BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil survey lapangan mengenai desain praktikum pertumbuhan dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil survey lapangan mengenai desain praktikum pertumbuhan dan"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil survey lapangan mengenai desain praktikum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang telah dan biasa digunakan di 27 SMA Negeri kota Bandung (SMA Negeri 1 sampai SMA Negeri 27) menunjukkan bahwa terdapat kesamaan buku paket maupun LKS yang digunakan antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya. Jumlah desain praktikum yang diperoleh yaitu sembilan, terdiri dari tiga desain praktikum yang terdapat dalam buku paket, satu desain praktikum yang terdapat dalam LKS, dan lima desain praktikum yang dibuat oleh guru biologi di kawasan internal sekolahnya masingmasing. Desain praktikum yang terdapat dalam buku paket diberi kode B1, B2, B3, desain praktikum yang terdapat dalam LKS diberi kode L1, dan desain praktikum dari internal sekolah yang dibuat oleh guru biologi diberi kode G1, G2, G3, G4, dan G5 (lampiran A). Semua desain praktikum tersebut dianalisis keberadaan komponen-komponen diagram Vee-nya, mengenai pertanyaan fokus (focus question), objek/peristiwa (object/events), konsep/prinsip/teori (concept/principle/theory), pencatatan (records), transformasi (transformations), perolehan pengetahuan (knowledge claim) serta dilakukan analisis kriteria komponen diagram Vee untuk mengetahui penerapan metakognitif pada desain praktikum. Berikut ini merupakan tabel hasil analisis mengenai keberadaan komponen-komponen diagram Vee pada desain praktikum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 28

2 29 Tabel 4.1 Keberadaan Komponen-Komponen Diagram Vee dalam Desain Praktikum NO Komponen-Komponen Diagram Vee B 1 B 2 Kode Desain Praktikum B 3 L 1 G 1 G 2 G 3 G 4 G 5 1 Pertanyaan fokus 2 Objek/Peristiwa 3 Konsep 4 Prinsip Teori Pencatatan 7 Transformasi Perolehan Pengetahuan Keterangan : B = desain praktikum yang diambil dari buku paket L = desain praktikum yang diambil dari LKS G = desain praktikum yang dibuat oleh guru Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa pada umumnya desain praktikum yang dianalisis sudah mengandung komponen pertanyaan fokus, objek/peristiwa, konsep, pencatatan dan perolehan pengetahuan. Komponen yang masih jarang terdapat pada desain praktikum yaitu komponen prinsip, teori, dan transformasi. Adapun penjabaran keberadaan komponen-komponen diagram Vee pada setiap desain praktikum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah sebagai berikut:

3 30 1. Komponen Pertanyaan fokus pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Tabel 4.2 Komponen Pertanyaan fokus pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Kode Desain Pertanyaan fokus Praktikum B1 Bagaimanakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat gelap dan terang? B2 Bagaimanakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat gelap dan terang? B3 L1 G1 G2 G3 G4 G5 Bagaimanakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang merah dan jagung di tempat gelap dan terang? Bagaimanakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat gelap dan terang? Apa saja kondisi-kondisi yang diperlukan untuk perkecambahan biji kacang hijau? Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan kecambah kacang merah di tempat gelap dan terang? Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat gelap dan terang? Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat gelap dan terang? Bagaimanakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat gelap dan terang? 2. Komponen Objek/Peristiwa pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Tabel 4.3 Komponen Objek/Peristiwa pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Kode Desain Objek/Peristiwa Praktikum B1 Adanya perubahan biji kacang hijau menjadi kecambah, adanya perbedaan panjang kecambah kacang hijau di tempat terang dan gelap, serta adanya perbedaan warna daun kecambah kacang hijau di tempat terang dan gelap

4 31 Kode Desain Praktikum B2 B3 L1 G1 G2 G3 G4 G5 Objek/Peristiwa Adanya perubahan biji kacang hijau menjadi kecambah, adanya perbedaan panjang kecambah kacang hijau di tempat terang dan gelap, serta adanya perbedaan warna daun kecambah kacang hijau di tempat terang dan gelap Adanya perubahan biji kacang merah dan jagung menjadi kecambah, adanya perbedaan panjang kecambah kacang merah dan jagung di tempat terang dan gelap, serta adanya perbedaan warna daun kecambah kacang merah dan jagung di tempat terang dan gelap Adanya perubahan biji kacang hijau menjadi kecambah, adanya perbedaan panjang kecambah kacang hijau di tempat terang dan gelap, serta adanya perbedaan warna daun kecambah kacang hijau di tempat terang dan gelap. Pada tabung A biji kacang hijau berhasil berkecambah dengan warna daun hijau, pada tabung B biji kacang hijau tidak berhasil berkecambah, pada tabung C kacang hijau berhasil berkecambah dengan warna daunnya kuning, dan pada tabung D biji kacang hijau tidak berhasil berkecambah Adanya perubahan biji kacang merah menjadi kecambah, adanya perbedaan panjang kecambah kacang merah di tempat terang dan gelap, serta adanya perbedaan warna daun kecambah kacang merah di tempat terang dan gelap Adanya perubahan biji kacang hijau menjadi kecambah, adanya perbedaan panjang kecambah kacang hijau di tempat terang dan gelap, serta adanya perbedaan warna daun kecambah kacang hijau di tempat terang dan gelap Adanya perubahan biji kacang hijau menjadi kecambah, adanya perbedaan panjang kecambah kacang hijau di tempat terang dan gelap, serta adanya perbedaan warna daun kecambah kacang hijau di tempat terang dan gelap Adanya perubahan biji kacang hijau menjadi kecambah, adanya perbedaan panjang kecambah kacang hijau serta adanya perbedaan warna daun kecambah

5 32 3. Komponen Konsep, Prinsip, dan Teori pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Tabel 4.4 Komponen Konsep, Prinsip, dan Teori pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Kode Desain Konsep Prinsip Teori Praktikum B1 Perkecambahan, air, cahaya, tanah, kacang hijau Pertumbuhan kecambah dipengaruhi oleh cahaya -Cahaya mempengaruhi hormon auksin -Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil -Cahaya mempengaruhi proses etiolasi B2 Perkecambahan, sinar matahari, kacang hijau Pertumbuhan kecambah dipengaruhi oleh cahaya -Cahaya mempengaruhi hormon auksin -Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil -Cahaya mempengaruhi proses etiolasi B3 Perkecambahan, cahaya, air, kacang merah, jagung Pertumbuhan kecambah dipengaruhi oleh cahaya - L1 Perkecambahan, cahaya, tanah, air, kacang hijau Pertumbuhan kecambah dipengaruhi oleh cahaya -Cahaya mempengaruhi hormon auksin -Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil -Cahaya mempengaruhi proses etiolasi G1 Perkecambahan, air, cahaya, oksigen, temperatur, kacang hijau, kapas Pertumbuhan kecambah dipengaruhi oleh cahaya dan temperatur -Cahaya mempengaruhi hormon auksin, etiolasi, dan pembentukan klorofil - Temperatur mempengaruhi metabolisme kecambah G2 G3 Perkecambahan, cahaya, kacang hijau, air, tanah Perkecambahan, cahaya, tanah kacang merah

6 33 Kode Desain Praktikum G4 G5 Konsep Prinsip Teori Perkecambahan, cahaya, kacang hijau, air, tanah Perkecambahan, cahaya, kacang hijau, kapas, air Komponen Pencatatan/Transformasi pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Tabel 4.5 Komponen Pencatatan/Transformasi pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Kode Desain Pencatatan Transformasi Praktikum B1 B2 B3 Mencatat tinggi kecambah kacang hijau mulai hari pertama sampai hari ketujuh Mencatat tinggi kecambah kacang hijau mulai hari pertama sampai hari ke lima Mencatat tinggi kecambah kacang merah dan jagung setelah tiga hari Mentransformasikan data dari tabel hasil pengamatan ke dalam bentuk grafik Mentransformasikan data dari tabel hasil pengamatan ke dalam bentuk grafik - L1 Mencatat tinggi kecambah kacang hijau mulai hari pertama sampai hari ketujuh - G1 Mencatat kondisi biji kacang hijau (berkecambah tidaknya) selama beberapa hari - G2 G3 Mencatat tinggi kecambah kacang merah mulai hari pertama sampai hari ketujuh Mencatat tinggi kecambah kacang hijau mulai hari pertama sampai hari kesepuluh Mentransformasikan data dari tabel hasil pengamatan ke dalam bentuk grafik Mentransformasikan data dari tabel hasil pengamatan ke dalam bentuk grafik

7 34 Kode Desain Praktikum G4 G5 Pencatatan Mencatat tinggi kecambah kacang hijau mulai hari pertama sampai hari ketujuh Mencatat tinggi kecambah kacang hijau mulai hari pertama sampai hari ketujuh Transformasi Mentransformasikan data dari tabel hasil pengamatan ke dalam bentuk grafik Mentransformasikan data dari tabel hasil pengamatan ke dalam bentuk grafik 5. Komponen Perolehan Pengetahuan pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Tabel 4.6 Komponen Perolehan Pengetahuan pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Kode Desain Perolehan Pengetahuan Praktikum B1 Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau sebab tinggi kecambah di tempat gelap lebih tinggi daripada di tempat terang B2 B3 L1 Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau sebab tinggi kecambah di tempat gelap lebih tinggi daripada di tempat terang Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan kecambah kacang merah dan jagung sebab tinggi kecambah di tempat gelap lebih tinggi daripada di tempat terang Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau sebab tinggi kecambah di tempat gelap lebih tinggi daripada di tempat terang G1 G2 G3 G4 G5 Ketersediaan air, cahaya, dan temperatur mempengaruhi perkecambahan biji kacang hijau Pertumbuhan kecambah kacang merah di tempat gelap lebih tinggi daripada di tempat terang Pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat gelap lebih tinggi daripada di tempat terang Pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat gelap lebih tinggi daripada di tempat terang Pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat gelap lebih tinggi daripada di tempat terang

8 35 Semua komponen-komponen diagram Vee pada desain praktikum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Tabel 4.2, Tabel 4.3, Tabel 4.4, Tabel 4.5, dan Tabel 4.6) dianalisis keberadaan kriterianya berdasarkan kriteria diagram Vee (Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3, Tabel 3.4, dan Tabel 3.5). Berikut ini merupakan tabel hasil analisis keberadaan kriteria setiap komponen-komponen diagram Vee pada desain praktikum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tabel 4.7 Keberadaan Kriteria Komponen Diagram Vee pada Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan NO Komponen-Komponen Diagram Vee Keberadaan Kriteria Komponen-Komponen Diagram Vee pada Kode Desain Praktikum Desain Praktikum B 1 B 2 B 3 L 1 G 1 G 2 G 3 G 4 G 5 1 Pertanyaan fokus Objek/Peristiwa Konsep/Prinsip/Teori Pencatatan/Transformasi Perolehan Pengetahuan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada umumnya komponen-komponen diagram Vee yang terdapat pada desain praktikum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan belum memenuhi kriteria ideal yang telah dikemukakan oleh Novak & Gowin (1985). Pada Tabel 4.7 setiap komponen yang telah memenuhi kriteria ideal akan memiliki kriteria maksimal tiga untuk komponen pertanyaan fokus dan objek/peristiwa. Komponen diagram Vee yang terdiri dari komponen konsep, prinsip, dan teori, pencatatan/transformasi serta perolehan pengetahuan, akan memiliki kriteria maksimum empat jika memenuhi kriteria ideal yang telah ditentukan.

9 36 B. Pembahasan Analisis Keberadaan Komponen-Komponen Diagram Vee pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Berikut pemaparan hasil analisis keberadaan komponen-komponen diagram Vee pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. 1. Analisis Keberadaan Komponen Pertanyaan Fokus Berdasarkan Tabel 4.1 komponen pertanyaan fokus sudah dapat diidentifikasi dari semua desain praktikum yang dinalisis. Hasil analisis persentase keberadaan kriteria pertanyaan fokus pada Tabel 4.7 ditunjukkan oleh gambar di bawah ini. Kriteria 1 33% Kriteria 3 67% Gambar 4.1 Hasil Persentase Keberadaan Kriteria Pertanyaan Fokus pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Keterangan : Kriteria 1 = Pertanyaan fokus dapat diidentifikasi, tetapi tidak mengandung bagian konseptual terutama prinsip Kriteria 3 = Pertanyaan fokus dengan jelas dapat diidentifikasi, meliputi bagian konseptual yang dapat digunakan serta mendukung peristiwa utama dan memperkuat objek

10 37 Gambar 4.1 menunjukkan bahwa 67% keberadaan komponen pertanyaan fokus pada desain praktikum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan berada pada kriteria 3 dan 33% berada pada kriteria 1. Komponen pertanyaan fokus pada desain praktikum dapat diketahui bahwa desain praktikum B1, B2, B3, L1, G1 dan G5 berada pada kriteria 3 (Tabel 4.7) yaitu pertanyaan fokus dengan jelas dapat diidentitifikasi, meliputi bagian konseptual terutama prinsip yang dapat digunakan serta mendukung peristiwa utama dan memperkuat objek. Contoh dari pertanyaan fokus yang termasuk kriteria 3, misalnya pada desain praktikum B1 yaitu bagaimanakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat gelap dan terang?. Berdasarkan hasil pengamatan objek/peristiwa yang terjadi yaitu adanya perubahan biji kacang hijau menjadi kecambah, adanya perbedaan panjang kecambah kacang hijau di tempat terang dan gelap, serta adanya perbedaan warna daun kecambah kacang hijau di tempat terang dan gelap (Gambar B.1 dan Gambar B.2 pada Lampiran B). Dengan demikian, pertanyaan fokus tersebut mendukung peristiwa dan memperkuat objek. Berbeda halnya dengan desain praktikum G2, G3 dan G4 berada pada kriteria 1 (Tabel 4.7) yaitu pertanyaan fokus sudah memfokuskan pada objek yang harus diamati namun belum mengandung bagian konseptual terutama prinsip. Pertanyaan fokus pada hampir seluruh desain praktikum lebih memfokuskan pada pengaruh cahaya terhadap perkecambahan, kecuali pada desain praktikum G1 yang melibatkan banyak variabel yaitu pengaruh cahaya, temperatur, dan air (Lampiran A). Komponen pertanyaan fokus sangat penting dalam suatu desain kegiatan praktikum. Jika pertanyaan fokus dari suatu desain praktikum tersebut sulit teridentifikasi maka akan menyulitkan pada objek/peristiwa yang harus diobservasi oleh siswa. Hal ini dikarenakan

11 38 pertanyaan fokus membimbing dan mengarahkan pada objek/peristiwa yang sedang diobservasi (Novak & Gowin, 1985). Pertanyaan fokus dalam suatu desain praktikum dapat mengembangkan metakognitif siswa, karena pertanyaan fokus mengarahkan pada tujuan kegiatan praktikum yang harus dicapai oleh siswa, sehingga dapat meningkatkan kesadaran siswa (self awarnes) dalam menetapkan tujuan kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan. Sebagaimana pendapat Sapa at (2008), salah satu tahapan strategi metakognitif yang dapat dikembangkan untuk meraih kesuksesan belajar siswa, diantaranya yaitu tahap proses sadar belajar yang meliputi proses untuk menetapkan tujuan belajar. Dengan adanya kesadaran siswa pada pertanyaan fokus, bisa meningkatkan self monitoring dan self control pada pengetahuan awal yang siswa miliki. Jika siswa tidak memiliki pengetahuan awal yang mendukung terjawabnya pertanyaan fokus, siswa akan menyadari salah satu kekurangan dalam dirinya yaitu kurang mempersiapkan pengetahuan awal demi mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai pendapat Perfect & Schwartz (2002) yang menyatakan bahwa metakognitif merupakan pengetahuan mengenai dirinya sendiri meliputi kelebihan serta kekurangannya yang meliputi monitoring dan kontrol. Dengan adanya kemampuan metakognitif tersebut selama proses pembelajarannya siswa akan mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimilikinya dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif dalam mencapai tugas belajarnya. Selain itu, dengan adanya kesadaran siswa mengenai pertanyaan fokus yang harus dijawab setelah melaksanakan kegiatan praktikum, siswa akan mulai menyadari dan mencari tahu apa yang belum diketahui dan apa yang harus diketahuinya. Hal ini didukung oleh pendapat Blakey & Spence (1990) yang menyatakan

12 39 bahwa untuk memulai aktivitas belajar, siswa memerlukan suatu kesadaran tentang pengetahuannya yaitu mengenai apa yang telah diketahui serta apa yang ingin dipelajari dalam suatu topik, dan pengetahuan mengenai apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui tersebut adalah pengetahuan metakognitif. 2. Analisis Keberadaan Komponen Objek/Peristiwa Berdasarkan Tabel 4.1 komponen objek/peristiwa dari berbagai desain praktikum yang dianalisis pada umumnya sudah dapat teridentifikasi dan menghadirkan fakta-fakta mengenai perbedaan perkecambahan kacang hijau di tempat gelap dan terang, yaitu adanya perubahan biji kacang hijau menjadi kecambah, adanya perbedaan panjang kecambah kacang hijau, serta adanya perbedaan warna daun kecambah kacang hijau di tempat terang dan gelap (Tabel 4.3, Lampiran B). Adapun hasil analisis persentase keberadaan kriteria objek/peristiwa pada Tabel 4.7 ditunjukkan oleh gambar di bawah ini. Kriteria 3 11% Kriteria 2 89%

13 40 Gambar 4.2 Hasil Persentase Kriteria Objek/Peristiwa pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Keterangan : Kriteria 2 = Peristiwa utama atau objek dapat diidentifikasi dan konsisten dengan pertanyaan fokus Kriteria 3 = Peristiwa utama atau objek dapat diidentifikasi dan konsisten dengan pertanyaan fokus, serta mendukung dengan apa yang akan ditulis Gambar 4.2 menunjukkan bahwa 11% keberadaan komponen objek/peristiwa pada desain praktikum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan berada pada kriteria 2 dan 89% berada pada kriteria 3. Berdasarkan Tabel 4.7, dapat diketahui bahwa komponen objek/peristiwa pada hampir seluruh desain praktikum berada pada kriteria 2 yaitu objek/peristiwa sudah dapat teridentifikasi dan konsisten dengan pertanyaan fokus, namun tidak semua objek/peristiwa yang teramati ada petunjuk atau perintah untuk melakukan pencatatan data (record). Pencatatan data yang teridentifikasi hanya perintah mencatat batang kecambah di tempat terang dan gelap, padahal fakta-fakta yang teramati ketika mengobservasi objek/peristiwa, dapat mendukung pada keterlibatan konseptual terutama teori, misalnya pada desain praktikum B1 dan L1 (Lampiran A). Pada desain praktikum B1 terdapat pertanyaan pengarah : apa akibatnya jika kecambah disimpan di tempat gelap untuk waktu yang lama? jelaskan! dan pertanyaan pengarah pada desain praktikum L1 yaitu dapatkah kecambah tumbuh baik bila terus disimpan di tempat gelap? jelaskan!. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan melibatkan fakta dari objek/peristiwa yang teridentifikasi yaitu warna daun kecambah di tempat gelap warnanya kuning sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis untuk kelangsungan pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan biji yang tidak diterangi cahaya, helai daun tidak mampu berubah menjadi

14 41 warna hijau. Setelah biji kehabisan cadangan makanannya, biji yang berbentuk gelendong berhenti tumbuh dan kemudian mati (Campbell et al., 2003). Keberadaan objek/peristiwa pada desain praktikum G1 berada pada kriteria 3 (Tabel 4.7) yaitu objek/peristiwa yang teridentifikasi konsisten dengan pertanyaan fokus dan mendukung pada apa yang harus dicatat pada tabel pengamatan. Komponen objek/peristiwa sangat penting dalam kegiatan praktikum, sebab fakta-fakta selama kegiatan praktikum akan teramati ketika mengobservasi objek/peristiwa sehingga siswa dituntut untuk menyadari dan mengetahui apa yang harus diobservasinya selama kegiatan praktikum. Dengan demikian, keberadaan objek/peristiwa dapat memfasilitasi metakognitif siswa, karena jika objek/peristiwa dari suatu kegiatan praktikum tidak teramati maka tidak akan terbentuk perolehan pengetahuan, hal ini disebabkan bahwa objek/peristiwa merupakan dasar dari pembentukan pengetahuan (Novak & Gowin, 1985). Pernyataan tersebut juga didukung oleh Millar (2004) yang menyatakan bahwa tugas pertama siswa dalam kegiatan praktikum yaitu mampu mengidentifikasi objek dan peristiwa, karena objek dan peristiwa merupakan akar dari pembentukan perolehan pengetahuan. 3. Analisis Keberadaan Komponen Konsep, Prinsip, dan Teori Berdasarkan Tabel 4.1 keberadaan komponen konsep sudah terdapat pada seluruh desain praktikum. Namun, komponen prinsip dan teori belum sepenuhnya terdapat pada seluruh desain praktikum (Tabel 4.1). Hasil analisis persentase keberadaan kriteria pertanyaan fokus pada Tabel 4.7 ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

15 42 Kriteria 4 33% Kriteria 1 34% Kriteria 3 22% Kriteria 2 11% Gambar 4.3 Hasil Persentase Keberadaan Kriteria Konsep, Prinsip, dan Teori pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Keterangan Kriteria 1 = Terdapat konsep, tetapi tanpa prinsip dan teori Kriteria 2 = Terdapat konsep dan prinsip, atau terdapat konsep dan teori Kriteria 3 =Terdapat konsep dan prinsip methodological dan prinsip konseptual, atau terdapat konsep, salah satu prinsip, dan teori Kriteria 4 = Terdapat konsep, dua bentuk prinsip (prinsip methodological dan konseptual) Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa pada desain praktikum yang berada pada kriteria 4 yaitu 34%. Menurut Novak & Gowin kriteria 4 yaitu komponen konsep, prinsip, dan teori yang relevan dapat teridentifikasi. Desain praktikum yang berada pada kriteria 4 adalah desain praktikum L1, G1 dan G5 (Tabel 4.7). Misalnya, pada desain praktikum L1 (Lampiran A) yang sudah melibatkan komponen konseptual yang meliputi konsep, prinsip dan teori. Adapun konsep-konsep yang terdapat dalam desain praktikum tersebut yaitu konsep perkecambahan, cahaya, air, tanah dan kacang hijau. Prinsip yang terkandung dalam desain praktikum tersebut yaitu perkecambahan biji kacang hijau dipengaruhi oleh cahaya. Prinsip tersebut dapat teridentifikasi berdasarkan adanya pertanyaan pengarah yaitu dari hasil pengamatan perbedaan apakah yang terjadi dari

16 43 kedua macam pot tersebut!, dan bagaimana pengaruh cahaya pada pertumbuhan!. Pertanyaan tersebut mengarahkan siswa untuk menjawab bagaimana (how) objek dan peristiwa terjadi karena prinsip itu menjawab bagaimana (how) objek dan peristiwa terjadi (Novak & Gowin, 1985). Selain itu, desain praktikum L1 juga sudah melibatkan teori. Hal ini bisa terlihat dengan adanya pertanyaan pengarah yaitu dapatkah kecambah tumbuh baik bila terus disimpan di tempat gelap? Jelaskan!, dan mana yang lebih cepat pertumbuhannya di tempat gelap atau di tempat terang?. Pertanyaan tersebut mengarahkan siswa untuk menjawab mengapa (why) objek/peristiwa yang teramati bisa terjadi. Menurut Novak & Gowin (1985) teori adalah hubungan antara konsep dan prinsip dalam menggambarkan suatu peristiwa serta menjawab mengapa (why) objek dan peristiwa itu terjadi. Berbeda halnya, dengan keberadaan kriteria komponen konsep, prinsip, dan teori pada desain praktikum G1, G2, dan G3 berada pada kriteria 1 (Tabel 4.7). Hal ini dikarenakan belum teridentifikasinya prinsip dan teori. Pada desain praktikum G1, G2, dan G3 (Lampiran A), siswa dituntut untuk melakukan pengamatan, mengisi tabel pengamatan dan membuat grafik, kemudian siswa langsung diminta untuk menarik kesimpulan. Hal tersebut dapat merupakan salah satu faktor penyebab kegiatan praktikum menjadi kurang bermakna. Sebagaimana dikemukakan oleh Novak & Gowin (1985) pada umumnya kegiatan praktikum di sekolah mengharuskan para siswa untuk membuat catatan mengenai objek dan peristiwa yang telah diobservasinya, kemudian merubahnya ke dalam bentuk grafik, atau diagram, serta membuat perolehan pengetahuan berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukannya. Namun, kegiatan yang dilakukan siswa tersebut seringkali menjadi kurang bermakna. Hal ini dikarenakan selama kegiatan praktikum siswa kurang

17 44 melibatkan konsep, prinsip, dan teori yang relevan untuk memahami objek atau kejadian yang sedang diobservasi sehingga pada akhirnya siswa kurang menyadari mengapa harus membuat catatan hasil pengamatan, mengapa kesimpulan yang dibuatnya salah, atau tidak sesuai ketika dicocokan dengan teori dalam buku teks. Hal ini sesuai dengan pendapat Alvarez (2007) yang menyatakan bahwa aktivitas metodologikal selama kegiatan praktikum yang tidak dibimbing oleh komponen konseptual maka tidak ada hubungan yang aktif antara aktifitas berpikir dengan aktifitas yang dilakukan. Dengan demikian, keterlibatan konsep, prinsip, dan teori sangat penting dalam suatu desain praktikum karena dapat memfasilitasi metakognitif siswa dalam memahami objek/peristiwa yang diobservasinya. 4. Analisis Keberadaan Komponen Pencatatan/Transformasi Berdasarkan Tabel 4.1 komponen pencatatan pada umumnya sudah dapat teridentifikasi pada seluruh desain praktikum, sedangkan komponen transformasi belum sepenuhnya terdapat dalam desain praktikum. Berikut ini merupakan hasil analisis persentase keberadaan kriteria pencatatan/transformasi pada Tabel 4.7 yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

18 45 Kriteria 2 33% Kriteria 4 67% Gambar 4.4 Hasil Persentase Keberadaan Kriteria Pencatatan/Transformasi pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Keterangan : Kriteria 2 =Kegiatan pencatatan atau transformasi atau peristiwa dapat diidentifikasi Kriteria 4 = Kegiatan pencatatan dapat diidentifikasi pada kegiatan utama; transformasi konsisten dengan pertanyaan fokus dan tingkat kualitas serta kemampuan siswa Gambar 4.4 menunjukkan bahwa 67% desain praktikum berada pada kriteria 4 yaitu kegiatan pencatatan dan transformasi sudah teridentifikasi dan sesuai dengan pertanyaan fokus. Adapun desain praktikum yang berada pada kriteria 4 adalah B1, B2, G2, G3, G4, dan G5 (Tabel 4.7). Berbeda halnya dengan desain praktikum B3, L1, dan G1 (Tabel 4.7) yang berada pada kriteria 2 (33%) yaitu kegiatan pencatatannya sudah teridentifikasi, namun kegiatan transformasi belum teridentifikasi. Jika komponen transformasi tersebut jarang dimiliki oleh desain praktikum maka kurang meningkatkan kesadaran diri (self awarnes) siswa karena transformasi dapat menyadarkan siswa mengenai hubungan antar konsep yang telah dicatat sehingga mempermudah para

19 46 siswa untuk membentuk perolehan pengetahuan (Novak & Gowin, 1985). Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Thiessen (1993) yang menyatakan bahwa aktivitas pencatatan dan transformasi merupakan kegiatan pencatatan fakta dari hasil observasi objek/peristiwa yang melibatkan reorganisasi dan penyusunan kembali hasil pencatatan fakta tersebut sehingga memungkinkan untuk terjadinya pembuatan tabel, charta, grafik, dan lain sebagainya sesuai kesimpulan yang diharapkan. Kegiatan pencatatan/transformasi ini sangat penting dalam kegiatan praktikum, karena dapat menyadarkan siswa pada pengetahuan awal dan tujuan praktikum yang harus dicapai. Hal ini dikarenakan, sebelum siswa mencatat data maupun peristiwa, siswa harus mempertimbangkan terlebih dahulu tujuan yang diharapkan dalam desain praktikum. Hal tersebut dapat tercapai jika siswa telah memiliki pengetahuan awal dan mampu menerapkannya dalam transformasi data yang tepat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Swami & Shields (2003) bahwa penentuan bentuk transformasi yang paling tepat, baik ke dalam bentuk tabel, grafik, charta, maupun secara statistik dipengaruhi oleh pengetahuan awal siswa sehingga siswa dapat memonitor pengetahuannya sendiri serta dapat menunjang pembentukan pengetahuan baru secara mandiri. Dengan demikian, transformasi dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan metakognitif karena dapat menyadarkan siswa pada apa yang harus dilakukan dan memonitor pengetahuannya dalam pembentukan perolehan pengetahuan. 5. Analisis Keberadaan Perolehan Pengetahuan Berdasarkan Tabel 4.7 komponen perolehan pengetahuan pada beberapa desain praktikum sudah dapat teridentifikasi. Berikut ini merupakan hasil analisis persentase

20 47 keberadaan kriteria perolehan pengetahuan pada Tabel 4.7 yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini. Kriteria 3 33% Kriteria 1 34% Kriteria 2 33% Gambar 4.5 Hasil Persentase Keberadaan Kriteria Perolehan Pengetahuan pada Desain Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Kriteria 1 = Tidak ada perolehan pengetahuan yang dapat diidentifikasi. Kriteria 2 = Perolehan pengetahuan tidak mengandung bagian konseptual terutama prinsip Kriteria 3 = Perolehan pengetahuan tidak konsisten dengan data dan atau peristiwa yang dicatat dan ditransformasikan atau perolehan pengetahuan sudah mengandung sisi konseptual Gambar 4.5 menunjukkan 33% desain praktikum berada pada kriteria 3 yaitu perolehan pengetahuan mengandung konsep-konsep yang sesuai dengan pertanyaan fokus dan sesuai dengan hasil pencatatan dan transformasi. Desain praktikum yang berada pada kriteria 3 adalah B1, B2, dan G5 (Tabel 4.7). Desain praktikum yang berada pada kriteria 2 yaitu B3, L1, dan G1 (Tabel 4.7) yaitu desain praktikum yang belum teridentifikasi komponen transformasinya. Berbeda halnya dengan desain praktikum G2, G3, G4 berada pada kriteria 1 (Tabel 4.7) yaitu perolehan pengetahuan belum sepenuhnya melibatkan komponen konseptual terutama prinsip dan teori yang merupakan bagian dari sisi kiri

21 48 diagram Vee. Perolehan pengetahuan merupakan jawaban dari pertanyaan fokus. Perolehan pengetahuan dapat terbentuk berdasarkan hasil observasi siswa terhadap objek maupun peristiwa yang terjadi selama kegiatan praktikum. Pernyataan tersebut harus menciptakan interaksi antara bagian pengetahuan dengan bagian metodologikal. Menurut Novak & Gowin (1985) hal yang paling penting dalam perolehan pengetahuan yaitu terdapatnya konsep, prinsip, dan teori, yang membimbing pengumpulan data atau transformasi data (Novak & Gowin, 1985). Perolehan pengetahuan ini merupakan bagian yang penting karena terjadi konstruksi kognitif siswa, yaitu siswa mengaitkan pengetahuan lamanya dengan fakta yang diperolehnya sehingga terbentuk pengetahuan baru (Thiessen, 1993). Komponen diagram Vee tersebut juga dapat berperan sebagai perangkat untuk mengembangkan kemampuan metakognitif serta dapat membentuk keterkaitan antara pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan baru yang diperolehnya. Hal ini didukung oleh pendapat Novak (1990) yang menyatakan diagram Vee merupakan metakognitif untuk memfasilitasi pemahaman pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan oleh Livingston (1997) yang menyatakan bahwa kemampuan metakognitif adalah kemampuan tingkat tinggi karena kemampuan ini meliputi pengontrolan aktif terhadap kognitifnya selama proses belajar hingga mencapai tujuan yang diharapkannya, seperti pengontrolan terhadap memori, pemahaman, analisis, aplikasi, dan kemampuan sintesisnya. Selain itu, dalam memperoleh pengetahuannya diagram Vee dapat membantu siswa untuk berpikir lebih baik dengan cara mengorganisir konsep secara lebih koheren (saling terpadu atau relevan) dan komprehensif (menyeluruh) sehingga dalam melaksanakan kegiatan praktikum menjadi

22 49 lebih efisien dan produktif, serta siswa juga merasa lebih baik mengenai dirinya karena mereka memahami apa yang mereka lakukan (Novak & Gowin, 1985). Selain itu, komponen diagram Vee membimbing siswa selama proses penemuan (inquiri) perolehan pengetahuan (Evren & Sulun, 2010).

BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN A. Metakognitif Metakognitif berasal dari kata meta yang artinya diatas dan kognitif artinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Metakognitif yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Perlu dijelaskan secara operasional beberapa pengertian yang digunakan dalam penelitian ini agar tidak menimbulkan salah tafsir. Penjelasan tersebut meliputi:.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada hakekatnya harus dapat memberikan kesempatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada hakekatnya harus dapat memberikan kesempatan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran pada hakekatnya harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri (Hamzah, 2008). Pembelajaran seperti ini penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) Desain Kegiatan Laboratorium merupakan suatu pedoman atau petunjuk untuk melakukan suatu kegiatan praktikum. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Analisis Struktur Desain Kegiatan Laboratorium () Analisis struktur yang dimaksud pada penelitian ini adalah analisis keberadaan dan kualitas dari lima

Lebih terperinci

2015 ANALISIS STRUKTUR, KEMUNCULAN FAKTA DAN PROSES TRANSFORMASI PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM SISTEM RESPIRASI

2015 ANALISIS STRUKTUR, KEMUNCULAN FAKTA DAN PROSES TRANSFORMASI PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM SISTEM RESPIRASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan praktikum memiliki kedudukan penting dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains, khususnya Biologi. Sains merupakan pengetahuan yang telah disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Analisis Struktur Analisis struktur yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu dilakukan pemecahan setiap aspek yang ada pada desain kegiatan laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan terhadap desain kegiatan laboratorium konsep yang digunakan oleh SMA di Kota Bandung. Populasi penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Subjek dari penelitian ini meliputi seluruh kegiatan laboratorium SMA di Kota Bandung kelas XI IPA yang dijadikan rujukan pembelajaran. Sampel yang diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Saat ini, kurikulum yang baru saja diterapkan di Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Merah

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Merah LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Merah Disusun oleh (XII IPA 6): M. Tri Rizky Moh Victor Farid Hakim Ni Putu Tiya Febriyanti Ni Putu Wiwik Pratiwi

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENGAMATAN MENGAMATI PERKECAMBAHAN KACANG IJO

LAPORAN HASIL PENGAMATAN MENGAMATI PERKECAMBAHAN KACANG IJO LAPORAN HASIL PENGAMATAN MENGAMATI PERKECAMBAHAN KACANG IJO Kelompok 1 : Aditya Chandra B Dimas Yanuar D Jun Ho Choi Nalendra Zullfahmi Rheditia Ferdiansyah Thirza Anugrah KATA PENGANTAR Pertama-tama kami

Lebih terperinci

Laporan Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Buncis

Laporan Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Buncis Laporan Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Buncis Disusun oleh: Dina Putri Wijayanti/ 06 Retno Dwi Novianti/ 17 Rory Anggi Okta Senora/ 18 Rukmana Puspita Dewi/ 19 MADRASAH ALIYAH NEGERI 2

Lebih terperinci

DAFTAR ISI UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v vii viii x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Batasan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITASDESAIN KEGIATAN LABORATORIUM (DKL)MATERI PENCEMARAN LINGKUNGANJENJANG SMP DAN SMA

ANALISIS KUALITASDESAIN KEGIATAN LABORATORIUM (DKL)MATERI PENCEMARAN LINGKUNGANJENJANG SMP DAN SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pembelajaran sains lebih menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Hal ini dikarenakan pembelajaran sains memiliki objek kajian berupa

Lebih terperinci

ISSN: Quagga Volume 9 No.2 Juli 2017

ISSN: Quagga Volume 9 No.2 Juli 2017 VEE DIAGRAM DIPADU CONCEPT MAP SEBAGAI ALAT KONSEPTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA Handayani Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kuningan handa_yani08@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

pengaruh cahaya terhadap tumbuhan kacang hijau

pengaruh cahaya terhadap tumbuhan kacang hijau MAKALAH PRAKTIKUM BIOLOGI pengaruh cahaya terhadap tumbuhan kacang hijau TO: SULASFRI, S.Pd NAMA KELOMPOK: ASEP ASTRIANTO (31) BAGUS MASITTO PUTRA (04) 1 SMA NEGERI 1 SEKARAN ( pengaruh cahaya terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan terhadap desain kegiatan laboratorium mengenai konsep protista yang digunakan di SMA Negeri dan Swasta di Kota Bandung.

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau

Laporan Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau Laporan Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya

Lebih terperinci

Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau

Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau i Daftar Isi Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan dan Manfaat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dan non hayati. Berada di bawah garis khatulistiwa membuat Indonesia menjadi negara yang subur. Dengan

Lebih terperinci

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau Laporan Praktikum Biologi : Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau Kelompok : 1 Aditya Dedi Setyawan 2 Ilhamsyah Dwi Kurniawan P 3 Junita Putri 4 Kezia Angelica Suharto 5 Michael Sugita Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

SUPARMUJI, S.Pd NIP

SUPARMUJI, S.Pd NIP DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 Setiap makhluk hidup pasti mengalami masa kecil, karena hidup adalah sebuah proses. Dimana semua makhluk hidup pasti tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran biologi bukan sekedar pemaparan pengetahuan saja, melainkan harus direncanakan suatu proses yang melibatkan siswa untuk aktif menemukan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas usaha dari manusia untuk meningkatkan kepribadian dan kecerdasan. Usaha ini dapat dilakukan dengan membina potensi atau kemampuan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DAUN SAWI (Brassica juncea L.) Morfogenesis Tumbuhan - Yudrik Lathif Universitas Negeri Malang 2016

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DAUN SAWI (Brassica juncea L.) Morfogenesis Tumbuhan - Yudrik Lathif Universitas Negeri Malang 2016 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DAUN SAWI (Brassica juncea L.) Morfogenesis Tumbuhan - Yudrik Lathif Universitas Negeri Malang 2016 Latar Belakang Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai

Lebih terperinci

MENGAMATI PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU

MENGAMATI PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU MENGAMATI PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU 05115011 Rodiyah TUGAS TIK UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2015 http://narotama.ac.id PERCOBAAN PERTUMBUHAN PERKECAMBAHAN Tujuan : Untuk membandingkan pertumbuhan

Lebih terperinci

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Disusun oleh: Yulianus Kotouki Nim : 10414003 Prodi : Biologi PROGRAM STUDY BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI INTERNASIONAL WOMEN

Lebih terperinci

Pengaruh Oksigen terhadap Kecepatan Pertumbuhan Kacang Hijau

Pengaruh Oksigen terhadap Kecepatan Pertumbuhan Kacang Hijau Pengaruh Oksigen terhadap Kecepatan Pertumbuhan Kacang Hijau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KECEPATAN PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU

LAPORAN PRAKTIKUM KECEPATAN PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU LAPORAN PRAKTIKUM KECEPATAN PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU Kelompok : 5 Nama Anggota : Andi Moeh. Fahril Denia Alya Tsary M. Iqbal Tawakal Nurul Firdayanti SMA NEGERI 13 JAKARTA UTARA Jalan Seroja No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Biologi bertujuan membuat siswa mampu memahami konsepkonsep Biologi, mampu mengaplikasikan konsep yang dipelajari, mampu mengkaitkan satu konsep

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Biologi

Antiremed Kelas 12 Biologi Antiremed Kelas 12 Biologi UTS BIOLOGI latihan 1 Doc Name : AR12BIO01UTS Version : 2014-10 halaman 1 01. Perhatikan grafik hasil percobaan pertumbuhan kecambah di tempat gelap, teduh, dan terang berikut:

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII-IPA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII-IPA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII-IPA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN Nama Anggota Kelompok : Citaria Triwahyuni XII-IPA/06 Gregorius Aditya PN XII-IPA/10 Maria Vianney Wulan K XII-IPA/13 Natalia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, melalui pendekatan inkuiri pada subkonsep faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dilakukan dalam

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN Tujuan Pembelajaran: 1. Mengidentifikasi faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan 2. Merancang percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan 3. Menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Endro Widodo, 2014 Efektivitas pembelajaran berbasis praktikum pada uji zat makanan di kelas XI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Endro Widodo, 2014 Efektivitas pembelajaran berbasis praktikum pada uji zat makanan di kelas XI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan sebuah proses yang sangat penting dan diperlukan dalam sepanjang perjalanan kehidupan manusia. Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

I. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan fisik dan kimiawi.

I. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan fisik dan kimiawi. I. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit III. keras dengan fisik dan kimiawi. Tinjauan Pustaka Biji terdiri dari embrio, endosperma,

Lebih terperinci

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon PERKECAMBAHAN 1. Pengertian Perkecambahan merupakan proses metabolism biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikal). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan (how to know). Oleh karena itu kegiatan laboratorium atau kerja

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan (how to know). Oleh karena itu kegiatan laboratorium atau kerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar sains merupakan proses aktif yang membangun kemampuan siswa untuk berinkuiri dan menemukan peristiwa alam (Collins, 2000 & Millar, 2004). Pembelajaran sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mivtha Citraningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mivtha Citraningrum, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi ialah ilmu tentang makhluk hidup atau kajian saintifik tentang kehidupan (Campbell et al., 2010). Sebagai ilmu, biologi mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi sumber makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Peningkatan petumbuhan jumlah penduduk

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU. Disusun oleh: Madania Asshagab Nur Fifa Rifa atus shalihah Sarinah Sri Rahmisari Rembulan

PENGARUH SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU. Disusun oleh: Madania Asshagab Nur Fifa Rifa atus shalihah Sarinah Sri Rahmisari Rembulan PENGARUH SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU Disusun oleh: Madania Asshagab Nur Fifa Rifa atus shalihah Sarinah Sri Rahmisari Rembulan XII MIA OLIMPIADE SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 Kendari BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting dalam kehidupan manusia karena ilmu pengetahuan ini telah memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh rata-rata tinggi tanaman jagung vareitas bisi-2 pada pengamatan minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-8 disajikan

Lebih terperinci

2014 PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

2014 PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan untuk mendapatkan mutu sumber daya manusia sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan. Pendukung utama terlaksananya sasaran pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak. sebagai perbandingan perlakuan (Sutarno, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak. sebagai perbandingan perlakuan (Sutarno, 2010). 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak exerimental design, yaitu metode yang tidak menggunakan kelompok kontrol sebagai perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2014, pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman tomat menghasilkan buah yang mengandung banyak zat-zat penting

I. PENDAHULUAN. Tanaman tomat menghasilkan buah yang mengandung banyak zat-zat penting 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman tomat menghasilkan buah yang mengandung banyak zat-zat penting seperti protein, lemak, gula (glukosa dan fruktosa), kholoin, tomatin, mineral (Ca, Mg, P, K, Na,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan yang diampu oleh Drs.Dahlia, M.Pd Disusun oleh : Kelompok II/Offering A 1. Annas

Lebih terperinci

NAMA :PUTRI AYU ZAHARI KELAS : XI IPA 5 PELAJARAN :BIOLOGI

NAMA :PUTRI AYU ZAHARI KELAS : XI IPA 5 PELAJARAN :BIOLOGI PENGARUH JENIS LARUTAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG MERaH NAMA :PUTRI AYU ZAHARI KELAS : XI IPA 5 PELAJARAN :BIOLOGI I. Landasan teori Untuk tumbuh, setiap makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nisa Novita Qamayani 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nisa Novita Qamayani 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran pada hakikatnya adalah bagaimana kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa di kelas berlangsung secara bermutu dan bermakna. Biologi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hilman Imadul Umam, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hilman Imadul Umam, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 21 I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkecambahan Biji 1. Kecepatan Kecambah Viabilitas atau daya hidup biji biasanya dicerminkan oleh dua faktor yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Hal

Lebih terperinci

KALIN merangsang pembentukan organ. Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin

KALIN merangsang pembentukan organ. Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin KALIN merangsang pembentukan organ Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin PERTUMBUHAN PADA TUMBUHAN Kompetensi Dasar KD 3.1 Menganalisis hubungan antar faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan langsung positif yang signifikan kecerdasan dengan pengetahuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Kompetensi Dasar dan Indikator KOMPETENSI DASAR 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Belajar merupakan sebuah proses kehidupan yang akan dialami oleh setiap manusia di sepanjang perjalanan hidupnya. Disadari atau tidak, manusia akan selalu mengalami

Lebih terperinci

Tipe perkecambahan epigeal

Tipe perkecambahan epigeal IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel tanaman sedangkan perkembangan tanaman merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Parameter pertumbuhan meliputi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. bab VI, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. bab VI, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 87 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab VI, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh pendekatan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK PERTUMBUHAN MAKHLUK HIDUP (TANAMAN)

LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK PERTUMBUHAN MAKHLUK HIDUP (TANAMAN) 2016 LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK PERTUMBUHAN MAKHLUK HIDUP (TANAMAN) Pendidikan IPA FMIPA UNY 9/13/2016 LKM 1 Kelompok : Anggota : 1... 2... 3... 4... 5... A. Tujuan Menjelaskan dan menyelidiki faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Depdiknas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan peserta didik melalui suatu pengajaran maupun suatu latihan, guna menyiapkan mereka di masa depan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa Sekolah di SMP. Pelajaran IPA di SMP masih bersifat umum, yaitu gabungan antara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. saat ini. Kedelai berasal dari Asia, diperkenalkan ke Amerika Utara, Eropa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. saat ini. Kedelai berasal dari Asia, diperkenalkan ke Amerika Utara, Eropa, 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Umum Tentang Kedelai Kedelai adalah tanaman biji terkemuka yang diproduksi dan dikonsumsi di dunia saat ini. Kedelai berasal dari Asia, diperkenalkan ke Amerika Utara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempelajari pengetahuan berdasarkan fakta, fenomena alam, hasil pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempelajari pengetahuan berdasarkan fakta, fenomena alam, hasil pemikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari IPA (sains) yang mempelajari pengetahuan berdasarkan fakta, fenomena alam, hasil pemikiran (produk) para ahli dan

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Metode didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan

II. KERANGKA TEORETIS. Metode didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan 5 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Peta Konsep Metode didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai BAB II KAJIAN TEORI A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai bahan ajar. Dalam Prastowo (2015: 17), bahan ajar merupakan segala bahan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAB 1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Lihat! Banyak kupukupu beterbangan. Kepompong yang ada di ranting ini sudah tidak ada. Benar. Hal itu nanti akan kita pelajari juga pada bab ini. Pada bab ini kita akan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PENINGKATAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAMAN PUSTAKA

BAB II KAMAN PUSTAKA BAB II KAMAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Peta Pikir dan Peta Konsep dengan Kemampuan Generik Peta Pikir atau Mind Mapping merupakan teknik pencatat yang dikembangkan oleh Tony Buzan dan didasarkan pada riset

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP N 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 1 x 40 menit (Pertemuan 3) A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perbanyakan secara generatif, masalah utama yang dihadapi adalah lamanya waktu yang diperlukan biji untuk berkecambah. Hal ini dikarenakan beberapa faktor antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang

BAB II LANDASAN TEORI. Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Perubahan itu mungkin merupakan suatu penemuan

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP DAYA BERKECAMBAH BENIH

PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP DAYA BERKECAMBAH BENIH PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP DAYA BERKECAMBAH BENIH DISUSUN OLEH EMA TIA NINGSIH (10712015) PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa di lingkungan sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Tujuan

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN 1: ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN Ayo belajar Disusun oleh: retno Safitri Dwi Sunarih 111134079/4a PGSD USD 2: ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SEMESTER Disusun oleh : Retno Safitri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan proses keberhasilan siswa. efektif untuk proses pembelajaran berlangsung. Bahan ajar mutlak

BAB I PENDAHULUAN. menentukan proses keberhasilan siswa. efektif untuk proses pembelajaran berlangsung. Bahan ajar mutlak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa agar siswa mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan tersebut. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN ENZIM

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN ENZIM 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menunjang kemajuan dari suatu bangsa karena bangsa yang maju dapat dilihat dari pendidikannya yang maju pula

Lebih terperinci

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan mengamati kecambah benih merbau yang hidup yaitu dengan cara memperhatikan kotiledon yang muncul ke permukaan tanah. Pada tiap perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini: 1. Desain kegiatan laboratorium merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan siswa dalam proses mental dan fisik melalui interaksi antara siswa, siswa dengan guru, lingkungan, dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Objek yang digunakan pada penelitian adalah tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour), tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan dengan intensitas cahaya yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Viabilitas Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa) Berdasarkan hasil analisis (ANAVA) pada lampiran

Lebih terperinci

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR PPT 2.3 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN A.

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu ( Saccharum officinarum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu ( Saccharum officinarum L.) 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu (Saccharum officinarum L.) Saccharum officinarum L., merupakan spesies tebu yang termasuk dalam kelas monokotiledon, ordo Glumaceae, famili Graminae, dan genus Saccharum

Lebih terperinci

RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS

RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS Nama Faizal Ariqi NIM 175100300111052 Jurusan TIP Kelas F Kelompok F3 6 RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS PRE-LAB 1. Apa yang dimaksud respirasi dan fotosintesis? Jelaskan! 2. Jelaskan pengertian dan perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan landasan utama dalam menciptakan generasi bangsa yang cerdas, bermoral, mampu mengikuti perkembangan teknologi dunia, dan memiliki kecakapan individu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses mempengaruhi peserta didik agar dapat. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya serta

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses mempengaruhi peserta didik agar dapat. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya serta 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya serta menimbulkan perubahan diri sehingga

Lebih terperinci

DESY SAGITA ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 3 SEMESTER 1. Makhluk Hidup NAMA :

DESY SAGITA ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 3 SEMESTER 1. Makhluk Hidup NAMA : DESY SAGITA ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 3 SEMESTER 1 Makhluk Hidup NAMA : 1 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pencipta sehingga buku ilmu pengetahuan alam kelas 3 semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Kacang Tanah (Arachis hypogaeal.) Fachruddin (2000), menjelaskan bahwa klasifikasi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Kasma Rusdi (G11113006) Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2014 Abstrak Warna hijau pada daun merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data kualitas keterampilan memberikan penjelasan sederhana peserta didik. Sebagaimana dijabarkan

Lebih terperinci

SMA NEGERI 2 KABUPATEN TEBO

SMA NEGERI 2 KABUPATEN TEBO LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PENGARUH WAKTU PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN BAWANG MERAH Disusun oleh : 1. Muhammad Ikhlas 2. Rahmat Raharjo 3. Fitri Harum Sari 4. Rosma Sari Andani

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.2

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.2 1. TMV merupakan virus yang menyerang tanaman SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.2 Padi Jagung Gandum Tembakau Kunci Jawaban : D TMV (Tobacco Mosaic VirusI) merupakan

Lebih terperinci