BAB I PENDAHULUAN. melarat, dan mereka yang berada ditengah tengahnya. Uraian yang dikemukakan Aristoteles itu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pada masa kejayaan melayu di Sumatra Timur, Kesultanan Kotapinang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesultanan Asahan adalah salah satu Kesultanan Melayu yang struktur

BAB I PENDAHULUAN. begitu juga dengan rakyatnya. Pengaruh dari pemerintah kolonial Belanda masih

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Barat, pendidikan di Sumatra Timur bersifat magis religius yang

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.

II. TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Kata tinjauan historis secara etimologi terdiri dari dua kata, yakni tinjauan dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terbentang luas, terdiri dari pulau-pulau yang besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Sejarah Perkembangan Hukum Pranata Perencanaan Kota. Hukum dan Administrasi Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sejarah suatu kota maupun negara. Melalui peninggalan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Pertemuan ke-3 Pembentukkan UUPA dan Pembangunan Hukum Tanah Nasional. Dr. Suryanti T. Arief SH.,MKn.,MBA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata tinjauan berasal dari kata tinjau yang berarti melihat, menjenguk, memeriksa,

BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kerajaan Langkat diperkirakan berdiri pada abad ke 16. Raja pertama

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari sistem tanam paksa (cultuurstelsel) pada tahun 1830-an.

KERJASAMA PERTAHANAN RI - MALAYSIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Pada saat proses penulisan laporan ini, penulis memerlukan suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

Revolusi Industri: Latar Belakang, Proses Revolusi, & Dampaknya

II. TINJAUAN PUSTAKA

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang terbagi secara adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Diawali dengan kebijakan Cultuurstelsel (budidaya tanam), cara-cara konservatif

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten

Daftar Isi PENDIRIAN MUSEUM MUHAMMADIYAH PROPOSAL 5 ASAS-ASAS 13 RENCANA 24 TAHAPAN PENDIRIAN 1 LATAR BELAKANG SEJARAH PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS GEJALA KONTAMINASI, PENGGUNAAN BAHASA ASING DAN DAERAH DALAM BERITA POLITIK SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-NOVEMBER 2009 SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini peneliti akan menyajikan kesimpulan yang berkaitan dengan

MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. ketatausahaan atau administrasi kearsipan. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan

Hukum Perdata Internasional. Bagas Samudera

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan Tembakau Deli, yang ditanam di wilayah Sumatera Timur.

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan

BAB II. Tinjauan Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian mengenai tanah, adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar konsep tinjauan historis terdiri atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan Indonesia sudah diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda sejak

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. dipilih umat manusia dalam berkomunikasi dibanding berbahasa non lisan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tempat lain, atau dari tempat asal ke tempat tujuan (Adisasmita 2011:1).

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari

Apakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum?

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPS 2011

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera yang mengalami eksploitasi besar-besaran oleh pihak swasta terutama

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

Dapatkan Skema di

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang termasuk dalam wilayah Sumatera Timur. Deli merupakan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak terjadi perubahan dalam kehidupan, kehidupan yang berlangsung di dunia bersifat dinamis. Namun, kita dapat mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi melalui sejarah masa lampau, dengan adanya peninggalan-peninggalan yang memperkuat kajian historis berupa tulisan (aksara), bangunan, benda kerajinan tangan, dokumen, situs, artefak, dan peninggalan-peninggalan lain yang memperkuat bahwa suatu kejadian pernah terjadi. Apa yang dilakukan oleh manusia pada masa kini akan mempengaruhi kehidupan yang akan datang, sesuai dengan dimensi yang dimiliki sejarah yaitu masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Pada sejarah Peradaban Yunani Kuno, di masa hidup Aristoteles, beliau telah menyatakan bahwa dalam suatu negara selalu terdapat mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat, dan mereka yang berada ditengah tengahnya. Uraian yang dikemukakan Aristoteles itu membuktikan bahwa dimasa itu telah dikenal sistem lapis - berlapis dalam masyarakat, dan besar kemungkinan di era sebelumnya orang sudah mengenal adanya lapisan lapisan di dalam masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkat tingkat dari bawah keatas. Menurut Louis Gottscalk dalam bukunya Mengerti Sejarah, Kata sejarah berasal dari kata benda Junani kuno istoria, yang berarti ilmu. Dalam penggunaannya oleh filsuf Junani Aristoteles, istoria berarti suatu pertelaan sistematis mengenai seperangkat gejala alam. Dalam defenisi yang paling umum, sejarah diartikan sebagai masa lampau umat manusia (2006: 27). Sejarah menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia yang berorientasi pada kebudayaan, ekonomi sosial dan politik. Demikian juga halnya dengan Kotapinang yang menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Kotapinang menjadi salah satu tempat terjadinya peristiwa sejarah,

pada masanya berdiri Kesultanan Kotapinang. Pada masa pemerintahan Kesultanan Kotapinang, terjadi pengklasifikasian masyarakat, yang melahirkan Golongan Bangsawan pada masa pemerintahan Kesultanan Kotapinang. Pada masa Kolonial Belanda, sama seperti wilayah lainnya di Sumatera Timur, Kesultanan Kotapinang tak luput dari kekuasaan Kolonial Belanda. Hal ini menyebabkan pemerintahan di Kesultanan Kotapinang tak lepas dari campur tangan Belanda, termasuk kehidupan Bangsawan di Kesultanan tersebut. Kedatangan Belanda membawa dampak negatif maupun dampak positif bagi Kesultanan Kotapinang. Dampak negatifnya adalah dengan datangnya Belanda ke Kesultanan Kota Pinang menimbulkan penderitaan bagi rakyat Kotapinang dimana sebelum kedatangan Belanda rakyat sudah tunduk kepada Sultan tetapi setelah kedatangan Belanda Sultan dimanfaatkan untuk memeras rakyat dengan memberikan semua hasil jerih payah rakyat kepada Sultan yang kemudian akan diserahkan oleh Sultan kepada Belanda. Belanda mempengaruhi penguasa lokal dengan menanamkan sifat feodalistis kepada penguasa lokal. Belanda juga menguasai perekonomian dan pemerintahan di Kota Pinang, hal ini dilakukan oleh Belanda untuk kepentingannya sendiri yakni ingin menguasai daerah tersebut. Selain pengaruh yang negatif tersebut, kedatangan Belanda juga membawa pengaruh yang positif bagi Kesultanan Kotapinang khususnya dan Indonesia umumnya. Dengan datangnya bangsa Belanda ke Indonesia, rakyat mendapat pengetahuan tentang edukasi (pendidikan), irigasi (pengairan) dan transmigrasi (perpindahan penduduk). Meskipun hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mengecam pendidikan pada masa penjajahan Belanda, namun hal tersebut sangat berguna dikemudian hari. Demikian juga halnya dengan irigasi dan transmigrasi, rakyat

Indonesia dapat mengetahui pengairan untuk pertanian dan perpindahan penduduk yang nantinya sangat berguna sehingga rakyat Indonesia dapat bertani dengan baik dan benar juga melakukan perpindahan dari satu daerah ke daerah lain untuk mencari pekerjaan dan mengatasi terjadinya kepadatan penduduk pada satu daerah. Meskipun pada awalnya Belanda melakukan ini semua hanya untuk kepentingan kolonialnya di Indonesia. Bangsa Belanda banyak mempengaruhi sistem pemerintahan lokal di Indonesia termasuk Sumatera Timur. Masa kolonial Belanda di Sumatera Timur berlaku sejak diadakannya perjanjian antara Belanda dengan Inggris yang disebut dengan Traktat London pada tahun 1824 yang pada intinya berisikan tentang pertukaran daerah jajahan, dimana Inggris berjanji tidak akan meluaskan daerah jajahannya ke Sumatera demikian juga halnya dengan Belanda tidak akan meluaskan daerah jajahannya ke Semenanjung Melayu. Kesultanan Kotapinang merupakan salah satu Kesultanan besar di Sumatera Timur. Kedatangan perusahaan onderneming (Belanda) ke Sumatera Timur banyak merubah kehidupan para Sultan dan bangsawan Kesultanan Sumatera Timur, termasuk Kesultanan Kotapinang. Perubahan tersebut menuju ke arah yang lebih baik bagi kalangan Bangsawan, dimana kehidupan para Sultan dan bangsawan yang sangat sederhana berubah menjadi lebih mewah. Kemewahan para bangsawan diungkapkan oleh Sinar. Beliau menyatakan bahwa pakaian yang digunakan oleh para bangsawan terbuat dari sutera yang pada umumnya merupakan buatan dari Eropa. Kemakmuran yang dinikmati oleh para Sultan dan bangsawan Kesultanan Sumatera Timur semakin dapat dirasakan setelah berkuasanya Belanda di Sumatera Timur dan kemakmuran mereka diperoleh dari hasil perkebunan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian di Kotapinang mengenai kehidupan Bangsawan Kesultanan Kotapinang pada masa Kolonial Belanda karena mengingat bahwa pada masanya Bangsawan di Kesultanan Kotapinang memegang peranan penting dalam struktur masyarakat di Kotapinang. Peneliti ingin mengetahui bagaimana kehidupan Bangsawan di Kecamatan Kotapinang ditinjau dari aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan seni. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka identifikasi masalah yang dapat ditentukan adalah sebagai berikut : 1. Sejarah berdirinya Kesultanan Kotapinang. 2. Masa Kolonial Belanda di Sumatera Timur 3. Kehidupan bangsawan Kesultanan Kotapinang pada masa Kolonial Belanda. C. Pembatasan Masalah Karena luasnya masalah yang harus dibahas, maka peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini agar lebih terarah dan terfokus. Oleh karena itu, penelitian dibatasi berdasarkan identifikasi masalah, yaitu Kehidupan bangsawan Kesultanan Kotapinang pada masa Kolonial Belanda. D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah berdirinya Kesultanan Kotapinang? 2. Bagaimana struktur gelar kebangsawanan di Kesultanan Kotapinang pada masa Kolonial Belanda?

3. Bagaimana kehidupan bangsawan Kesultanan Kotapinang pada masa Kolonial Belanda ditinjau dari segi pemerintahan, perekonomian, sosial budaya, dan kesenian? E. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian dibagi menjadi dua, yaitu : a. Untuk mengetahui kondisi di Kesultanan Kotapinang, terkhusus pada struktur gelar kaum bangsawan pada masa kolonial Belanda. b. Untuk mengetahui kehidupan (struktur pemerintahan, sosial budaya ekonomi, dan seni) Bangsawan Kesultanan Kotapinang pada masa Kolonial Belanda. F. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di Kotapinang ini memiliki beberapa manfaat, yaitu : 1. Sebagai upaya menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca mengenai kehidupan Bangsawan Kesultanan Kotapinang. 2. Sebagai bukti Historis bahwa Kesultanan Kotapinang merupakan kesultanan Melayu yang berdiri di Kecamatan Kotapinang dan merupakan salah satu Kesultanan Melayu di Sumatera Timur. 3. Sebagai media pembelajaran mengenai stratifikasi sosial yang terdapat dalam kalangan Bangsawan. 4. Memberi wawasan kepada peneliti tentang penulisan sebuah karya tulis ilmiah. 5. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian berikutnya.