ANALISIS KUALITASDESAIN KEGIATAN LABORATORIUM (DKL)MATERI PENCEMARAN LINGKUNGANJENJANG SMP DAN SMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

2015 ANALISIS STRUKTUR, KEMUNCULAN FAKTA DAN PROSES TRANSFORMASI PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM SISTEM RESPIRASI

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada hakekatnya harus dapat memberikan kesempatan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Annisa Setya Rini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Endro Widodo, 2014 Efektivitas pembelajaran berbasis praktikum pada uji zat makanan di kelas XI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Siti Alhajjah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh seorang guru. Dewasa ini, telah banyak model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk pemikir yang jauh lebih baik dari makhluk hidup

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk. SMA (Sekolah Menengah Atas) dan MA (Madrasah Aliyah) diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil survey lapangan mengenai desain praktikum pertumbuhan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahpahaman dari judul yang dikemukakan, maka

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi, maka diperlukan penjelasan tentang istilahistilah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan (how to know). Oleh karena itu kegiatan laboratorium atau kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aa Juhanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kurikulum KTSP (2006) saat ini siswa dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ayu Eka Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

2015 PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

2014 PENGEMBANGAN TES PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR DIMENSI PENGETAHUAN SISWA SMA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

BAB III PEMBAHASAN. pembelajaran yang semakin luas membawa banyak perubahan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kajian kuikulum pada pelajaran IPA, materi kelistrikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN. Praktikum biologi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nisa Novita Qamayani 2014

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam (Holil, 2009).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dede Akhmad Junaedi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Agar terhindar dari kesalahpahaman dari judul yang dikemukakan, maka

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sejalan dengan hal tersebut Brandt (1993) menyatakan bahwa hampir

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang tersebut, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan yang konstan dan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peny Husna Handayani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil belajar adalah tingkah laku yang ditimbulkan dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Endi Rohendi, 2013

2015 PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Materi Ekologi merupakan materi yang mempelajari hubungan timbal balik

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nokadela Basyari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi alat-alat tubuh organisme dengan segala keingintahuan. Segenap

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. masalah itu sendiri sehingga pembelajaran akan lebih terpusat pada siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Dahar (1986) mengungkapkan bahwa hakekat IPA mencakup dua hal, yaitu IPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

konstribusi yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan manusia semakin meningkat (Burns dan Bottino, 1989). Namun sangat disayangkan

I. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan

BAB I PENDAHULUAN. Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan perkembangan mutu pendidikan yang baik, haruslah ditunjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pembelajaran sains lebih menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Hal ini dikarenakan pembelajaran sains memiliki objek kajian berupa benda konkret, dapat ditangkap indera, serta mempelajari kehidupan di alam yang berhubungan dengan makhluk hidup (Widodo, 2009).Kurikulum yang digunakan saat ini yaitu kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.pemberian pengalaman belajar secara langsung salah satunya adalah dengan menggunakan metode praktikum, seperti yang dikemukakan oleh Abraham dan Millar (2008) bahwa kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang dapat membentuk suatu pengetahuan melalui pengalaman langsung. Kegiatan praktikum merupakan bagian integral dalam pembelajaran biologi, karena memiliki peranan yang penting terutama untuk menerapkan konsep atau prinsip. Menurut Supriatno (2009) pembelajaran biologi memerlukan kegiatan yang mampu melibatkan peserta didik dalam mengembangkan pengalaman belajarnya (learning to do), sehingga mereka dapat memaknai pengetahuan yang didapat (learning to know). Oleh karena itu dengan digunakannya metode praktikum akan membuat pembelajaran menjadi berpusat pada siswa sehingga siswa akan memiliki pengalaman langsung yang dikenal dengan learning by doing.kegiatan praktikum telah lama digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa dengan pengalaman langsungobjek-objek, konsep-konsep dan prosedur eksperimen (Adisendjaja dan Romlah, 2009). Pelaksanaan praktikum menuntut kegiatan yang berpusat pada siswa.selain guru sebagai fasilitator kegiatan praktikum tidak terlepas dari media ajar untuk membantu siswa dalam mengarahkan proses pelaksanaan praktikum. Menurut Rustaman dan Wulan(2007), salah satu media ajar untuk membantu kegiatan

2 praktikum yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) atau oleh penulis disebut sebagai Desain Kegiatan Laboratorium, selanjutnya disingkat DKL.DKL merupakan instruksi yang harus dilakukan siswa ketika melakukan kegiatan laboratorium.dkl dapat melatih siswa untuk menentukan dan mengembangkan kegiatan laboratorium secara mandiri, serta dapat dijadikan pedoman untuk siswa dalam proses pencapaian pemahaman konsep dan prinsip (Supriatno, 2009). Maka dari itu DKL dapat dijadikan arahan untuk melihat pengetahuan dan proses mencari pengetahuan yang dimiliki siswa. Kegiatan praktikum masih memiliki kekurangan, salah satunya disebabkan karena DKL.DKL yang digunakan di sekolah-sekolah saat ini masih banyak yang belum mencapai kriteria ideal layaknya suatu petunjuk praktikum. Berdasarkan hasil analisis dan uji coba beberapa sampel DKL melalui perkuliahan pengembangan praktikum biologi sekolah (PPBS) oleh mahasiswa angkatan 2011 pada tahun 2014, banyak permasalahan-permasalahan yang terdapat pada DKL yang beredar dilapangan. Permasalahan yang muncul diantaranya yaitu tidak terstrukturnya langkah kerja, ketidak sesuaian alat dan bahan dengan kegiatan praktikum, tujuan praktikum yang tidak sesuai dengan praktikum yang dilakukan, serta ada ketidak telitian pembuat DKL yang akan menyulitkan siswa dalam melakukan praktikum. Supriatno (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa hanya 24% dari DKL dapat dikerjakan dengan hasil sesuai dengan prosedur dan tuntas dari segi analisis data dan penarikan kesimpulan, sisanya yaitu sebesar 76% bermasalah dalam hal: (1) Penyusunan langkah kerja tidak teratur, (2) prosedur sulit dikerjakan dan tidak konsisten terhadap, (3) tabel data kaku dan menimbulkan miskonsepsi, dan (4) memerlukan waktu yang lama dalam hal menjalankan kegiatan.kondisi ini sangat disayangkan terutama dalam pembelajaran konsepkonsep biologi.ketidak sesuaian DKL yang beredar di lapangan merupakan salah satu kunci ketidak berhasilan praktikum untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ada (Supriatno, 2009). Menurut Novak dan Gowin (1984), diagram Vee dapat digunakan untuk melihat tahapan-tahapan dalam membentuk pengetahuan dan menghasilkan pengetahuan. Diagram Vee memiliki dua sisi penting yaitu sisi konseptual dan sisi

3 metodologi, dimana kedua sisi ini saling menunjang dalam pencapaian kegiatan ilmiah, dalam hal ini kegiatan praktikum. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2010),komponen pada diagram Vee, menggambarkan tahapan proses pembentukan pengetahuan dan produksi pengetahuan pada kegiatan praktikum. Penggunaan diagram Vee dapat membantu guru dalam merancang atau mengevaluasi DKL, agar DKL dapat menjalankan fungsinya dalam praktikum untuk mengarahkan siswa membentuk pengetahuan secara terstruktur. DKL merupakan salah satu media praktikum,yang akan digunakan siswa sebagai panduan melaksanakan kegiatan praktikum. Hal ini dapat membantu guru untuk memfasilitasi siswa dalam menghubungkan teori dan praktek, hingga membentuk pengetahuan dan hendaknya dapat mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang berlaku.tujuan kegiatan pembelajaran pada kegiatan praktikum, harus sesuai dengan tuntutan kurikulum (Rustaman dan Wulan, 2007).Namun berdasarkan kajian Supriatno (2009), menunjukkan bahwa DKL yang digunakan disekolah-sekolah belum atau tidak melalui proses uji coba sebelum diberikan kepada siswa. DKL yang dianalisis kebanyakan tidak menggunakan penyusunan DKL yang benar, tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kurang mengembangkan konsep yang dituntut berdasarkan kompetensi dasar dalam kurikulum.selain itu ketidak sesuaian pencapaian DKL ditemukan pada materi yang disampaikan.kesamaan materi antara SMP dan SMA ditemukan pada beberapa DKL praktikum, padahal jenjang kompetensi dasar yang dituntut jelas berbeda (Supriatno, 2007). Dalam dunia pendidikan nasional, merumuskan pembelajaran, pengajaran dan tujuan, baik tujuan pembelajaran ataupun Kompetensi Dasar, lebih sering menggunakan Taksonomi Bloom Revisi tahun 2001 (Gunawan dan Palupi, 2008).Taksonomi Bloom Revisi merupakan kerangka berpikir yang memudahkan guru untuk memetakan tingkatan proses kognitif dan tingkatan pengetahuan,baik pada pengajaran, pembelajaran dan penilaian (Anderson, et al., 2001). Dimensi proses kognitif dapat diidentifikasi melalui kata kerja oprasional dan dimensi pengetahuan dapat diidentifikasi dari kata benda. Pada DKL, terdapat komponen tujuan, langkah kerja dan pertanyaan pengarah yang dapat pula digunakan untuk mengungkap tingkatan kognitif dan tingkatan pengetahuan.

4 Materi pencemaran lingkungan merupakan salah satu materi yang tertera dalam Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik (KTSP) dan Kurikulum 2013 pada jenjang SMP dan SMA sehingga memungkinkan untuk dilaksanakan kegiatan praktikum baik SMP maupun SMA. Terdapat suatu kegiatan dalam pembelajaran pencemaran lingkungan yang menuntut siswa melakukan pemecahan masalah dan melakukan verifikasi.namun berdasarkan hasil observasi di lapangan, kegiatan praktikum pada materi pencemaran lingkungan jarang dilakukan dan hal ini yang menjadi daya tarik untuk meneliti kualitas DKL pencemaran lingkungan. Penelitian mengenai DKL telah ada sebelumnya yaitu menganalisis relevansi DKL dengan kompetensi dasar pada konsep struktur dan fungsi hewan (Aisya, 2013). Namun pada penelitian kali ini akan dikaji lebih mendalam mengenai kualitas DKL ditinjau dari struktur DKL dan ranah kognitif yang teridentifikasi dalam DKL materi pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, peneliti ingin menganalisis kualitas DKL materi pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA dengan melakukan uji coba DKL, kemudian dianalisis menggunakan diagram Vee untuk meninjau kualitas struktur DKL, dan menggunakan taksonomi Bloom revisi untuk meninjau ranah kognitif yang teridentifikasi dalam DKL. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimanakahkualitas Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) materi pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA?. C. Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitian yang dapat dikembangkan yaitu: 1. Bagaimanakah hasil uji coba DKL pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA? 2. Bagaimanakah struktur DKLmateri pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA?

5 3. Bagaimanakahranah kognitif yang teridentifikasi padadklmateri pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA? D. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kualitas DKL ditinjau dari struktur dan ranah kognitif yang teridentifikasi. Struktur mengungkap kelengkapan dan penilaian DKL berdasarkan diagram Vee, sedangkan ranah kognitif mengungkap dimensi proses kognitif C1-C6 dan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif) yang teridentifikasi berdasarkan taksonomi Bloom revisi. 2. Materiyang digunakan dibatasi pada materi pencemaran lingkungan yang dapat dipraktikumkan. 3. Desain Kegiatan Laboratorium(DKL) yang diambil dilapangan merupakan petunjuk praktikum berbentuk resep yang bersumber dari guru dan buku paket penerbit. E. Tujuan Penelitian Tujuan umumpenelitian ini adalah untuk mendeskripsikankualitas DKL materi pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA ditinjau dari struktur dan ranah kognitif yang teridentifikasi. Adapun tujuan khusus penelitian ini sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan hasil uji coba DKL pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA. 2. Mendeskripsikan struktur Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) materi pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA. 3. Mendeskripsikan ranah kognitif yang teridentifikasi pada Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) materi pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya yaitu:

6 1. Memberikan referensi khususnya kepada guru berupa arahan memilih DKL yang sesuai dengan kebutuhan siswa. 2. Memberikan informasi dan gambaran secara umum khususnya bagi gurumengenai kondisi kualitas DKL di lapangan sehingga dijadikan dasar pertimbangan dalam menggunakan DKL pada pembelajaran Biologi. 3. Memotivasi guru untuk membuat dan mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium sendiri yang akan digunakan sebagai petunjuk kegiatan praktikum bagi siswa. 4. Sebagai bahan masukan dan kajian dalam pengembangan Desain Kegiatan Laboratorium. G. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi secara umum adalah sebagai berikut: 1. BAB I Pendahuluan, berisi tentang: Latar belakang penulis mengenai masalah yang diambil ditunjang dengan teori dan pernyataan dari beberapa penelitian yang sejalan yaitu mengenai kegiatan praktikum.serta terdapat beberapa fakta mengenai kekurangan DKL yang diakibatkan dari struktur DKL, sehingga perlu dilakukan analisis dengan menggunakan Diagram Vee.Selain itu DKL harus dapat mencapai tujuan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum yang berlaku.penulis menggunakan taksonomi Bloom Revisi untuk melihat dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang teridentifikasi dalam DKL. Sehingga dari pemaparan diatas, penulis mengambil judul mengenai analisis kualitas pada Desain Kegiatan Laboratorium materi pencemaran lingkungan. Pemaparan bagian lain yang dilakukan yaitu rumusan masalah beserta pertanyaan penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II Dasar Teori, berisi tentang: Penjabaran teori-teori mengenai praktikum, DKL pada praktikum, komponen diagram Vee dan pemberian skor pada diagram Vee, Taksonomi Bloom revisi mengenai dimensi pengetahuan dan dimensi kognitifnya dan penelitian yang relevan yang pernah dilakukan. Penjabaran analisis Kompetensi Dasar dan penjabaran materi konseppencemaran lingkungan.

7 3. BAB III Metode Penelitian, berisi tentang: Penjabaran metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, penjabaran definisi operasional, populasi dan sampel, desain penelitian, instrumen penelitian dancara menganalisis data. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang: Pemaparan hasil penelitian disajikan dalam dua bagian yaitu temuan hasil penelitian berupa hasil uji cobadan hasil analisis datadkl pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA, serta pembahasan hasil penelitian.temuan dan pembahasan berkaitan dengan hasil uji coba DKL,analisis yang dilakukan,dan berdasarkan pertimbangan para ahli.berdasarkan hasil pembahasan tersebut, maka diharapkan semua pertanyaan penelitian dapat terjawab. 5. BAB V Simpulan, Implikasidan Rekomendasi berisi tentang: Penjabaran produk penelitian berupa jawaban pertanyaan penelitian atau rumusan masalah yang telah dilakukan diawal penelitian.implikasi dan rekomendasi ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian maupun penulis berikutnya yang berniat melakukan penelitian selanjutnya.