tujuan pelatihan dalam proses pengkajian kebutuhan pelati)(an^>

dokumen-dokumen yang mirip
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada

pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis ke SKB, seminar, lokakarya, studi

berdasarkan SK Menteri Kesehatan No 1288/Menkes/SK/X/1994 tanggal

pelayanan kesehatan yang makin bermutu dan merata yang mampu

pendaping dalam melaksanakan tugas pendampingan. Dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit sekarang ini menjadi semakin penting dengan

MAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi pelayanan kesehatan yang mempunyai kespesifikan dalam hal Sumber

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

BAB V PENUTUP. Setelah melakukan analisis data maka hasil penelitian yang dapat dirangkum oleh penulis antara lain:

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

peranserta masyarakat dalam rangka menghadapi implementasi MBS perencanaan merupakan produk kebijakan pengembangan manajerial

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alnis Dwipayana, 2013

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Desain kurikulum program produktif bidang pertanian agribisnis di ketiga

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab ini akan diuraikan Kesimpulan, Implikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu alternatif

DIKLAT SEBAGAI SUATU SISTEM. Abstrak

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kesembuhan pasien, dalam berkomunikasi dengan pasien. dokter dan perawat menjadikan dirinya secara terapeutik dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penggunaan model evaluasi CIPP (context, input, process dan product)

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan pimpinan dalam melakukan pengawasan terhadap aktivitas perusahaan.

Dalam bab penutup ini akan menyajikan tiga masalah pokok, yaitu

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

dikemas oleh Abin Syamsudin seperti yang telah dikemukakan pada bab II kelemahan, peluang serta tantangan yang hams dihadapi oleh

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB VI PENUTUP. 1) Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 di SMK. kurikulum sebelumnya (KTSP 2006 dan KBK 2004).

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh banyak pihak, baik dilakukan oleh pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

profesional, bersih dan berwibawa.

Rumah Sakit Hasan Sadikin mempakan Rumah Sakit yang sangat penting. belakang sejarah terbentuknya Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Seperti lemahnya kerja sama manusia dalam mengelola sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dinegara ini berakibat semakin

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

MANUAL PROSEDUR EVALUASI KURIKULUM JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di rumah sakit. Hal ini disebabkan karena tenaga keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termaktub dalam UUD 1945 (Depkes RI, 1993).

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan untuk mewujudkan visi dan misinya sangat tergantung dari peran

pengalaman mengajar berpengaruh terhadap kualitas kinerja dosen dalam

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta harus tetap fokus pada tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB II TINJAUAN BALAI

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

MANAJEMEN PELAYANAN MEDIK DI RUMAH SAKIT. Henni Djuhaeni

BAB I I. PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

juga, sarana prasarana/fasil'itas kurang memadai dan belum adanya

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan, dan asset finansial merupakan sumber daya yang dibutuhkan

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

I. PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung merupakan unsur pelaksana. bertanggung jawab kepada Walikota Bandar Lampung melalui Sekretaris

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penumpukan pasien di satu rumah sakit tertentu. 2,3

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan dan hasil pembahasan penelitian,

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENT ANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

Oleh Untung Widodo, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Retsa Husaeni, 2014

Instrumen EVALUASI PROGRAM Bimbingan dan Konseling

PERENCANAAN JADWAL KERJA, PENYUSUNAN PROGRAM & PENGORGANISASIAN KEGIATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Namun pada kenyataannya pendidikan di Indonesia

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

BAB 1 PENDAHALUAN. sumber daya manusia yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang

PEDOMAN ORIENTASI PEGAWAI BARU KEPERAWATAN RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap

Transkripsi:

BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka berikut ini disajikan kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1. Kesimpulan Umum Apabila memperhatikan hasil-hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat dikatakan makna yang dapat diungkapkan oleh penelitian ini yaitu adanya upaya-upaya dari para pengelola rumah sakit untuk memperbaiki dan mengembangan kualitas tenaga perawat yang dilakukan melalui pelatihan, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan di rumah sakit. Kesimpulan penelitian mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan pelatihan tenaga perawat tersebut, belum seluruh proses kegiatan dapat mendukung tercapainya pelaksanaan pelatihan yang efektif. Beberapa proses kegiatan yang telah dilakukan yang dapat mendukung tercar. suatu pelaksanaan pelatihan yang efektif adalah: perumusan tujuan pelatihan dalam proses pengkajian kebutuhan pelati)(an^>

161 prinsip-prinsip pembelajaran dalam proses pelaksanaan pelatihan, pelaksanaan evaluasi internal dalam proses evaluasi pelatihan. Kegiatankegiatan lainnya dalam sistem pelatihan tersebut masih perlu dikembangkan agar efektifitas pelatihan tenaga perawat tersebut dapat tercapai seoptimal mungkin. 2. Kesimpulan Khusus a. Relevansi yang tinggi antara macam dan tujuan pelatihan yang direncanakan dan dilaksanakan merupakan salah satu faktor yang mendukung tercapainya pelaksanaan pelatihan yang efektif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa macam dan tujuan pelatihan yang direncanakan dan dilaksanakan memiliki relevansi dengan visi dan misi rumah sakit yaitu menjadi model rumah sakit pendidikan nasional khususnya dalam empat bidang unggulan yaitu ; bedah jantung, bayi tabung, transplatasi organ, dan bedah endoskopi karena dalam perumusan kegiatan pelatihan tenaga perawat, visi dan misi rumah sakit dijadikan acuan oleh Bidang Perawatan. b. Pengkajian kebutuhan pelatihan merupakan langkah yang dilakukan oleh Bidang Perawatan sebelum merancang program pelatihan. Kegiatan ini meliputi :(1) Merumuskan macam dan tujuan pelatihan yang akan dilaksanakan,(2) memilih perawat yang akan menjadi peserta pelatihan. Kesimpulan yang didapat dari penelitian

162 mengungkapkan bahwa macam dan tujuan pelatihan yang ditetapkan dapat mendukung tersusunnya perencanaan pelatihan yang efektif karena sesuai dengan kebutuhan RSUP Dr Hasan Sadikin dan program perbaikan serta pengembangan tenaga perawat, tetapi dalam pemilihan peserta pelatihan belum seluruhnya tepat karena tidak seluruhnya didasarkan pada pengukuran kesenjangan kinerja, sehingga perawat yang tidak membutuhkan pelatihan ada kemungkinan terpilih menjadi peserta pelatihan. c. Belum seluruhnya rancangan program pelatihan yang disusun dapat mendukung berkembangnya pelatihan yang efektif, karena masih ada komponen yang masih lemah yang terdapat dalam rancagan program pelatihan. Komponen tersebut adalah kurikulum pelatihan yang belum dikembangkan sampai sub materi/pokok bahasan dan tujuan instruksional. Kualitas dari rancangan program pelatihan yang disusun tidak terlepas dari kemampuan si penyusun Dalam penyusunan kurikulum tersebut belum nampak keterlibatan seseorang yang memiliki kemampuan sebagai tenaga pendidik yang profesional dalam hal pemngajaran (widyaiswara). d. Dalam proses pelaksanaan pelatihan tenaga perawat RSHS ke lima prinsip pembelajaran dapat diterapkan hal ini mendukung proses pelaksanaan pelatihan yang efektif. Tetapi keadaan fasilitas ruang

163 belajar dan kemampuan sebagian pelatih dalam metodologi pengajaran belum sepenuhnya dapat mendukung terjadinya proses pembelajaran yang efektif. e. Dalam pelaksanaan evaluasi pelatihan tenaga perawat RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung, sebagian besar hasil evaluasi internal yaitu informasi tentang penyelenggaraan program pelatihan khususnya pada tahap proses dan out put telah dapat memberikan umpan balik yang dibutuhkan untuk peningkatan dan perbaikan pelaksanaan program tersebut, kecuali informasi peserta dan pelatih pada tahap input. Sedangkan hasil evaluasi ekstemal yaitu informasi hasil pelatihan di tempat kerja berupa data mengenai peningkatan kinerja perawat dalam melaksanakan tugasnya secara formal belum diperoleh, karena belum pernah dilakukan, walaupun demikian berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan sebagai atasan langsung alumni peserta pelatihan diperoleh informasi bahwa sebagian besar perawat yang sudah mengikuti pelatihan khususnya pelatihan dalam aspek klinis keperawatan dirasakan peningkatan kinerjanya. Sedangkan perawat yang bersangkutan merasakan besarnya manfaat pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari hasil pelatihan dalam melaksanakan tugasnya memberikan asuhan keperawatan.

164 B. Implikasi Implikasi ini berkaitan dengan implikasi temuan penelitian yaitu merupakan berbagai persoalan yang dapat muncul berkaitan dengan keadaan yang ditemukan di setting penelitian. Adanya upaya-upaya dari para pengelola di RSHS dalam memperbaiki dan mengembangkan kualitas tenaga perawat melalui pelatihan bila terus ditingkatkan dengan mempertimbangkan umpan balik yang diperoleh dari hasil evaluasi pelatihan maka pada saatnya efektifitas pelatihan yang diharapkan dapat tercapai. Beberapa kegiatan dalam sistem pelatihan yang mendukung pelaksanaan pelatihan yang efektif ialah:(1) perumusan macam pelatihan yang dibutuhkan,(2) penetapan unit kerja yang membutuhkan pelatihan,(3) penerapan prinsip-prinsip pembelajaran, dan (3) pelaksanaan evaluasi internal. Kegiatan yang sudah mendukung harus tetap dilakukan bahkan dilaksanakan dalam kegiatan pelatihan tenaga kesehatan lainnya misalnya tenaga paramedis nonperawatan dan tenaga nonmedis. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang masih perlu dikembangkan agar dapat mendukung pelatihan yang efektif ialah:(1) pemilihan peserta pelatihan,(2) pengembangan kurikulum,(3) perbaikan fasilitas ruang belajar,(4) dan keberadaan Widyaiswara, perlu mendapat perhatian dan perbaikan karena

165 bila tidak, dapat memberikan implikasi yang tidak diharapkan baik bagi pengelola, yang dikelola ataupun lingkungan. Implikasi yang tidak diharapkan terhadap yang dikelola ialah pemilihan peserta pelatihan yang kurang tepat, memungkinkan perawat yang tidak membutuhkan pelatihan terpilih menjadi peserta pelatihan dan perawat tersebut akan mempunyai image bahwa pelatihan hanya sekedar selingan dari pekerjaan rutin sehari-hari; Implikasi yang tidak diharapkan terhadap pengelola ialah belum adanya informasi yang menyeluruh dan lengkap mengenai kegiatan pelatihan khususnya pada tahap outcome mengenai kinerja alumni pelatihan karena evaluasi ekstemal belum pernah dilakukan, menyebabkan pengelola pelatihan tidak mendapat umpan balik yang tepat dan akurat, sehingga kemungkinan rencana dan pelaksanaan pelatihan berikutnya juga belum seluruhnya efektif. Sedangkan implikasi yang tidak diharapkan bagi lingkungan ialah adanya beberapa kegiatan pelatihan yang belum mendukung teriaksanya pelatihan yang efektif belum dapat memberikan dampak yang positif yang maksimal yaitu terhadap peningkatan pelayanan asuhan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan umumnya serta akhimya terhadap citra rumah sakit.

166 C. Rekomendasi Efektivitas pelaksanaan pelatihan tenaga perawat rumah sakit dipengaruhi berbagai faktor meliputi:(1) ketepatan mengkaji kebutuhan pelatihan, yang akan dapat menjawab pertanyaan, macam pelatihan apa yang dibutuhkan, unit kerja yang membutuhkan pelatihan, perawat mana yang membutuhkan pelatihan apa tujuan pelatihan;(2) kualitas rancangan program pelatihan yang disusun;(3) kesesuaian pelaksanaan pelatihan dengan rancangan yang telah disusun, dan (4) adanya evaluasi pelatihan yang dapat memberikan umpan balik yang tepat. Sehubungan dengan hal itu dapat dirumuskan beberapa rekomendasi sebagai upaya-upaya untuk mengembangkan efektivitas pelaksanaan pelatihan yang telah dicapai, dalam rangka perbaikan dan pengembangan kualitas tenaga perawat RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. Upaya-upaya tersebut meliputi: 1. Dalam tahap pengkajian kebutuhan pelatihan, khususnya memilih perawat yang menjadi peserta pelatihan, perlu adanya kriteria yang menggambarkan adanya kesenjangan kinerja individu disamping kriteria yang sudah ada. Dengan demikian perlu dilakukan analisis personalia untuk memilih peserta pelatihan melalui pengukuran kinerja individu. 2. Pengembangan sasaran / tujuan pelatihan menjadi sasaran perilaku yang lebih rinci yang diinginkan dari pelatihan. Hasilnya akan merupakam pedoman proses pelatihan.

167 3. Dalam penyusunan rancangan program pelatihan, perlu adanya penjabaran lebih lanjut mengenai mata ajaran yang akan diberikan. kedalam sub-sub pokok bahasan ( topik-topik ), dan penetapan tujuan instruksional yang biasanya tersusun sebagai garis-garis besar pokok pelajaran yang merupakan bagian dari kurikulum pelatihan. 4. Tersusunnya suatu kurikulum pelatihan yang baik sangat ditentukan oleh kemampuan penyusun yang seharusnya dilakukan oleh seorang spesialis pengajaran (Widyaiswara) yang memiliki kemampuan sebagai instruktur/pelatih/pengajar, pengembang materi dan metode pelatihan, serta pembuat kurikulum pelatihan. Mengingat pelatihan merupakan salah satu strategi pimpinan rumah sakit dalam rangka perbaikan dan pengembangan kualitas tenaga perawat RSUP Dr Hasan Sadikin, maka sudah waktunya RSUP Dr Hasan Sadikin memiliki Widyaiswara yang berada dalam koordinasi Instalasi Diklat sebagai wadah yang mengelola pelaksanaan kegiatan diklat RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. 5. Adanya ruang kelas yang memadai merupakan masalah serius untuk mendapat perhatian dari pimpinan rumah sakit agar dapat mendukung terjadinya proses belajar mengajar yang optimal, dan mengingat visi RSUP Dr Hasan Sadikin "Menjadi Rumah Sakit Model Pendidikan". 6. Dalam kegiatan evaluasi pelatihan, perlu dilaksanakan evaluasi terhadap peserta dan pelatih pada tahap input, serta evaluasi pada tahap hasil untuk menilai sejauh mana peningkatan kinerja perawat yang sudah

168 dilatih. Dengan demilian hasil evaluasi dapat memberikan umpan balik yang tepat untuk peningkatan perencanaan program pelatihan berikutnya. Instrumen evaluasi dapat disusun oleh Instalasi Diklat (Widyaiswara) bersama-sama dengan Ka Ruangan sebagai atasan langsung perawat peserta pelatihan.