BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian daya tolak ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

III. METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL ). Perlakuan yang diberikan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Syaratnya adalah hanya ada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian penentuan daya tolak ekstrak daun sirih (Piper bettle L.) terhadap

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Proses ekstraksi

III. METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized design yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, FMIPA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. &

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. pendekatan Post Test Only Control Group Design dan metode Rancangan

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. post test only controlled group design. Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang masih menjadi fokus utama masyarakat Internasional serta

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan konsentrasi ekstrak daun jambu biji merah (Psidium guajava Linn.) berdasarkan prosedur dari World Health Organization Pesticides Evaluation Scheme (WHOPES) dapat ditentukan yaitu 12,5%, 25%, dan 50%, serta alkohol 70% sebagai kontrol negatif yang dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3 kali. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak daun jambu biji merah (Psidium guajava Linn.) dilakukan di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dan pengamatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung pada bulan Oktober November 2014.

27 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nyamuk dewasa betina Aedes aegypti yang diperoleh dari Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (Loka Litbang P2B2) Ciamis, Jawa Barat, dalam bentuk kering dengan media kertas saring. 3.3.2 Sampel a. Kriteria Inklusi 1) Nyamuk dewasa betina Aedes aegypti berumur 5 7 hari. 2) Nyamuk bergerak aktif. 3) Nyamuk sudah dipuasakan selama 24 jam. b. Kriteria Ekslusi 1) Nyamuk mati sebelum perlakuan. 3.3.3 Besar Sampel Berdasarkan pedoman WHOPES (2009), pedoman standar uji repellent penelitian ini dibutuhkan total sebanyak 150 nyamuk dewasa betina (Tabel 1). Rincian jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

28 Tabel 1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian (WHOPES, 2009). Perlakuan Jumlah Nyamuk Ulangan I Ulangan II Ulangan III Jumlah total nyamuk yang digunakan 50 nyamuk 50 nyamuk 50 nyamuk 150 nyamuk 3.3.4 Relawan Penelitian ini membutuhkan seorang relawan untuk dilakukan pengujian. Relawan akan dioleskan ekstrak repellent pada lengan bawah tangan kiri dan kanan kemudian dilakukan uji secara langsung terhadap kontak dengan nyamuk. Menurut WHOPES dan Enviromental Protection Agency (EPA), tes repellent ini dikondisikan sebagaimana lingkungan asli. Relawan memiliki syarat tertentu yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Usia 18 55 tahun 2. Tidak sensitif atau tidak memiliki alergi terhadap gigitan nyamuk 3. Tidak memakai wewangian 12 jam sebelum pengujian serta selama pengujian dan atau tidak memiliki bau yang khas yang dapat mengganggu pengujian 4. Bukan wanita hamil atau menyusui 5. Dianjurkan bukan perokok atau tidak merokok atau terkena paparan rokok 12 jam sebelum pengujian serta selama pengujian 6. Telah menandatangani lembar persetujuan

29 Relawan menandatangani lembar informed consent setelah diberikan penjelasan oleh peneliti mengenai penelitian (WHOPES, 2009; EPA, 2010). 3.4 Bahan dan Alat Penelitian 3.4.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. 6 Kg Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.). b. 5 L Ethanol 96% sebagai pelarut. c. Alkohol 70%. d. Aquades untuk tempat berkembang nyamuk serta untuk melakukan pengenceran ekstrak. e. Larutan gula. f. Pelet makanan larva. g. Telur Aedes aegypti dari strain Liverpool F 48. 3.4.2 Alat Penelitian Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Aspirator untuk menangkap dan memindahkan nyamuk. b. Kurungan nyamuk untuk meletakkan nyamuk pada saat melakukan uji daya tolak dan untuk rearing nyamuk. c. Stopwatch untuk mengukur waktu pada saat menghitung jumlah nyamuk Aedes aegyti yang hinggap.

30 d. Neraca analitik untuk menimbang daun jambu biji merah yang dihaluskan. e. Gelas ukur 100 ml, untuk mengukur jumlah air. f. Gelas ukur 5 ml, untuk mengukur pengenceran ekstrak. g. Sarung tangan, untuk membatasi daerah lengan yang akan diuji. h. Gelas plastik 16 Os, untuk rearing nyamuk yaitu meletakkan stadium telur hingga pupa. i. Saringan, untuk menyaring ekstrak daun jambu biji merah. j. Pipet larva, untuk memindahkan telur, larva, dan pupa. k. Blender, untuk menghaluskan daun jambu biji merah. l. Mangkuk, untuk meletakkan pupa nyamuk dan kemudian dimasukkan ke dalam kurungan nyamuk. m. Penggaris, untuk mengukur lengan relawan. n. Spuit.

31 3.5 Prosedur Penelitian Penelitian dibagi dalam 2 tahap, yaitu: 3.5.1 Tahap Persiapan a. Preparasi Bahan Uji Telur nyamuk Aedes aegypti yang dipakai pada penelitian adalah telur nyamuk Aedes aegypti F 48 strain Liverpool yang diperoleh dari Ruang Insektarium Loka Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Pangandaran, Jawa Barat. Sedangkan daun jambu biji diperoleh dari lingkungan sekitar tempat penelitian. b. Rearing Stadium Dewasa Telur nyamuk dipindahkan ke dalam sebuah nampan yang berisi media air selama 1 2 hari sampai telur menetas dan menjadi larva. Larva akan berkembang dari stadium I sampai IV yang berlangsung sekitar 5 hari. Selanjutnya, larva akan berubah menjadi pupa, pupa dipindahkan kedalam gelas 500 cc yang telah dimodifikasi berisi media air sebagai tempat perubahan menjadi nyamuk. Pupa akan menjadi nyamuk dewasa sekitar 1 2 hari. Selama masa perkembangannya nyamuk dewasa tersebut diberi pakan berupa larutan gula sampai 24 jam sebelum percobaan dilakukan. c. Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Pembuatan ekstrak daun jambu biji menggunakan pelarut berupa etanol 96%. Daun Jambu Biji Merah sebanyak 6 kg yang telah didapat kemudian dibersihkan dengan menggunakan air dan dipotong kecil, setelah itu potongan dijemur dibawah sinar matahari. Daun Jambu Biji Merah kering selanjutnya

32 diblender tanpa air. Hasil blender daun jambu biji kering direndam selama 24 jam di dalam etanol 96% sebanyak 5 L (maserasi) lalu disaring. Proses selanjutnya dilakukan evaporasi pada ekstrak untuk menghilangkan kandungan etanol sehingga diperoleh hasil akhirnya berupa repellent ekstrak pekat daun jambu biji merah konsentrasi 100% (Tabel 2) dalam bentuk setengah padat (kental). d. Pembuatan Dosis Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Berdasarkan penelitian yang dilakukan Medikanto (2012) tentang ekstrak daun legundi sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti, untuk membuat berbagai konsentrasi yang diperlukan dapat digunakan rumus: V 1 M 1 = V 2 M 2 Dimana : V 1 = volume larutan yang akan diencerkan (ml). M 1 = konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang tersedia (%). V 2 = volume larutan (air + eksudat) yang diinginkan (ml). M 2 = konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang dibuat (%). Jumlah volume ekstrak daun jambu biji disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Volume Ekstrak Daun Jambu Biji yang Dibutuhkan pada Penelitian. M 1 V 2 M 2 Pengulangan (V 1 x 3) 100% 1 ml 12,5% 0,125 ml 0,375 ml 100% 1 ml 25% 0,25 ml 0,75 ml 100% 1 ml 50% 0,5 ml 1,5 ml Total 2,625 ml

33 e. Pembuatan sediaan repellent dengan kandungan ekstrak daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Perlakuan dilakukan dengan mengoleskan pada tangan yang telah dipasangkan sarung tangan tebal yang dimasukkan dalam tempat pengujian. Perlakuan mengoleskan dilakukan pada lengan bawah, daerah antara lingkar pergelangan tangan dan lingkar siku, dimana volume 1 ml ekstrak sebanding dengan 600 cm 2 luas daerah uji. Kemudian dilakukan pencucian tangan dengan sabun dan air sebelum dimasukkan ke dalam tempat pengujian. 3.5.2 Tahap Penelitian Untuk menilai dosis yang memiliki daya proteksi ekstrak daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) sebagai repellent terhadap nyamuk dewasa betina dilakukan dengan menilai aktivitas nyamuk dewasa betina dengan menggunakan konsentrasi 12,5%, 25% dan 50%. Kemudian ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) dalam sediaan repellent, dioleskan pada lengan relawan dan dimasukkan ke dalam ruang pengujian yang telah berisi nyamuk dewasa betina Aedes aegypti, lalu diamati (WHOPES, 2009). Pengujian repellent dilakukan berdasarkan rekomendasi WHOPES (2009). Ekstrak daun biji jambu akan diaplikasikan pada lengan bawah relawan. Sebelum dan setelah percobaan setiap area tes (lengan bawah) dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air, kemudian dikeringkan. Bagian tangan ditutupi oleh sarung tangan. Pertama lengan kiri sebagai kontrol dioleskan dengan 1 ml alkohol 70%

34 kemudian dimasukkan ke dalam kandang nyamuk dan mengamati serta mencatat jumlah nyamuk yang hinggap dalam periode waktu 30 detik. Dalam 30 detik ini akan dipastikan bahwa nyamuk yang hinggap > 10 untuk memulai pengujian. Setelah 30 detik lengan tersebut dikeluarkan dengan hati-hati dari kandang nyamuk. Kemudian lengan yang sama diolesi dengan dosis paling rendah yaitu 10% ekstrak daun biji jambu. Kemudian dimasukkan kembali ke dalam kandang untuk diamati selama 30 detik. Selama pengujian, lengan uji diusahakan untuk tidak bergerak. Prosedur ini diulang pada lengan yang sama untuk setiap kenaikan dosis. Uji dilakukan berurutan dan harus dilaksanakan satu dengan lainnya tanpa penundaan dan dosis repellent pada setiap tes dihitung sebagai penjumlahan dosis untuk mendapatkan dosis kumulatif pada setiap tes. Pada akhir pengujian dosis, 1 ml alkohol diolesi pada lengan kanan kemudian dikeringkan kurang lebih 1 menit. Lengan kanan relawan dimasukkan ke dalam kandang yang sama untuk memastikan bahwa jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan tersebut 0 nyamuk dalam periode waktu 30 detik. WHOPES (2009) merekomendasikan uji dilakukan minimal dengan 3 kali pengulangan. Pengujian kedua dan ketiga dilakukan pada hari yang berbeda, yaitu hari berikutnya dengan waktu uji yang sama. Nyamuk yang digunakan pada setiap ulangan merupakan sampel yang berbeda dari sampel nyamuk yang digunakan pada pengujian sebelumnya.

35 Pada akhir pengujian persentase daya proteksi dinilai sebagai proporsi jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan perlakuan dengan jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan kontrol, dihitung dengan formula berikut: Persentase Daya Proteksi (%) = x 100% Keterangan: C= jumlah nyamuk kontak pada lengan kontrol T= jumlah nyamuk kontak pada lengan perlakuan Setelah didapatkan persentase daya proteksi pada masing-masing konsentrasi dinilai konsentrasi yang efektif untuk memperoleh persentase daya proteksi 50% dan 99%. 3.6 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel 3.6.1 Identifikasi Variabel a. Variabel Independen Berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dengan 4 konsentrasi 12,5%, 25% dan 50% serta alkohol 70% sebagai repellent. b. Variabel Dependen Persentase daya proteksi terhadap kontak nyamuk Aedes aegypti pada masingmasing konsentrasi ekstrak daun jambu biji merah.

36 3.6.2 Definisi Operasional Variabel Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian dan agar penelitian tidak menjadi terlalu luas maka dibuat definisi operasional (Tabel 3). Tabel 3. Definisi Operasional Variabel Penelitian. No Variabel Definisi Alat Ukur 1 Variabel Independen : Berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) dalam sediaan repellent Ekstrak daun Jambu Biji didapatkan dengan proses maserasi dengan menggunakan etanol 96% serta dinyatakan dalam persen (%). Masing-masing konsentrasi dibuat dengan cara pengenceran dan dibentuk sediaan cair. Pada penelitian ini dipakai konsentrasi 12,5%; 25%; 50%;kontrol(-) yang kemudian dicari dosis untuk menghambat 50% dan 99% aktivitas nyamuk dewasa. Analyti cal balance, Gelas ukur, dan pipet tetes Cara Ukur Menimbang ekstrak dan menghitung rumus M 1 V 1 = M 2 V 2 Hasil Ukur Didapat kan konsen trasi ekstrak daun jambu biji (12,5%, 25%, dan 50%) Skala Kate gorik 2 Variabel Dependen : Persentase daya proteksi Persentase proporsi jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan perlakuan dengan jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan kontrol berdasarkan rumus pada pedoman WHO (2009), yaitu: = x 100% Keterangan: C = nyamuk kontak pada lengan kontrol T = nyamuk kontak pada lengan perlakuan Kaca pembe sar Dihitung secara manual kemudian dihitung dengan rumus daya proteksi WHO Persen tase daya proteksi (%) Nume rik

Daya proteksi dihitung untuk masing-masing konsentrasi, kemudian dihitung untuk mencari persentase daya proteksi 50% dan 99% terhadap nyamuk Aedes aegypti. 37

38 3.7 Alur Penelitian Untuk memperjelas proses penelitian, maka disajikan diagram alur penelitian sebagai berikut (Gambar 9). Ekstrak daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) sebagai repellent Alkohol 70% Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi 12,5% 25% 50% Kelompok I (Kontrol Negatif) Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Tiap kelompok dilakukan pengulangan 3 kali di hari yang berbeda Hitung jumlah nyamuk yang hinggap dalam waktu 30 detik pada masing-masing konsentrasi (kontrol maupun perlakuan) Dengan rumus WHO, hitung persentase daya protektif masingmasing konsentrasi perlakuan Analisis Data Gambar 9. Diagram Alur Uji Daya Proteksi Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Sebagai Repellent Terhadap Nyamuk Dewasa Betina Aedes aegypti.

39 3.8 Analisis Data Data yang telah didapat dari hasil pengamatan akan diolah dengan menggunakan software statistik. Data dari hasil penelitian akan dianalisis secara statistik dengan uji normalitas (Shapiro Wilk). Jika distribusi data normal, dilanjutkan dengan menggunakan uji analisis one way ANOVA. Berikut ini adalah langkah langkah melakukan uji analisis one way ANOVA: 1. Memeriksa syarat uji parametrik one way ANOVA untuk lebih dari 2 kelompok tidak berpasangan : a. Distribusi data harus normal; b. Varians data harus sama; 2. Jika memenuhi syarat uji parametrik (distribusi data normal, varians sama), dipilih uji one way ANOVA; 3. Jika tidak memenuhi syarat, dapat diupayakan untuk melakukan transformasi data supaya distribusi menjadi normal dan varians sama; 4. Jika variabel transformasi data memenuhi syarat, maka dipilih uji parametrik one way ANOVA; 5. Jika variabel hasil transformasi tidak memenuhi syarat, maka alternatifnya dipilih uji nonparametrik Kruskal Wallis, jika pada uji one way ANOVA atau Kruskal-Wallis menghasilkan nilai p < 0,05 dilanjutkan dengan melakukan analisis Post Hoc pada taraf kepercayaan 0,05 (Dahlan, 2011). 6. Analisis Probit Dianalisis seberapa besar daya hambat ekstrak daun jambu biji terhadap aktivitas nyamuk dewasa betina Aedes aegypti yang dinyatakan dengan ED 50 dan ED 99 (WHOPES, 2009).

40 3.9 Aspek Etik Penelitian Nyamuk dewasa betina Aedes aegypti didapat dengan pemeliharaan telur yang didapatkan dari Instalasi Insektarium P2B2 Ciamis dengan keadaan telur yang non infeksius dan didapatkan tidak adanya transmisi virus ke telur. Pengujian repellent terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan metode standar dari WHOPES (WHOPES, 2009). Penelitian ini telah mendapatkan Keterangan Lolos Kaji Etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung pada tanggal 18 November 2014 melalui surat nomor 1964/UN26/8/DT/2014.