Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 19-26

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal 1-6 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN EFEKTIVITAS JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DI RSUD ANUNTALOKO PARIGI

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. RASIDIN KOTA PADANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan masyarakat terhadap terpenuhinya derajat kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. No.269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 ayat 3 adalah tempat. untuk praktik kedokteraan atau kedokteran gigi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS LEMBASADA KABUPATEN DONGGALA HERMAN, SUDIRMAN, NIZMAYANUN

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan pembangunan. yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI,2009).

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

ABSTRAK. Ilma Nurpahmi 1 Emilia 2

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu pelayanan keperawatan merupakan salah satu keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Untuk mewujudkan hal tersebut, harus dilakukan secara

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG

I. PENDAHULUAN. mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan saat ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih merata. Kemajuan

HUBUNGAN KOMUNIKASI DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM (RSU) ANUTAPURA PALU

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN ANTARA STATUS DEMOGRAFI DENGAN KEPUASAN DALAM PELAYANAN PASIEN JAMKESMAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Oleh : Rahayu Setyowati

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Kesehatan Kartika 1

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kualitas pelayanan, maka fungsi pelayanan di

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. seseorang terhadap pelayanan kesehatan. (Notoatmodjo,1993).

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat. a. Gambaran Kepuasan Pasien Jamkesmas Pada Pelayanan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sejahtera. Seluruh kepentingan masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA YANKESTIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SYECH YUSUF KAB.

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA JAMKESMASDA DI PUSKESMAS AMPANA BARAT KABUPATEN TOJO UNA-UNA 1) Aswindah. S. Hi. Djarabe 2) Sudirman 1) 2) Bagian Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan FKM Unismuh Palu ABSTRAK Salah satu cara untuk menarik pasien dan memenangkan persaingan adalah dengan cara memberikan jasa pelayanan yang sesuai dengan keinginan pelanggan yang dapat memberikan kepuasan.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien peserta jamkesmasda di Puskesmas Ampana Barat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross Sectional.Lokasi penelitian ini di laksanakan di Puskesmas Ampana Barat dan waktu penelitian di laksanakan pada bulan Januari Maret 2013. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 99 responden. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi Square (X²). Hasil penelitian diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) berarti secara statistik ada hubungan yang bermakna antara pelayanan petugas loket dengan kepuasan pasien. Dan nilai p = 0,007 (p < 0,05) berarti secara statistik ada hubungan antara pelayanan dokter dengan kepuasan pasien.dan nilai p = 0,015 (p < 0,05) berarti secara statistik ada hubungan antara pemeriksaan perawat dengan kepuasan pasien.sedangkan nilai p = 0.014 ( p < 0,05) secara statistik ada hubungan antara pelayanan petugas apotek dengan kepuasan pasien. Penelitian ini menyarankan, bagi pimpinan dan staf Puskesmas Ampana Barat agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Terutama bagi petugas kesehatan khususnya pelayanan petugas loket, pelayanan dokter, pelayanan pemeriksaan perawat serta pelayanan petugas apotek, dalam memberikan pelayanan pada pasien masih kurang baik, agar bersikap lebih baik dan dapat memberikan pelayanan lebih baik kepada pasien. Daftar Pustaka : 14 ( 1994 2011 ) Kata Kunci : Kepuasan,Jamkesmasda,Puskesmas PENDAHULUAN Pembangunan Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu untuk memperoleh Pelayanan Kesehatan sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) yang berbunyi Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkugan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,yang didalamnya disebut bahwa Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan bahwa setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Aditama,2004) Kesehatan adalah hak fundamental sekaligus investasi paling berharga bagi seluruh warga Negara. Kesehatan yang terjaga menjadi titik tolak eksistensi dan berdayanya masyarakat. Komitmen pemerintah daerah sangat dituntut dalam hal menetapkankan system yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak masyarakat akan kesehatan. Sebuah upaya pemerintah daerah dalam membukukan komitmennya dengan 19

ditetapkannya Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesmasda) Tahun 2009 sebagai upaya pemenuhan pelayanan kesehatan bagi masarakat miskin dan masarakat kurang mampu belum mendapatkan jaminan melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Tahun 2011 Jamkesmasda diperluas sehingga seluruh masyarakat Kabupaten Tojo Una una akan terlayani kesehatannya dengan sistem Asuransi.(DinKes Tojo Unauna,2012) Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan masyarakat melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan dan kebutuhan pemberi pelayanan, pada institusi pelayanan yang diselenggarakan secara efisien. Interaksi ketiga pilar utama pelayanan kesehatan yang serasi, selaras dan seimbang, merupakan panduan dari kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Sugito, 2001). Salah satu cara untuk menarik pasien dan memenangkan persaingan adalah dengan cara memberikan jasa pelayanan yang sesuai dengan keinginan pelanggan yang dapat memberikan kepuasan. Peran Petugas Kesehatan adalah salah satu penyedia pelayanan kesehatan khususnya di bidang keperawatan, dituntut mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat memberi kepuasan pasien serta keluarganya dalam batas standar pelayanan profesional. ( Purwoko, 2009). Sebagian besar keluhan pasien dalam suatu survei kepuasan menyangkut tentang keberadaan petugas yang tidak profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan diantaranya masih terdengar keluhan akan petugas yang tidak ramah dan acuh terhadap keluhan pasiennya. Selain itu juga masih sering terdengar tentang sulitnya meminta informasi dari tenaga kesehatan terutama dokter dan perawat, sulitnya untuk berkomunikasi dua arah dengan dokter, dan lain sebagainya yang mencerminkan betapa lemahnya posisi pasien sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan.( Suryawati, dkk. 2008) Mutu jasa pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai ( sesuai dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi. Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan masyarakat melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan dan kebutuhan pemberi pelayanan,pada institusi pelayanan yang di selenggarakan secara efisien.(sugito,2001) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kepuasan pasien peserta Jamkesmasda di puskesmas Ampana Barat Kabupaten Tojo Una-una. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah "Cross Sectional study". Dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel sesaat. Artinya subyek diobservasi satu kali saja, dan pengukuran variabel independen dan variabel dependent dilakukan pada saat pemeriksaan atau pengkajian data (Danismail 1985 dikutip oleh Nursalam, 2000). Penelitian ini dilaksankan di wilayah kerja Puskesmas Ampana Barat Kecamatan Ampana Kota pada tanggal 19 Januari sampai dengan 19 Maret 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta Jamkesmasda yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Ampana Barat sebanyak 20

10.295 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian populasi dimana cara pengambilan sampel secara accidental sampling pada pasien rawat jalan di HASIL puskesmas ampana barat. Adapun besar sampel dihitung menggunakan rumus slovin. Hubungan Pelayanan Loket dengan Kepuasan Pasien Peserta Jamkesmasda di Puskesmas Ampana Barat Tabel 1 Distribusi Pasien Berdasarkan Hubungan Pelayanan Loket dengan Kepuasan Pasien Peserta Barat Pelayanan Loket Kepuasan Pasien Tidak Puas Puas Total n % n % n % Tidak Baik 11 84.6 2 15.4 13 100% Baik 23 26,7 63 73.3 86 100% Total 34 34.3 65 65.7 99 100% Sumber : Data Primer 2013 Pada tabel 1 menunjukan bahwa pelayanan loket yang baik lebih besar kemungkinan dapat rasa puas pada pasien, dengan persentase 73.3 %, dibanding yang tidak puas. Sedangkan pelayanan loket yang tidak baik lebih besar kemungkinan dapat memberikan rasa puas pada pasien, dengan P X 2 0,000 persentase15.4 %, dibanding yang tidak puas. Berdasarkan uji Chi-Square di peroleh nilai P Value = 0,000 < 0,05.Berarti secara statistik ada hubungan pelayanan petugas loket dengan kepuasan pasien peserta Barat. Hubungan Pemeriksaan Dokter dengan Kepuasan Pasien Peserta Jamkesmasda di Puskesmas Ampana Barat Tabel 2 Distribusi Pasien Berdasarkan Hubungan Pelayanan Dokter dengan Kepuasan Pasien Peserta Jamkesmasda Di Puskesmas Ampana Barat Pelayanan Dokter Kepuasan Pasien Tidak Puas Puas Total n % n % n % Tidak Baik 12 12.8 43 78.2 55 100% Baik 22 50.0 22 50.0 44 100% Total 34 34.3 65 65.7 99 100% Sumber : Data Primer 2013 Pada tabel 2 menunjukan bahwa pelayanan dokter yang baik lebih kecil kemungkinan dapat rasa puas pada pasien, dengan persentase 50.0 %, 21 P X 2 0,007 dibanding yang tidak puas. Sedangkan pelayanan dokter yang kurang baik lebih besar kemungkinan dapat memberikan rasa puas pada pasien, dengan

persentase 78.2 %, dibanding yang tidak puas. Berdasarkan uji Chi-Square di peroleh nilai P Value = 0,007 < 0,05.Berarti secara statistik ada hubungan pemeriksaan dokter dengan kepuasan pasien peserta Jamkesmasda di Puskesmas Ampana Barat. Hubungan Pemeriksaan Perawat dengan Kepuasan Pasien Peserta Barat Tabel 3 Distribusi Pasien Berdasarkan Hubungan Pemeriksaan Perawat dengan Kepuasan Pasien Peserta Jamkesmasda Di Puskesmas Ampana Barat Pemeriksaan Perawat Tidak Puas Kepuasan Pasien Puas Total n % n % n % Tidak Baik 12 60.0 8 40.0 20 100% Baik 22 27.8 57 72.2 79 100% Total 34 34.3 65 65.7 99 100% Sumber : Data Primer 2013 Pada tabel 3 menunjukan, bahwa pemeriksaan perawat yang baik lebih besar kemungkinan dapat rasa puas pada pasien, dengan persentase 72.2 %, dibanding yang tidak puas. Sedangkan pemeriksaan perawat yang kurang baik lebih kecil kemungkinan dapat memberikan rasa puas pada P X 2 0,015 pasien, dengan persentase 40.0 %, dibanding yang tidak puas. Berdasarkan uji Chi-Square di peroleh nilai P Value = 0,015 < 0,05.Berarti secara statistik ada hubungan pemeriksaan perawat dengan kepuasan pasien peserta Jamkesmasda di Puskesmas Ampana Barat. Hubungan Pelayanan Petugas Apotek dengan Kepuasan Pasien Peserta Barat Tabel 4 Distribusi Pasien Berdasarkan Hubungan Pelayanan Petugas Apotek dengan Kepuasan Pasien Peserta Jamkesmasda Di Puskesmas Ampana Barat Pelayanan Apotek Tidak Puas Kepuasan Pasien Puas Total n % n % n 100% Tidak Puas 21 48.8 22 51.2 43 100% Puas 13 23.2 43 76.8 56 100% P X 2 0,014 5,991 Total 34 34.3 65 65.7 99 100% Sumber : Data Primer 2013 Pada tabel 4 menunjukan, bahwa pelayanan petugas apotek yang lama lebih kecil kemungkinan dapat rasa puas pada pasien, dengan persentase 61.7 %, dibanding yang tidak puas. Sedangkan pelayanan petugas apotek yang tidak 22 lama lebih besar kemungkinan dapat memberikan rasa puas pada pasien, dengan persentase 82.9 %, dibanding yang tidak puas.

Berdasarkan uji Chi-Square di peroleh nilai P Value = 0,14 < 0,05.Berarti secara statistik ada hubungan pelayanan petugas apotek dengan kepuasan pasien peserta Barat. PEMBAHASAN Hubungan Pelayanan Loket Dengan Kepuasan Pasien Peserta Jamkesmasda Di Puskesmas Ampana Barat Hasil analisis univariat menunjukkan, bahwa dari 99 responden yang menyatakan pelayanan loket baik yaitu berjumlah 86 orang,dan yang menyatakan pelayanan loket tidak baik yaitu berjumlah 13 orang. Hasil analisis bivariat menunjukkan, bahwa pelayanan loket yang baik lebih besar kemungkinan dapat memberikan rasa puas pada pasien. Menurut peneliti, Pelayanan Loket sangat memberi pengaruh besar terhadap kepuasan pasien.kesan pertama seringkali membawa pengaruh umtuk pelayan selanjutnya. Teori Departemen Kesehatan Jakarta (Tahun 2000), diketahui bahwa salah satu faktor yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah lambatnya petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan, baik itu pada saat pasien mendaftar di loket sampai dengan pemeriksaan dan pengambilan resep. Hasil pemantauan Pusat Informasi Kesehatan (PIK) diketahui bahwa untuk satu orang pasien di Puskesmas dibutuhkan waktu tunggu di loket 10 menit, di ruang periksa 15 sampai 20 menit dan ditempat resep biasa mencapai 15 menit, jadi untuk satu kali kunjungan pasien membutuhkan waktu 45 menit sampai 1 jam. Semakin baik pelayanan yang diberikan oleh petugas, maka dapat membuat pasien semakin merasa puas terhadap pelayanan loket yang di berikan di puskesmas ampana barat. Penelitian ini sejalan dengan teori Amalia (2003) menurut Amalia Kepuasan pasien secara garis besar penyebabnya adalah pelayanan yang baik dari petugas loket.namun seringkali di pengaruhi oleh sikap dan pengetahuan dari pasien itu sendiri. Hubungan Pemeriksaan Dokter terhadap Kepuasan Pasien Peserta Jamkesmasda Di Puskesmas Ampana Barat Hasil analisis univariat menunjukkan, bahwa dari 99 responden yang menyatakan pemeriksaan dokter yang tidak baik yaitu berjumlah 55 orang. Dan yang menyatakan pemeriksaan dokter yang baik yaitu berjumlah 44 orang. Hasil analisis bivariat menunjukkan, bahwa pelayanan dokter yang baik lebih besar kemungkinan dapat memberikan rasa puas pada pasien, dibanding yang tidak puas. Menurut peneliti, saat pemeriksaan dokter itu sangat berhubungan dengan kepuasan pasien itu sendiri.karena tujuan pasien ialah untuk berobat dan ingin mendapatkan hasil pemeriksaan yang maksimal dari seorang dokter. Oleh karena itu pemeriksaan yang baik,ramah dan mendalam tentunya yang seharusnya di lakukan setiap Dokter dalam menangani pasiennya,terutama pengguna Jamkesmasda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Smith dan Metzner (2004) dikemukakan bahwa mutu pelayanan yang paling dianggap penting oleh pasien adalah efisiensi pelayanan kesehatan sebesar 45%, kemudian menyusul perhatian dokter secara pribadi kepada pasien sebesar 40%, pengetahuan ilmiah yang dimiliki dokter sebesar 40%, keterampilan yang dimiliki dokter sebesar 35%, serta kenyamanan pelayanan yang dirasakan oleh pasien sebesar 35% (Pahirah, 2003). 23

Hasil penelitian Tay (2008) tentang hubungan mutu pelayanan terhadap kepuasan pasien menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemeriksaan dokter terhadap kepuasan pasien. Faktor lain yang mempengaruhi pelayanan menurut Jacobalis adalah pemeriksaan dokter. Dokter memegang peranan penting dalam pelaksanaan pelayanan suatu puskesmas. Dalam pelayanan kesehatan dokter yang paling sering berinteraksi dengan pasien selama pasien berada di puskesmas. Tanggung jawab yang besar ini menuntut para dokter untuk memberikan pelayanan yang baik dan bermutu. Semakin baik pelayanan yang diberikan oleh petugas, maka dapat membuat pasien semakin merasa puas terhadap pelayanan pemeriksaan dokter yang di berikan dipuskesmas ampana barat. Menurut Azrul Azwar (2005) mendefinisikan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, kelompok, dan ataupun masyarakat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nancy (2005) menurut Nancy pada intinya pemeriksaan dokter yang baik adalah penentu kepuasan fisik dari pasien mempengaruhi pelayanan dokter sehingga berpengaruh pula terhadap kepuasan pasien. Hubungan Pemeriksaan Perawat terhadap Kepuasan Pasien Peserta Jamkesmasda Di Puskesmas Ampana Barat Hasil analisis univariat menunjukkan, bahwa dari 99 responden yang menyatakan pelayanan pemerisaan perawat yang tidak baik yait berjumlah 20 orang. Dan yang menyatakan baik yaitu berjumlah 79 orang.. Hasil analisis bivariat menunjukkan, bahwa pemeriksaan perawat yang baik lebih besar kemungkinan dapat memberikan rasa puas pada pasien, dibanding yang tidak puas. Menurut peneliti pemeriksaan perawat yang tidak baik disebabkan petugas dalam memberikan pelayanan perawat di puskesmas ampana barat kurang ramah, sikap petugas dalam memberikan pelayanan yang dirasakan kurang menyenangkan, penjelasan yang diberikan petugas di puskesmas ampana barat mengenai tindakan yang akan dilakukan maupun sesudah melakukan tindakan kurang jelas dan sulit dimengerti oleh pasien, dan petugas perawat dalam melakukan tindakan pasien terhadap pelayanan petugas perawat yang diberikan pasien di puskesmas ampana barat agak kasar, sehingga dapat berdampak adanya ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan pemeriksaan dokter yang tidak baik dapat membuat merasa puas terhadap peserta jamkesmasda yang diberikan oleh pemeriksaan perawat. Menurut teori DepKes RI 2003, Pelayanan pemeriksaan perawat merupakan suatu pelayanan yang bertujuan membantu masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit untuk memperoleh kesehatan yang sebaik baiknya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Chairul ulum (2004) menurut Chairul Pelayanan perawat yang baik adalah berpengaruh sangat besar terhadap kepuasan pasien.namun seringkali faktor Kebudayaan juga bisa membawa pengaruh yang besar bagi kepuasan pasien peserta Jamkesmasda. Hubungan Pelayanan Petugas Apotek terhadap Kepuasan Pasien Peserta Jamkesmasmasda Di Puskesmas Ampana Barat 24

Hasil analisis univariat menunjukkan, bahwa dari 99 responden yang menyatakan puas pada pelayanan petugas apotek yaitu berjumlah 57 orang. Dan yang menyatakan tidak puas yaitu berjumlah 42 orang. Hasil analisis bivariat menunjukkan, bahwa pelayanan petugas apotek yang baik lebih besar kemungkinan dapat memberikan rasa puas pada pasien, dibanding yang tidak puas. Menurut peneliti Pelayanan petugas Loket sangat berhubungan dengan kepuasan pasien.karena pada saat pengambilan obat,pasien selalu menginginkan pelayanan yang tidak membuat mereka menunggu lama dan juga ingin mendapatkan obat yang baik dan cocok untuk penyakit yang di derita.kadang kala petugas apotek akan memberikan resep obat yang tidak tersedia di apotek Puskesmas untuk kemudian pasien bisa membelinya di Apotek luar. Ini yang biasanya membuat pasien merasa tidak puas. Kepuasan merupakan pengalaman yang akan mengendap di dalam ingatan pasien sehingga mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian ulang produk yang sama Pelayanan konsumen dapat berupa produk, jasa, atau campuran produk dan jasa. Apotek merupakan pelayanan produk dan jasa yang dikaitkan dengan kepuasan pasien. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Nurul A (2007) bahwa Pelayanan yang baik dari petugas apotek menentukan kepuasan pasien.namun ternyata faktor sikap juga membawa pengaruh sangat besar terhadap kepuasan pasien. KESIMPULAN 1. Ada hubungan bermakna antara Pelayanan petugas loket dengan kepuasan pasien peserta Barat dengan nilai P.Value = 0,000 < 0,05. 2. Ada hubungan bermakna antara Pemeriksaan Dokter dengan Kepuasan Pasien peserta Barat dengan nilai P.Value = 0,007 < 0,05. 3. Ada hubungan bermakna antara Pemeriksaan Perawat dengan Kepuasan Pasien peserta Barat dengan nilai P.Value = 0,015 < 0,05. 4. Ada hubungan bermakna antara Pelayanan Petugas Apotek dengan Kepuasan Pasien peserta Barat dengan nilai P.Value = 0,014 < 0,05. SARAN Sebaiknya Pihak Puskesmas Ampana Barat khususnya kepada petugas di bagian Loket apotek,juga kepada dokter dan perawat agar tetap menomorsatukan kepentingan pasien dan kiranya bagi yang tidak mengindahkan sebaiknya di berikan sanksi tegas. DAFTAR PUSTAKA Daniismail S A,2000, Proposal Penelitian Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Puskesmas DTP Tanjungsari Kabupaten Sumedang, di akses tanggal 12 November 2012 Depkes, Kebijakan dasar Puskesmas (Menuju Indonesia Sehat 2010). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta, 2003.,Kegiatan pokok Puskesmas.di akses tanggal 14 November 2012 25

RI,2000.Citra yang baik dari puskesmas,jakarta,di akses tanggal 14 November 2012 Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una,2012 Petunjuk Teknis Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah Kabupaten Tojo Una Una di Rumah Sakit, Puskesmas dan Jaringannya Tahun 2012, Ampana, 2012. Wirawan,1994.10 elemen yang dapat memutuskan pasien.di akses tanggal 15 november 2012 Kotler,2005.Gambaran tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan,http: //gudangmakalah.blogspot.com,di akses tanggal 12 November 2012 Krownski dan Steiber,1996.Model kepuasan Komprehensif,di akses tanggal 12 November 2012 Purwoko,2009.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan Dan Rawat Inap Di Puskesmas, di akses tanggal 12 November 2012 Rankuti dan Tjiptono, 2003. Tinjauan umum tentang kepuasan,di akses tanggal 14 November 2012 Roemer dan Aguilar, 2002. Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien di Bangsal Kebidanan Pada Badan RSUD X, di akses tanggal 12 November 2012 Suryawati dkk, 2008. Peran Petugas Kesehatan,di akses tanggal 12 November 2012 Supranto J, 2001. Model Kepuasan Komprehensif, di akses tanggal 12 November 2012 Wilis, 2012. profil Puskesmas ampana Barat, Ampana 26