BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) Gambar 1.1 Logo Kampoeng Wisata Cinangneng

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT.Bonli Cipta Sejahtera

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAMPOENG WISATA CINANGNENG KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

Hester Basoeki Garden Guest House terletak di desa CihideungUdik - Ciampea, Bogor. Resort desa ini dikenal juga sebagai" Kampoeng Wisata Cinangneng ".

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Total pengeluaran (ribuan orang) (ribuan orang) perjalanan (hari) (triliun Rp.)

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Pengelolaan dan pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi kemajuan ekonomi suatu negara. Terlebih kekayaan alam dan budaya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Tiongkok merupakan pasar wisatawan asing terbesar di dunia.

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

I. PENDAHULUAN. Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keutungan tersendiri untuk menarik wisatawan. Seakan tidak ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Manajemen pendapatan (yield management)merupakan teknik yang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata merupakan salah satu kebutuhan sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kaya akan kekayaan alam yang indah dan keanekaragaman jenis flora dan fauna

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. menstimulus terciptanya sumber perekonomian baru. Bahkan pariwisata dapat di

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif. Hal itu didukung dengan pertumbuhan industri. dalam suatu kesempatan di pameran Internationale Torismus Börse di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) Pemberian nama Kampoeng Wisata Cinangneng didasarkan pada letak kampung yang dijadikan daerah untuk dikunjungi dan dijadikan tujuan wisata oleh wisatawan yang terletak di kabupaten Bogor. Kegiatan pariwisata yang diusung oleh Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) adalah suatu konsep kegiatan pariwisata agro berbasiskan alam. Program kegiatan wisata yang dilakukan KWC ini tidak hanya terbatas pada satu kawasan saja melainkan mencakup lingkungan sekitar Kampoeng Cinangneng yang melibatkan masyarakat setempat sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar oleh pihak KWC. Awal berdirinya KWC bukan merupakan suatu tempat yang dikhususkan untuk kegiatan pariwisata akan tetapi hanya sebagai rumah atau vila tempat peristirahatan keluarga yang bernama HB Garden Guest House. Pada awal tahun 2000, perkembangan dari HB Garden Guest House semakin membaik, pengunjung yang datang sudah mencapai angka 1000 pengunjung terdiri dari wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara atau domestik. Peningkatan tersebut membuat Hester Basoeki selaku owner terus melakukan pengembangan lahan dan melakukan perluasan lahan wisata hingga 7000 m 2 dan menambahkan program-program wisata untuk memanfaatkan lahan tersebut. Program yang dikenal dengan nama Poelang Kampoeng merupakan program andalan dari tempat ini, dimana tempat ini sekarang lebih dikenal dengan nama Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC). (Sumber: Hasil wawancara dengan narasumber tanggal 06 Februari 2015) Gambar 1.1 Logo Kampoeng Wisata Cinangneng Sumber: http://kampoengwisatacinangneng.com/ diakses tanggal 11 Desember 2014 Dengan perubahan nama tersebut, dimana sebelumnya dikenal dengan nama HB Garden Guest House menjadi Kampoeng Wisata Cinangneng dengan HB sebagai inisial dari Ibu Hester 1

Basoeki selaku owner dari KWC seperti logo yang dapat dilihat pada Gambar 1.1. KWC yang terletak di kawasan desa Cinangneng, pada saat ini telah memiliki lima macam paket/program wisata untuk ditawarkan oleh pengunjung wisatawan. 1.1.2 Visi dan Misi Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) A. Visi Saling memperkenalkan dan memberikan inspirasi antara pengunjung lokal ataupun internasional dengan masyarakat desa setempat khususnya budaya dan gaya hidup, melalui pengenalan terhadap lingkungan sekitar dan masyarakatnya dengan cara melakukan kegiatan yang sama mengikuti gaya hidup mereka. B. Misi 1. Memperkenalkan kondisi pedesaan dalam kegiatan bertani sampai pada proses pengolahan dan jenis tanaman yang ada. 2. Mendukung pelestarian kebudayaan daerah. 3. Menjalin hubungan kemitraan dengan masyarakat sebagai upaya dari pengembangan Kampoeng Wisata. 4. Bagaimana membuat setiap tamu yang datang merasakan kepuasan dengan kunjungannya ke KWC. 5. Penduduk dan wisatawan yang datang mendapatkan keuntungan baik dari segi pengetahuan (educative), pengalaman daerah, khususnya Jawa Barat. 1.1.3 Struktur Organisasi Struktur Organisasi Kampoeng Wisata Cinangneng yang terletak di kabupaten Bogor, dapat dilihat pada Gambar 1.2 di halaman 3 berikut. 2

OWNER GENERAL MANAGER c ASSIST, MANAGER Front Office Finance Manager Operation Manager Food & Beverage Transport Manager Program Manager House Keeping Public Relation Pemeliharaan Alat Musik Tradsional Assist, Transport Assist, House Keeping Gambar 1.2 Struktur Organisasi Kampoeng Wisata Cinangneng Sumber: Internal Perusahaan Kampoeng Wisata Cinangneng (2015) Hester Basoeki selaku owner bertugas melakukan pemantauan terhadap kegiatan operasional bisnis KWC, general manager bertanggung jawab terhadap operasional (membuat perencanaan, menjalin komunikasi dengan rekan kerja/tamu, membuat keputusan), front office bertanggung jawab terhadap semua aktivitas di front office sedangkan assistant manager bertugas mengambil alih semua tugas general manager apabila sewaktu-waktu berhalangan, financial manager bertanggung jawab atas semua pendataan/pengadiminstrasian transaksi kekuangan (membuat laporan keuangan), operation manager bertugas dan bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional apabila terjadi maintenance (melakukan pemeliharaan alat musik tradisional,dsb), food & beverage bertanggung jawab atas pengelolaan makanan dan minuman sedangkan transport manager bertugas dan bertanggung jawab terhadap kendaraan yang dimiliki pengunjung, program manager bertugas mengatur keberhasilan jalannya program/paket wisata dan mengatur para pemandu, house keeping manager bertanggung jawab atas kebersihan dan 3

kerapian fasilitas kamar, dll. Public relation bertugas dan bertanggung jawab dalam menjalin dan menjaga hubungan publik, mendefinisikan tujuan dan publik, serta merekomendasikan dan merencanakan kegiatan. 1.1.4 Paket Wisata pada Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) Kampoeng Wisata Cinangneng memiliki lima macam paket/program wisata, yaitu: 1. Paket A - Kegiatan Poelang Kampoeng, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 125.000 per orang (minimal 20 orang). Terdapat beberapa macam fasilitas yang ditawarkan pada paket ini, seperti melakukan tour kampoeng (mengunjungi industri rumah tangga dan melihat dari dekat kehidupan masyarakat Cinangneng), belajar bermain alat musik Jawa Barat (angklung dan gamelan), menari, menanam padi, memandikan kerbau, membuat wayang, dsb. 2. Paket B - Kegiatan ini dinamakan Saya pun Berasal Dari Desa. Pengunjung dikenakan tarif Rp. 100.000 per orang (minimal 10 orang). Fasilitas yang ditawarkan tidak jauh beda dari paket A, yang membedakannya adalah pada paket ini tidak ada belajar menari dan belajar bermain angklung tetapi pengunjung mendapatkan fasilitas foto dengan menggunakan pakaian desa. 3. Paket C - Kegiatan ini dinamakan Paket Survey. Pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 20.000 per orang hanya untuk melakukan survey di kawasan Kampoeng Wisata Cinangneng selama 30 menit. 4. Paket D - Kegiatan ini dinamakan Menginap. Pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 500.000 per kamar/malam Fasilitas yang didapatkan berupa makan dan minum (pagi, siang, snack sore dan malam), tour kampoeng dan kolam renang. 5. Paket E - Paket ini dinamakan Menginap dan Ronda Kampoeng. Pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 600.000 per kamar/malam. Fasilitas yang didapatkan tidak jauh beda dengan paket D, yang membedakannya pada paket ini terdapat tambahan fasilitas/program berupa melakukan ronda kampoeng, api unggun dan bakar jagung. 4

1.2 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan budaya yang beranekaragam yang masing-masing memilki ciri khas dan karakteristiknya sendiri. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai areal wisata. Demikian halnya dengan kondisi tanah yang subur dan iklim yang beragam, potensi untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun sangat besar dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim pada setiap daerah. Kekayaan alam dan budaya yang melimpah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai objek wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi objek wisata. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, menyatakan pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia tahun 2014 sudah mencapai 9,39 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 8,36 persen. Angka itu di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen apabila dipersenkan. Hal itu disampaikan Sapta saat mengikuti salah satu pameran pariwisata terbesar di dunia, yakni Internationale Torismus Börse di Berlin, Jerman. (Sumber: http://indonesia.go.id/ diakses tanggal 11 Desember 2014) Tabel 1.1 Pertumbuhan Wisatawan Mancanegara Dan Domestik Yang Datang Ke Indonesia Tahun 2009-2013 Tahun Wisatawan Wisatawan Domestik Total Pertumbuhan Mancanegara (Nusantara) (orang) Total Wisatawan (orang) (orang) (%) 2009 6.323.730 229.731.000 236.054.730-2010 7.002.944 234.377.000 241.379.944 2.21 2011 7.649.731 236.752.000 244.401.731 1.24 2012 8.044.462 245.290.000 253.334.462 3.53 2013 8.802.129 250.036.000 258.838.129 2.13 Sumber: Laporan Badan Pusat Statistik Pariwisata dan Departemen Pariwisata (data yang telah diolah) Berdasarkan Tabel 1.1 total wisatawan baik mancanegara maupun domestik yang datang ke Indonesia selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Persentase peningkatan 5

pertumbuhannya masih berkisar antara satu sampai tiga persen. Peningkatan persentase pertumbuhan jumlah wisatawan terbesar terjadi pada tahun 2012 terhadap tahun 2011 yaitu sebesar 3,53%, tapi sayangnya apabila dipersentasekan pertumbuhan total wisatawan mengalami pertumbuhan yang tidak stabil (naik, turun) berkisar dari tahun 2009-2013. Namun, Menteri Pariwisata Arief Yahya juga menjelaskan capaian angka sementara jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia untuk tahun 2014 sudah sebesar 9,3 juta wisman. Perkembangan kunjungan wisman pada periode Januari hingga Oktober 2014 sebesar 7.755.616 wisman. Sedangkan jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun 2014 sudah sebanyak 251 juta perjalanan. (Sumber: http://poskotanews.com/ diakses tanggal 11 Desember 2014) Dengan demikian, semakin bertambahnya jumlah wisatawan tiap tahunnya dapat membuat para pelaku bisnis untuk berlomba-lomba mendirikan dan mengembangkan objek wisata pada tahun-tahun selanjutnya. Banyak jenis pariwisata yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia, antara lain wisata bahari/tirta, wisata sejarah, wisata arkheologi, wisata budaya, wisata agama, wisata ziarah, wisata kesehatan, wisata wredha (orang tua), wisata remaja, wisata perkebunan/wisata agro, wisata nostalgia, wisata pendidikan/ilmiah, wisata petualangan, wisata alam, wisata dirgantara, wisata berburu, wisata belanja dan wisata industri. Sub sektor wisata agro atau agrowisata merupakan jenis pariwisata yang melibatkan alam dan lahan pertanian (agro) ke dalam wisatanya dan potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian saat ini telah mengantongi 19 perencanaan utama pengembangan agro wisata yang ada di beberapa provinsi di Indonesia. Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian RI Jamil Musanif saat ditemui di Sanur Bali, Rabu (20/8/2014) menjelaskan, ke-19 titik master plan tersebut diajukan oleh daerah masing-masing ke pusat. Pemerintah akan melihat, menilai, memverifikasi kelayakan pengembangan agrowisata. Menurutnya, saat ini wisata pertanian menjadi salah satu andalan Indonesia. Banyak provinsi di Indonesia sangat berpotensi untuk mengembangkan wisata agro. (Sumber: http://republika.co.id/ diakses tanggal 11 Desember 2014) Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki potensi dan daya tarik wisata tersendiri untuk menarik para wisatawan, dengan kondisi lingkungan alam yang indah serta keunikan budaya dan kulinernya yang tidak ditemukan di provinsi lain. Keunikan tersebut menjadi suatu 6

daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat. Tabel data potensi objek dan daya tarik wisata di provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Data Potensi Objek Dan Daya Tarik Wisata Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Potensi sektor agrowisata di Jawa Barat sangat banyak dan beragam serta tersebar di berbagai wilayah di Jawa Barat. Berdasarkan Tabel 1.2 diatas provinsi Jawa Barat terbagi atas sembilan kota dan 17 kabupaten yang masing-masing mempunyai keunikan panorama alam dan budaya yang menjadi dasar pengusahaan sektor agrowisata. Kabupaten Bogor terdapat di urutan pertama sebagai salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi sumber daya dan keindahan panorama alam yang dikelola sebagai kawasan-kawasan agrowisata. Hal ini dikarenakan Bogor memiliki objek wisata alam dengan kesejukan dan keindahan alam pegunungan, potensi seni dan budaya, objek wisata buatan sampai cenderamata yang menarik. Selain itu, letak geografis kabupaten Bogor yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan kota-kota lainnya seperti Bekasi, Depok dan Tangerang. Seperti yang dikatakan oleh Rahmat Suryana, Kepala Dinas Kabudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, sekitar 71% wisatawan berasal dari wilayah nusantara khususnya di wilayah Jabodetabek dan sisanya merupakan wisatawan mancanegara. (Sumber: http//beritasatu.com/ diakses tanggal 11 Desember 2014) 7

Tabel 1.3 Nama-Nama Agrowisata Di Kabupaten Bogor No. Nama Objek Agrowisata Kecamatan 1 Wisata Agro Gunung Mas Cisarua 2 Taman Rekreasi Lido Cigombong 3 Taman Melrimba Cisarua 4 Wisata Agro Kapol Cijeruk 5 Kampung Wisata Pancawati Caringin 6 Curug Panjang Megamendung 7 Saung Wira Ciawi 8 Warso Farm Cijeruk 9 Taman Wisata Matahari Cisarua 10 Wisata Desa Kampung Bambu Cijeruk 11 Kampoeng Wisata Cinangneng Ciampea 12 Kampung Budaya Sindang Barang Tamansari 13 Kebun Wisata Pasrir Mukti Citeureup 14 Taman Wisata Mekarsari Cileungsi 15 Padang Buah Inagro Ciseeng 16 Perkebunan Teh Cianten Leuwiliang 17 Agrowisata Ciliwung Cisarua 18 Kabayang Village Babakan Madang 19 Kampung Pending Caringin Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor (data yang telah diolah) Terdapat 45 objek wisata yang terdapat di kabupaten Bogor. Namun, berdasarkan data Tabel 1.3 diatas untuk agrowisata sendiri sudah terdapat 19 objek agrowisata atau objek wisata yang memasukkan kegiatan pertanian di dalam paket wisatanya. Dari 19 daftar objek agrowisata tersebut terdapat satu tempat wisata agro yang terletak di daerah kampung/desa Cinangneng dengan memberdayakan masyarakat sekitar dalam menjalankan bisnisnya, yaitu Kampoeng Wisata Cinangneng. Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) merupakan wisata agro alam unik yang menawarkan perpaduan antara wisata alam dan wisata edukasi yang berbasiskan masyarakat sekitar, wisata ini sudah berdiri sejak tahun 1993. KWC harus mampu bersaing 8

Angka Pertumbuhan (%) dengan objek wisata sejenis yang berada di kabupaten Bogor dalam menarik minat wisatawan karena berbagai objek wisata terus berlomba untuk meningkatkan kualitas pelayanan, menambah wahana dan program wisata, serta menggali keunikan dan menciptakan inovasi untuk menarik minat wisatawan. Dari sisi produk dan jasa konsep wisata kampoeng merupakan usaha yang mudah diikuti oleh perusahaan lain, sehingga banyak konsep wisata kampoeng lain yang bermunculan semisal Wisata Desa Kampung Bambu, Kampung Budaya Sindang barang dan Kampung Wisata Pancawati. Objek wisata lain juga seperti Kebun raya Bogor, Kawasan Puncak, dan objek wisata lainnya di kota Bogor merupakan pesaing bagi Kampoeng Wisata Cinangneng dalam hal menarik minat pengunjung. Pertumbuhan Pengunjung 27.5 22.5 17.5 12.5 7.5 2.5 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Pengunjung (%) 15.31 16.85 18.22 25.07 24.54 Gambar 1.3 Grafik Pertumbuhan Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng Sumber: Laporan Tahunan Kampoeng Wisata Cinangneng (2010-2014) Berdasarkan laporan tahunan yang dimiliki Kampoeng Wisata Cinangneng dapat diketahui bahwa dalam rentang tahun 2010 sampai tahun 2013 selalu terjadi peningkatan jumlah pengunjung dengan jumlah kunjungan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yang meningkat secara drastis dari tahun 2012 sebelumnya, yaitu berjumlah 18,22% pengunjung meningkat sampai 25,07% apabila dipersentasekan. Namun, pertumbuhan jumlah pengunjung menunjukkan perkembangan yang tidak selalu meningkat. Terjadi penurunan jumlah kunjungan yang terjadi pada tahun 2014 kemarin. Hal ini menurut Risa selaku general manager KWC mengatakan, 9

penurunan dan ketidakstabilan perkembangan jumlah pengunjung ini akibat para pesaing yang banyak terdapat di dalam kabupaten Bogor. Terlebih lagi terdapat beberapa pesaing yang konsepnya sama bertemakan kampung wisata seperti yang telah dipaparkan sebelumnya dan menurutnya Kampoeng Wisata Cinangneng sangat memerlukan perencanaan strategi untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. (Sumber: Hasil wawancara dengan narasumber tanggal 06 Februari 2015) Faktor lain yang mengharuskan KWC membuat perencanaan strategi ialah MEA 2015. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan ajang bagi tiap negara di Asia Tenggara untuk bersaing dalam pasar bebas. Sistem ini akan diberlakukan pada akhir tahun 2015 sehingga membuat tiap negara sedang mempersiapkan dan memperkuat tiap sektor industri termasuk di dalam pariwisata supaya tidak kalah dan menjadi pasar yang potensial bagi negara lain. Hal ini membuat persaingan antara objek wisata semakin ketat dalam menarik para wisatawan mancanegara yang akan mengalami kenaikan jumlah kunjungan wisatawan asing terkait MEA ini. Seperti yang dijelaskan oleh menteri pariwisata Arief Yahya, pariwisata di Indonesia harus dapat memanfaatkan peluang seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke ASEAN, khususnya Indonesia terkait MEA 2015. (Sumber: http://poskotanews.com/ diakses tanggal 11 Desember 2014) Dengan demikian, untuk mengatasi kendala-kendala perusahaan tersebut terkait dengan pengembangan bisnis, program pemasaran hingga antisipasi para pesaing diperlukan suatu strategi yang matang agar mampu bersaing di industri pariwisata Indonesia, khususnya di kabupaten Bogor. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012:14) Business Model Canvas (BMC) merupakan sebuah model bisnis yang menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan dan menangkap nilai. Elemen dalam Business Model Canvas mencakup sembilan blok bangunan dasar, yaitu segmen pelanggan, proporsi nilai, saluran, hubungan pelanggan, arus pendapatan, sumberdaya utama, aktivitas kunci, kemitraan utama, dan struktur biaya. Business Model Canvas dapat memberikan alternatif rancangan model bisnis yang baru untuk menghadapi para pesaing dan memaksimalkan pendapatan. Kemudian untuk tindak lanjut atas pemetaan bisnis yang dilakukan, dilanjutkan dengan analisis SWOT untuk mengevaluasi lingkungan eksternal dan internal perusahaan dan memaksimalkan kekuatan serta peluang untuk dapat meminimalisir kelemahan serta ancaman. Analisis SWOT merupakan penunjang Business Model Canvas dalam melakukan evaluasi terhadap model bisnis yang kini dimiliki oleh suatu perusahaan. Pendekatan Business Model Canvas dipilih karena konsep ini 10

telah teruji dan banyak diterapkan di perusahaan luar maupun di Indonesia dalam membuat perencanaan strategi menggunakan model bisnis BMC. Berikut perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan Business Model Canvas dapat dilihat pada Tabel 1.4 dibawah ini. Tabel 1.4 Perusahaan Yang Menerapkan Business Model Canvas Nama Perusahaan (di Luar Negeri) Amazon.com Wii Nintendo SMH (Swatch group) Nespresso Daimler Nama Perusahaan (di Indonesia) RCTI Metro TV Garuda Indonesia 7-Eleven Adira Finance XL PT.Binaman Utama Bank Mandiri Kartu Kredit Hotel Amaris PT.Jasa Marga PT.Kereta Api Indonesia Air Asia PT.Total Bangun Persada Kaskus Astra Honda Motor PT.PLN Sumber: Osterwalder dan Pigneur (2012) dan PPM Manajemen (2012) 11

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian yang akan dilakukan ini berjudul Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng di Kabupaten Bogor Dengan Pendekatan Business Model Canvas (BMC). 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana model bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng menggunakan pendekatan Business Model Canvas (BMC)? 2. Bagaimanakah evaluasi model bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng menggunakan analisis SWOT? 3. Bagaimana rancangan Business Model Canvas yang baru sebagai bahan rekomendasi bagi pihak Kampoeng Wisata Cinangneng? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu: 1. Untuk memetakan model bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng saat ini dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas (BMC). 2. Untuk mengevaluasi model bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng menggunakan analisis SWOT 3. Untuk merekomendasikan rancangan Business Model Canvas baru bagi pihak Kampoeng Wisata Cinangneng. 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian di bidang strategi bisnis dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas (BMC) sebagai tools untuk melakukan analisis dan pemetaan strategi. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi gambaran bahwa identifikasi dan inovasi Business Model Canvas diperlukan bagi semua bisnis khususnya bagi bisnis yang bergerak di industri pariwisata Indonesia. 12

1.5.2 Aspek Praktis Penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Industri pariwisata, khususnya bagi Kampoeng Wisata Cinangneng sebagai gambaran inovasi model bisnis pariwisata. 2. Pelaku bisnis, khususnya bagi Kampoeng Wisata Cinangneng agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai pedoman dalam melakukan pemetaan bisnis dan informasi serta masukan yang bermanfaat untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menjalankan usahanya untuk strategi dalam menghadapi perubahan-perubahan lingkungan perusahaan yang akan terjadi. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini akan disusun berdasarkan sistematika penulisan yang dibagi ke dalam lima bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat pengantar bagi peneliti seperti gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori dan penelitian terdahulu yang akan digunakan sebagai acuan dalam memahami dan memecahkan masalah yang diteliti, kerangka pemikiran, dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, meliputi jenis penelitian, variabel penelitian, tahapan penelitian, populasi dan sampel penelitian, pengumpulan data, uji validitas dan reabilitas, dan juga teknik analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi analisis hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai Business Model Canvas dan analisis SWOT bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng. BAB V PENUTUP Bab ini memaparkan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi rancangan Business Model Canvas baru bagi pihak Kampoeng Wisata Cinangneng. 13

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 14