BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan membuat perbedaan dan secara konsisten menyampaikan kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

DAFTAR ISI. JUDUL BAGIAN DALAM... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, sehingga kelangsungan perusahaan atau organisasi sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Dalam perkembangan ekonomi saat ini usaha tumbuh dengan pesat di

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan makanan ringan baik skala kecil, menengah, maupun

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. personal yang membedakan setiap individu dan perubahan self-efficacy dapat

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu perusahaan harus mampu bersaing dan salah satu alat yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman pada saat ini semakin berat. Seiring dengan bertambahnya usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini mengharuskan setiap perusahaan menyusun strategi pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya persaingan kompetitif antar pengusaha dalam segala sektor yang

1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelaku bisnis tersebut lebih memilih memasarkan barangnya secara online

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, menuntut perusahaan dalam

Sumber : http//. Gambar 1.1Perbandingan Market Share Jasa Kurir Indonesia pada tahun 2010 dan 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan banyak bisnis online yang bermunculan. Seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah memproses transaksi keuangan dengan merangkum empat tugas

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Selama melaksanaan kerja praktek, penulis ditempatkan pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Asean Free Trade Area (AFTA) yang berlaku pada tahun 2003 dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, seiring dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang sejenis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sebagai target market. Konektivitas yang terbangun dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang kompetitif sekarang ini, peningkatan kualitas

5. Costumer Service, Telepon dan Media Internet

BAB I PENDAHULUAN. Alexandros dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai implementasi metodologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi Informasi, komputer sebagai alat bantu dalam

1. Bagaimana gambaran umun perusahaan (sejarah, visi, misi, struktur organisasi, tugas dan fungsi masing-masing bagian)?

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan industri bisnis pos mengalami turbulensi perubahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tersebut sedikit banyak terjadi atas aktifitas pengiriman logistik seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh strategi harga dan

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA IPOS PADA PT POS INDONESIA DI BOJONEGORO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang jasa pengiriman barang. PT. Pos Indonesia (Persero) sebagai salah satu Badan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu berusaha meningkatkan kinerja karyawan dengan harapan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan laju pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemulihan kondisi ekonomi Indonesia. satunya adalah perusahaan yang bergerak dalam jasa pelayanan pengiriman

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas zaman sekarang ini telah menuntut perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan luarnya, khususnya hubungan baik dengan pelanggan atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

Globalisasi dan liberalisasi perdagangan dewasa ini di. Indonesia bukan lagi wacana tetapi telah menjadi suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan usahanya dengan efektif dan efisien. menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik, harga yang terjangkau

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau Jawa. Surat-surat atau paket-paket Pos hanya diletakkan di Stadsherberg

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mengingat akan terus berkembangnya kebutuhan hidup dan berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. produk mereka dalam pasar yang berbasis Online dimana konsumen membeli barang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami persaingan yang sangat ketat. Perusahaan jasa di Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia bisnis semakin

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi di dunia bisnis menuntut persaingan yang ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan juga merupakan faktor krisis yang dapat menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman itu sendiri. melayani pelanggan baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengingat perusahaan ekspedisi semakin banyak bermunculan dan menawarkan

BAB I PENDAHULUAN. Layanan yang berdasar pada konsumen menjadi inti dari pemasaran. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, antara lain terdiri atas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan peluang dalam bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperusahaan nasional maupun perusahaan asing. Perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. daya yang ada, sementara dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kemajuan suatu bangsa akan tercapai apabila bangsa

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia industrial saat ini, perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Penerapan..., Oktafianus, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang ketat mendorong perusahaan- perusahaan untuk dapat tetap

BAB I PENDAHULUAN. kepada nasabahnya selalu mengutamakan pelayanan yang berkualitas. persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan jasa kurir sangat berkembang pesat. Semakin tingginya tingkat persaingan di perusahaan jasa kurir mengharuskan mereka untuk mampu meningkatkan daya saing. Dalam penelitiannya, Santoso (2006) menyatakan bahwa dunia industri semakin berubah pesat dan telah memunculkan konsekuensi secara langsung pada peningkatan persaingan antar perusahaan. Salah satu cara utama perusahaan jasa untuk meningkatkan daya saing adalah dengan membuat perbedaan dan secara konsisten menyampaikan kualitas lebih tinggi dari para pesaingnya (Nasution, 2005:83). Menurut Heizer dan Render (2009:300) kualitas merupakan kemampuan sebuah produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Suatu produk manufaktur atau jasa dikatakan berkualitas apabila telah berhasil memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Hasil penelitian Mulyanti (2012) menunjukkan bahwa kualitas jasa diukur berdasarkan persepsi konsumen, oleh karena itu jasa dipengaruhi oleh dua variabel yaitu jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan. Harapan konsumen akan memunculkan persepsi mengenai kualitas berdasarkan apa yang telah mereka rasakan pada kenyataannya, apabila pelanggan merasa terpuaskan maka konsumen akan merasa harapannya terpenuhi, oleh sebab itu kepuasan konsumen dapat mengakibatkan konsumen menjadi loyal.

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Hadiyanti (2010) yang menunjukkan bahwa pencapaian loyalitas pelanggan dapat terwujud dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Selain itu hasil penelitian Karundeng (2013) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan secara bersamaan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Sehingga pada saat ini kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen telah menjadi fokus utama perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Hasil penelitian Andayani dkk. (2010) menunjukkan bahwa informasi yang cepat dan jelas, ketepatan waktu, serta fasilitas berupa fasilitas fisik maupun fasilitas penunjang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen. Kualitas yang baik pada layanan jasa kurir dapat dilihat dari ketepatan waktu dalam mengantarkan barang, yakni apakah pengiriman telah sesuai dengan batas waktu yang telah dijanjikan atau tidak, kemudian keamanan barang dari proses penerimaan sampai barang diserahkan kepada penerima, serta banyaknya komplain pelanggan yang masuk. Keterlambatan pengiriman, ketidakterawatan barang, barang yang gagal kirim, dan hal-hal lain yang dapat mengganggu aktivitas pelayanan akan membuat kualitas pelayanan menurun, oleh karena itu perusahaan harus tetap menjaga kualitasnya dengan melakukan pengendalian kualitas salah satunya dengan menggunakan statistical quality control. Pengendalian kualitas adalah usaha untuk mempertahankan kualitas dari barang atau jasa yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan (Assauri, 2008:299). Pengendalian kualitas biasanya dilakukan secara berkelanjutan oleh perusahaan-

perusahaan agar dapat meningkatkan pangsa pasar dan memiliki keunggulan bersaing. Selain itu kegiatan pengendalian kualitas dapat membantu perusahaan mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanannya. Hasil penelitian Lempony (2013) menunjukkan bahwa perbaikan berkelanjutan secara signifikan berpengaruh pada efektivitas layanan. Statistical quality control (SQC) merupakan metode statistik yang menerapkan teori probabilitas dalam pengujian atau pemeriksaan sampel pada kegiatan pengawasan kualitas suatu produk (Nasution, 2005:127). SQC melakukan pengendalian kualitas dari mulai permintaan layanan masuk sampai tercapainya tujuan pelayanan. SQC dapat meniadakan atau mengurangi penyimpangan proses operasi agar persentasi permasalahan tidak ada atau kecil dan dapat meningkatkan kualitas (Nasution, 2005:129). Manfaat dari penerapan SQC adalah untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kerugian yang akan diterima akibat dari penyimpangan proses operasi yang dilakukan pada saat proses pelayanan. Berdasarkan hasil penelitian Fouad dan Mukattash (2010) SQC berusaha untuk memaksimalkan keuntungan dengan cara meningkatkan kualitas produk, meningkatkan produktivitas, mengurangi kegagalan, mengurangi cacat, dan meningkatkan nilai pelanggan. PT. Pos Indonesia (Persero) adalah perusahaan jasa terbesar yang bergerak dalam layanan pos, pada awalnya perusahaan ini muncul dari gagasan untuk memperlancar arus surat-menyurat, tetapi setelah adanya penemuan alat teknologi seperti telegram dan telepon, PT. Pos Indonesia mulai mengembangkan produknya dengan menyediakan layanan jasa lainnya seperti pos ekspres, pos kilat

khusus, pos tercatat, pos biasa, express mail service (EMS), pos cepat internasional, dan pos biasa internasional. PT. Pos Indonesia memiliki banyak cabang di seluruh wilayah Indonesia yang dibagi ke dalam sebelas divisi area (divre), dengan total karyawan sebanyak 22.000 pegawai tetap dan 4.000 pegawai tidak tetap. Jam kerja di perusahaan ini, untuk bagian office adalah 9 jam per hari, untuk bagian kantor pos besar 11 jam, dan kantor unit 7 jam per hari. Salah satu aspek terpenting dalam perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah proses pelayanan. PT. Pos Indonesia memiliki rancangan proses pelayanan dari mulai proses collecting, processing outgoing, transporting hingga delivery (CPTD). Pada setiap proses pelayanan tersebut PT. Pos Indonesia telah menentukan standard operational procedure (SOP) dan standar waktu pengiriman (SWP) perusahaan bardasarkan jenis layanan yang dipilih sebagai bahan pengendalian kualitas pelayanan, tapi pada proses pengendalian kualitas tersebut masih tidak menutup kemungkinan adanya masalah-masalah yang akan mengakibatkan ketidaksesuaian (iregularitas), barang terlambat atau gagal kirim sehingga terjadi penurunan efektivitas pelayanan, dimana penurunan efektivitas pelayanan itu akan menjadi salah satu penyebab permasalah kualitas. Masalah-masalah tersebut disebabkan oleh penerapan SOP tidak terlaksana dengan baik, karyawan yang kurang teliti, kantong yang kurang kuat, barang kiriman yang menumpuk, kurir barang yang kurang, tempat penyimpanan barang yang kurang baik, gangguan pada saat pengantaran barang, jarak tujuan yang jauh, tidak ada penerima barang, salah alamat, kecelakaan, dan penyebab-penyebab lainnya yang dapat menimbulkan terjadinya masalah. Setiap masalah yang

berhubungan dengan ketidaksesuaian (iregularitas) akan dimuat dalam berita acara dan masalah mengenai keterlambatan akan dimuat dalam laporan standar waktu penyerahan barang. Berikut ini adalah laporan jumlah permintaan dan jumlah berita acara produk yang bersifat retail serta laporan pengiriman barang dan terlambat kirim pos ekspres pada divisi V Bandung tahun 2014 : 1.1 Total Permintaan Produk Retail dan Berita Acara Tahun 2014 Bulan Permintaan Layanan (unit) Berita Acara (unit) 1 424.987 44 2 455.417 60 3 519.852 39 4 442.238 45 5 451.671 47 6 466.452 51 7 414.475 58 8 412.860 43 9 473.657 74 10 343.890 48 11 254.846 50 12 217.340 50 Total 4.877.685 609 Sumber : PT. Pos Indonesia (Persero), 2014 Tabel 1.1 menunjukkan banyaknya jumlah permintaan dan jumlah berita acara yang terjadi pada proses CPTD sepanjang tahun 2014 untuk produk yang bersifat retail pada divisi V Bandung. Berdasarkan data pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa total permintaan layanan pada tahun 2014 sebanyak 4.877.685 unit dan jumlah barang yang mengalami permasalahan yang dimuat pada berita acara sebanyak 609 unit. Permintaan paling banyak terjadi pada bulan Maret 2014 sebanyak 519.852 unit diikuti oleh bulan September 2014 sebanyak 473.657 unit, dan jumlah permintaan paling sedikit terjadi pada bulan November dan Desember 2014. Sedangkan berdasarkan jumlah berita acara tahun 2014, berita acara terbanyak terjadi pada bulan September dan Februari 2014 sebanyak 74 dan 60

unit, sedangkan untuk jumlah berita acara terkecil terjadi pada bulan Maret yakni sebanyak 39 unit. Berikut ini adalah data mengenai keterlambatan pengiriman produk layanan surat dan paket pos ekspres pada tahun 2014 kecuali pada bulan Mei, karena pada bulan Mei terjadi gangguan pada program yang digunakan untuk monitoring data, sehingga tidak ada data yang dapat digunakan pada bulan Mei. Tabel 1.2 Total Pengiriman dan Terlambat Kirim Pos Ekspres 2014 Bulan Pengiriman (Unit) Terlambat Kirim (Unit) 1 141.890 51.298 2 100.926 30.767 3 50.464 10.824 4 28.231 12.867 6 120.881 28.449 7 93.263 27.002 8 191.196 35.176 9 178.789 32.621 10 72.567 14.373 11 105.692 22.701 12 57.480 11.257 Total 1.141.379 277.335 Sumber : PT. Pos Indonesia (Persero), 2014 Tabel 1.2 menunjukkan banyaknya jumlah pengiriman dan terlambat kirim tahun 2014 (kecuali Mei) untuk layanan pos ekspres pada divisi V Bandung. Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa total pengiriman layanan pos ekspres sebanyak 1.141.379 unit dan jumlah barang terlambat kirim sebanyak 277.335 unit. Pengiriman paling banyak terjadi pada bulan Agustus 2014 sebanyak 191.196 unit diikuti oleh bulan September 2013 sebanyak 178.789 unit, dan jumlah pengiriman paling sedikit terjadi pada bulan April, Maret, dan Desember 2014.

Tabel 1.2 juga menunjukkan jumlah keterlambatan pengiriman yang terjadi tahun 2014 yang dapat diakibatkan oleh ketidaksesuaian yang terjadi pada proses CPTD atau masalah lainnya yang tidak dapat diprediksi kemunculnya, seperti macet, kecelakaan, tidak ada penerima barang, dan lain-lain. Berdasarkan tabel tersebut hampir 25% barang tidak terkirim tepat waktu dengan jumlah terlambat kirim terbesar terjadi pada bulan Januari 2014 sebanyak 51.298 unit dan keterlambatan paling sedikit terjadi pada bulan Maret 2014 sebanyak 10.824 unit. Pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 terdapat perbedaan jumlah permintaan dan jumlah pengiriman, karena berdasarkan hasil wawancara, banyaknya jumlah berita acara sering terjadi pada produk retail karena produk retail merupakan produk-produk yang transaksinya dilakukan langsung terjadi di loket, sehingga perlu adanya langkah pemeriksaan yang lebih lanjut, oleh karena itu permasalahan berita acara dan iregularitas difokuskan pada produk yang bersifat retail. Sementara untuk Tabel 1.2 data yang digunakan adalah data pengiriman produk layanan pos ekspres, hal ini dikarenakan produk ekspres memiliki ketentuan yakni harus dapat terkirim H+1 dengan biaya yang dikeluarkan oleh konsumen lebih besar dibandingkan dengan layanan pos lainya, oleh karena itu paket pos ekspres sangat rentan mengalami keterlambatan dan ketidakpuasan pelanggan karena masalah keterlambatan. Jumlah berita acara serta jumlah keterlambatan pengiriman di atas menunjukkan adanya permasalahan yang terjadi di PT. Pos Indonesia. Kesalahankesalahan tersebut menjadi salah satu penyebab penurunan kualitas yang dikarenakan oleh pelayanan yang kurang efektif. Maka dari itu perlu diadakan pengendalian kualitas yang tepat untuk mengurangi kesalahan yang terjadi dan

meningkatkan kembali kualitas pelayanan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mencoba berkontribusi dalam melakukan penelitian dengan mengangkat judul Pengendalian kualitas melalui penerapan statistical quality control untuk meningkatkan efektivitas pelayanan pada PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi V Bandung. 1.1 Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas, penulis mengidentifikasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1) Bagaimana pengendalian kualitas di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. 2) a.permasalahan apa yang paling sering muncul dalam berita acara. b.produk pelayanan apa yang paling sering mengalami permasalahan dalam berita acara. 3) Bagaimana penerapan statistical quality control untuk meningkatkan efektivitas pelayanan di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang berhubungan dengan rumusan masalah di atas. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1) Untuk mengetahui bagaimana pengendalian kualitas di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. 2) Untuk mengetahui: a. Jenis permasalahan yang sering muncul pada berita acara

b. Produk apa yang paling sering mengalami permasalahan yang dimuat dalam berita acara. 3) Untuk memberikan pemecahan masalah dengan menggunakan statistical quality control agar dapat meningkatkan efektivitas pelayanan di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Pengembangan Ilmu Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu manajemen operasi, khususnya metode statiscical quality control yang kaitannya dengan pengendalian kualitas dari suatu perusahaan untuk meningkatkan efektivitas pelayanan. 1.4.2 Kegunaan Operasional Hasil dari pelaksanaan penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dan saran pengembangan kegiatan perusahaan menyangkut proses pelayanan yang bisa dikendalikan guna terjaganya kualitas layanan perusahaan. 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis berlokasi di PT. Pos Indonesia (Pesero) Divisi V Bandung dengan keterangan sebagai berikut : Nama Perusahaan : PT. POS Indonesia (Persero) Jenis Usaha Alamat : Layanan Pos : Jl. Banda No. 30 Bandung 40115-Indonesia Waktu Penelitian : September Desember 2014