Cucu Saepuloh, Siti Jundiah, Rika Nurhasanah ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan plesetan dari bahasa medis: diarrhoea. Penyakit diare

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Penyebab utama kematian diare

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GANGGUAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang berusia di bawah 5 tahun terdapat kematian di. miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya.

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Morbiditas dan mortalitas merupakan suatu indikator yang

SUMMARY. Jihan S. Nur NIM :

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU BALITA DIARE DENGAN PENGGUNAAN ORALIT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAJAG BANYUWANGI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

POLA TATALAKSANA DIARE CAIR AKUT DI RSUD WONOSOBO Ika Purnamasari, Ari Setyawati ABSTRAK

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM PERTOLONGAN PERTAMA PADA BALITA DIARE DI RUMAH DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

Penyajian Susu Formula Terhadap Kejadian Diare Pada Bayi 0 24 Bulan di RS. Surabaya Medical Service

Oleh : Tintin Purnamasari ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA ANAK DI KELURAHAN PABBUNDUKANG KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP

BAB I PENDAHULUAN. cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEKAMBUHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN SKRIPSI

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Deteksi Dini Penyakit ISPA

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN ANAK PRA SEKOLAH TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE DI TK MINASAUPA

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab. Sementara menurut United Nations Childrens Foundation (UNICEF)

Nisa khoiriah INTISARI

Disusun Oleh: Wiwiningsih

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG SANITASI BOTOL SUSU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

Oleh : Suyanti ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. yaitu buang air besar yang tidak normal. berbentuk tinja encer dengan frekuensi

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Rahayu Setyowati

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN PENANGANAN AWAL DIARE DI RUMAH PADA ANAK USIA TODLER (1-3 TAHUN) YANG MENGALAMI DEHIDRASI DIRUANG MIRAH RSUD dr. SLAMET GARUT TAHUN 2014 ABSTRAK Cucu Saepuloh, Siti Jundiah, Rika Nurhasanah Didunia diare peringkat kedua penyebab kematian(who, 2009). Di Indonesia jumlah kematian akibat diare pada usia di bawah lima tahun 173/1000 kelahiran hidup. Di RSUD dr. Slamet Garut diare merupkan urutan kedua jenis penyakit terbanyak pada usia 1-4 tahun yaitu 270 orang (26,39%) dari 1023 dari sepuluh penyakit terbanyak rawat inap di ruang anak. Diare dapat menyebabkan anak kehilangan cairan. Pengetahuan merupakan domain penting dalam perilaku seseorang, dalam hal ini adalah penangan awal diare di rumah sebagai pertolongan pertama yang bisa dilakukan ibu agar anak tidak jatuh pada kondisi lebih buruk akibat kekurangan cairan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi korelasi. Jumlah sampel sebanyak 55 responden, pengambilan sampel menggunakan tekhnik purposive sampling. Tekhnik pengumpulan data dengan membagikan kuesioner tentang pengetahuan dan penanganan awal diare di rumah. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengetahuan ibu tentang diare pada anak usia 1-3 tahun, hampir setengahnya dari responden yaitu 23 orang (41.8%) memiliki tingkat pengetahuan yang kurang, dan s ebagian besar responden yaitu 32 orang (58,2%) melakukan penanganan awal diare di rumah dengan kategori tidak baik. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang diare dengan penanganan awal diare di rumah pada anak usia 1-3 tahun yang mengalami dehidrasi dengan P-value = 0.000 (< 0.05). berdasarkan hasil penelitian, perlu dilakukan penyuluhan mengenai diare dan penanganannya yang bisa dilakukan dirumah sebelum anak mengalami dehidrasi. Kata Kunci: Pengetahuan, penanganan awal diare di rumah 40

Cucu-Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare... 41 PENDAHULUAN Penyakit diare di dunia masih menempati peringkat kedua penyebab kematian pada anak di bawah lima tahun. Empat puluh persen kematian anak di dunia pada tiap tahun disebabkan oleh penyakit pneumonia dan diare. Hampir satu dari lima kematian anak disebabkan oleh diare, kerugian yang dialami sekitar 1,5 juta jiwa setiap tahun. Secara umum kematian akibat diare pada anak di dunia mencapai 4.110 kematian per hari, 3 kematian per menit, dan 1 kematian setiap 20 detik, (Unicef & WHO, 2009). Di Indonesia, berdasarkan laporan kesehatan Unicef dan WHO (2009), pada tahun 2008 angka mortality rate untuk diare pada anak-anak di bawah usia lima tahun mencapai 41 per 1.000 kelahiran hidup dan jumlah kematiannya mencapai angka 173 per 1000 penduduk. Menurut Depkes RI, (2006) di Indonesia setiap anak mengalami diare rata-rata 1 sampai 2 kali setahun. Pada tahun 2005 Dinas Kesehatan Jawa Barat menyatakan bahwa penderita diperkirakan mencapai 11,8 juta orang. Hasil survei yang dilakukan dan laporan yang masuk, penderita usia 1-4 tahun sebanyak 144 ribu anak (34,2%),jika tidak segera ditangani diare bisa menyebabkan kematian, (Dep.Kes RI, 2006). Di Rumah Sakit dr. Slamet Garut, (2012) diare merupakan penyakit urutan kedua setelah Pneumonia pada anak usia 1-4 tahun yaitu berjumlah 270 atau sekitar 26,39 % dari 1023 penyakit terbanyak kasus rawat inap berdasarkan kelompok usia pada RSU Dr. Slamet Kab. Garut 2012 (BP. RSU dr.slamet tahun 2012). Penyakit diare pada bayi dan anak balita (bawah lima tahun) bisa sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Kematian diakibatkan oleh kekurangan cairan yang banyak keluar bersama tinja. Dehidrasi karena diare merupakan penyebab utama kematian pada bayi dan anak. (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2008). Pasien diare yang dirawat biasanya sudah dalam keadaan dehidrasi berat dengan rata rata kehilangan cairan sebanyak 12,5%. Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan darah menurun, pasien sangat lemah, kesadaran menurun, (Suharyono, 2008). Pengetahuan ibu (orang tua) tentang diare yang meliputi pengertian diare, tanda tanda diare, akibat yang ditimbulkan oleh diare dan mampu melakukan penanganan pertama pada penderita diare, sebelum dibawa ke layananan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan medis, dapat menurunkan angka kematian balita akibat diare (Supartini, 2004). Ini di dukung oleh pernyataan Wafi dalam Suharyono (2008) bahwa faktor pengetahuan tentang diare, baik mengenai masalah diare ataupun penanganan diare, dapat menekan angka kematian pada anak yang mengalami dehidrasi akibat diare Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan melakukan wawancara tehadap 8 orang ibu yang anaknya dirawat di ruang Mirah RSU dr. Slmet Garut dengan diagnosa diare, didapatkan hasil bahwa 6 orang (75%) dari 8 ibu mengatakan bahwa mereka hanya mengatakan bahwa diare itu adalah Buang Air Besar (BAB) yang cair yang lebih dikenal dengan kata mencret, tapi tidak mengetahui frekuensi dari BAB yang disebut dengan mencret, serta tidak mengatakan tidak mengetahui penyebab diare itu dari apa dan menganggap m encret itu indah. Dan 2 orang (35%) orang ibu mengatakan bahwa diare itu adalah BAB mencret lebih dari 1x/ hari dan mengatakan mungkin penyebabnya dari benda-benda yang kotor yang dimasukan ke mulut oleh anaknya. Dan dari semua responden mengatakan tidak mengetahui tanda-tanda dehidrasi terhadap anaknya yang mengalami diare serta mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan dari petugas kesehatan baik di puskesmas maupu di r umah sakit mengenai diare dan penanganannya yang bisa dilakukan di rumah. Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Penanganan Awal Diare Di Rumah Pada Anak Usia Todler (1-3 Tahun) Yang Mengalami Dehidrasi Di Ruang Mirah RSUD Dr. Slamet Garut.

Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret 2014. Hal. 1-74 42 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan studi korelasi Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua (ibu) pasen anak diare dengan dehidrasi usia todler (1-3 tahun) yang dirawat di ruang Mirah RSU dr. Slamet Garut. Jumlah populasi pada 6 bulan terakhir yaitu bulan Januari-Juli 2013 terdapat 120 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu cara p engambilan sampel yang tidak didasarkan karena adanya tujuan tertentu, dengan kriteria inklusi adalah ibu yang menunggu anak usia todler (1-3 tahun) dengan dehidrasi, yang sedang menjalani perawatan, bisa baca, dan yang bersedia jadi responden, sedangkan untuk kriteria ekslusinya adalah tidak menunggu anaknya yang sedang menjalani perawatan ketika dilakukan penelitian dan tidak bersedia menjadi responden, serta anaknya tidak mengalami dehidrasi akibat diare. Besarnya samapel adalah 55 orang. Untuk mengukur tingkat pengetahuan kuesioner yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 35 pertanyaan di mana responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan yang diketahuinya, jawaban benar diberi skor 1 (satu) dan bila jawaban salah atau tidak diisi skor 0 (nol). Untuk mengukur variabel penanganan awal diare di rumah, peneliti menggunakan teknik wawancara, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebanyak 12 pertanyaan yang telah tersedia yang dibuat peneliti dan disusun oleh peneliti, sehingga peneliti tingagal memberikan tanda ceklis pada jawaban yang diberikan oleh responden, jawaban yang sesuai diberi skor 1 dan bila jawaban yang tidak sesuai diberi skor 0 (nol). HASIL PENELITIAN 1. Analisa Univariat Untuk mengetahui bagaimana gambaran secara umum dari pengetahuan responden (ibu) tentang diare pada anak usia 1-3 tahun (usia todler) di ruang Mirah RSU dr. Slamet Garut, akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 1 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada anak Usia 1-3 Tahun (Usia Todler) Tahun 2014 Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) Baik 15 27.3 Cukup 17 30.9 Kurang 23 41.8 Total 55 100 Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahuai bahwa dari 55 responden hampir setengahnya dari responden yaitu 23 orang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang diare pada anak usia 1-3 tahun (usia todler). Hasil penelitian mengenai penanganan awal diare di rumah yang dilakukan ibu terhadap anak usia 1-3 tahun yang mengalami dehidrasi akibat diare yang di rawat di ruang Mirah RSU dr. Slamet Garut, akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2 Gambaran Penanganan Awal Diare Di Rumah Terhadap Anak Usia 1-3 Tahun (Usia Toler) Tahun 2014 Penanangan awal diare Frekuensi Prosentase (%) Baik 23 41.8 Tidak baik 32 58.2 Total 55 100 Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa dari 55 responden, sebagian besar responden yaitu 32 orang melakukan penanganan awal diare di rumah pada anak usia 1-3 tahun dengan kategri tidak baik. 2. Analisa Bivariat Hasil penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan ibu dengan penanganan awal diare di rumah pada anak usia 1-3 tahun (usia Todler) akan di sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Cucu-Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare... 43 Tabel 3 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Penanganan Awal Diare Di Rumah Pada Anak Usia 1-3 Tahun (Usia Todler) Tahun 2014 Pengetahuan Penanganan awal diare Baik Tidak baik Total F % F % % Baik 13 23.6 2 3.6 27.3 P Value Cukup 4 7.3 13 23.6 30.9 0.000 Kurang 6 10.9 17 30.9 41.8 Total 23 41.8 32 58.2 100 Dari tabel 3 yaitu hasil analisis bivariat didapatkan nilai p value 0.000 (< 0.05), yang berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare usia 1-3 tahun yang mengalami dehidrasi di ruang Mirah RSU dr. Slamet Garut. PEMBAHASAN Dari tabel 4.4 dapat diketahui adanya kecendrungan semakin baik pengetahuan ibu tentang diare pada anak usia 1-3 tahun maka semakin baik pula dalam melakukan penanganan awal diare di rumah pada anak usia 1-3 tahun. Untuk mengetahui apakah kecendrungan tersebut menandakan adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare usia 1-3 tahun yang mengalami dehidrasi, maka dilakukan pengujian bivariat dengan Chi Square dengan hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.3 di atas, diperoleh nilai p value 0.000 yang lebih kecil dari α 0.05, yang berarti H0 di tolak. Hal ini berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare usia 1-3 tahun (usia todler). Adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare dengan penanganan awal diare di rumah pada anak usia 1-3 tahun ini bisa dibuktikan dari hasil penelitian yang didapatkan, dari 15 orang responden (27.3%) yang pengetahuannya baik hanya 2 orang (3.6 %) yang melaksanakan penanganan awal diare di rumah dengan kategori tidak baik, dan sisanya 13 orang (23.6%) melaksanakan penanganan awal diare di rumah dengan kategori baik. Begitu pula sebaliknya dari 23 orang responden (41.8%) yang pengetahuannya kurang, sebanyak 17 orang (30.9 %) melaksanakan penanganan awal diare di rumah pada anak usia 1-3 tahun dengan kategori tidak baik, dan sisanya hanya 6 orang (10.9 %) melaksanakan penanganan awal diare dengan kategori baik. Penanganan diare awal di rumah merupakan suatu perilaku terhadap kesehatan. Menurut teori Lawrence Green dalam Notoadmodjo (2007), bahwa perilaku seseorang dipengaruhi faktor predisposisi yang mencakup pengetahuan. Notoatmojo (2003), mengatakan bahwa pengetahuan merupakan d omain penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, dan tindakan itu apabila didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng (long lasting), sebaliknya jika tindakan itu tidak didasari oleh pengetahuan tidak akan bersifat lama. Pengetahuan berpengaruh terhadap praktek baik secara langsung maupun tidak langsung, praktek sesorang dibentuk oleh interaksi individu dengan l ingkungan khususnya yang menyangkut pengetahuan terhadap objek. Pengetahuan merupakan k emampuan ibu untuk mengetahui dan memahami mengenai pengertian diare, tanda-tanda diare, penyebab diare, akibat diare, cara pencegahan diare yang nantinya akan berpengaruh terhadap perilaku penanganan awal diare di rumah yang dilakukan oleh ibu terhadap anaknya yang mengalami diare. Pengetahuan sebagai sesuatu yang diketahui oleh seseorang dengan jalan apapun. Pengetahuan ibu tentang diare yang tepat dapat mengurangi atau mengatasi terjadinya diare pada anak usia 1-3 tahun di mana ibu mengetahui gejala dan tanda-tanda diare maka dengan baik pula ibu dapat melakukan penanganan diare. Penanganan diare yang dilakukan oleh ibu pada anak yang mengalami diare bila didasari dengan pengetahuan akan lebih baik karena pengetahuan akan membentuk persepsi kebiasaan dan membentuk kepercayaan sehingga akan berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap tindakan seseorang dan akan bersifat langgeng atau (long lasting). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoatmojo (2003) bahwa pengetahuan merupakan faktor penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan

Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret 2014. Hal. 1-74 44 menurut pengalaman dan hasil penelitian menurut Roger (1983) dalam Notoatmojo (2003) bahwa tindakan seseorang yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng dari pada pengetahuan yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penanganan diare awal di rumah yang dilakukan oleh ibu pada anak 1-3 tahun akan lebih cepat dan tepat bila tindakan tersebut didasari oleh pengetahuan ibu tentang diare, tanda dan gejala diare, tanda dehidrasi akibat diare dan tatalaksana awal diare. Seseuai pernyataan WHO & UNICEF bahwa penanganan awal diare yang tepat dan tepat dapat mencegah terjadinya komlpikasi diare yaitu dehidrasi dan gangguan gizi akibat diare serta akan mempercepat proses penyembuhan. Keberhasilan ibu dalam melakukan penanganan awal diare di rumah secara langsung dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang diare. Pengetahuan berdampak besar terhadap perilaku atau tindakan kesehatan seseorang yang akan mempertinggi derajat kesehatan orang tersebut atau dapat disimpulkan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan seseorang dalam hal ini mengetahui tentang diare, maka akan baik pula tindakan yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan yang diketahuinya dalam hal tindakan penanganan awal diare di rumah yang terjadi pada anak usia 1-3 tahun. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang diare dengan penanganan awal diare di rumah pada anak usia todler (1-3 tahun) dengan nilai P value 0.000 (< 0.05). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, (2007). Manajemen penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Depkes RI, (2006). Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta Depkes RI, (2009). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Inayah, (2004). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta : Salemba Medika James & Ashwil, (2007). Nursing care of children principles and practice. Philadelphia: Elsevier. Kemenkes RI, (2010). Pedoman Pengendalian Penyakit Diare Pada Balita. Jakarta: Dirjen Pengendalian Penyakit Diare dan Penyehatan Lingkungan (P2DPL). Medikal Record, (2012). Morbiditas 10 Jenis Penyakit Terbanyak Kasus Rawat Inap Berdasarkan Kelompok Usia 1-4 Thn. Garut : BP.RSU dr. Slamet. Notoatmojo, (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. SDKI, (2008). Pola Penyebab Kematian Semua Umur. Jakarta Sugiyono, (2011). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Saharyono, (2008). Diare Akut Klinik dan Laboratorik. Jakarta : Rineka Cipta Sujarweni, (2012). Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu. Unicef & WHO, (2009). Diarrhoea: Why children are still dying and what can be done,(http://www. unicef.org/media/files/final_diarrhoea_ Report_October_2009_final.pdf. Diperoleh tanggal 29 Oktoberber 2013). UNICEF & WHO, (2005). Diarrhoea treatment guidelines including new recommendations for the use of ORS and zinc supplementation. Http://www.mostproject.org/ZINC/Zinc_Updates_ Apr05/Diarrhoea guidelines.pdf. Diperoleh tanggal 29 Oktobr 2013. Yusuf, (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosdakarya