BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

dokumen-dokumen yang mirip
Pedoman Pemantauan TKPK PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) DAN BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT (BLSM)

Pedoman Pemantauan TKPK 1

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

PENGUATAN PERAN TKPK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM TUGAS PENGENDALIAN PROGRAM. Rapat Koordiansi TKPK Provinsi Jawa Timur

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 541/3150/SJ TENTANG

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat;

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN SPKD

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 16 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 Maret BAB 1 PENDAHULUAN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 56 Tahun : 2015

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II PENGATURAN TENTANG BERAS BERSUBSIDI. A. Pengertian dan Dasar Hukum Beras Bersubsidi

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas)

BAHAN PAPARAN PERSIAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) DAN SOSIALISASINYA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015

PEDOMAN UMUM BANTUAN SOSIAL BERAS SEJAHTERA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT NOMOR 54 TAHUN 2014

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S)

BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGUATAN PERAN TKPK

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 14 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 269 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 98 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM KOORDINASI RASKIN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BANJARMASIN

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / /2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN R E N D A H DI KABUPATEN BATANG

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOHOR: 5 TAHUN 2013

Pertanyaan Untuk Kepala Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial. khusus nya Dinas Sosial terhadap masalah kemiskinan?

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 308 /KPTS/013/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN RASKIN TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR,

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN (JUKNIS RASKIN) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

G U B E R N U R J A M B I

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2015 TENTANG

Menuju Sistem Registrasi Tunggal Untuk Perlindungan Sosial SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU. Jakarta, 17 Juli 2012

PERAN DAERAH DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI WILAYAH PRIORITAS

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

BUPATI BENGKAYANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR A I BPMPDPPKB/ TAHUN 2014 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 26 TAHUN No. 26, 2016 NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN KABUPATEN LAYAK ANAK

Pentingnya Pemantauan dan Evaluasi Sumber informasi untuk Pemantauan dan Evaluasi Melaksanakan Kunjungan lapangan sebagai alat Pemantauan dan

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN PEREKONOMIAN SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

2016, No d. bahwa agar pelaksanaan subsidi beras bagi masyarakat berpendapatan rendah terlaksana dengan teratur, perlu menetapkan Pedoman Umum

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 17 Tahun : 2015

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPALA DESA KABUARAN Jalan Wadaslintang Km 06 Desa Kabuaran Tlp

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI 8.1 Mekanisme dan Prosedur Monitoring Berbagai upaya yang dilakukan melalui pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan dapat dimaksimalkan bila diikuti dengan pelaksanaan monitoring secara rutin, berkala dan berkelanjutan, serta adanya upaya perbaikan pelaksanaan yang ditindaklanjuti dari hasil evaluasi terhadap program-program yang telah dilaksanakan. Dua kata tersebut yaitu Monitoring dan Evaluasi, merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka memaksimalkan target kinerja yang ingin dicapai. Monitoring dan evaluasi atau pemantauan adalah kegiatan observasi berkelanjutan atas sejumlah indikator terkait status pelaksanaan dan kemajuan sebuah program, dalam kurun waktu tertentu baik regular maupun tematik untuk memberikan informasi pada pengelola serta pemangku kepentingan mengenai capaian-capaian program. Selanjutnya informasi tersebut digunakan sebagai masukan untuk perbaikan maupun peningkatan efektivitas proses implementasi dari program. Aktivitas pada kegiatan pemantauan ini dapat meliputi supervisi di lapangan, pengisian instrument pemantauan, uji petik, dan rapat koordinasi yang dilaksanakan oleh tim koordinasi pemantauan pusat dan daerah serta tim teknis daerah. Tujuan pemantauan adalah untuk mendapatkan informasi terkait proses pelaksanaan program percepatan dan perluasan perlindungan sosial (P4S) dan program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) mulai dari distribusi kartu hingga pelaksanaan program-program yang berafiliasi dengan P4S seperti Raskin, BSM, PKH dan BLSM, menyangkut kesesuaian prosedur dan kualitas pelakasanaan program. Tujuan khusus pemantauan adalah: 1. Memastikan bahwa program dijalankan sesuai dengan desain yang ditentukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 2. Memberi informasi kepada pengelola program jika ada hambatan yang membuat program tidak berjalan sesuai rencana, agar tindakan-tindakan koreksi bias segera diambil. 3. Dokumentasi untuk memberikan pembelajaran bagi perbaikan pelaksanaan program/kebijakan serupa dimasa mendatang. SPKD Prov. Kaltara, -2021 207

Kegiatan pemantauan akan dapat berjalan, bila ada kelembagaan yang berfungsi melakukan pemantauan secara aktif, baik ditingkat Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota sampai pada tingkat Kecamatan serta Desa/Kelurahan. Organisasi/kelembagaan pelaksana pemantauan di berbagai level pemerintahan lebih jelas dapat dilihat pada gambar 8.1. Gambar 8.1 Organisasi/Kelembagaan Pelaksana Pemantauan di Berbagai Level Pemerintahan 8.2. Tanggungjawab masing-masing pihak Ditingkat Pusat kelembagaan pelaksana pemantauan adalah Tim Pengendali Sosial, berada di sekretariat TNP2K yang terdiri dari kelompok kerja monitoring dan evaluasi, Tim Advokasi TNP2K dan Kelompok Kerja Bantuan Sosial Kluster I. Ditingkat Provinsi dukungan terhadap keberhasilan P$S dan BLSM menjadi tanggungjawab Gubernur dan TKPK Provinsi, sedangkan di tingkat Kabupaten/Kota menjadi tanggungjawab Bupati/Walikota dan TKPK Kabupaten/Kota. Sesuai dengan instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 541/3150/SJ tentang Pelaksanaan Pembagian Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan Penanganan Pengaduan Masyarakat, Gubernur selaku penanggungjawab TKPK Provinsi SPKD Prov. Kaltara, -2021 208

memberikan arahan kepada TKPK Provinsi (yang diketuai oleh Wakil Gubernur) untuk berkoordinasi dengan PT. POS Indonesia di tingkat Provinsi, dan SKPD di Lingkup Provinsi serta arahan kepada Bupati/Walikota selaku penanggungjawab TKPK Kabupaten/Kota di wilayah provinsi tersebut, menyangkut koordinasi dan pengendalian P4S dan BLSM. TKPK Provinsi dalam hal ini bertanggungjawab melakukan pemantauan dan supervise terhadap kegiatan pemantauan, sebagai bagian penting dari tugas koordinasi dan pengendalian yang dilakukan oleh TKPK Kabupaten/Kota. Arahan yang diberikan oleh penanggungjawab TKPK Kabupaten/Kota bertujuan untuk mendorong pelaksanaan pemantauan P4S di tingkat Kabupaten/Kota. Selanjutnya Bupati dan Walikota memberikan arahan kepada TKPK Kabupaten/Kota (yang diketuai oleh Wakil Bupati/Wakil Walikota) untuk berkoordinasi dengan SKPD dan Camat terkait di Kabupaten/Kota bersangkutan, kemudian diteruskan kepada Kepala Desa/Kelurahan. Ketua TKPK Kabupaten/Kota bertanggungjawab menggerakkan fungsi TKPK dalam pelaksanaan pemantauan P4S di tingkat Kabupaten sebagai satuan wilayah pemerintahan yang dapat menjangkau sampai tingkat penerima manfaat program, dalam bentuk kegiatan-kegiatan teknis pemantauan dan pengendalian yang melibatkan pelaksana program yaitu SKPD terkait seperti Dinas Sosial dan Camat. Ketua TKPK Kabupaten/Kota menunjuk Tim teknis dari secretariat TKPK sebagai Koordinator pemantauan pelaksanaan P4S di tingkat Kabupaten/Kota. Camat diarahkan untuk menugaskan minimal satu orang pelaksana pemantauan pelaksanaan P4S di Tingkat kecamatan. Pelaksana tersebut bertugas melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Kantor Pos tingkat Kecamatan serta TKSK, terkait hal teknis seperti pemantauan lapangan, pelaporan dan administrasi data. 8.3. Metode Pemantauan yang direkomendasikan. Pemantauan dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti survey, metode partisipatif, analisis anggaran, dan kunjungan lapangan. Namun demikian, untuk keperluan pemantauan program oleh pemerintah, metode kunjungan lapangan lebih sering direkomendasikan. Ada beberapa alasan untuk ini, selain karena metodologinya yang digunakan dalam metode ini relative sederhana, sumberdaya (waktu, dana dan manusia) yang diperlukan juga relative lebih kecil daripada pemantauan lainnya. Dengan persiapan matang metode kunjungan lapangan juga SPKD Prov. Kaltara, -2021 209

dapat menghasilkan informasi yang akurat. Kunjungan lapangan yang dilakukan, tidak untuk menggantikan pemantauan yang secara regular dilakukan oleh TKPK, namun dapat bersifat insidentil, ketika penyelenggara program di tingkat daerah ingin mengetahui, apakah penyebab suatu kejadian yang sering muncul dalam pemantauan regular. 8.4 Indikator Monitoring Untuk dapat memudahkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi, maka perlu ditetapkan beberapa indikator Monitoring. Indikator monitoring dilakukan terhadap 2 (dua) katagori yaitu : (1) Indikator Monitoring terhadap Program-Program Pemerintah khususnya Klaster I dan (2) Indikator Monitoring Program-program Daerah dari Rencana Aksi yang sudah dibuat. 8.4.1 Indikator Monitoring Program-Program Pemerintah Indikator monitoring terhadap program pemerintah dilakukan terhadap program Raskin, PKH, Jamkesmas, BSM dan Raskin. Indikator Monitoring Program PKH meliputi Fokus pemantauan dan aspek pemantauan Untuk program PKH, Fokus pemantauan di daerah adalah : a. Pemenuhan kewajiban oleh peserta b. Pembayaran bantuan kepada peserta PKH c. Koplementaritas dengan program lain (dimana peserta PKH idealnya juga menerima program-program lain dari kluster I) d. Kontribusi pemerintah Daerah dalam pelaksanaan PKH e. Kepemilikan identitas kependudukan bagi peserta PKH yang dibutuhkan dalam proses pembayaran bantuan, khususnya pembayaran melalui Bank. Indikator Monitoring Program Jamkesmas Kinerja pelaksanaan program Jamkesmas di Daerah dapat diukur dengan indikator-indikator yang mengacu pada pedoman pelaksanaan Jamkesmas dan mempertimbangkan perkembangan program Indikator Monitoring Program Raskin meliputi Fokus pemantauan dan aspek pemantauan Untuk Program raskin, Focus pemantauan meliputi 6 (enam) indikator SPKD Prov. Kaltara, -2021 210

kinerja Program Raskin yaitu : a. Tepat sasaran penerima manfaat, Raskin hanya diberikan kepada RTS- PM yg terdaftar dalam daftar Penerima Manfaat yg berasal dari Basis Data Terpadu TNP2K. b. Tepat jumlah, jumlah beras raskin yang merupakan hak RTS-PM sesuai ketentuan yaitu 15kg/RTS/bulan atau 180kg/RTS/tahun. c. Tepat harga, harga tebus raskin adalah Rp1.600,00/kg d. Tepat waktu, waktu penyaluran beras kepada RTS-PM sesuai dengan rencana penyaluran e. Tepat administrasi, terpenuhinya pesyaratan administrasi secara benar, dan lengkap. f. Tepat kualitas, terpenuhinya persyaratan kualitas sesuai dengan kualitas beras BULOG. Aspek Pemantauan Program Raskin, ada pada setiap tingkatan yaitu ditingkat RTS_PM, di tingkat Desa/Kelurahan, di tingkat Kecamatan, dan di Tingkat Kabupaten. a. Ditingkat Rumah Tangga Sasaran, aspek pemantauan meliputi : - Kesesuaian jumlah beras raskin yang ditebus dibandingkan dengan jumlah beras yg menjadi haknya. - Kesesuaian harga tebus beras raskin dibandingkan dengan harga yg ditetapkan di Titik Distribusi. - Kesesuaian kualitas beras raskin dengan kualitas yg telah ditetapkan pemerintah. b. Ditingkat Desa/Kelurahan, aspek pemantauan meliputi : - Pelaksanaan sosialisasi program Raskin ke tingkat Dusun hingga ke Rumah Tangga sasaran. - Pelaksanaan verifikasi RTS yang terdapat dalam DPM Pelaksanaan Musyawarah Desa, jika terjadi perubahan DPM - Pemeriksaan dan penerimaan.penolakan Raskin dari Satker Raskin di TD. - Pendistribusian dan penyerahan Raskin kepada RTS Pemenuhan kelengkapan dan persyaratan administrasi. Penyelesaian administrasi - Penerimaan pengaduan dan keluhan terkait exclusion error dan inclusion error. SPKD Prov. Kaltara, -2021 211

- Pelaksanaan Laporan program Raskin secara berjenjang. c. Ditingkat Kecamatan, aspek pemantauan meliputi : - Fasilitasi lintas pelaku dan pelaksanaan sosialisasi program Raskin. - Perencanaan penyaluran Raskin di Kecamatan. Penyelesaian Administrasi dan HPB Raskin. - Penerimaan Pengaduan dan keluhan mengenai pelaksanaan Program Raskin. - Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan program Raskin. - Pembinaan terhadap pelaksana distribusi Raskin. Pelaporan pelaksanaan program Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Kabupaten. d. Ditingkat Kabupaten, aspek pemantauan meliputi : Perencanaan dan Penganggaran Program Raskin di Kabupaten Penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyaluran Raskin di Kabupaten Fasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi Program Raskin di Kabupaten Penyelesaian administrasi dan HPB Raskin Penerimaan pengaduan dan keluhan pelaksanaan program raskin Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program raskin Pelaporan pelaksanaan raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Provinsi dan Sekretariat TKPK Kabupaten. 8.4.2 Indikator Monitoring Program Daerah dari RAD Untuk dapat memudahkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi, maka perlu ditetapkan beberapa indikator monitoring. Indikator monitoring dilakukan terhadap 2 (dua) katagori yaitu : (1) Indikator Monitoring terhadap Program- Program Pemerintah khususnya Klaster I, II, dan III dan (2) Indikator Monitoring Program-program Daerah dari Rencana Aksi yang sudah dibuat. 8.5 Mekanisme Penanganan Pengaduan Masyarakat Penanganan pengaduan masyarakat adalah suatu proses kegiatan untuk menampung, mencatat, menelaah, menyalurkan, mengkonfirmasi, mengklarifikasi memberikan solusi kepada pengadu, mendokumentasikan dan mensosialisasikan hasil pengelolaan pengaduan kepada masyarakat agar masalah yang dialami, dirasakan atau dihadapi masyarakat dapat segera dicarikan solusi terbaik bagi semua pihak. SPKD Prov. Kaltara, -2021 212

Mekanisme ini juga akan menjadi alat monitoring program secara eksternal. Di Provinsi Kaltara, mekanisme pengaduan masyarakat terhadap pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan seperti : Bantuan Siswa Miskin (BSM), Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), Beras Miskin (Raskin), Program Keluarga Harapan (PKH) dan lainnya melalui mekanisme yang ditetapkan yaitu : 1. Masyarakat (individu/kelompok Masyarakat), baik sebagai pemegang kartu KPS ataupun bukan pemegang kartu, bila menjumpai ada ketidaksesuaian pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan di sekitarnya, dapat menyampaikan pengaduan kepada SKPD Pelaksana Program secara mandiri atau didampingi oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang ada di setiap Kecamatan dan tergabung dalam Kampung Media, atau langsung ke TNP2K Jakarta. 2. SKPD Pelaksana Program, menerima pengaduan dari masyarakat, selanjutnya melakukan analisis terhadap informasi dan mengupayakan solusinya, secara intern. 3. Apabila SKPD pelaksana program, belum dapat menyelesaikan kasus pengaduan masyarakat atas pelaksanaan program secara intern, selanjutnya materi pengaduan tersebut dapat disampaikan kepada TKPK melalui POKJA PENGADUAN MASYARAKAT, selanjutnya Pokja Pengaduan Masyarakat akan menindaklanjuti dan melaporkan hasil penanganan pengaduan kepada Ketua TKPK melalui sekretaris TKPK. 4. Secara rutin/berkala Ketua TKPK melaporkan hasil penanganan pengaduan individu/kelompok masyarakat kepada Bupati selaku Penanggungjawab TKPK. SPKD Prov. Kaltara, -2021 213