BAB I PENDAHULUAN. di DIY memiliki proporsi sebesar 42,1% untuk perilaku sedentari <3 jam,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 30% dan angka kejadiannya lebih tinggi pada negara berkembang. 1 Menurut. diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. didalam tubuh. Kebutuhan zat gizi berkaitan erat dengan masa. perkembangan yang drastis. Remaja yang asupan gizinya terpenuhi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas. mengalami penurunan beberapa tahun terakhir.

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

BAB I PENDAHULUAN. obesitas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. atau stroke (Mahan dan Escott-Stump, 2008). Sedangkan prevalensi hipertensi pada golongan usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir. Overweight dan obesitas menjadi masalah kesehatan serius

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan prevalensi terjadinya berat badan berlebih (overweight)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. Gizi lebih mulai menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

LEMBAR PERSETUJUAN...

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan merupakan status gizi tidak seimbang akibat asupan giziyang

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OBESITAS PADA ORANG DEWASA ANGGOTA KELUARGA MISKIN DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN PINRANG

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT AKTIVITAS JASMANI SISWA KELAS V MI DARUL HIKMAH KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN...ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI...iii. KATA PENGANTAR... iv

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan atau obesitas selalu berhubungan dengan kesakitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. negatif terhadap kehidupan. Dilihat dari dampak positif, teknologi membuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia mengalami permasalahan gizi ganda yaitu perpaduan antara gizi

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH SISWA LATE ADOLESCENES

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

40 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau adolescence adalah waktu terjadinya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, dislipidemia, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DIY memiliki proporsi penduduk usia 10 tahun yang jenis aktivitas fisiknya kurang aktif sebesar 20,8%. Perilaku sedentari usia 10 tahun di DIY memiliki proporsi sebesar 42,1% untuk perilaku sedentari <3 jam, 40,7% untuk perilaku sedentari 3-5,9 jam, dan 17,1% untuk perilaku sedentari 6 jam (Riskesdas, 2013). Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan orang pada saat ini kurang aktif secara fisik dan lebih gemar menggunakan waktunya untuk hal-hal yang tidak mengeluarkan banyak energi seperti menonton televisi, main game, atau hanya sekedar bersantai di rumah. Kebiasaan ini sering terjadi pada usia remaja meskipun seharusnya di usia remaja itu lebih banyak melakukan aktivitasaktivitas di luar rumah yang banyak mengeluarkan energi karena di dalam Riskesdas 2013 disebutkan bahwa semakin bertambah usia maka akan semakin menurun proporsi perilaku sedentari 6 jam, tetapi akan meningkat pada usia 50 tahun. Aktivitas fisik yang rendah akan menimbulkan dampak pada kesehatan misalnya menurunkan status kebugaran dan meningkatkan kejadian overweightpada remaja. Menurut Ortega (2007), menyebutkan bahwa remaja yang kurang aktivitas fisik akan memiliki status kebugaran rendah dan nilai IMT tinggi (overweight). Overweight pada remaja akan menjadi penyebab beberapa penyakit degeneratif dikemudian hari. Selain meningkatkan kejadian overweight, aktivitas fisik rendah juga berperan dalam terjadinya sindroma metabolik pada

remaja.diketahui dari penelitian Neto (2011) menjelaskan bahwa prevalensi sindroma metabolik tinggi pada remaja dengan aktivitas fisik rendah dan kebugaran kardiorespirasi rendah. Overweight dan obesitas erat kaitannya dengan kejadian sindroma metabolik. Sindroma metabolik yang dijumpai pada usia remaja akan berdampak buruk pada kesehatan mereka baik pada saat ini atau masa yang akan datang. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan sindroma metabolik misalnya penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes mellitus tipe 2. Oleh karena itu, aktivitas fisik dan kebugaran pada remaja merupakan hal yang penting untuk diperhatikan agar terhindar dari masalah-masalah kesehatan. Remaja yang aktivitas fisiknya rendah maka akan memiliki kebugaran yang rendah pula. Kebugaran yang rendah pada remaja akan memicu terjadinyabeberapa masalah kesehatan sepertioverweight dan sindroma metabolik sehingga akan meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas di masa sekarang atau masa yang akan datang. Selain itu, masalah kesehatan remaja juga akan menganggu aktivitas belajar mereka baik di sekolah atau di rumah. Tetapi belum ada data yang memuat tentang aktivitas fisik dan status kebugaran remaja SMA di Yogyakarta. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa aktivitas fisik dan kebugaran akan mempengaruhi kesehatan remaja. Aktivitas fisik dan status kebugaran remaja perlu diketahui agar dapat melakukan usaha preventif terhadap penyakit-penyakit tertentu. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagamaina hubungan antara aktivitas fisik dengan status kebugaran remaja.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada hubungan antara aktivitas fisikdenganstatus kebugaran remaja? 2. Apakah usia, status gizi, asupan makanan, dan jenis kelamin sebagai variabel penganggu antara aktivitas fisik dan status kebugaran remaja? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui aktivitas fisik dan status kebugaran remaja di Kota Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan status kebugaran remaja. b. Mengetahui apakah usia, status gizi, asupan makanan, dan jenis kelamin berperan sebagai variabel pengganggu antara aktivitas fisik dan status kebugaran remaja. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Peneliti akan mendapatkan informasi mengenai pengaruh aktivitas fisik terhadap status kebugaran remaja yang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti usia, status gizi, asupan makanan, dan jenis kelamin.

2. Bagi siswa Siswa akan mendapatkan informasi mengenai status kebugaran mereka sehingga dapat memberikan motivasi siswa untuk meningkatkan kebugaran salah satunya dengan meningkatkan aktivitas fisik. 3. Bagi sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan bukti dan ilmu pengetahuan baru kepada pihak sekolah sehingga dapat membantu dalam menentukan kebijakan yang dapat meningkatkan status kesehatan siswanya. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Hermanto (2012) dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesegaran Jasmani pada Wanita Vegetarian. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukanadalah variabel yang diukur yaitu tingkat aktivitas fisik dan kebugaran atau kesegaran jasmani.aktivitas fisik diukur menggunakan kuesioner IPAQ dan kebugaran dengan metode Harvard step tes. Perbedaan penelitian ini adalah subjek yang digunakan adalah wanita usia 20-49 tahun sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan subjek remaja usia 15-17 tahun. Penelitian serupa lain dilakukan oleh Neto (2011) dengan judul penelitian Physical Activity, Cardiorespiratory Fitness, and Metabolic Syndrome: A Cross Sectional Study. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel yang digunakan yaitu aktivitas fisik dan kebugaran, subjek penelitian yaitu remaja. Sedangkan perbedaannya

adalah metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas fisik dan kebugaran. Aktivitas fisik diukur dengan catatan pribadi selama tiga hari dan kebugaran diukur dengan 20 m shuttle run test. Penelitian lain dilakukan oleh Karppanen (2012) dengan judul Physical Activity and Fitness in 8-years old Overweight and Normal Weight Children and Their Parents. Perasamaan pada variabel yang diteliti yaitu aktivitas fisik dan kebugaran. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah subjek penelitian, metode pengukuran aktivitas fisik dan kebugaran. Subjeknya adalah anak usia 8 tahun dengan orang tuanya, aktivitas fisik diukur dengan The Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C), sedangkan kebugaran diukur dengan Eurofit Test Battery. Tes kebugaran meliputi keseimbangan, fleksibilitas, kecepatan, ketahanan, dan kekuatan.