diatas, peneliti mengambil judul Pengaruh Layanan Bimbingan Karir terhadap Kepercayaan Diri Siswa dalam Memilih Jurusan di MA Al Maarif Singosari Malang. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana tingkat kepercayaan diri siswa di MA Al Maarif Singosari Malang?

2. Bagaimana tingkat layanan bimbingan karier di MA Al Maarif Singosari Malang? 3. Apakah ada pengaruh layanan bimbingan karier terhadap kepercayaan diri siswa dalam memilih jurusan di MA AlMaarif Singosari Malang? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Bagaimana tingkat kepercayaan diri siswa MA Al Maarif Singosari Malang 2. Untuk mengetahui tingkat Layanan Bimbingan Karir di MA Al Maarif Singosari Malang 3. Untuk mengetahui adanya pengaruh Layanan Bimbingan Karir terhadap kepercayaan diri dalam menentukan jurusan di MA Al Maarif Singosari Malang D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumbangan keilmuan dalam bidang psikologi pada khususnya psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan.

2. Manfaat praktis Bagi peneliti bisa mengetahui tentang pengaruh layanan bimbingan karier terhadap kepercayaan diri dalam memilih jurusan. Bagi subyek, bisa mengetahui tentang pengaruh layanan bimbingan karier terhadap kepercayaan diri dalam memilih jurusan dan diharapkan bisa menjadi wacana untuk menjadi lebih baik dan bersemangat serta lebih percaya diri dalam memilih jurusan serta mengambil keputusan untuk fokus ke arah masa depannya. Bagi mahasiswa psikologi, untuk memberi masukan pengetahuan tentang kepercayaan diri dan layanan bimbingan karier.