LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2002 T E N T A N G PENGELOLAAN PASAR

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 76 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 28 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laporan Tugas Akhir 165 DETA IL PERATURA N DA ERA H PENDIRIA N DA N PENGELOLAA N PASA R DI W ILA YA H KABUPA TEN SUMEDA NG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 5 Tahun 2002 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 2 Tahun 2002 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 2 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 5 Tahun 2000 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 8 Tahun 2000 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAN TEMPAT BERJUALAN PEDAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN

RETRIBUSI PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 24 TAHUN 2011 SERI : E NOMOR : 7

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 06 TAHUN 2009 TENTANG PENGURUSAN PASAR KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KABUPATEN CILACAP

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETERTIBAN DALAM KAWASAN PELABUHAN PEMERINTAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PENGATURAN PASAR

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 9 Tahun 2000 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG SURAT IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN PEDAGANG KAKI LIMA MUSIMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1993 SERI : C.2

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 3 Tahun 2009 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 18 TAHUN : 1996 SERI : A NO : 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 48 TAHUN : 2004 SERI : C

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 01 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 40 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 15 TAHUN 1997 SERI B.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 14 TAHUN : 2003 SERI :E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 1992

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 2 TAHUN 2004 TENTANG FATWA PENGARAHAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 15 TAHUN 2006

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SOLOK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 23 TAHUN 2011 SERI : E NOMOR : 6

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 3 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 76 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG TANDA DAFTAR GUDANG

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

TENTANG WALIKOTA CIMAHI, selain. Kota. Cimahi;

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK RETRIBUSI PELAYANAN PASAR WALIKOTA PONTIANAK,

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

KETERTIBAN, KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN (K-3)

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 16 TAHUN 1998 TENTANG

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2012 NOMOR 137 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PARKIR KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2002 T E N T A N G PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG Menimbang : a. bahwa pengelolaan pasar di Kota Tangerang telah diatur dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 10 Tahun 1994 tentang Pengurusan Pasar Dan Tempat Perdagangan Umum dan Jasa; b. bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, serta dengan memperhatikan perkembangan pasar, maka untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat, maka dipandang perlu untuk merubah dan menyesuaikan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas; c. bahwa sehubungan dengan maksud tersebut di atas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Tangerang. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undangundang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, TLN Nomor 3209); 2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 18, TLN Nomor 3518); 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, TLN Nomor 3699);

2 4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, TLN Nomor 3685) yang telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, TLN Nomor 4048); 5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, TLN Nomor 3839); 6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, TLN Nomor 3848); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, TLN Nomor 3952); 8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Nomor 70 Tahun 1999); 9. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3); 10. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil; 11. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW); 12. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah dan Sekretariat DPRD Kota Tangerang. Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG TENTANG PENGELOLAAN PASAR. BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 3 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Tangerang; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Tangerang; 3. Walikota adalah Walikota Tangerang; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang; 5. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku; 6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Tangerang; 7. Pasar adalah tempat yang diasediakan dan/atau ditetapkan oleh Walikota sebagai tempat berjualan umum atau sebagai tempat memperdagangkan barang dan/atau jasa yang berdiri di atas lahan Pemerintah Daerah/Swasta; 8. Pasar Tradisional tempat yang disediakan oleh Pemerintah/Swasta untuk memperdagangkan barang dan/atau jasa dan dalam penentuan harga terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli; 9. Pasar Modern adalah tempat berjualan umum yang penggunaannya sebagai Shopping Center, Super Market, Pasar Swalayan, Toko Serba Ada, Pusat Jajan Serba Ada dan sejenisnya yang disediakan Pemerintah/Swasta untuk memperdagangkan barang dan/atau jasa; 10. Pasar Induk adalah pasar yang dalam kegiatannya merupakan pusat pengumpulan, pusat pelelangan dan pusat penyimpanan bahan-bahan pangan sementara untuk disalurkan pada pasar-pasar lain; 11. Tempat Penjualan Umum dan Jasa adalah tempat di luar pasar yang ditetapkan oleh Walikota untuk melaksanakan kegiatan perdagangan umum dan jasa; 12. Pasar Grosir adalah pasar yang dalam kegiatannya melakukan permintaan dan penawaran barang atau jasa dalam jumlah besar; 13. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah; 14. Pedagang adalah setiap orang atau badan hukum yang melakukan kegiatan menawarkan barang dan/atau jasa di areal pasar; 15. Pedagang Tetap adalah pedagang yang melakukan kegiatannya secara tetap dengan mempergunakan tempat berjualan di areal pasar dan lingkungan pasar; 16. Pedagang Tidak Tetap adalah pedagang yang melakukan kegiatannya tidak mempergunakan tempat dagang permanen di areal pasar lingkungan pasar dan tempat penjualan umum; 17. Bangunan Pasar adalah semua bangunan beserta fasilitas lainnya yang berada dalam areal pasar; 18. Tempat Berjualan adalah bagian dari bangunan pasar baik yang beratap maupun terbuka yang dipergunakan untuk berdagang yang berupa Toko, Kios, Los, Pelataran, Gelaran, Roda Dorong dan sejenisnya; 19. Toko adalah tempat berjualan yang terletak diatas lahan pemerintah atau swasta yang dipergunakan untuk memberikan pelayanan dalam bentuk barang dan jasa; 20. Kios adalah ruang dagang yang dibatasi dengan dinding atau papan yang dapat ditutup/dibuka;

4 21. Los adalah tempat berjualan yang memanjang dan beratap yang tidak dibatasi oleh dinding dan diisi oleh beberapa orang pedagang; 22. Pelataran adalah tempat milik Pemerintah Daerah di areal pasar; 23. Gelaran adalah tempat berjualan terbuka yang menempati areal pasar; 24. Roda Dorong adalah tempat berjualan yang memakai roda dan dapat berpindah-pindah; 25. Areal Pasar adalah lahan/tempat yang dipergunakan bangunan dan fasilitas pasar; 26. Lingkungan Pasar adalah tempat di sekitar pasar yang dipergunakan untuk berjualan dan/atau jasa baik yang berbentuk toko, kios, warung dan sejenisnya dalam radius 300 meter dari areal pasar; 27. Fasilitas Pasar adalah sarana dan prasarana penunjang yang ada di areal pasar; 28. Utilitas Pasar adalah sarana penunjang fasilitas pasar berupa saluran air, instalasi listrik, alat pemadam kebakaran, alat komunikasi, kantor pasar, kantor ketertiban, MCK, tempat peribadatan dan fasilitas penunjang lainnya di areal pasar; 29. Kebersihan adalah kegiatan penyapuan, pengumpulan dan pengangkutan sampah dari areal pasar ke Tempat Penampungan Sementara (TPS); 30. Hewan adalah segala jenis hewan yang diperjual belikan di areal dan lingkungan pasar. BAB II PENDIRIAN, PEMINDAHAN DAN PENGELOLAAN PASAR Pasal 2 (1) Pendirian, pemindahan, pengelolaan dan atau penghapusan pasar, tempat perdagangan umum dan jasa di Daerah ditetapkan oleh Walikota; (2) Pengelolaan pasar di Daerah dilaksanakan oleh Walikota yang diproses oleh dan atau melalui Dinas/Instansi terkait sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; BAB III PENGGOLONGAN DAN JENIS PASAR Pasal 3 (1) Pasar di Daerah dibagi menurut golongan dan jenis pasar; (2) Penggolongan pasar terdiri dari : a. Pasar Pemerintah Daerah adalah tempat yang disediakan dan/atau ditetapkan oleh Walikota sebagai tempat berjualan

5 umum atau sebagai tempat memperdagangkan barang dan/atau jasa; b. Pasar Swasta adalah tempat yang disediakan oleh perorangan atau badan hukum yang telah mendapatkan persetujuan Walikota sebagai tempat berjualan umum untuk memperdagangakan barang dan/atau jasa; (3) Jenis pasar terdiri dari : a. Menurut kegiatannya : - Pasar Eceran adalah pasar yang dalam kegiatannya melayani permintaan dan penawaran barang dan atau jasa secara eceran; - Pasar Grosir adalah pasar yang dalam kegiatannya melayani permintaan dan penawaran barang dalam jumlah besar; - Pasar Induk adalah pasar yang dalam kegiatannya merupakan pusat pengumpulan, dan pusat penyimpanan bahan-bahan pangan sementara untuk disalurkan ke pasarpasar lainnya. b. Menurut waktu kegiatannya : - Pasar siang hari adalah pasar yang dalam kegiatannya berlangsung pada siang hari; - Pasar malam hari adalah pasar yang dalam kegiatannya berlangsung pada malam hari; - Pasar siang malam adalah pasar yang dalam kegiatannya berlangsung pada siang dan malam hari. c. Menurut sifatnya : - Pasar Khusus adalah tempat berjualan sementara yang dipergunakan oleh pedagang tidak tetap dalam kegiatan keramaian (4) Pengaturan penetapan golongan dan jenis pasar diatur lebih lanjut oleh Walikota. BAB IV PEMAKAIAN TEMPAT BERJUALAN Pasal 4 (1) Penunjukan pemakaian tempat berjualan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah ditetapkan dengan Keputusan Walikota;

6 (2) Pengisian ruang dagang ditetapkan perblok berdasarkan jenis komoditi dagangan dicantumkan pada papan nama blok; (3) Blok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, terdiri dari toko, kios/los, veem, meja, pelataran, gelaran roda dorong dan sejenisnya. Pasal 5 (1) Setiap pedagang yang memakai tempat berjualan tetap di areal pasar diwajibkan memiliki Surat Ijin Pemakaian Tempat Berjualan (SIPTB) dari Walikota; (2) Untuk memperoleh ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, pemohon harus menyampaikan permohonan tertulis kepada Walikota atau pejabat yang ditunjuk; (3) Ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, berlaku untuk 3 (tiga) tahun dan harus diperbaharui setelah jangka waktu tersebut berakhir. Pasal 6 (1) Status ijin pemakaian tempat berjualan dalam pasar adalah hak pakai; (2) Hak pakai tempat berjualan dapat dipindahtangankan dan disewakan kepada pihak lain dengan persetujuan tertulis dari Walikota atau pejabat yang ditunjuk; (3) Walikota berwenang untuk mencabut kembali Hak Pakai Tempat Berjualan apabila : a. Para pemakai tempat berjualan tidak mentaati ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini; b. Tempat berjualan dibutuhkan untuk kepentingan Pemerintah Daerah. BAB V I J I N B E R J U A L A N Pasal 7 (1) Setiap pedagang yang berjualan di lahan milik swasta yang berlokasi berbatasan langsung dengan areal pasar milik Pemerintah Daerah diwajibkan memiliki ijin berjualan yang dikeluarkan oleh Walikota. (2) Untuk memperoleh ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, harus menyampaikan permohonan tertulis kepada Walikota;

(3) Ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, berlaku untuk 3 (tiga) tahun dan harus diperbaharui setelah jangka waktu tersebut berakhir. Pasal 8 Syarat-syarat teknis, administrasi dan prosedur pemberian ijin sebagaimana dimaksud pada Pasal 5, Pasal 6 dan Pasal 7 ditetapkan oleh Walikota. 7 BAB VI R E T R I B U S I Pasal 9 (1) Setiap pedagang baik tetap maupun tidak tetap yang berjualan di areal dan lingkungan pasar dikenakan retribusi; (2) Jenis dan besarnya retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, ditetapkan dengan Peraturan Daerah; (3) Pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) pasal ini, dilaksanakan oleh dinas/instansi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII PASAR SWASTA Pasal 10 (1) Pendirian pasar swasta baik tradisional maupun modern harus mendapat ijin Walikota; (2) Syarat-syarat teknis, administrasi dan klasifikasi serta prosedur pemberian ijin dimaksud ayat (1) pasal ini ditetapkan oleh Walikota; (3) Pembinaan pasar swasta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilakukan oleh Walikota. BAB VIII KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 11 Setiap pedagang yang memakai tempat berjualan umum dan atau jasa milik Pemerintah Daerah, Swasta atau perorangan baik tetap maupun tidak tetap di areal dan lingkungan pasar berkewajiban :

8 a. Tempat berjualan harus dipakai dan dipergunakan sesuai fungsinya; b. Jenis barang yang diperdagangkan harus sesuai dengan jenis yang telah ditetapkan berdasarkan tempat berjualan yang dipergunakan; c. Mengatur penempatan barang agar tampak rapih dan tidak membahayakan keselamatan umum serta tidak melebihi batas tempat berjualan yang menjadi haknya; d. Menjaga dan memelihara ketentraman, ketertiban, kebersihan dan keindahan di sekitar tempat berjualan; e. Menyediakan alat pemadam kebakaran, tempat sampah dan alatalat kebersihan; f. Membuang sampah ke tempat pembuangan dan penampungan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah; g. Membayar jenis retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Peraturan Daerah ini, sesuai dengan ketentuan yang berlaku; h. Langganan listrik, air dan fasilitas lainnya bagi mereka yang mempergunakannya sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 12 (1) Setiap pedagang yang memakai tempat berjualan umum dan atau jasa milik Pemerintah Daerah, Swasta atau perorangan baik tetap maupun tidak tetap di areal dan lingkungan pasar, tanpa seijin Walikota dilarang : a. Mendirikan, merubah bentuk/konstruksi serta menambah/ merubah bentuk/konstruksi serta memperkecil tempat berjualan dan merubah jenis barang dagangan; b. Menempatkan atau mempergunakan mesin diesel/generator, sumur bor di dalam dan sekitar tempat berjualan; c. Menjual, menyimpan barang-barang lain yang mengganggu kesehatan; d. Menjual/memindahtangankan, menjaminkan atau menggadaikan tempat berjualan kepada siapapun; e. Menggunakan alat-alat pembangkit api antara lain kompor, tungku api dan sejenisnya; f. Melakukan penyambungan, penambahan serta pemasangan data listrik dan air. (2) Setiap orang atau Badan Hukum dilarang : a. Bertempat tinggal di pasar;

9 b. Mengotori tempat/bangunan pasar atau barang inventaris pasar; c. Melakukan perbuatan yang melanggar norma kesopanan dan kesusilaan di pasar; d. Melakukan usaha atau kegiatan dalam pasar yang dapat mengganggu atau membahayakan keamanan dan ketertiban umum. BAB IX KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN Pasal 13 (1) Barang siapa melanggar Pasal 5, Pasal 6 ayat (2) dan (3), Pasal 7, Pasal 9 ayat (1), Pasal 11 dan Pasal 12 Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah); (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. Pasal 14 Selain sanksi tersebut pada Pasal 13 ayat (1) Peraturan Daerah ini, dikenakan juga sanksi administrasi berupa : a. Tempat berjualan ditutup dan disegel apabila pemakai tidak mempergunakan atau menelantarkan tempat berjualan selamalamanya 3 (tiga) bulan berturut-turut; b. Dikenakan denda sebesar 100% (seratus persen) tiap kelambatan 1 (satu) bulan apabila pemakai/pedagang tidak melaksanakan kewajiban membayar retribusi pada tanggal yang ditetapkan; c. Ijin pemakai tempat berjualan dicabut apabila kelambatan pada huruf b berlangsung selama 3 (tiga) bulan berturut-turut; d. Dalam hal pemakaian listrik dan air apabila ada/terdapat keterlambatan pembayaran selama 3 (tiga) bulan berturut-turut aliran listrik dan air diputus; e. Walikota dapat mencabut ijin pemakaian tempat berjualan apabila pemakai tidak mengajukan perpanjangan ijin selama 3 (tiga) bulan setelah habis masa berlakunya. Pasal 15

10 Penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh Penyidik Umum dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang Pengangkatannya ditetapkan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 16 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada pasal 15 Peraturan Daerah ini, mempunyai wewenang dan kewajiban melaksanakan penyidikan sebagai berikut : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan pemeriksaan perkara; h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum tidak tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa penyidik umum memberikan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, memberitahukan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikannya, kepada penuntut umum sesuai yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Walikota. Pasal 18 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 10 Tahun 1994 tentang Pengurusan Pasar Dan Tempat Perdagangan Umum dan Jasa dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi

11 Pasal 19 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Tangerang. Ditetapkan di T a n g e r a n g. Pada tanggal 18 Maret 2002. WALIKOTA TANGERANG Cap / Ttd Drs. H. MOCHAMAD THAMRIN Diundangkan di T a n g e r a n g. Pada tanggal 25 Maret 2002. SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG Cap/Ttd Drs. H. ACHMAD SUDJAI, M.Si Pembina Utama Madya NIP. 010 047 670 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2002 NOMOR 1 SERI C C :/Produk.Huk/Perda.2002/Perda.Ret Pengelolaan.Pasar/Com.A-Huk/02