DESAIN SURVEI METODA MAGNETIK MENGGUNAKAN MARINE MAGNETOMETER DALAM PENDETEKSIAN RANJAU

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN METODE ANALISIS SINYAL DALAM INTERPRETASI DATA MAGNET DI PERAIRAN SELAT SUNDA UNTUK MENENTUKAN ARAH DAN POSISI PIPA BAWAH LAUT

PENERAPAN METODA TIE-LINE LEVELLING PADA DATA MAGNET LAPANGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI KOREKSI HARIAN

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK

PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB

Teori Dasar GAYA MAGNETIK : (F) Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1.

Kata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.

PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG

KELURUSAN ANOMALI MAGNET BENDA X DI DAERAH Y DARI HASIL REDUKSI KE KUTUB

PEMODELAN 3-D SUSEPTIBILITAS MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LANGSA, SELAT MALAKA-SUMATERA UTARA

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

ANALISIS DISTRIBUSI ANOMALI MEDAN MAGNET TOTAL DI AREA MANIFESTASI PANASBUMI TULEHU

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

Physics Communication

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

BAB III METODE PENELITIAN

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA

Kata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan

Pengolahan awal metode magnetik

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghasilkan variasi medan magnet bumi yang berhubungan dengan

KARAKTERISASI SENSOR HALL EFFECT SEBAGAI SENSOR MAGNETIK PADA PROTOTIPE PENJELAJAH PENGUKUR MEDAN MAGNET DENGAN SISTEM KENDALI ANDROID

EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG

Pendahuluan. Peralatan. Sari. Abstract. Subarsyah dan M. Yusuf

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT

ESTIMASI ZONA BIJIH BESI DI DAERAH LAMPUNG MENGGUNAKAN PEMODELAN MAGNETIK

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Vetran Republik Indonesia

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

STUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO

MONITORING GUNUNG API DENGAN METODE MAGNETIK

Kata Kunci : Metode Geomagnet, suseptibilitas magnetik, perbandingan

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

PEMODELAN TOMOGRAFI CROSS-HOLE METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS (Bentuk Anomali Silindris)

PENGARUH VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TERHADAP SIFAT MAGNETIK PADA PEMBUATAN SOFT-MAGNETIC DARI SERBUK BESI SKRIPSI

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Kontinuasi ke Atas Anomali Bawah Permukaan Memanfaatkan Data Magnetik di DAS Bedadung Wilayah Kota Jember

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah

PENGGAMBARAN PSEUDOSECTION BAWAH PERMUKAAN DARI SUATU PROSES EVAPOTRANSPIRASI TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN PROGRAM RES2DINV

Sponsored by : Presentasi Tengah Sesi FC 2014,Gedongsongo 14 Juni 2014

APLIKASI METODE GEOMAGNETIK UNTUK MEMETAKAN SITUS ARKEOLOGI CANDI BADUT MALANG JAWA TIMUR

Medan magnet bumi, Utara geografik D. Utara magnetik I. Timur

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Pendugaan Zona Rembesan di Bendungan Bajulmati, Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan Analisis Litologi dengan Menggunakan Data Magnetik

Deliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan)

Estimasi Arah Strike menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Persegi

Abstrak. Abstract. Kata kunci: Anomali Gravitasi; pemodelan ke depan; pemodelan Inversi

Karakterisasi Sensor Fluxgate sebagai Detektor Medan Magnetik AC

PENGEMBANGAN SENSOR MAGNETIK MAGNETORESISTIF (MR) UNTUK APLIKASI KOMPAS ELEKTRONIK

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto

Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

Kata kunci: anomali magnet, filter, sesar, intrusi

BAB III TEORI DASAR (3.1-1) dimana F : Gaya antara dua partikel bermassa m 1 dan m 2. r : jarak antara dua partikel

D. Ilahude dan B. Nirwana. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr. Junjunan No. 236, Bandung-40174

PENDUGAAN POSISI DAPUR MAGMA GUNUNGAPI INELIKA, FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR BERDASARKAN SURVEI MAGNETIK

ALHAZEN Journal of Physics ISSN Volume 2, Nomor 1, Issue 1, Juli 2015

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

PENYELIDIKAN GEOFISIKA DI DAERAH GUNUNG RAWAN, KECAMATAN SEKAYAM, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Analisis Data. (Desi Hanisa Putri) 120

MENGIDENTIFIKASI POTENSI HIDROKARBON DI KEPULAUAN ARU SELATAN, PAPUA BARAT MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET. Tri Nurhidayah, Muhammad Hamzah, Maria

Interpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geomagnet

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

BAB IV INTERPRETASI KUANTITATIF ANOMALI SP MODEL LEMPENGAN. Bagian terpenting dalam eksplorasi yaitu pengidentifikasian atau

3. HASIL PENYELIDIKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Detektor Medan Magnet Tiga-Sumbu

Koreksi-Koreksi pada Pengolahan Data Geofisika (Part II :Metode Magnetik)

KONTROL OTOMATIS PADA ROBOT PENGANTAR BARANG DENGAN PARAMETER MASUKAN JARAK DENGAN OBJEK DAN POSISI ROBOT. oleh. Ricky Jeconiah NIM :

ANALISIS MODEL VARIASI HARIAN KOMPONEN GEOMAGNET BERDASARKAN POSISI MATAHARI

Identifikasi Benda-Benda Megalit Dengan Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Pokekea Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso

Gravitymeter, alat ukur percepatan gravitasi (g).

AKUISISI DATA SELF POTENTIALS (SP) UNTUK MENENTUKAN KEDALAMAN POTENSI MASSIVE SULFIDA DI DESA BABAN KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI.

183 PENDUGAAN BIJIH BESI DENGAN GEOLISTRIK RESISTIVITY-2D DAN GEOMAGNET DI DAERAH SEBAYUR, DESA MAROKTUAH, KEC

Akuisisi Data Magnetik

STUDI KORELASI STATISTIK INDEKS K GEOMAGNET REGIONAL MENGGUNAKAN DISTRIBUSI GAUSS BERSYARAT

GEOFISIKA GEOFISIKA

KALIBRASI MAGNETOMETER TIPE 1540 MENGGUNAKAN KALIBRATOR MAGNETOMETER

BAHAN AJAR 1 MEDAN MAGNET MATERI FISIKA SMA KELAS XII

RANCANG BANGUN ALAT PERCOBAAN MOMEN INERSIA DENGAN MENGGUNAKAN TIMER OTOMATIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Lainea, Provinsi Sulawesi Tenggara

MODUL METODE MAGNETOTELLURIK

PENENTUAN GAYA TOLAK MENOLAK MAGNET ANTAR DUA MAGNET PERMANET MENGGUNAKAN METODE KESETIMBANGAN BENDA

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

Optimalisasi Desain Parameter Lapangan Untuk Data Resistivitas Pseudo 3D

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

Transkripsi:

DESAIN SURVEI METODA MAGNETIK MENGGUNAKAN MARINE MAGNETOMETER DALAM PENDETEKSIAN RANJAU Oleh : Subarsyah dan I Ketut Gede Aryawan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 36 Bandung-4174 Diterima : 1-7-8; Disetujui : -4-9 A B S T R A C T Magnetometer has ability to detect metal object (iron) with different level of detection, that depend on its sensitivity and accuracy. Calibration is one way in determine detection level of magnetometer where this procedure can be used to arrange survey design for mine detection. The result of calibration that will be used in this paper was calibration on Geometrics type G-877. Calibration procedure was done by passing plate iron object on 5 line with different distances,3,4,5 and 6 meters from magnetometer sensor. The result show that detection level up to 5 meters based on respond of anomaly magnetic and the survey design can be arranged in case using sensor of magnetometer the line spacing will be 1 m and distance between both sensor meter and depth sensor must be kept 1 meter above seabed. Keywords: magnetometer, calibration, diurnal variation. S A R I Magnetometer memiliki kemampuan untuk mendeteksi objek logam (besi) dengan tingkat deteksi yang berbeda tergantung sensitivitas dan akurasinya. Kalibrasi merupakan salahsatu cara dalam menentukan daya deteksi dari sebuah magnetometer dimana hasilnya dapat digunakan dalam desain survei pendeteksian ranjau. Data hasil kalibrasi yang digunakan dalam paper ini adalah kalibrasi terhadap magnetometer Geometrics G-877. Prosedur kalibrasi dilakukan dengan cara melewatkan objek logam besi batangan pada 5 lintasan dengan jarak lintasan berbeda masing-masing, 3, 4, 5, dan 6 meter terhadap sensor magnetometer. Hasil kalibrasi menunjukan bahwa kemampuan deteksi sampai 5 m dilihat dari respon anomali magnetnya. Sehingga untuk desain survei dengan menggunakan sensor magnet yang sejenis maka spasi lintasan 1 m dan jarak masing-masing sensor m sementara kedalaman sensor dipertahankan 1 meter di atas dasar laut. Kata Kunci: magnetometer, kalibrasi, variasi harian. PENDAHULUAN Latar Belakang Marine magnetometer umumnya digunakan sebagai peralatan survei geofisika untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan sifat kemagnetannya. Secara prinsip kerja marine magnetometer identik dengan alat metal detektor yang membedakan hanyalah threshold dari keduanya. Cakupan pengukuran dari marine magnetometer lebih besar dari metal detektor antara. 1. nt karena akan melibatkan medan magnet bumi sedangkan metal detektor tidak melibatkan medan magnet bumi. Kegiatan survei geoteknik laut seringkali menggunakan marine magnetometer sebagai pengganti metal detektor, dalam kasus ini maka harus diperhatikan mengenai kisaran besarnya 9

objek metal dan tingkat deteksi dari alat yang digunakan salah satu cara yang biasa digunakan adalah kalibrasi. Maksud dan Tujuan Kalibrasi dapat dilakukan dengan beberapa prosedur, salah satunya dengan melewatkan objek berupa metal atau besi pada lintasan yang berbeda-beda jaraknya terhadap sensor magnetometer. Pada penelitian kali ini akan dilakukan kalibrasi dengan melewatkan objek besi sebesar 45 kg terhadap sensor magnetometer laut Geometrics tipe G-877 dengan maksud untuk memperoleh sensitifitas tingkat deteksinya. Tujuan dari kalibrasi adalah hasil yang diperoleh akan digunakan di dalam perencanaan survei ranjau ini sehingga pelaksanaannya dilakukan secara efektif. μ : permeabilitas medium (A -.kg.m.s - ), J : besaran magnetisasi per unit volume (nt). Dari persamaan di atas mengisyaratkan bahwa semakin besar volume objek besi maka semakin besar intensitas magnetiknya dan semakin jauh jaraknya maka intensitasnya akan semakin kecil. Kalibrasi Magnetometer Kalibrasi dilakukan pada dini hari jam 4., hal ini dilakukan dengan tujuan mereduksi variasi harian (Okeke dan Hamano, ) dan lokasi yang relatif jauh dari sumber medan magnet lain. METODA MAGNETIK Prinsip Dasar Prinsip yang mendasari dari metoda ini adalah hukum Coulomb s (Telford W.M, 1986 dan Blakely. J. Richard, 1994) yaitu: F = (m 1 *m )/μr Dimana: F : gaya (kg.m.s - ), m 1, m : besaran kutub magnetik (A.m), r : jarak antara m 1 dan m (m), μ : permeabilitas medium (A -.kg.m.s - ). Sehingga akan diperoleh intensitas medan magnet (H) : H = F/m 1 atau H = m/μr Dimana: H : intensitas medan magnet (A.m -1 ) Suatu objek besi apabila ditempatkan dalam suatu medan magnet akan terinduksi sehingga intensitas yang akan dihasilkan sebesar (B) : B = μ * H + J Dimana: B : intensitas total magnetik (nt), Gambar 1. Lintasan kalibrasi Prosedur kalibrasi yang dilakukan yaitu dengan melewatkan objek berupa besi batangan dengan berat ± 45 Kg terhadap sensor magnetometer yang ditempatkan pada suatu posisi tetap. Objek dilewatkan pada 5 lintasan dengan jarak dari sensor masing masing, 3, 4, 5 dan 6 m. Masing-masing lintasan mempunyai panjang 3 meter, 15 meter sebelah kiri dan kanan sensor. Pada masing-masing lintasan akan dilakukan fix marking yaitu pada posisi -1, -5,, 5, dan 1. seperti terlihat pada gambar 1. Hasil Kalibrasi Data kalibrasi dapat dilihat berupa grafik (gambar - 6) masing-masing terdiri dari (dua) kurva yang menunjukan perbedaan arah dari pergerakan objek. Objek pertama bergerak dari utara ke selatan ditandai dengan polaritas positif terlebih dahulu sedangkan objek kedua dengan arah dan polaritas sebaliknya. Grafik anomali 3

Lintasan m (equipment G-877) 4 Intensitas ( mgal) 1 3 4 5 - -4-6 -8 Gambar. Intensitas magnetik terhadap waktu. Lintasan 3 m (equipment G-877) 15 1 5-5 1 3 4 5-1 -15 - -5 Gambar 3. Intensitas magnetik terhadap waktu. Lintasan 4 m (equipment G-877) 6 4-1 3 4 5 6-4 -6-8 Waktu (Second) Gambar 4. Intensitas magnetik terhadap waktu. 31

Lintasan 5 m (equipment G-877) 3 1-1 5 1 15 5 3 35 4 - -3-4 Gambar 5. Intensitas magnetik terhadap waktu. Lintasan 6 m (equipment G-877) 1 5 1 15 5 3 35 4 45-1 - -3-4 Gambar 6. Intensitas magnetik terhadap waktu. magnet menunjukan responnya kurang ideal terlihat banyaknya data spike yang diakibatkan oleh pengaruh variasi harian ataupun aktifitas kelistrikan di sekitar area kalibrasi. Pengaruh dari kedua aspek itu terlihat lebih jelas pada pengukuran dengan lintasan yang semakin jauh dari sensor magnetometer. ANALISIS HASIL KALIBRASI Geometrics sebagai produsen magnetometer G-877 (Geometrics. 1993) memberikan acuan bahwa benda yang terbuat dari besi seberat 1 Kg pada jarak 15 meter dari sensor memberikan respon magnetik sebesar 3 nt. Dengan demikian dapat dihitung respon anomali magnetik untuk benda besi seberat 45 kg seperti terlihat pada tabel 1. Hasil kalibrasi magnetometer G-877 ditunjukkan dalam tabel., yang memiliki kecenderungan semakin jauh lintasan semakin kecil intensitas magnetik yang ditimbulkan. Hal ini sesuai dengan dengan hukum medan potensial, intensitas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Tabel 1. Respon magnetik besi seberat 45 Kg Jarak (m ) 3 4 5 6 57.6-86.4 3.6-38.4 14.4-1.6 9.-13.8 6.4-9.6 3

Perbandingan antara tabel 1. dan tabel. menunjukkan bahwa jarak dan 3 meter secara kualitas sangat baik karena memenuhi standar acuan yang dibuat geometrics. Sementara untuk jarak 4, 5 dan 6 meter masih kurang baik secara kualitas dikarenakan respon yang diperoleh di bawah standar yang diberikan geometrics. Secara visual untuk lintasan yang berjarak 4 dan 5 meter, kurva pada gambar 4 dan 5, masih terlihat jelas indikasi dari objek yang dilewatkan, sedangkan untuk gambar 6 indikasi dari benda yang dilewatkan tidak terlihat karena Signal to Noise Ratio rendah ini disebabkan pengaruh yang kuat dari efek variasi harian. Secara keseluruhan dari hasil kalibrasi maka tingkat deteksi yang relatif baik, bisa mengidentifikasi objek yang dilewatkan, yaitu sampai jarak 5 m. Tabel. Hasil kalibrasi Magnetometer Geometrics G-877 Jarak (m ) 3 4 5 6 75 15 3 35 1 1 4.5 7 3.5-4 DESAIN SURVEI Berdasarkan hasil analisa bahwa tingkat deteksi untuk besi seberat 45 kg cukup baik sampai jarak 5 m dari sensor magnetometer, maka desain survei yang efektif dalam survei pendeteksian ranjau seperti terlihat dalam gambar 7. dan 8. Digunakan sensor magnetometer G-877 dengan jarak masing-masing sensor meter dan interval lintasan 1 m. Kedalaman sensor magnetometer dipertahankan untuk tetap berada diatas seabed dengan jarak 1 m. Gambar 7. Desain Survei 33

Gambar 8. Towing Sensor 1 m di atas seabed Pengukuran dengan sensor bertujuan untuk mereduksi variasi harian dan efek sensor magnetometer itu sendiri, sehingga seolah-olah dilakukan pengukuran gradiometer. Pengukuran gradiometer merupakan pengukuran dengan menggunakan (dua) sensor magnetometer sehingga bisa diketahui selisih pengukuran dari kedua sensor pengukuran tersebut. Pada gambar 9. terlihat ada zona yang tidak dapat terdeteksi dengan baik dengan asumsi yang dibuat bahwa jarak deteksi yang baik adalah 5 m. Desain survei yang diperoleh berdasarkan data hasil kalibrasi adalah penggunaan sensor magnetometer masing-masing berjarak m, 1 m interval lintasan, dan towing depth 1 meter di atas seabed. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Henky Suharto yang telah membantu sehingga proses akuisisi data berlangsung, kepada Ir. Dida Kusnida, M.Sc dan DR. Ir. Susilohadi yang telah memberikan kesempatan KESIMPULAN Magnetometer G-877 dalam kondisi baik apabila akan dipergunakan untuk keperluan survey. Untuk kebutuhan survei ranjau maka tingkat deteksi maksimum yang memberikan efektifitas yang tinggi sampai 5 meter. Penentuan lokasi kalibrasi menentukan pada hasil yang diperoleh, perlu dicari lokasi yang bersih dari aktifitas medan magnetik luar. Gambar 9. Zona yang tidak terdeteksi oleh magnetometer 34

dalam proses akuisisi data ini. Tidak lupa beberapa rekan yang lain yang telah membantu, dan tidak memungkinkan untuk disebutkan satu per satu. ACUAN Telford, W.M. 1986, Applied Geophysics, Cambridge University press, Cambridge, London, New York, Sidney, P. 86. Blakely, J. Richard, 1995, Potential Theory In Gravity and Magnetic Applications, Cambridge University Press, London, New York, Sidney. Okeke, F.N. ; Hamano, Y.;, Daily Variations of Geomagnetic H D and Z field equatorial latitudes, Earth Planets Space, Department of Earth and Planetary Physics, University of Tokyo, Japan, P. 37-43. Geometrics. Inc, 1993, Magnetic Search in The Marine Environment, Geometrics Inc., 19 Fortune Drive, San Jose. 35