BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan. Peristiwa yang terjadi pada dunia global membawa perubahan-perubahan baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. sebab sifat dari hutang yang tidak permanen, lebih murah untuk diadakan, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operionalnya ataupun membiayai aktivanya. Pemenuhan dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan kemungkinan financial distress, perusahaan akan membatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Dalam upaya untuk menghasilkan laba, tentu perusahaan harus

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk kredit. Bank menjual jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, baik

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan dengan menetapkan keputusan struktur modalnya.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis semakin kuat seiring dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan dana dalam sebuah perusahaan dapat dipenuhi melalui kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor yang menentukan nilai perusahaan. Sejak Modigliani dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat krusial demi berlangsungnya kestabilan dalam sebuah perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikaitkan dengan pembiayaan hutang dan ekuitas. Keputusan dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

perusahaan yaitu dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan meningkatnya minat serta pengetahuan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan yang cukup penting. Hal ini terkait dengan risiko dan expected return yang akan dihadapi oleh calon investor dimasa yang akan datang. Dalam melihat struktur modal, informasi keuangan merupakan informasi yang ditunggu tunggu oleh investor karena informasi tersebut dijadikan dasar untuk membuat keputusan membeli, menjual, atau menahan investasi. Para investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya berasal dari laporan keuangan perusahaan. Keputusan ini dibuat dengan mempertimbangkan return dan risiko yang akan diterima. Sedangkan bagi perusahaan, sesuai dengan mandat PSAK No. 1 tentang penyajian laporan keuangan, laporan keuangan harus berguna untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Sehingga pihak manajemen menjadikan struktur modal sebagai suatu

pertimbangan didalam mencapai tujuan perusahaan dimana tujuan akhirnya adalah mensejahterakan pemilik saham dan meningkatkan nilai perusahaan. Kebijakan struktur modal merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk menentukan komposisi pendanaan yang akan digunakan perusahaan. Komposisi pendanaan ini berasal dari dua sumber yaitu sumber internal dan eksternal (Brigham dan Houston, 2001). Sumber pendanaan internal berupa laba ditahan, pinjaman dari pemilik perusahaan, dan keuntungan dari penyusutan aktiva tetap. Tetapi pinjaman dari pemilik perusahaan sangat jarang terjadi karena pemilik perusahaan lebih menyukai membeli saham yang dikeluarkan perusahaan dibandingkan memberikan pinjaman. Sedangkan sumber pendanaan eksternal berasal dari hutang jangka panjang atau obligasi dan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersifat permanen. Didalam memperoleh sumber pendanaan yang berasal dari eksternal, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang komprehensif baik keuangan maupun nonkeuangan. Tujuannya untuk memberikan kepercayaan kepada publik agar menanamkan modalnya pada perusahaan dan menarik perhatian investor potensial untuk berinvestasi pada perusahaan. Hal ini terkait dengan semakin meningkatnya minat dan pengetahuan investor dan masyarakat dibidang pasar modal, sehingga investor didalam menanamkan modalnya terlebih dahulu melihat kondisi perusahaan. Menurut pecking order theory perusahaan lebih memilih sumber pendanaan yang berasal dari internal internal perusahaan dibandingkan dengan eskternal. Hal ini terkait dengan risiko yang dihadapi perusahaan. Sedangkan menurut trade off theory, perusahaan lebih menyukai hutang terkait dengan pajak yang dibayarkan oleh

perusahaan. Tetapi sekarang ini perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk menjalankan aktivitasnya. Sumber pendanaan yang berasal dari internal perusahaan tidaklah cukup untuk membiayai aktivitas dan pertumbuhan perusahaan. Sedangkan sumber pendanaan yang berasal dari eksternal yaitu penjualan saham juga tidaklah cukup karena kondisi perekonomian yang tidak stabil. Oleh sebab itu perusahaan, mengharapkan sumber pendanaan yang berasal dari eksternal perusahaan yaitu hutang walaupun akan berakibat risiko yang besar bagi perusahaan. Pada masa sekarang ini, perusahaan mengalami kesulitan didalam menentukan pendanaan yang baik bagi perusahaan. Seperti peristiwa krisis global yang dialami pada tahun 2008 yang menyebabkan harga saham untuk beberapa perusahaan di Indonesia menjadi turun. Akibatnya perusahaan harus mencari sumber pendanaan yang tepat. Gambar 1.1 Perbandingan Antara Hutang dan Ekuitas Jika kita lihat dari gambar diatas, tampak bahwa perusahaan pada tahun 2007 2009 mayoritas memilih sumber pendanaan yang berasal dari ekuitas perusahaan. Hanya perusahaan yang besar saja yang memilih lebih banyak sumber pendanaan

yang berasal dari hutang. Walaupun pada tahun 2008 terjadi krisis, perusahaan tetap memilih sumber pendanaan yang berasal dari ekuitas tanpa memperhatikan dampaknya bagi perusahaan apabila harga sahamnya turun. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang mempunyai risiko yang besar tidak hanya banyak memiliki hutang tetapi banyak mengambil pendanaan yang berasal dari ekuitas perusahaan. Hal ini juga dapat kita lihat pada tabel lampiran struktur modal dimana merupakan hasil berbandingan antara total kewajiban dan total ekuitas. Tampak bahwa rata-rata perusahaan manufaktur lebih memilih sumber pendanaan yang berasal dari ekuitas yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata struktur modal sebesar 0,6335 atau 63,35% artinya rata-rata perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki sumber pendanaan yang berasal dari ekuitas perusahaan. Dari nilai tersebut dapat kita lihat bahwa walaupun pada kondisi ekonomi yang tidak baik, perusahaan tetap lebih banyak mencari sumber pendanaan yang berasal dari ekuitas perusahaan. Disamping itu, pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menunjukkan penurunan pada saat krisis. Penurunan harga saham gabungan IHSG di Bursa Efek Indonesia yang terkoreksi sangat tajam ke level 1.400-1.500 dibandingkan dengan puncaknya akhir tahun 2007 sebesar 2.800 (okezone.com, 23 Oktober 2008). Walaupun adanya penurunan harga saham gabungan, perusahaanperusahaan tersebut tetap mencari sumber pendanaan yang berasal dari penjualan saham di Bursa Efek dengan menghiraukan dampak dari krisis global tersebut.

Dalam menentukan struktur modal yang tepat bagi perusahaan, sebaiknya mempertimbangkan hal-hal seperti karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan merupakan ciri khas/spesifik perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Karakteristik perusahaan tersebut berupa pertumbuhan perusahaan dari periode yang satu ke periode lainnya, Investment Opportunity Set (IOS), profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva (Pandey, 2001) serta operating leverage (Nugroho, 2006). Setiap karakteristik tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda-beda didalam menentukan komposisi struktur modal yang akan digunakan. Berdasarkan penjelasan diatas pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perusahaan didalam menentukan struktur modal. Pertumbuhan perusahaan ini mencakup pertumbuhan laba serta merupakan faktor yang penting karena suatu perusahaan yang tumbuh memerlukan dana yang cukup besar didalam menjalankan aktivitas operasinya. Kebutuhan dana yang cukup besar tersebut menuntut perusahaan untuk memilih sumber pendanaan yang tepat. Adanya pertumbuhan yang semakin besar sumber pendanaan yang berasal dari laba ditahan tidaklah cukup, perusahaan harus meminjam uang yang berasal dari eksternal perusahaan yaitu kreditur. Tetapi peminjaman dana tersebut berdampak terhadap laba yang diperoleh perusahaan karena harus membayar pokok dan bunganya sehingga diharapkan pertumbuhan meningkat karena adanya hutang berdampak terhadap laba yang diperoleh perusahaan.

Menurut Pandey (2001), pertumbuhan penjualan yang cepat dibutuhkan untuk memperbesar aset perusahaan. Pertumbuhan tersebut membutuhkan dana yang besar sehingga dengan adanya kebutuhan dana yang besar tersebut diharapkan pengembalian yang besar juga bagi perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Baskin(1989) menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pertumbuhan dengan hutang. Sebaliknya pada penelitian yang dilakukan Titman dan Wessels (1988) menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pertumbuhan dengan hutang. Faktor lain yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah set kesempatan investasi (Investment Opportunity Set) (Nasruddin, 2001). Konsep ini pertama kali diungkapkan oleh Myers (1977), yang menyatakan bahwa set kesempatan investasi muncul karena adanya pilihan pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang yang didukung oleh aset yang dimiliki sekarang ini. Menurut Gaver dan Gaver (1993), Investment Opportunity Set (IOS) tidak hanya ditunjukkan dengan adanya kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan dalam mengeksploitasi kesempatan dan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam satu kelompok industri. Kesempatan mengambil keuntungan ini dipergunakan oleh perusahaan dengan melihat peluang-peluang untuk menghasilkan keuntungan dari kegiatan operasi perusahaan. Karena adanya peluang tersebut, perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk mengalokasikan laba perusahaan apakah digunakan untuk membayar dividen pada pemegang saham atau masuk ke dalam laba ditahan yang akan digunakan untuk investasi masa depan.

Disamping kedua faktor diatas terdapat faktor profitabilitas yang merupakan faktor ketiga yang juga mempengaruhi kebijakan struktur modal perusahaan. Faktor ini terkait dengan kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau keuntungan perusahaan. Suatu perusahaan didalam menjalankan aktivitas usahanya mengharapkan keuntungan. Didalam pecking order theory, yang menjelaskan perusahaan lebih memilih sumber dana yang berasal dari internal perusahaan dibandingkan eksternal perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan yang memperoleh laba yang semakin besar akan lebih memilih dana yang berasal dari internal perusahaan untuk membiayai aktivitas operasinya. Hal ini dikarenakan, perusahaan akan lebih banyak menyimpan labanya sebagai laba ditahan yang akan digunakan untuk investasi atau pendanaan bagi aktivitas operasinya dimasa yang akan datang (Myers, 1984). Tetapi sekarang ini tidaklah cukup jika hanya mengandalkan sumber pendanaan yang berasal dari internal. Adanya profitabilitas yang tinggi memberikan peluang kepada perusahaan untuk meminjam uang dari kreditur. Hal ini berdampak terhadap profitabilitas perusahaan yang akan mengakibatkan profitabilitas menurun dikarenakan perusahaan harus membayar pokok dan bunga atas pinjaman tersebut tepat waktu. Faktor keempat yang mempengaruhi kebijakan struktur modal adalah risiko bisnis. Didalam manjalankan aktivitas operasinya, perusahaan akan mengalami berbagai peristiwa yang tidak menguntungkan bagi perusahaan seperti ketidakmampuan perusahaan didalam melunasi hutangnya pada tepat waktu, terjadi

inflasi, dan peristiwa peristiwa yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Peristiwa tersebut akan mempengaruhi kebijakan struktur modal. Perusahaan mendanai aktivitas operasinya dengan menggunakan dana yang berasal dari internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Jika perusahaan lebih banyak mendanai aktivitas melalui dana yang berasal dari eksternal perusahaan, maka akan mengakibatkan tingkat risiko yang meningkat. Oleh sebab itu, semakin besar jumlah modal yang berasal dari luar perusahaan, maka semakin besar pula risiko yang akan didapatkan oleh perusahaan. Faktor ukuran perusahaan (size) merupakan faktor kelima yang mempengaruhi kebijakan struktur modal. faktor ini terkait dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan. Suatu perusahaan yang besar memerlukan dana yang lebih besar didalam mengelola aktivitas operasinya dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Hal ini dilihat dengan perusahaan yang besar membutuhkan banyak tenaga kerja didalam menjalankan operasinya dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan yang besar dapat memberikan keyakinan kepada kreditur dan investor untuk menanamkan uangnya diperusahaan. Hal ini dapat dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Michaelas, dkk (1999); Titman dan Wessels (1988) menunjukkan bahwa perusahaan yang kecil akan lebih memilih hutang jangka pendek dibandingkan dengan hutang jangka panjang. Faktor keenam yang mempengaruhi penentuan kebijakan struktur modal perusahaan adalah struktur aktiva. Struktur aktiva dikaitkan dengan perbandingan aktiva tetap perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Menurut Riyanto (2001), kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada

modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap. Perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan mengutamakan kebutuhan dananya dengan hutang. Jadi dapat dikatakan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Dan faktor terakhir yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah operating leverage. Operating leverage merupakan perbandingan antara perubahan pendapatan perusahaan sebelum pajak dengan perubahan laba perusahaan. Dikatakan operating leverage berpengaruh terhadap struktur modal yaitu semakin besar operating leverage yang dihasilkan maka menunjukkan bahwa laba yang diperoleh perusahaan semakin besar. Apabila operating leverage perusahaan kecil, maka perusahaan akan mempunyai leverage yang besar. Artinya perusahaan akan lebih banyak mendanai operasinya pada hutang. Pada penelitian yang dilakukan Sriwardany (2006) yang meneliti tentang pengaruh pertumbuhan terhadap kebijakan struktur modal, menunjukkan bahwa faktor pertumbuhan berpengaruh negatif terhadap kebijakan struktur modal. Pengaruh negatif tersebut terlihat pada perusahaan yang mengalami pertumbuhan, sehingga pihak manajer akan lebih memilih kebijakan struktur modal yang berasal dari ekuitas dibandingkan dengan hutang. Pada penelitian yang dilakukan oleh Marsh (1982) mengenai ukuran perusahaan menjelaskan bahwa perusahaan yang besar lebih memilih hutang jangka panjang dibandingkan perusahaan yang kecil.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2006) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan property yang go publik menunjukkan bahwa operating leverage, current rasio, pertumbuhan perusahaan, PER dan ROA berpengaruh signifikan terhadap struktur modal sedangkan struktur aktiva berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009) 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah karakteristik perusahaan (pertumbuhan perusahaan, Investment Opportunity Set, Profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan operating leverage) berpengaruh terhadap struktur modal secara simultan dan parsial?. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh bukti empiris tentang: karakteristik perusahaan (pertumbuhan perusahaan, Investment Opportunity Set, Profitabilitas, risiko bisnis, ukuran

perusahaan, struktur aktiva, dan operating leverage) berpengaruh terhadap struktur modal secara simultan dan parsial. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi pihak manajemen keuangan perusahaan, sebagai bahan pertimbangan didalam melakukan analisis fundamental yang dilakukan untuk mengambil kebijakan struktur modal, dengan memahami pengungkapan pertumbuhan perusahaan, Investment Opportunity Set, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan struktur aktiva dan operating leverage sebagai faktor faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. 2. Bagi akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi penelitian selanjutnya. 3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap struktur modal 1.5 Originalitas Penelitian Penelitian ini menguji kembali penelitian yang telah dilakukan oleh Pandey (2001), yang meneliti tentang Capital Structure and The Firm characteristics: Evidence From An Emerging Market. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pertumbuhan dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai buku dan

pasar dari hutang. Sedangkan profitabilitas, Investment Opportunity Set, Tangibility, dan risiko berpengaruh negatif terhadap rasio hutang. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Pandey, penelitian ini dilakukan pada periode tahun 2007-2009, sedangkan pada penelitian terdahulu dilakukan pada periode 1984-1999. Alasan peneliti menggunakan tahun 2007-2009 karena pada periode tersebut terjadi krisis global sehingga peneliti ingin melihat apakah krisis global tersebut berdampak terhadap struktur modal perusahaan. Selain itu penelitian ini meneliti pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan pada penelitian sebelumnya meneliti pada perusahaan yang terdaftar di Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE). Dan perbedaan lainnya adalah adanya penambahan variabel lain yaitu operating leverage pada penelitian ini. Penambahan variabel ini dilakukan dengan merujuk pada penelitian yang dilakukan Nugroho (2006) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan properties.