Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

dokumen-dokumen yang mirip
Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Kayu lapis Istilah dan definisi

Kayu lapis Mutu perekatan Bagian 2: Persyaratan. Plywood Bonding quality Part 2: Requirements

Bambu lamina penggunaan umum

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Semen portland komposit

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Panel kayu Papan serat, papan partikel dan OSB Istilah dan definisi

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Analisis kadar abu contoh batubara

Panel kayu Penentuan pengembangan tebal setelah direndam dalam air. Wood-based panels Determination of swelling in thickness after immersion in water

Cara uji daktilitas aspal

Pupuk kalium klorida

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Biji kakao AMANDEMEN 1

Cara uji sifat tahan lekang batu

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Kulit masohi SNI 7941:2013

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Kayu Penentuan kekuatan maksimum (Ultimate) pada lentur statis

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun

Tegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pupuk amonium sulfat

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Susu segar-bagian 1: Sapi

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji berat jenis aspal keras

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

Rambu evakuasi tsunami

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Pertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Cara uji geser langsung batu

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Pupuk urea amonium fosfat

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Pupuk amonium klorida

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Cara uji penetrasi aspal

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

Semen beku Bagian 1: Sapi

PSN. Jajak Pendapat dan Pemungutan Suara dalam Rangka Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pedoman Standardisasi Nasional

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Embrio ternak - Bagian 1: Sapi

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

Semen beku Bagian 3 : Kambing dan domba

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

Transkripsi:

SNI ISO 1096:2010 Standar Nasional Indonesia Kayu lapis - Klasifikasi Plywood - Classification (ISO 1096:1999,IDT) Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu ICS 79.060 Badan Standardisasi Nasional

Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu SNI ISO 1096:2010 Daftar Isi Daftar Isi...i Prakata... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Klasifikasi... 1 Bibliografi... 3 i

Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu SNI ISO 1096:2010 Table of Content Table of Content...ii 1 Scope... 2 2 Classification... 2 Bibliography... 4 ii

Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu SNI ISO 1096:2010 Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) ISO 1096:2010 Kayu lapis - Klasifikasi merupakan hasil adopsi identik dengan metode terjemahan dari ISO 1096:1999 Plywood - Classification. Alasan adopsi standar ini adalah harmonisasi standar dan kebutuhan di lapangan. Apabila terdapat keraguan dalam standar ini, maka mengacu standar aslinya. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 79-01 Hasil hutan kayu. Standar ini telah dibahas dalam rapat teknis dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 18 20 November 2010 di Bogor. iii

Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu

SNI ISO 1096:2010 Kayu lapis - Klasifikasi 1 Ruang lingkup Standar ini memberikan klasifikasi panel kayu lapis. 2 Klasifikasi Panel kayu lapis diklasifikasikan berdasarkan kriteria di bawah ini. 2.1 Berdasarkan penampilan umum 2.1.1 Berdasarkan konstruksi a) Kayu lapis venir. b) Papan inti kayu: 1) Papan blok, 2) Papan lamina. c) Kayu lapis komposit. 2.1.2 Berdasarkan bentuk a) Datar. b) Bentukan. 2.2 Berdasarkan karakteristik dasar 2.2.1 Berdasarkan daya tahan a) Untuk penggunaan pada kondisi kering. b) Untuk penggunaan pada kondisi lembab. c) Untuk penggunaan pada kondisi eksterior. 2.2.2 Berdasarkan karakteristik mekanis 2.2.3 Berdasarkan penampilan permukaan 2.2.4 Berdasarkan kondisi permukaan a) Panel yang tidak diampelas. b) Panel yang diampelas. c) Panel sebelum pengerjaan akhir. d) Panel yang dilapisi (venir dekoratif, film, kertas impregnasi, dan lain sebagainya). Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu 2.3 Berdasarkan persyaratan penggunaan akhir 1 dari 4

SNI ISO 1096:2010 Plywood Classification 1 Scope This International Standard gives a classification of plywood panels. 2 Classification Plywood panels are classified according to the criteria in the following list. 2.1 According to general appearance 2.1.1 According to construction a) Veneer plywood. b) Wood-core boards: 1) Block board, 2) Laminated board. c) Composite plywood. 2.1.2 According to form and shape a) Flat. b) Moulded. 2.2 According to principal characteristics 2.2.1 According to durability a) For use in dry conditions. b) For use in humid conditions. c) For use in exterior conditions. 2.2.2 According to mechanical properties 2.2.3 According to surface appearance 2.2.4 According to their surface condition a) Unsanded panel. b) Sanded panel. c) Prefinished panel. d) Overlaid panel (decorative veneer, film, impregnated paper, etc.). Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu 2.3 According to requirements of the final user 2 dari 4

SNI ISO 1096:2010 Bibliografi ISO 12465-1, Plywood Specifications Part 1: Requirements for plywood for use in dry conditions. ISO 12465-2, Plywood Specifications Part 2: Requirements for plywood for use in humid conditions. ISO 12465-3, Plywood Specifications Part 3: Requirements for plywood for use in exterior conditions. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu 3 dari 4

Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu SNI ISO 1096:2010 Bibliography ISO 12465-1, Plywood Specifications Part 1: Requirements for plywood for use in dry conditions. ISO 12465-2, Plywood Specifications Part 2: Requirements for plywood for use in humid conditions. ISO 12465-3, Plywood Specifications Part 3: Requirements for plywood for use in exterior conditions. 4 dari 4

Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu

Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3,4,7,10 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.go.id