Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR RC

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG TOWER C KEBAGUSAN CITY JAKARTA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

BAB V ANALISA STRUKTUR PRIMER

PERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT

MAHASISWA ERNA WIDYASTUTI. DOSEN PEMBIMBING Ir. HEPPY KRISTIJANTO, MS.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sekolah dengan fasilitas yang lengkap, maka dibangunlah Sekolah Santa Clara yang terletak di Jalan Ngagel

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN TELKOMSEL DI SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN BAJA-BETON KOMPOSIT

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP KELAS 1 RSUD SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

Gedung Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Barwijaya merupakan gedung yang terdiri dari 9 lantai yang dibangun dalam rangka untuk memenuhi

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN

REVIEW DESAIN STRUKTUR GEDUNG CENTER FOR DEVELOPMENT OF ADVANCE SCIENCE AND TECHNOLOGY (CDAST) UNIVERSITAS JEMBER DENGAN KONSTRUKSI BAJA TAHAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Batasan Masalah

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

menggunakan ketebalan 300 mm.

Tugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN MULYOREJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

TUGAS AKHIR MODIFIKASI STRUKTUR RANGKA GEDUNG PERKANTORAN PETROSIDA GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON- KOMPOSIT

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON ABSTRAK

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL

Analisis Profil Baja Kastilasi. Ni Kadek Astariani

DESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

PERHITUNGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG ASRAMA KEBIDANAN LEBO WONOAYU DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN BAJA DENGAN SISTEM. Oleh Heri Istiono

I.3 MAKSUD DAN TUJUAN

ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 500 X 200

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

Arah X Tabel Analisa Δs akibat gempa arah x Lantai drift Δs drift Δs Syarat hx tiap tingkat antar tingkat Drift Ke (m) (cm) (cm) (cm)

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM GANDA PADA WILAYAH GEMPA KUAT

LAMPIRAN 1 PRELIMINARY DESAIN

PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN

Dosen Pembimbing : Ir. Tony Hartono Bagio,MT.,MM. Abstrak

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KEPANJEN MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS UNTUK DIBANGUN DI ACEH

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

TONNY RIZKYA NUR S ( ) DOSEN PEMBIMBING :

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM PADA BALOK ANAK

Kata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang

32 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

Gedung yang dibangun dengan sistem rangka pemikul momen (SRPM) dengan balok masih mempunyai kekurangan bila ditinjau dari segi tinggi gedung dan

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

STUDIO PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

Perencanaan Struktur Tangga

PERANCANGAN MODIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN. Oleh : Sulistiyo NRP Dosen Pembimbing : Ir. Iman Wimbadi, MS

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

Perancangan Modifikasi Struktur Gedung Hotel Nawasaka Surabaya dengan Sistem Ganda

Studi Analisis Tinggi Lubang Baja Kastilasi dengan Pengaku.Ni Kadek Astariani 25

Transkripsi:

Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton Amanda Khoirunnisa, Heppy Kristijanto, R. Soewardojo. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: heppy@ce.its.ac.id 1 Abstrak : Seiring berkembangnya waktu, kebutuhan-kebutuhan akan fasilitas umum pun semakin banyak, sehingga semakin banyak pula pembangunan yang dilaksanakan. Namun, ketersediaan lahan saat ini tidak seimbang dengan banyaknya pembangunan yang sedang berjalan. Ketesediaan lahan yang semakin sempit menuntut agar pembangunan yang berjalan tidak memakan lahan yang terlalu besar, oleh karena itu banyak pembangunan fasilitas umum dibuat menjadi gedunggedung bertingkat seperti gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu yang terdiri atas lima blok perkantoran. Blok A merupakan gedung bertingkat lima lantai, sedangkan blok B, C, D, dan E merupakan gedung bertingkat 3 lantai yang dibangun dengan menggunakan beton konvensional. Gedung tersebut akan direncanakan ulang menjadi dua blok, blok A berlantai sepuluh dan blok B berlantai tujuh dengan menggunakan struktur baja beton. Penampang adalah penampang yang terdiri dari profil baja dan beton yang digabung bersama untuk memikul beban tekan dan lentur. Batang yang memikul lentur umumnya disebut dengan balok, sedangkan batang yang memikul beban tekan, tekan dan lentur umumnya disebut dengan kolom. Penampang mempunyai kekakuan yang lebih besar dibandingkan dengan penampang lempeng beton dan gelagar baja yang bekerja sendiri-sendiri, selain itu penampang ini dapat menahan beban yang lebih besar atau beban yang sama dengan lenturan yang lebih kecil pada bentang yang lebih panjang. Tujuan dari tugas akhir ini adalah menghasilkan perencanaan struktur gedung baja-beton yang rasional dengan memenuhi persyaratan keamanan berdasarkan SNI 03-2847- 2002, SNI 03-1729-2002, SNI 03-1726-2002, dan PPIUG 1983. Hasil yang didapat dari perencanaan gedung berdasarkan analisa struktur yang memenuhi persyaratan keamanan struktur antara lain balok induk lantai 1-10 dan lantai atap menggunakan baja profil WF 400x200x8x13, kolom lantai 1-3 menggunakan baja profil KC 600x200x11x17, lantai 4-6 KC 400x200x8x13 dan lantai 7-10 KC 300x150x6,5x9. Pelat lantai dan pelat atap yan digunakan adalah pelat bondek dan pondasi gedung ini menggunakan pondasi tiang pancang dengan diameter 40 cm dengan kedalaman 10 m. Kata Kunci Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu, baja, beton, struktur. I. PENDAHULUAN eiring berkembangnya waktu, kebutuhan - kebutuhan akan fasilitas umum pun semakin banyak, sehingga semakin banyak pula pembangunan yang dilaksanakan. Namun, ketersediaan lahan saat ini tidak seimbang dengan banyaknya pembangunan yang sedang berjalan. Ketersediaan lahan yang semakin sempit menuntut agar pembangunan yang berjalan tidak memakan lahan yang terlalu besar, oleh karena itu banyak pembangunan fasilitas umum dibuat menjadi gedung-gedung bertingkat, seperti gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu yang terdiri atas lima blok perkantoran. Blok A merupakan gedung bertingkat lima lantai, sedangkan blok B, C, D, dan E merupakan gedung bertingkat 3 lantai yang dibangun dengan menggunakan beton konvensional. Gedung tersebut akan direncanakan ulang menjadi dua blok, blok A berlantai sepuluh, dan blok B berlantai 7 dengan mengunakan struktur baja beton. Struktur merupakan campuran beton dengan baja profil, dimana pada beton bertulang konvensional gaya tarik yang dialami elemen struktur dipikul oleh besi tulangan, sedangkan pada beton gaya tarik yang dialami elemen struktur dipikul oleh profil baja. Jika ditinjau dari segi kualitas dan efisiensi waktu pekerjaan bangunan dengan struktur baja kompisot lebih menguntungkan. Keistimewaan yang nyata dalam sistem adalah (1) Penghematan berat, (2) Penampang balok baja yang digunakan lebih kecil, (3) kekakuan lantai meningkat, (4) kapasitas menahan beban lebih besar, (5) Penjang bentang untuk batang tertentu dapat lebih besar. [2] Struktur semakin banyak dipakai dalam rekayasa struktur. Dari beberapa penelitian, struktur mampu memberikan kinerja struktur yang lebih baik dan lebih efektif dalam meningkatkan kapasitas pembebanan, kekakuan dan keunggulan ekonomis. [3] Penampang mempunyai kekakuan yang lebih besar dibandingkan dengan penampang lempeng beton dan gelagar baja yang bekerja sendiri-sendiri, dengan demikian

2 penampang mampu menahan beban yang lebih besar atau beban yang sama dengan lenturan yang lebih kecil pada bentang yang lebih panjang. Jika untuk mendapatkan aksi bagian atas dibungkus dengan lempeng beton, maka akan didapat pengurangan pada tebal seluruh lantai, dan untuk bangunan-bangunan tinggi, keadaan ini membuat pembangunan lebih hemat cukup banyak dalam volume, pekrjaan pemasangan kabel, pekerjaan saluran pendingin ruangan, dinding, pekerjaan saluran air, dan lain-lain. [3] II. URAIAN PENELITIAN A. Jenis dan Konsep Penelitian Analisa struktur dilakukan dengan menggunakan program bantu. Hasil dari analisa struktur kemudian dikontrol berdasarkan persyaratan keamanan berdasarkan peraturan-peraturan yang ada. B. Proses Penelitian Proses penelitian ini ditampilkan dalam sebuah diagram alir metodologi yang dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini DATA TANAH BALOK ANAK PRELIMINARY DESAIN BALOK INDUK MULA PENGUMPULAN DATA STUDI LITERATUR STRUKTUR SEKUNDER TANGGA PRELIMINARY DESAIN DAN PEMBEBANAN PRELIMINARY DESAN KOLOM DATA UMUM BANGUNAN PELAT LANTAI DAN ATAP PEMBEBANAN BALOK LIFT BEBAN MATI BEBAN HIDUP BEBAN GEMPA BEBAN ANGIN NOT OK A. Perencanaan Struktur Sekunder Perencanaan struktur sekunder pada gedung ini meliputi: - Perencanaan Tangga - Perencanaan pelat lantai dan atap - Perencanaan balok lift - Perencanaan balok anak B. Perencannan Struktur Primer - Pembebanan Struktur Utama 1. Beban Sebelum Komposit a. Beban mati Bebat pelat bondek Berat pelat beton b. Beban Hidup Lantai atap (q L ) = 100 kg/m 2 Lantai Penghunian (q L ) = 100 kg/m 2 2. Beban Mati Setelah Komposit a. Beban Mati Pelat Atap (q D1 ) Beban aspal Berat rangka dan plafond Berat ducting plumbing Pelat Lantai (q D2 ) Beban spesi Beban keramik Berat rangka dan plafon Berat ducting plumbing Berat Sendiri (q D3 ) Berat pelat bondek Berat pelat beton Beban Lift Beban lift adalah beban terpusat dari balok lantai teratas. b. Beban Hidup Lantai atap (q L = 100 kg/m 2 Lantai Penghunian (q L )= 250 kg/m 2 - Analisa Struktur Menggunakan Program Bantu PERMODELAN DAN ANALISA STRUKTUR KONTROL DESAIN OK PONDASI PENGGAMBARAN HASIL SELESAI Gambar 1. Diagram Alir III. HASIL DAN DISKUSI Perencanaan dilakukan mulai dari perencanaan struktur sekunder yang terdiri dari perencanaan tangga, pelat lantai dan atap, perencanaan balok lift dan perencanaan balok anak. Selanjutnya perencanaan struktur primer, yaitu balok induk dan kolom, dan yang terakhir perencanaan pondasi. Gambar 2. Permodelan Struktur 3 - Kontrol Batas Simpangan Δs = x h 1 = x 4 = 0,014 m = 14 mm

3 - Perencanaan Balok Induk Melintang Kondisi balok induk melintang sebelum Direncanakan menggunakan profil WF 400 x 200 x 8 x 13 Mu = 6400,312 kgm Vu = 4417,71 kg Kontrol Kuat Momen Lentur - Tekuk local (local buckling) Sayap : = = 7,7 λ p = = = 10,75 Badan : = = 42,57 λ p = = = 106,25 Penampang kompak, maka Mn = Mp = Zx x fy = 1286 x 2500 = 3215000 kgcm - Tekuk lateral (lateral buckling) Jarak penahan lateral (Lb) = 600 cm Dari tabel profil untuk profil WF 400x200x8x13 dengan mutu baja BJ41, diperoleh : Lp = 226,003 cm Lr = 658,257 cm Karena Lp < Lb < Lr, maka termasukbentang menengah, sehingga : Mn= [ ( ) M p Cb = < 2,3 = < 2,3 = 1,4 < 2,3 Mp = Zx x fy = 1286 x 2500 = 3215000 kgcm Mr = Sx x f L = 1190 x 1800 = 2142000 kgcm Mn= * + < λ p < λ p ] < = 3201258,9 kgcm = 32102,6 kgm ØMn > Mu 28811,3 kgm > 6400,312 kg OK Kondisi balok induk melintang setelah Zona momen positif a. Lebar efektif - beff < L/4 = 600/4 = 150 cm - beff < S = 600 cm pakai beff 150 cm b. Kontrol kuat momen lentur - Tekuk local (local buckling) Badan = = 42,57 λ p = = = 106,25 profil penampang kompak distribusi tegangan plastis. - Menghitung momen nominal (Mn) Menentukan gaya yang terjadi : T 1 = 0,85 x f c x t pelat x b eff = 0,85 x 350 x 5,7 x 150 T 2 = 254362,5 kg = As x fy = 85,12 x 2500 = 212800 kg (menentukan) T 2 < T 1, maka garis netral plastis terletak di beton Menentukan jarak-jarak dari centroid gayagaya yang bekerja : a = = = 4,77 cm Menentukan jarak-jarak dari centroid gayagaya yang bekerja : d 1 = hr + tb - = 53 + 57 - = 86,15 mm d 2 = 0 (profil tidak mengalami tekan) d 3 = = = 200 mm Gambar 3. Penampang Komposit Balok Induk Melintang Mn = T 2 (d 1 +d 2 ) + T 2 (d 3 -d 2 ) = 212800 (86,15-0) + 212800 (200-0) = 60892,72 kgm ØMn > Mu 0,9 x 60892,72 kgm > 10953,66 kgm 54803,45 kgm > 10953,66 kgm OK Penampang mampu menahan beban yang terjadi. c. Kontrol kuat geser Kuat geser balok tergantung pada perbandingan antara tinggi berish badan (h) dengan tebal pelat badan (tw). 1,1 = = 42,57 Dimana kn = 5, untuk balok tanpa pengaku vertikal pelat badan, sehingga : 1,1 = 1,1 = 69,57 < 1,1 plastis < λ p

4 Maka : Vn = 0,6 x fy x Aw = 0,6 x 2500 x (40 x 0,8) = 48000 kg ØVn > Vu 43200 kg > 10640,68 kg OK d. Kontrol lendutan Lendutan ijin : f = = =1,667 cm Dari hasil perhitungan dengan Etabs V9.7.1 y max = 0,4 cm, maka : y max < f OK Zona momen negatif a. Menentukan lokasi gaya tarik pada balok baja Dari hasil output program ETABS v9.7.1 didapatkan momen negatif, Mmaks = 15568,374 kgm (B231, story9) L = 600 cm b eff = ¼. L = ¼. 600 cm = 150 cm Dipasang tulangan pada pelat beton 10 D 10 disepanjang b eff. Batang tulangan menambah kekuatan tarik nominal pada pelat beton : T = n. A r. fy r = 10 x (0,25 x π x 1 2 ) x 2500 = 19635 kg Pyc = As x fy = 85,12 x 2500 = 212800 kg = = 96582,5 kg Gaya pada sayap P f = bf x tf x fy = 20 x 1,3 x 2500 = 65000 kg Gaya pada badan P w = - P f = 65000 = 31582,5 kg Jarak garis netral dari tepi bawah sayap : a w = = = 15,8 cm Menentukan jarak-jarak dari centroid gayagaya yang bekerja d 2 = = = 3,45 cm d 3 = D/2 = 40/2 = 20 cm d 1 = hr + tb - c = 5,3 + 5,7 + 2 = 9 cm b. Perhitungan momen negatif Mn = T(d 1 + d 2 ) + Pyc (d 3 - d 2 ) = 19635 (9 + 3,45) + 212800 (20 3,45) = 3766295,75 kgcm = 37662,96 kgm ØMn > Mu 0,9 x 37662,96 kgm > 15568,374 kgm 33896,66 kgm > 15568,374 kgm OK - Perencanaan Balok Induk Memanjang Kondisi balok induk memanjang sebelum Direncanakan menggunakan profil WF 400 x 200 x 8 x 13 Mu = 3847,2 kgm ØMn= 28811,3 kgm Mu < ØMn Vu = 2526,03 kg ØVn = 43200 kg Vu < ØVn y max = 0,1 m f = 1,667cm y max < f Kondisi balok induk memanjang setelah Zona momen positif Gambar 4. Penampang Balok Induk Memanjang Mu = 6341,171 kgm ØMn= 68945,8 kgm Mu < ØMn Vu = 11866,73 kg ØVn = 43200 kg Vu < ØVn y max = 0,3 cm f = 1,667cm y max < f Zona momen negatif Mu = 12553,24 kgm ØMn= 33896,6 kgm Mu < ØMn - Perencanaan Kolom Komposit Perencanaan Kolom Lantai 1-3 Gambar 5. Kolom Komposit Lantai 1-3 Pu = 225313 kg Mu x = 12186,77 kgm Mu y = 12914,38 kgm

5 ØPn = 1311475,7 kg Mnx = 120907,8 kgm Mny = 118804,3 kgm < 0,2 + ( ) < 1 0,17 + ( ) < 1 0,42 < 1 Perencanaan kolom lantai 4-6 Gambar 8. Sambungan Balok Anak Lantai dengan - Sambungan Balok Anak Lantai dengan Balok Induk Melintang Interior Gambar 6. Kolom Komposit Lantai 4-6 Pu = 195309 kg Mu x = 7294,77 kgm Mu y = 4410,57 kgm ØPn = 708441,8 kg Mnx = 83575,74 kgm Mny = 85983 kgm > 0,2 + ( ) < 1 0,28 + ( ) < 1 0,44 < 1 Perencanaan kolom lantai 7-10 Gambar 9. Sambungan Balok Anak Lantai dengan - Sambungan Balok Induk dengan Kolom Gambar 10. Sambungan Balok Anak Lantai dengan - Sambungan Kolom Kolom Gambar 7. Kolom Komposit Lantai 7-10 Pu = 24737,3 kg Mu x = 10559,66 kgm Mu y = 1397,65 kgm ØPn = 421661,7 kg Mnx = 36706,62 kgm Mny = 37077,64 kgm < 0,2 + ( ) < 1 0,06 + ( ) < 1 0,44 < 1 c. Perencanaan Sambungan - Sambungan Balok Anak Lantai dengan Gambar 11. Sambungan Kolom-Kolom - Sambungan Kolom dengan Base Plate (a)

6 (b) Gambar 12. Sambungan Kolom - Base Plate d. Perencanaan Pondasi - Daya dukung ijin tanah Bila direncanakan menggunakan tiang pancang diameter 40 cm dengan kedalaman 10 m, diperoleh : Ns = 27,36 Np = 48,6 K = 40 t/m 2 As = x 10 = (π x 0,4) x 10 = 12,57 m 2 Ap = 0,25 x π x D 2 = 0,25 x π x 0,4 2 = 0,126 m 2 Maka : Q P = (Np x K) x Ap x α = (48,6 x 40) x 0,126 x 1 = 244,29 ton Q S = (Ns/3+1) x As x β = (27,36/3 + 1) x 12,57 x 1 = 127,19 ton Q L = Q P + Q S = 244,29 + 127,19 = 371,48 ton Sehingga P ijin tiang berdasarakan daya dukung tanah adalah : P ijin 1 tiang = Q L / SF = 371,48 / 3 = 123,8 ton Balok penumpu tangga = WF 250 x 175 x 7 x 11 - Perencanaan Pelat Pelat Atap = tebal 10 cm dan tulangan Ø10 150 Pelat Lantai 1-10 = tebal 11 cm dan tulangan Ø13 150 - Perencanaan Balok Lift Balok penggantung lift = WF 350 x 175 x 6 x 9 Balok penumpu lift = WF 350 x 175 x 6 x 9 - Perencanaan Balok Anak Balok anak lantai 1-10 = WF 350 x 175 x 6 x 9 Balok anak atap = WF 350 x 175 x 6 x 9 - Perencanaan Balok Induk Balok induk memanjang = WF 400 x 200 x 8 x 13 Balok induk melintang = WF 400 x 200 x 8 x 13 - Perencanaan Kolom Kolom lantai 1 3 = KC 600 x 200 x 11 x 17 Kolom lantai 4 6 = KC 400 x 200 x 8 x 13 Kolom lantai 7 10 = KC 300 x 150 x 6 x 9 - Perencanaan pondasi Pondasi Diameter tiang pancang = 0,4 m Mutu tiang pancang = A3 Kedalaman tiang pancang = 10 m Jumlah tiang pancang tiap poer = 6 buah - Poer Dimensi = 24 x 3,6 x1 m Tulangan tarik arah x = D22 115 Tulangan tekan arah x = D16 115 Tulangan tarik arah y = D22 115 Tulangan tekan arah y = D16 115 - Sloof Dimensi = 30 x 50 cm Tulangan utama = 6D22 Tulangan sengkang = Ø10 200 DAFTAR PUSTAKA (a) (b) Gambar 13. Pondasi Interior dan Eksterior IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Kesimpulan yang didapat dari hasil modifikasi perencanaan gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu antara lain sebagai berikut : - Perencanaan tangga Tebal pelat anak tangga = 9 cm Tebal pelat bordes = 9 cm Balok utama tangga = WF 250 x 125 x 5 x 8 [1] Salmon, Charles G., dan John E. Johnson. 1991. Struktur Baja : Desain dan Perilaku Jilid 2. Jakarta : Erlangga. [2] Rochman, Mochamad. 2009. Studi Kasus Kolom Komposit Dibandingkan Dengan Kolom Beton Bertulang SRPMK di Wilayah Resiko Gempa Tinggi. Surabaya: Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS [3] Amon, Rene., Bruce Knobloch., dan Atanu Mazumder. 1999. Perencanaan Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitek 2. Jakarta : PT. Pradinya Paramita.. [4] Khoirunnisa, Amanda, Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton, Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2012).