BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB II LANDASAN TEORI. demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB II LANDASAN TEORITIS

KLIPPING BANK OLEH : NUR. FRATIWI KELAS : X IPS 4

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

Sistem Informasi Perbankan, Pertemuan Ke-1 PENGENALAN BANK. DEFINISI BANK BANK Bahasa ITALIA Banco yang artinya Bangku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. jalan mengedarkan alat-alat pembayaran berupa uang giral.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

Soal Pilihan Ganda Bab Perbankan

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen dana bank syariah

Bab 10 Pasar Keuangan

SUMBER SUMBER DANA BANK

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

SUMBER DAN ALOKASI DANA PERBANKAN. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

RUANG LINGKUP PERBANKAN KOMPUTERISASI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN, MANAJEMEN, 2 SKS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. maupun lembaga yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB II LANDASAN TEORI. dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang, seperti Indonesia dan negara di Asia lainnya,

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangkah meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

Ronny Kusnandar ISSN Nomor

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. Di Indonesia terdapat banyak lembaga keuangan yang tentunya mengelola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bergantung kepada dinamika perkembangan dan konstribusi nyata dari sektor

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

PERTEMUAN I & II: Oleh: Melinda Rahma Arullia, SE

PERTEMUAN KE - 3 BANK

Pertemuan ke V : Produk Dana

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki

G I R O DAN DEPOSITO. cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanan jasa kepada masyarakat. Secara umum pengertian bank adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank. Bank mempunyai peranan dalam menghimpun dana masyarakat, karena

ANDRI HELMI M, A.Md., SE., MM.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

M E T A D A T A INFORMASI DASAR CAKUPAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Mendengar kata bank sebenarnya tidak asing lagi bagi kita, terutama yang

di Pasar MODAL 1. Surat Berharga yang diperjual belikan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II LANDASAN TEORI. bidang keuangan yaitu sebagai tempat mengamankan uang, melakukan investasi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menghimpun dana dari masyarakat (funding), menyalurkannya kembali kepada

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PRINSIP PENGELOLAAN LIKUIDITAS BANK SYARIAH Oleh : Ibnudin, M.H.I

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

Sumber Dana dan Alokasi Dana dalam Perbankan

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

Transkripsi:

8 BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam betuk aset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan aset nonfinansial atau aset riil (Siamat, 2004:5). Menurut pasal 1 Undang-Undang No 4 Tahun 2003 tentang Perbankan, Bank adalah Bank Umum dan Bank Perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan berdasarkan pasal 1 undang-undang No 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank didefinisikan sebagai berikut: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam menjalankan fungsinya, Bank Indonesia adalah sebagai Bank Sentral yang independen melaksanakan tugas dan wewenangnya, dimulai

9 sejak UU No 23/1999 tentang Bank Indonesia dinyatakan berlaku tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Republik Indonesia No 6/2009. Dalam websitenya http://www.bi.go.id, Bank Indonesia mempublikasikan Pengaturan dan pengawasan bank yang diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia yaitu bank sebagai : 1. Lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana, 2. Pelaksana kebijakan moneter, 3. Lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta pemerataan, agar tercipta sistem perbankan yang sehat, baik sistem perbankan secara menyeluruh maupun individual, dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut pendekatan yang dilakukan yaitu dengan menerapkan (http://www.bi.go.id) : a. Kebijakan memberikan keleluasaan berusaha (deregulasi); b. Kebijakan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking); dan c. Pengawasan bank yang mendorong bank untuk melaksanakan secara konsisten ketentuan intern yang dibuat sendiri ( self regulatory

10 banking) dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan tetap mengacu kepada prinsip kehati-hatian. 2. Jenis-Jenis Bank Dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Kasmir (2008:34) menjelaskan jenis-jenis perbankan dewasa ini dilihat dari beberapa segi, antara lain: a. Dilihat dari segi fungsinya Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya undang-undang RI No 10 Tahun 1998, jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari (Kasmir, 2008:35) : 1) Bank Umum Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut Bank Komersil (commercial bank).

11 2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. b. Dilihat dari segi kepemilikannya Ditinjau dari sisi kepemilikannya, yaitu kepemilikan yang dapat dilihat dari akta pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan, jenis bank terdiri dari (Kasmir, 2008:36): 1) Bank milik pemerintah Dimana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah antara lain: a) Bank Negara Indonesia 46 (BNI) b) Bank Rakyat Indonesia (BRI) c) Bank Tabungan Negara (BTN)

12 2) Bank milik swasta nasional Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh bank milik swasta nasional antara lain : a) Bank Internasional Indonesia Maybank b) Bank Central Asia c) Bank Danamon d) CIMB Niaga 3) Bank milik koperasi Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh : Bank Umum Koperasi Indonesia 4) Bank milik asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri. Contoh bank asing antara lain : a) Standard Chartered Bank b) American Express Bank

13 c) City Bank 5) Bank Milik Campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain: a) Bank Finconesia b) Mitsubishi Buana Bank c) Ing Bank c. Dilihat dari segi status Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat, maka bank umum dapat dibagi ke dalam dua macam. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh status tersebut diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu (Kasmir, 2008:39). Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut :

14 1) Bank Devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran letter of credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia. 2) Bank non Devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara. d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok, yaitu (Kasmir, 2008:40) : 1) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu :

15 a) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan maupun seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga pinjaman maka dikenal dengan nama negative spread, hal ini telah terjadi di akhit tahun 1998 dan sepanjang tahun 1999. b) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau menerapkan biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based. 2) Bank yang berdasarkan prinsip syariah Bagi Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam dengan pihak lain yang ingin menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah dengan cara sebagai berikut: a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

16 b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah) c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah) e) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank syariah juga dilakukan sesuai Syariat Islam. Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank syariah dasar hukumnya adalah Al Qur an dan Sunnah Rasul. Jenis bank ini mengharamkan penetapan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah, bunga adalah riba. B. Sumber Dana Bank Yang dimaksud dengan sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuangan dimana kegiatan sehari-harinya adalah dalam bidang jual beli uang. Tentu saja sebelum

17 menjual uang (memberikan pinjaman) bank harus lebih dulu membeli uang (menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank mencari keuntungan. (Kasmir, 2008 : 65). Sumber- sumber dana bank tersebut dapat berasal dari : 1. Dari bank itu sendiri a. Setoran modal dari pemegang saham b. Cadangan Laba c. Laba bank yang belum dibagi 2. Dari masyarakat luas a. Simpanan Giro b. Simpanan Tabungan c. Simpanan Deposito 3. Dan dari lembaga lainnya a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) b. Pinjaman antar bank (Call Money) c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri d. Surat berharga pasar uang (SBPU)

18 C. Suku Bunga Bank 1. Pengertian Suku Bunga Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). (Kasmir, 2008:131) Terdapat dua macam bunga yang diberikan kepada nasabah dalam kegiatan perbankan sehari-harinya, yaitu: a. Bunga Simpanan Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh yaitu jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito. b. Bunga Pinjaman Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Contoh: bunga kredit. 2. Faktor yang mempengaruhi besar-kecilnya bunga

19 Untuk menentukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun pinjaman saling mempengaruhi disamping pengaruh faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga menurut Ismail (2010:133) adalah: a. Kebutuhan dana Besarnya suku bunga dapat dipengaruhi oleh kebutuhan dana bagi pihak yang memerlukannya. Sifat kebutuhan dana tersebut dapat dibagi menjadi tiga yaitu keharusan, kebutuhan dan keinginan. b. Persaingan Antar Bank Bank tidak dapat menentukan suku bunga sesuai keinginan bank saja, akan tetapi ada faktor lain yang diperhatikan yaitu suku bunga yang diberikan oleh pesaing. Pada umumnya bank akan membeli dan menjual bunga tidak jauh berbeda dengan tingkat suku bunga di pasar. c. Kebijakan Pemerintah Bank harus mengikuti kebijakan pemerintah dalam menentukan besarnya tingkat suku bunga. Misalnya apabila tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia 12%, maka bank umum tidak diperbolehkan menawarkan produk pendanaannya dengan tingkat bunga yang lebih tinggi dari BI rate.

20 d. Jangka waktu Faktor jangka waktu merupakan faktor yang penting dalam menetapkan suku bunga. Semakin lama jangka waktu yang diperjanjikan akan semakin besar kemungkinan adanya fluktuasi bunga dalam market rate, sehingga semakin lama jangka waktunya akan semakin besar tingkat bunganya. Misalnya, bunga deposito dengan jangka waktu satu tahun akan lebih tinggi dibanding suku bunga untuk deposito dengan jangka waktu 1 bulan. e. Kualitas Jaminan Dalam menentukan besarnya bunga kredit yang akan diberikan kepada debitur, bank juga melihat jaminannya. Terdapat beberapa kekayaan yang dapat digunakan sebagai agunan / jaminan. Apabila agunan tersebut marketable, mudah diperjualbelikan serta nilai agunan tersebut stabil atau meningkat, maka bank dapat memberikan bunga kredit yang lebih rendah, karena resiko tidak tertagihnya kredit debitur dapat ditutup dengan adanya agunan yang layak. f. Reputasi Nasabah Bank akan lebih aman dalam memberikan kredit kepada nasabah yang mempunyai reputasi usaha, karena jaminan pembayaran atas kredit yang diberikan akan lebih besar. Biasanya bank akan memperebutkan debitur yang mempunyai reputasi usaha yang baik. Oleh karena itu, bank sebagai

21 kreditor tidak dapat membebankan bunga sesuai dengan pasar, akan tetapi akan lebih rendah dengan bunga di pasar. g. Produk Produk yang ditawarkan oleh bank sangat bervariasi, sehingga bunga yang akan diberikan kepada nasabah penyimpan dana maupun bunga yang dibebankan kepada nasabah peminjam juga tergantung pada jenis produknya. Semakin banyak fasilitas yang diberikan dalam produk tertentu akan semakin menarik bunga yang ditawarkan. h. Hubungan bank Hubungan antara bank dengan nasabah juga akan berpengaruh pada besarnya bunga. Apabila nasabah tersebut merupakan nasabah prima, nasabah yang telah memiliki hubungan baik dengan bank dan selama menjadi nasabah bank tidak pernah wanprestasi, maka bank akan memberikan bunga lebih rendah. Bagi nasabah penyimpan dana, apabila nasabah tersebut telah menjadi nasabah lama dengan nominal dana yang lebih tinggi dibanding nasabah lain, maka bank dapat memberikan tambahan bunga, berupa special rate. i. Risiko Resiko merupakan faktor penting yang digunakan oleh bank untuk menentukan besarnya suku bunga.

22 3. Kebijakan Penentuan Tingkat Suku Bunga Deposito Pimpinan bank dalam menentukan tingkat suku bunga deposito harus hati-hati, realistis, dan tepat. Pimpinan bank harus memperhatikan dan menganalisis informasi berikut (Malayu S.P Hasibuan, 2007:82) : a. Spread (margin) profit yang diinginkan b. Tingkat suku bunga SBI, dan lain-lain c. Jangka waktu dan nilai nominal deposito d. Price credit dan cost of fund bank-bank saingan e. Cash flow dan posisi Giro Wajib Minimum (GWM) banknya f. Situasi perbankan dan moneter g. Kondisi perekonomian dan tingkat inflasi D. Deposito 1. Pengertian Deposito Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan oleh bank dan mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan tidak dapat ditarik setiap saat. Menurut Undang-Undang No 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

23 Referensi lain tentang pengertian deposito, seperti Karim (2004 : 411), juga mengemukakan pendapat bahwa : uang yang dititipkan pada bank oleh pribadi maupun lembaga usaha tertentu untuk disimpan dan kemudian ditarik kembali saat dibutuhkan atau berdasarkan syarat yang telah disepakati bersama, yang dapat dimintai atau dibutuhkan disebut deposito. Sedangkan pengertian deposito (deposito berjangka) menurut Bank BII Maybank adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian Nasabah penyimpan dengan bank. 2. Ciri Khusus Deposito Deposito memiliki ciri khusus yang berbeda dengan produk simpanan bank lainnya, ciri tersebut adalah (Karim, 2004 : 413) : a. Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu, b. Deposito dapat dicairkan setelah jangka waktu berakhir, c. Deposito yang akan jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over), d. Deposito dapat ditempatkan dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing,

24 e. Instruksi bunga yang diperoleh bisa masuk rekening, tunai maupun digulung ke pokok nominal deposito. 3. Jenis-Jenis Deposito Terdapat beberapa jenis deposito yang ada di Indonesia, yaitu Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito, dan Deposito On Call. Berikut ini dipaparkan perbedaan antara ketiga jenis deposito tersebut : a Deposito Berjangka Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai tanggal yang diperjanjikan antara deposan dan bank. Mengingat simpanan ini hanya dapat dicairkan pada saat jatuh tempo oleh pihak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito sesuai tanggal jatuh temponya, maka deposito berjangka ini merupakan simpanan atas nama dan bukan atas unjuk. Apabila deposan menghendaki agar deposito berjangkanya diperpanjang secara otomatis, maka pihak bank dapat memberikan fasilitas perpanjangan otomatis (automatic roll over-aro) atas deposito berjangka tersebut. Bunga atas deposito berjangka ini dapat ditarik tunai setiap jangka waktu tertentu ataupun ditransfer ke suatu rekening deposan. Bank bank tertentu juga memberikan fasilitas agar bunga deposito yang ditarik oleh pemiliknya dapat ditambahkan dalam simpanan pokok deposito, sehingga nilai deposito berjangkanya bertambah besar. Pada dasarnya sebelum jatuh tempo simpanan ini tidak dapat ditarik, namun apabila

25 deposan tetap menginginkan penarikan sebelum jatuh tempo, maka biasanya bank mengenakan denda atau biaya administrasi atas penarikan tersebut. Kelebihan dana deposito bagi bank adalah bank mempunyai kepastian tentang kapan dana itu akan ditarik, sehingga pihak bank dapat mengantisipasi kapan harus menyediakan dana dalam jumlah tertentu. Dan sebagai konsekuensi dari kelebihan tersebut, maka bank harus membayar dana ini dengan tingkat bunga yang relatif lebih besar dibandingkan dengan simpanan dalam bentuk lain (Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, 2006: 97). Adapun ciri khusus Deposito Berjangka (http://www.bi.go.id, 2012) yaitu: 1) Merupakan simpanan yang pencairannya dilakukan berdasarkan jangka waktu tertentu. 2) Umumnya mempunyai jangka waktu mulai dari 1, 3, 6, dan 12 sampai dengan 24 bulan. 3) Diterbitkan dengan mencantumkan nama pemilik deposito baik perorangan maupun lembaga. 4) Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya dan waktu pembayarannya sesuai dengan yang berlaku di masing-masing bank. 5) Pembayaran bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya.

26 6) Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai (pemindahbukuan). 7) Kepada setiap deposan dengan nominal deposito tertentu dikenakan pajak penghasilan dari bunga yang diterimanya. 8) Pencairan deposito sebelum jatuh tempo umumnya dikenakan denda. b. Sertifikat Deposito Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjual belikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain. Ciri Khusus Sertifikat deposito yaitu : 1) Merupakan simpanan yang diterbitkan dengan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan. 2) Sertifikat Deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk Sertifikat, tanpa mencantumkan nama pemilik deposito. 3) Sertifikat Deposito dapat diperjualbelikan kepada pihak lain. 4) Pembayaran bunga Sertifikat Deposito dapat dilakukan di muka, tiap bulan atau pada saat jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai. Perbedaan Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2007:81) yaitu :

27 Tabel 2.1 Perbedaan Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito Deposito Berjangka 1. Atas nama deposan 2. Bunga dibayar dibelakang 3. Tidak dapat diperjualbelikan 4. Nilai nominalnya ditentukan deposan 5. Jangka waktunya ditentukan deposan 6. Dapat diterima setiap bank tanpa izin khusus dari BI 7. Bukan merupakan instrumen Pasar Uang Sertifikat Deposito 1. Atas unjuk pemegang 2. Bunga dibayar dimuka 3. Dapat diperjualbelikan 4. Nilai nominalnya ditentukan bank penerbitnya 5. Jangka waktunya telah ditentukan bank penerbitnya 6. Hanya dapat diedarkan oleh bank tertentu seizin BI 7. Merupakan instrumen pasar uang c. Deposito on call Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal tujuh hari dan paling lama kurang dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan). Ciri Khusus Deposito on call yaitu : 1) Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call. Sebelum deposito on call dicairkan terlebih dahulu tiga hari sebelumnya nasabah sudah diberitahukan bank penerbit.

28 2) Besarnya bunga biasanya dihitung perbulan dan biasanya untuk menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank. 4. Keuntungan Deposito Terdapat beberapa keuntungan yang ditawarkan bank untuk menarik perhatian masyarakat khususnya pihak yang berkelebihan dana supaya mau menaruh dana nya dalam bentuk deposito. Keuntungan tersebut antara lain (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, 2007:86) : a. Dapat dijadikan jaminan kredit. b. Memperoleh hasil bunga yang umumnya lebih tinggi dari bentuk simpanan lainnya. c. Dapat mengelola keuangan secara lebih terencana sesuai dengan kebutuhan dan jangka waktu deposito. d. Memberikan kepastian untuk memupuk dana perusahaan / pribadi e. Sangat tepat untuk jaminan masa depan perusahaan/ keluarga/ ahli waris f. Aman karena tidak dapat dicairkan orang lain tanpa surat kuasa g. Fasilitas perpanjangan otomatis (ARO Automatic Roll Over ) yaitu perpanjangan penerbitan Deposito Berjangka secara otomatis untuk jangka waktu yang sama tanpa adanya perintah atau pemberitahuan

29 dari deposan, dimana perpanjangan tersebut dilakukan dengan suku bunga yang berlaku pada saat deposito tersebut diperpanjang. 5. Perhitungan bunga deposito Bunga deposito yang diterima nasabah dihitung mulai dari penyetoran dana sampai dengan hari pengambilan kembali atau yang disebut dengan jatuh tempo. Perhitungan tiap bulan sesuai dengan jumlah hari sebenarnya dari bulan yang bersangkutan, dan jumlah hari bunga dalam satu tahun dihitung sebanyak 365 hari. Perhitungan besarnya bunga deposito yang diterima deposan adalah sebagai berikut: Bunga kotor = Nominal Deposito x Suku Bunga (Interest) x Hari Bunga 365 Hari Sesuai dengan ketentuan perpajakan, bahwa atas bunga tabungan dan deposito yang dibayarkan kepada nasabah, pihak Bank wajib memotong PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 20% dari jumlah bruto, maka perhitungan bunga deposito bersih yang diterima nasabah adalah sbb : Pajak = Bunga kotor x 20 % Bunga bersih = Bunga Kotor Pajak Ketentuan pada Bank BII Maybank jika nasabah melakukan pencairan deposito tidak tepat saat tanggal jatuh tempo, maka akan dikenakan pinalty 1 % dari nominal deposito serta bunga berjalan tidak dibayarkan.

30 Berikut ini diberikan beberapa contoh kasus cara perhitungan deposito : a. Perhitungan Pencairan Deposito Sesuai Tanggal Jatuh Tempo Seorang nasabah membuka Deposito Berjangka 1 bulan, dengan nominal Rp 40.000.000,-. Tingkat suku bunga yang diberikan untuk jangka waktu penyimpanan tersebut adalah 5% p.a. Berdasarkan tingkat suku bunga tersebut maka perhitungan bunga yang akan diterima nasabah adalah sebagai berikut: Bunga kotor = Rp. 40.000.000 x 5% x 30 hari 365 hari = Rp. 164.383,56 Bunga Bersih= Bunga Kotor- Pajak = Rp 164.383,56 (164.383,56 x 20%) = Rp 131.506,85 b. Perhitungan Pencairan Deposito Tidak Sesuai Tanggal Jatuh Tempo Nasabah A menempatkan deposito sebesar Rp 20.000.000,- dengan jangka waktu 1 bulan ( 7 Sept 2010 s/d 7 Okt 2010), bunga yang diberikan sebesar 6% p.a. Pada tanggal 16 Sept 2010 nasabah tsb akan mencairkan depositonya, maka perhitungannya adalah:

31 Pinalty : 1 % = Rp 20.000.000,- x 1 % = Rp 200.000,- Bunga berjalan tidak dibayarkan : = Rp 20.000.000,- x 6 % x 9 hari 365 hari = Rp 29.589,- Maka, total deposito yang diterima Nasabah A karena pencairan sebelum jatuh tempo adalah: = Nominal deposito pinalty bunga berjalan yang tidak dibayarkan = Rp 20.000.000 - Rp 200.000 - Rp 29.589 = Rp 19.770.411,- 6 Pembukaan Deposito Untuk membuka deposito, deposan dapat menggunakan setoran tunai, dengan cek, bilyet giro, bukti transfer masuk, wesel atau warkat lain yang disepakati bank. Prinsipnya, pada saat disetor warkat itu harus sudah efektif, artinya dapat diuangkan. Bank akan mencatat dalam rekening deposito apabila waktu itu telah diuangkan. Deposito dicatat sebesar nilai nominal deposito yang tertera dalam perjanjian.

32 7. Pembayaran Bunga Deposito Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan pada tanggal yang sama dengan tanggal pembukaan (penyetoran) deposito berjangka. Namun jika tanggal pembukaan jatuh pada hari libur bank, maka pembayaran bunga dilakukan saat hari kerja pertama setelah hari libur tersebut. Ada beberapa cara yang umum digunakan bank dalam pembayaran bunga deposito berjangka, diantaranya sebagi berikut: 1. Secara tunai (cash) 2. Ditransfer ke rekening giro atau tabungan deposan di bank tersebut 3. Ditransfer ke rekening deposan pada bank lain melalui kliring, dalam hal ini dikenakan biaya transfer 4. Pembayaran bunga pada saat jatuh tempo, bunga akan masuk ke nominalnya yang mana disebut sistem capitalized (bunga berbunga) Namun, pada Bank BII Maybank, beberapa cara pengkreditan bunga deposito terbagi menjadi tiga cara, yaitu: 1. dikredit ke rekening di BII 2. ARO pokok yaitu bunga dikreditkan ke rekening deposito itu sendiri 3. ditransfer ke bank lain.

33 Adapun cara pembayaran dan perhitungan dari hari bunga capitalized system adalah sebagai berikut : 1. Bunga dibayar pada saat jatuh tempo dengan sistem bunga berbunga secara bulanan 2.. Besarnya bunga adalah tingkat bunga yang berlaku 3. Hari bunga dihitung menurut hari bunga sebenarnya 4. Perpanjangan deposito jika dikehendaki oleh deposan dapat otomatis ( RollOver), dimana jumlah deposito yang diperpanjang adalah principal (nominal polok) ditambah dengan bunga. E. Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain tentang pengaruh fluktuasi tingkat suku bunga dengan kaitannya terhadap deposito, baik pengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian yang dilakukan oleh Widodo tahun 2005, dengan judul Pengaruh Fluktuasi Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Perubahan Laba Perbankan, dimana penelitian tersebut berkesimpulan akhir bahwa fluktuasi tingkat suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba perbankan secara langsung.

34 Penelitian yang dilakukan oleh Wirda tahun 2007 dengan judul Pengaruh Fluktuasi Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Perubahan Laba Bank di Bursa Efek Jakarta, menyimpulkan bahwa fluktuasi tingkat suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba bank. Penelitian oleh Ginanjar Ahmad Wibowo di tahun 2010 dengan judul Pengaruh Fluktuasi Tingkat Suku Bunga Deposito terhadap Laba Perbankan berkesimpulan bahwa fluktuasi tingkat suku bunga deposito berpengaruh secara signifikan terhadap laba perbankan. Di Tahun 2010, Agung Kartini melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan Tingkat Pendapatan Suku Bunga Deposito Bank Konvensional dengan Hasil Deposito Mudharabah PT BNI Unit Syariah. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa dana pihak ketiga pendapatan investasi adalah sebuah siklus yang semuanya sangat dipengaruhi oleh iklim investasi, dimulai dari tersedianya dana pihak ketiga yang dapat disalurkan, semakin baik iklim investasinya akan semakin besar pula dana yang terhimpun. Penelitian di tahun 2011 oleh Debah Jubaedah dalam judul Pengaruh Suku Bunga dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Deposito Mudharabah pada PT Bank Syariah Mandiri menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis regresi, suku bunga dan bagi hasil secara bersama-sama menimbulkan pengaruh sebesar 14.6 % selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain.

35 Dan penelitian yang telah dilakukan oleh Ridzka Dwitya Putri di tahun 2012 dengan judul Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Suku Bunga terhadap Jumlah Dana Deposito pada Perusahaan Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia berkesimpulan bahwa dana pihak ketiga dan suku bunga secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap dana deposito. tersebut: Berikut ini disajikan tabel tentang penelitian-penelitian terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Tahun Nama Peneliti Judul Hasil 2005 Widodo Pengaruh Fluktuasi Tingkat Suku bunga Deposito Terhadap Perubahan Laba Fluktuasi tingkat suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba perbankan. Perbankan 2007 Wirda Pengaruh Fluktuasi Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Perubahan Laba Bank Fluktuasi tingkat suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba bank. 2010 Ginanjar Ahmad Wibowo di bursa Efek Jakarta Pengaruh Fluktuasi Tingkat Suku Bunga Fluktuasi tingkat suku bunga deposito

36 Deposito Terhadap Laba Perbankan berpengaruh secara signifikan terhadap laba perbankan. 2010 Agung Kartini Analisis Perbandingan Tingkat Pendapatan Suku Bunga Deposito Bank Konvensional dengan Hasil Deposito Mudharabah PT BNI Unit Syariah Dana pihak ketiga pendapatan investasi adalah sebuah siklus yang semuanya sangat dipengaruhi oleh iklim investasi, dimulai dari tersedianya dana pihak ketiga yang dapat disalurkan, semakin baik iklim investasinya akan semakin besar pula dana yang terhimpun. 2011 Dedah Jubaedah Pengaruh Suku Bunga dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Deposito Mudharabah pada PT Bank Syariah Mandiri Berdasarkan hasil analisis regresi menyatakan bahwa suku bunga dan bagi hasil secara bersama-sama menimbulkan pengaruh sebesar 14.6 % selebihnya di pengaruhi oleh faktor lain.

37 2012 Ridzka Dwitya Putri Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Suku Bunga Terhadap Jumlah Dana Deposito Pada Dana pihak ketiga dan suku bunga secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap dana deposito. Perusahaan Perbankan Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia