KLASIFIKASI BENTUKLAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

Grup Perbukitan (H), dan Pergunungan (M)

Geomorfologi Terapan INTERPRETASI GEOMORFOLOGI CITRA SATELIT SEBAGAI DASAR ANALISIS POTENSI FISIK WILAYAH SELATAN YOGYAKARTA

SEARCH : Fisik dan Lingkungan Alam Geomorfologi Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Garis Besar Proses Geomorfik (Wiradisastra, Tjahjono, Gandasasmita, Barus, dan Munibah, 2002).

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi bentanglahan

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

BAB II GEOMORFOLOGI 2. 1 Fisiografi Regional Jawa Tengah

BAB II STRATIGRAFI REGIONAL

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I BENTUK MUKA BUMI

Beberapa definisi tentang geomorfologi setelah

01/04/2011 AL A F L ISO IS L L DAN DA ULT UL ISO IS L P L A P DA A DA VUL V K UL A K NIK A 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).

KLASIFIKASI GEOMORFOLOGI. didasarkan pada kelerengan dan beda tinggi menurut van Zuidam & Cancelado (1979) (Tabel

GEOLOGI REGIONAL YOGYAKARTA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

6.padang lava Merupakan wilayah endapan lava hasil aktivitas erupsi gunungapi. Biasanya terdapat pada lereng atas gunungapi.

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Ilmu yang menguraikan tentang bentuk bumi, dengan sasaran utama relief permukaan bumi. Geomorphology is the study which describes landforms and the

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

4/8/2011 PEMETAAN GEOMORFOLOGI UNTUK GEOLOGI ATAU GEOFISIKA. Permasalahan atau. isu yang muncul : 1. Adanya berbagai persepsi. pemetaan geomorfologi?

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

GEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB VI KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.

TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi, atau debit aliran air di sungai secara relatif lebih besar dari kondisi

FAKTOR PEMBENTUK TANAH

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

ACARA IV POLA PENGALIRAN

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB 2 METODOLOGI DAN KAJIAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir)

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas DAS Cileungsi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Bemmelen (1949), lokasi penelitian masuk dalam fisiografi

ANALISIS PEMANFAATAN DELTA BARITO BERDASARKAN PETA BENTUKLAHAN. Oleh: Deasy Arisanty 1 ABSTRAK

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN

BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

BAB I PENDAHULUAN. bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi

Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

1 AL A LUVI A FAN A S A l l uvi v a i l fan:

Nugroho Hari Purnomo Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial 1 Universitas Negeri Surabaya, 2015

BENTANG ALAM KARST. By : Asri Oktaviani

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada aspek geologi serta proses sedimentasi yang terjadi pada daerah penelitian.

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN UCAPAN TERIMAKASIH KATA PENGANTAR SARI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB 1 PENDAHULUAN

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

BAB II GEOLOGI REGIONAL

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.5

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB II GEOLOGI REGIONAL

GEOLOGI DAERAH KLABANG

BAB II GEOLOGI REGIONAL

NILAI KARAKTER PADA MATERI GEOMORFOLOGI. Oleh. Dr. Deasy Arisanty, M.Sc

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III METODE PEMETAAN EKOREGION PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Transkripsi:

Analisis Lansekap Terpadu 21/03/2011 Klasifikasi Bentuklahan KLASIFIKASI BENTUKLAHAN PENDAHULUAN Dalam membahas klasifikasi bentuklahan ada beberapa istilah yang kadang-kadang membingungkan: - Fisiografi Geomorfologi Proses Geomorfik Lansekap Bentuklahan (Landform) Relief Terrain Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 1

FISIOGRAFI JAWA TIMUR (van Bemmelen 1949) Lajur Rembang - Madura Lajur Rembang - Madura Lajur Randublatung Lajur Kendeng Lajur Solo Lajur Pegunungan Selatan FISIOGRAFI Ilmu yang mempelajari tentang genesis dan evolusi bentuklahan. Bentukan alam di permukaan bumi (pada wilayah yang luas), baik di daratan maupun di bawah permukaan air laut, yang dibedakan atas proses pembentukannya Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 2

GEOMORFOLOGI Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat alami, penyebaran, dan sejarah bentuk lahan serta proses-proses pelapukan, erosi dan sedimentasi yang menyebabkan terbentuknya landform tersebut. PROSES GEOMORFIK Proses-proses yang menyebabkan terbentuknya suatu landform. Proses tersebut disebabkan oleh adanya gaya/tenaga endogenik/hipogenik (berasal dai bawah kulit bumi), eksogenik/epigenik (berasal dari permukaan bumi), dan ekstra-terestrial (berasal dari luar angkasa) Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 3

LANSEKAP Semua bentukan alam maupun buatan manusia di permukaan bumi, seperti: sawah, bukit, rawa, hutan, bendungan, jalan, dll yang membedakan suatu hamparan dengan hamparan yang lainnya. RELIEF Keadaan suatu wilayah daratan di permukaan bumi ditinjau dari aspek lereng/kelerengan dan perbedaan ketinggian yang ada Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 4

TERRAIN Istilah yang digunakan untuk menyatakan keadaan medan suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup keadaan relief, vegetasi/penggunaan lahan, perairan, batuan/tanah, dll. DASAR KLASIFIKASI BENTUKLAHAN Kategori tertinggi berdasarkan atas PROSES, khususnya proses geomorfik Kategori selanjutnya didasarkan atas bentukan bentuklahan itu sendiri, relief, lereng, litologi, tingkat erosi atau torehan, dll mana yang dominan di daerah tersebut. Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 5

KLASIFIKASI BENTUKLAHAN YANG DIKENAL Christian & Steward, 1968 Desaunettes, 1977 Van Zuidam & Zuidam-Cancelado, 1979 Buurman dan balsem, 1990. Marsoedi, dkk, 1997. Christian & Steward, 1968 Dikembangkan di CSIRO Australia Menggunakan pendekatan sistem lahan Dasar: Aspek geomorfologi, iklim, dan penutupan lahan Menggunakan nama tempat, misalnya: ABG = Asembagus Di Indonesia digunakan oleh RePPProT tahun 1990. Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 6

Desaunettes, 1977 Dikembangkan di Puslittanak - Bogor Menggunakan pendekatan fisiografik dan bentuk wilayah, tetapi sering tidak konsisten Di Indonesia digunakan oleh Puslittanak untuk pelaksanaan proyek-proyek transmigrasi di era 80 an dan dasar untuk Proyek LREP-1 1985-1990 Van Zuidam & Zuidam-Cancelado, 1979 Dikembangkan dan digunakan di ITC- Enschede, Belanda Dasar utama: geomorfologi disertai dengan keadaan bentuk wilayah, stratigrafi dan keadaan medan Di Indonesia digunakan oleh Fak. Geografi UGM Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 7

Buurman dan Balsem, 1990 Dikembangkan dan digunakan di Indonesia dalam Proyek LREP-1 untuk survei sumberdaya lahan tingkat tinjau (1:250000) Kategori tertinggi berdasarlan grup fisiografi (berdasarkan proses geomorfik), tetapi sering tidak konsisten. Marsoedi, dkk., 1997 Dikembangkan dan digunakan di Indonesia oleh Puslittanak Bogor, dalam Proyek LREP-2 untuk survei sumberdaya lahan tingkat tinjau (1:50000) Kategori tertinggi berdasarlan proses geomorfik, selanjutnya berdasarkan relief, lereng, litologi, dll. Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 8

GRUP UTAMA GRUP ALUVIAL GRUP MARIN GRUP FLUVIO MARIN GRUP GAMBUT GRUP EOLIN GRUP KARST GRUP VOLKANIK GRUP TEKTONIK DAN STRUKTURAL GRUP ANEKA (A) (M) (B) (B) (E) (K) (V) (T) (X) GRUP ALUVIAL (A) Bentuklahan muda yang terbentuk dari proses fluvial (aktivitas sungai), koluvial (gravitasi), atau gabungan dari proses fluvial dan koluvial. Berupa dataran di daerah luas pengaruh sungai yang besar atau dataran sempit di sekitar sungai. Catatan: baca di bab 4 : Deposisi Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 9

Aliran lahar (Grup Volkanik) Dataran sempit antar perbukitan Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 10

GRUP MARIN (M) Bentuklahan muda yang terbentuk dari proses marin, baik proses yang bersifat konstruktif (pengendapan) atau destruktif (abrasi). Daerah yang terpengaruh air permukaan yang bersifat asin secara langsung atau tidak langsung ataupun daerah pasang surut tergolong dalam bantuklahan marin. Dijumpai di kawasan pantai, baik pantai landai maupun terjal. Catatan: baca di bab 4 : Denudasi dan Deposisi Pasang surut Abrasi Pasang surut Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 11

Abrasi Pasang surut GRUP FLUVIO-MARIN (B) Bentuklahan yang terbentuk dari ganungan proses fluvial dan marin. Keberadaan bentuklahan ini dapat terbentuk pada lingkungan laut (berupa delta) ataupun di muara sungai yang terpengaruh oleh aktivitas laut. Umumnya dijumpai di muara sungai yang membentuk delta. Catatan: baca di bab 4 : Denudasi dan Deposisi Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 12

GRUP GAMBUT (G) Bentuklahan yang terbentuk di daerah rawa (baik rawa pedalaman maupun di daerah pantai) dengan akumulasi bahan organik yang cukup tebal Bentuklahan ini dapat berupa kubah maupun bukan kubah. Banyak terdapat di Kalimantan dan Sumatra Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 13

GRUP EOLIN (E) Bentuklahan yang terbentuk oleh proses pengendapan bahan halus (pasir dan debu) yang terbawa angin. Di Indonesia tidak banyak dijumpai. Contoh di Pantai Parangtritis DIY, di Jawa Timur tidak terlalu tegas dijumpai di pantai selatan Lumajang. Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 14

GRUP KARST (K) Bentuklahan yang didominasi oleh bahan batugamping keras dan masif, pada umumnya keadaan topografi daerah tidak teratur. Terbentuk terutama karena proses pelarutan bahan batuan penyusun, dengan terjadinya antara lain: sungai bawah tanah, gua-gua dengan stalagtit dan stalagmit, sinkhole, doline, uvala, polje dan tower karst. Catatan: baca proses pembentukan Karst. Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 15

Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 16

ALUR PELARUTAN GRUP VOLKANIK (V) Bentuklahan yang terbentuk karena aktivitas volkan/gunung berapi. Bentuklahan ini terutama dicirikan dengan adanya bentukan kerucut volkan, aliran lahar, lava ataupun wilayah yang merupakan akumulasi bahan volkanik Catatan: baca di bab 2 : Gunung Berapi Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 17

GRUP TEKTONIK & STRUKTURAL (T) Bentuklahan yang terbentuk akibat dari proses tektonik (orogenesa dan epirogenesa) berupa proses angkatan, lipatan atau patahan Bentuklahan yang terbentuk umumnya ditentukan oleh proses-proses tersebut dan karena sifat litologinya (struktural) Catatan: baca di bab 2 : Dinamika Bumi Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 18

Analisis Lansekap Terpadu Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 21/03/2011 19

GRUP ANEKA (X) Bentukan alam atau hasil kegiatan manusia yang tidak termasuk dalam grup yang telah diuraikan di atas, misalnya: lahan rusak, singkapan batuan, penambangan, penggalian, tanah longsor, reklamasi pantai, dll. Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 20

Analisis Lansekap Terpadu Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 21/03/2011 21

Sampai Minggu Depan Topik: Batuan dan mineral. Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 22

Tugas Melengkapi tugas kelompok masing-masing dengan membuat uraian: Klasifikasi bentuklahan. Lab PSISDL Jurusan Tanah FPUB 23