I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR TABEL. 1. Sebaran jumlah koperasi di Pulau Sumatera berdasarkan provinsi, tahun

JIIA, VOLUME 3 No. 4, OKTOBER 2015

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

I. PENDAHULUAN. kepedulian terhadap potensi dan keanekaragaman daerah. daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat potensial dan memiliki peran yang

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

I. PENDAHULUAN. Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional yang turut. maupun tidak langsung. Tujuan pembangunan nasional khususnya pada

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

d. Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi serta tercatat dalam buku daftar anggota.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Posisi dan letak kepulauan Indonesia bersifat archipelagickarena

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait.

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Dari lahir sampai mati, cenderung memerlukan bantuan dari orang lain

I. PENDAHULUAN. (income multiplier) dan pengganda tenaga kerja (employment multiplier).

I. PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah pendapatan di Lampung Tengah mengakibatkan. peningkatan permintaan terhadap jasa keuangan. Pertumbuhan lembaga

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

IV. GAMBARAN UMUM INFRASTRUKTUR

Perkembangan harga Pangan Tingkat Pedagang Eceran

Assalamu alaikum Wr. Wb.

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu

KINERJA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM DI PROVINSI LAMPUNG

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

III. GAMBARAN UMUM. abad 19 dengan berdirinya Bank Kredit Rakyat (BKR) dan Lumbung Desa, yang

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi, dimana

I. PENDAHULUAN. diarahkan untuk dapat sekaligus memecahkan masalah-masalah ekonomi

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari

I. PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010).

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di daerah bertujuan untuk meningkatkan

ESTIMASI DATA PENDIDIKAN DAN PENDUDUK USIA SEKOLAH. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 32,26 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 15,00 RIBU TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 943 TON

I. PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan pula kebutuhan konsumsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. berdasarkan pertimbangan kemampuan daerah. Tujuannya adalah memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ada tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. dalam mengelola potensi sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR NOVEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 50,38% DAN AKOMODASI LAINNYA 37,26%

B. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Indonesia Barat

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dikenal sebagai Bumi Agribisnis (Agribusiness Earth).

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

Sekapur Sirih. Bandar Lampung, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Drs. Mohamad Razif, M.Si.

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97%

2

BPS PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Lampung Selatan merupakan pusat kota dan ibukota kabupaten. Pembangunan merupakan

I. PENDAHULUAN. Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

DIREKTUR UTAMA LPDB-KUMKM Dr. Ir. Kemas Danial, MM

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN II-2016

Otonomi Daerah : Implementasi

I. PENDAHULUAN. berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia. merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju,

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian, yaitu sektor negara, sektor swasta, dan sektor koperasi. Koperasi merupakan salah satu pelaku ekonomi yang bersifat kerakyatan, sehingga koperasi dipandang cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.jadi, koperasi bukanlah perkumpulan modal usaha yang mencari keuntungan semata. Koperasi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan anggota dengan memberikan pelayanan sebaik mungkin demi mencapai kesejahteraan anggota. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, maka dalam melaksanakan kegiatan usahanya, koperasi tidak terbatas pada salah satu usaha saja, namun dapat mengembangkan bidang usaha yang bermacam-macam. Akan tetapi,sebagai wadah perekonomian dan kegiatan sosial masyarakat, maka koperasi dapat memberikan keseimbangan, kedudukan, peranan, dan sumbangan terhadap

2 tatanan perekonomian nasional, sehingga apa yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia dapat dicapai, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka mengetahui bagaimana pertumbuhan kinerja koperasi,maka KementerianKoperasi dan UKM,baik ditingkat pusat maupun daerah,perlu melaksanakan penilaian kesehatan koperasi dengan mengacu pada pedoman pemeringkatan koperasi (Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM, 2013). Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang menjadikan koperasi sebagai salah satu sektor perekonomian, baik di bidang produksi, jasa, konsumsi, dan simpan pinjam.padatabel 1 dijelaskan bahwa Provinsi Lampungberada di urutan ke lima berdasarkan provinsi dengan jumlah koperasi terbanyak di Pulau Sumatera. Pada tahun 2013, jumlah seluruh anggota koperasi di Provinsi Lampung adalah 865.957 orang. Jumlah tersebut berada di urutan kedua di bawah Provinsi Sumatera Utara. Namun demikian, jumlah anggota koperasi saja tidak dapat menentukan tingkat keberhasilan dari suatu koperasi. Kinerja koperasi sebagai badan usaha, kontribusi koperasi terhadap pembangunan, dan peningkatan kesejahteraan anggota yang dapat menjadi tolak ukur keberhasilan koperasi (Hanel, 1989).

3 Tabel 1. Sebaran jumlah koperasi di Pulau Sumatera berdasarkan provinsi,tahun 2013 No Provinsi Jumlah koperasi (unit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sumatera Utara Nanggro Aceh Darussalam Sumatera Selatan Riau Lampung Sumatera Barat Jambi Bengkulu Kepulauan Riau Bangka Belitung 10.802 7.099 5.122 4.865 3.727 3.619 3.289 1.860 1.850 929 Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung, 2014 (data diolah) Pengelolaan koperasi membutuhkan tenaga-tenaga terdidik, terampil, dan cakap, sehingga koperasi akan mampu menjadi pelaku ekonomi yang kuat. Berhasil tidaknya suatu koperasi tergantung dari bagaimana anggota dapat bekerja seefektif dan seefisien mungkin pada segi peningkatan keuangan koperasi, kontribusi koperasi terhadap pembangunan, dan peran koperasi dalam menyejahterakan anggotanya. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki banyak koperasi. Akan tetapi, padatabel 2 terlihat bahwa dari 3.727 unit koperasi yang ada, hanya 60,3 persen koperasi yang memiliki status aktif,dan sisanya merupakan koperasi pasif. Koperasi yang berstatus pasif tidak menjalankan kinerjanya dengan baik atau biasa dikenal dengan istilah mati suri.

4 Tabel 2. Sebaran jumlah koperasi di Provinsi Lampung berdasarkan status keaktifan per kabupaten/kota, tahun 2013 No Kabupaten/ Kota Aktif Pasif Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kota Bandar Lampung Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Timur Kab. Lampung Utara Kab. Lampung Selatan Kab. Tanggamus Kab. Way Kanan Kota Metro Kab. Lampung Barat Kab. Pringsewu Kab. Pesawaran Kab. Tulang Bawang Provinsi Kab. Mesuji Kab. Tulang Bawang Barat 471 261 202 296 142 168 127 106 120 80 74 109 50 43 0 202 268 201 106 220 72 79 62 47 71 65 13 57 43 0 673 529 403 402 362 240 206 168 167 151 139 122 107 58 0 Jumlah 2.249 (60,3%) 1.478 (39,7%) 3.727 (100%) Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung, 2014 (data diolah) Kota Bandar Lampung merupakan kabupaten/kota yang memiliki jumlah koperasi terbanyak di Provinsi Lampung. Dari 673 unit koperasi, sebanyak 202 unit (30,01%) koperasi di Kota Bandar Lampung masih berstatus pasif, sedangkan 471 unit (69,99%) koperasi di Kota Bandar Lampung yang berstatus aktif. Salah satu koperasi yang aktif di Kota Bandar Lampung yaitu Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya. Koperasi ini bergerak di bidang perikanan, meliputi pelelangan ikan, simpan pinjam, sewa perahu dan alat tangkap untuk nelayan, penyediaan solar dan es batu untuk nelayan, penyewaan ruko, serta pengadaan air bersih. Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.22/Kep/M.KUKM.2/II/2008 pada tahun 2008, Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya merupakan salah satu

5 koperasi yang menjadi kandidat dalam penilaian koperasi berkualitas dengan peringkat 37 dari 673 unit koperasi di Provinsi Lampung. Tujuan KUD Mina Jaya selaras dengan tujuan koperasi berdasarkan undangundang, yaitu menyejahterakan anggotanya. Pada pencapaian tujuan, koperasi nelayan ini perlu didukung oleh manajemen yang baik. Pelaksanaan manajemen yang baik dapat berpengaruh pada tingkat keberhasilan dari suatu koperasi. Penelitian Djumahir (2001), Hardiningsih (2009), dan Fadli (2012), menggunakan analisis kinerja keuangan sebagai indikator pengukuran keberhasilan koperasi. Akan tetapihanel (1989), mengukurtingkat keberhasilan suatu koperasi dari tiga pendekatan (pendekatan tripartite), yaitu keberhasilan koperasi sebagai badan usaha, keberhasilan koperasi dalam berkontribusi terhadap pembangunan,dan keberhasilan koperasi dalam menyejahterakan anggotanya. Pengukuran keberhasilan koperasi melalui pendekatan tripartite memperlihatkan bahwa keberhasilan koperasi tidak cukup hanya dilihat dari keberhasilannya sebagai badan usaha, tetapi perlu juga diukur sejauh mana koperasi berhasil meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Hal ini disebabkan karena tujuan utama koperasi adalahmenyejahterakan anggotanya. Kondisi keuangan yang baik akan menunjukkanbahwa usaha yang dilakukan sudah efisien dan memungkinkan koperasi membuat perencanaan yang baik di masa yang akan datang. Setiap koperasi memerlukan analisis

6 kinerjakeuangan, karena melalui analisis tersebut dapat diketahui keberhasilan koperasi sebagai suatu badan usaha. Kontribusi koperasi terhadap pembangunan dapat dilihat dari ketaatan koperasi membayar pajak, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja koperasi, dan tingkat upah karyawan. Banyak koperasi di Indonesia yang hanya terfokus pada kegiatan usahanya saja tanpa memperhatikan hal-hal yang harus dipenuhi, seperti membayar pajak serta tanggung jawab sosialnya pada masyarakat sekitar.tanggungjawab sosial koperasi terhadap masyarakat dapat berupa perekrutan tenaga kerja yang berasal dari wilayah kerja koperasi. Keberhasilan koperasi dalam menyejahterakan anggota dilihat dari manfaat ekonomi yang diterima anggota. Tujuan utama koperasi adalah menyejahterakan anggotanya, tetapi yang berjalan saat ini, banyak koperasi yang hanya mengutamakan keuntungan semata, tanpa memperhatikan kesejahteraan dari anggotanya sendiri. Terkadang kesejahteraan hanya dirasakan oleh beberapa orang, sehingga terjadi kesejahteraan yang tidak merata. KUD Mina Jaya merupakan salah satu koperasi yang telah menjalankan berbagai unit usaha, tetapi masih terdapat beberapa unit usaha yang kurang aktif, yaitu unit usaha waserda dan unit usaha pengadaan alat tangkap nelayan. KUD Mina Jaya juga telah berkontribusi terhadap pembangunan daerah dan berperan dalam menyejahterakan anggota. Akan tetapi, masih terdapat anggota KUD Mina Jaya yang berpendapatan rendah dan belum merasakan pelayanan yang maksimal dari KUD Mina Jaya.

7 Berdasarkan uraian sebelumnya,maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai: 1. Bagaimana keberhasilan KUDMina Jayasebagai badan usaha ditinjau darirasio keuangan? 2. Bagaimana kontribusi KUDMina Jaya terhadap pembangunan? 3. Bagaimana tingkat kesejahteraan anggota KUDMina Jaya dan perbedaannyaberdasarkan status mereka sebagai nelayan menurut kriteria Sajogyo? B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis keberhasilan KUD Mina Jaya sebagai badan usaha ditinjau dari rasio keuangan. 2. Menganalisiskontribusi KUD Mina Jaya terhadap pembangunan. 3. Menganalisistingkat kesejahteraan anggota KUD Mina Jaya dan perbedaannya berdasarkan status mereka sebagai nelayan menurut kriteria Sajogyo. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Pihak koperasi, sebagai pertimbangan dalam penyusunan rencana startegi operasional pada periode yang akan datang.

8 2. Pemerintah, sebagai sumbangan pemikirian dalam pertimbangan dan evaluasi terhadap penetapan kebijakan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan koperasi di Indonesia. 3. Peneliti lain, sebagai referensi dalam melakukan penelitian sejenis atau menyempurnakan penelitian ini.