Bab 4. Kesimpulan dan Saran. Setelah melakukan analisis pada kelas eksperimen dengan materi sakubun yang

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIFITAS METODE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA MATA KULIAH SAKUBUN TO HAPPYOU II MAHASISWA SEMESTER ENAM UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

DAFTAR ISI. : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Kegunaan Hasil Penelitian...

Bab 1. Pendahuluan. dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Efektivitas Metode Cooperative Learning

BAB 5. Simpulan dan Saran

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risna Dewi Aryanti, 2015

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Prestasi belajar Geografi siswa SMAN I Tanjung Raya Kabupaten Mesuji dapat

Bab 3. Analisis Data. Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu peserta didik menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan,

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT) PADA PEMBELAJARAN FISIKA SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan analisis dan pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Dr. Marzuki (FIS UNY)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sekolah menengah atas adalah mata pelajaran Matematika. Mata pelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Fisika adalah mata pelajaran yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi

COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAME TOURNAMENTS (TGT) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari hal-hal baru.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

NERACA Jurnal Pendidikan Ekonomi, Mei 2017, Volume 2 Nomor 2 (17-21) ISSN:

ISSN: X 189. Rostien Puput Anggoro Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UAD, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa. Nana Sudjana. (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Meret 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran sakubun dengan

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL KOOPERATIF TIPE TAI DAN TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat. dipengaruhi oleh kemajuan dalam dunia pendidikan. Secara formal, dunia

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams. model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan subyek, karena masing-masing memiliki kesadaran dan kebebasan

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 1, Tahun 2017 Ari Pratiwi & Sukanti 54 65

ANALISA JURNAL. IDENTITAS : World Applied Sciences Journal 7 (1): 34-42,2009 ISSN IDOSI Publications, 2009

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1. Kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Ega Gradini 1. Abstrak

Charlina Ribut Dwi Anggraini

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya.

BAB II KAJIAN TEORI. memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. 1

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. masayarakat dan organisasi dalam lingkungan pendidikan. Terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terjadi interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru maupun antara

Transkripsi:

Bab 4 Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis pada kelas eksperimen dengan materi sakubun yang menggunakan metode Team Games Tournament, dapat penulis simpulkan bahwa penggunaan metode TGT meningkatkan prestasi belajar responden, lebih tinggi dari pada metode konvensional atau metode pengajaran biasa. Sehingga metode TGT dapat dijadikan sebagai salah satu metode pengajaran yang efektif bagi pengajar. TGT dikatakan efektif karena metode ini membuahkan hasil berupa kenaikan pada nilai rata rata post test yang dicapai 19 dari 20 responden yang mendapat pengajaran dengan metode TGT dengan rata-rata nilai responden kelas eksperimen pada pre test adalah sebesar 73.80 dan nilai post test mereka sebesar 78.70. Dari nilai rata-rata (mean) ini dapat dilihat bahwa nilai responden mengalami kenaikan sebesar 5,90 poin. Sebaliknya pada kelas kontrol yang tidak diajarkan dengan menggunakan metode TGT, meskipun terdapat kenaikan nilai, namun tidak signifikan. Rata-rata nilai responden k e l a s k o n t r o l pada pre test adalah sebesar 69.70 dan nilai post test mereka sebesar 70.80. Dari nilai rata-rata (means) ini dapat dilihat bahwa nilai responden hanya mengalami kenaikan sebesar 1,1 poin saja. Selain itu dari hasil angket yang penulis sebarkan, dapat disimpulkan bahwa metode TGT membantu responden dalam mata kuliah sakubun. Hal ini diakui para 55

responden pada angket yang disebarkan, bahwa menurut mereka pengajaran dengan menggunakan metode TGT dirasa menarik, lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Belajar dengan games dan turnamen menciptakan suasana relaks dalam kelas, sehingga antar kelompok dapat membantu anggota kelompok lain dalam games sakubun yang diberikan. Kemudian, responden merasa dengan diadakannya games pada pengajaran sakubun membuat suasana belajar sakubun tidak tegang, karena sakubun dapat dikatakan sebagai mata kuliah yang cukup sulit dan membutuhkan tingkat konsentrasi dan keseriusan yang cukup tinggi. Sehingga pada saat responden mengerjakan post test yang diberikan pada pertemuan terakhir, responden paham, dan masih mengingat materi pelajaran yang diajarkan di beberapa pertemuan sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa metode TGT dapat digunakan sebagai salah satu media efektif dalam pengajaran bahasa Jepang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode TGT mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan metode TGT adalah sebagai berikut: - Membuat atmosfer kelas lebih menyenangkan dan tidak membosankan, sehingga responden dapat mengingat dengan baik materi yang diajarkan karena tidak merasa tegang atau tertekan dalam proses pembelajaran. - Menumbuhkan rasa saling menghargai antar siswa di dalam kelas, dan menumbuhkan rasa percaya diri yang memicu semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas. Selain itu, penghargaan maupun 56

hadiah sederhana yang diberikan menumbuhkan semangat dan motivasi siswa untuk belajar. Sedangkan kekurangan dari metode TGT adalah sebagai berikut: - Perlunya persiapan yang matang baik dari segi waktu, dana, dan peralatan pendukung. - Karena metode TGT merupakan bentuk dari pembelajaran kooperatif, fokus metode ini lebih kepada progres dan kemajuan siswa dalam kelompok. Sehingga TGT tidak secara otomatis menghasilkan skor yang dapat digunakan untuk menghitung nilai individual. - Games dan turnamen membutuhkan waktu yang lebih lama dan persiapan yang lebih kompleks daripada metode konvensional. Selain itu, penjelasan yang diberikan kepada siswa mengenai sistem games dan turnamen haruslah sejelas mungkin, jika tidak siswa akan mudah menjadi bingung dan justru menyebabkan antusiasme di dalam kelas berkurang. Oleh karena itu, strategi pembelajaran dengan menggunakan metode TGT dapat diterapkan oleh pengajar kepada para pemelajar sebagai salah satu metode pengajaran yang efektif. 57

4.2 Saran Penulis penyadari karena terbatasnya waktu dan data penelitian yang dapat diperoleh, tak dapat dipungkiri terdapat kendala yang dihadapi oleh peneliti pada pelaksanaan kelas eksperimen sakubun mengunakan metode Team Games Tournament. Pada pelaksanaan metode Team Games Tournament, treatment peneliti berikan kepada kelas eksperimen sebanyak 3 kali pertemuan diluar pre test dan post test. Hal ini telah memenuhi persyaratan dalam pelaksanaan metode Team Games Tournament, namun hasil akan menjadi lebih maksimal dan terlihat jika dilaksanakan lebih dari 3 kali pertemuan. Sehingga untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa, penulis menyarankan untuk memulai lebih awal, sehingga dapat melaksanakan penelitian dengan frekuensi pertemuan lebih banyak. Kendala lainnya adalah adanya responden yang tidak menghadiri pertemuan. Sehingga dari responden asli di awal pertemuan yang seharusnya dilakukan pada 25 responden untuk kelas eksperimen (06PAN), peneliti hanya dapat melakukan penelitian pada 20 responden saja. Selain itu karena penjelasan mengenai games dan turnamen selalu dilakukan pada awal pelajaran, jika terdapat responden yang terlambat memasuki kelas, akan merasa bingung dan pada akhirnya terlihat tidak antusias mengikuti games dan turnamen yang diberikan. Maka dari itu pengajar diharapkan dapat lebih memberikan arahan kepada kelompok untuk bekerja sama saling bertukar informasi. Untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa, dapat mencoba penerapan metode TGT pada mata kuliah yang berbeda, misalnya kanji atau kaiwa to 58

choukai, dimana materi games atau turnamen yang diberikan juga dapat lebih beragam. Selain itu peneliti dapat mencoba menerapkan metode pembelajaran kooperatif lainnya, seperti STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Accelerated Instruction) atau CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compotition) sebagai alternatif pilihan tema skripsi yang yang dapat dipilih pada penelitian selanjutnya. 59