BAB IV HASIL DAN PEMBASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ummul Jamilah Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pengaruh infusa daun murbei (Morus alba L.) terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diinduksi aloksan, dengan perlakuan pemberian ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan pemberian ekstak biji klabet (Trigonella foenum-graecum L) secara oral

BAB I PENDAHULUAN. Kasus diabetes mellitus yang terjadi di Indonesia semakin mengkhawatirkan,

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jambu biji (Psidium guajava) dengan 3 dosis yang berbeda dapat dilihat pada lampiran 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berusia ± 2 bulan dengan berat badan gr. Subjek dibagi menjadi

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. tentang umur, ilmu, harta dan tubuh. Dari 4 perkara tersebut, islam menganjurkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. fast food atau makanan cepat saji. Makanan ini telah populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. adanya tubuh yang sehat, maka berbagai macam aktivitas sehari-hari dapat. ayat 168 dan surat Al-A raf ayat 31 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian Potensi Beberapa Bentuk Sediaan Pegagan (Centella

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS. absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelainan hati dapat diketahui dengan pemeriksaan kadar enzim dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada tikus Diabetes Melitus yang diinduksi streptozotocin-nicotinamide.

Diabetes melitus adalah suatu sindrom gangguan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Spirulina platensis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. intervensi), Kelompok II sebagai kontrol positif (diinduksi STZ+NA),

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. model diabetes mellitus tipe 2 dapat diuraikan seperti di bawah ini:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Norvegicus) berkelamin jantan galur Sprague-Dawley berjumlah 30 ekor. Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Klasifikasi diabetes mellitus menurut ADA (2005) antara lain diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. kerja insulin, atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang. mengakibatkan gangguan pada metabolisme. Hasil penelitian Sam (2007)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

1 Universitas Kristen Maranatha

4. PEMBAHASAN 4.1. Formulasi Cookies

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu 4 (LPPT 4) Universitas

B. Kontrol negatif C. Sediaan ekstrak pegagan D. Sediaan pegagan segar E. Sediaan air rebusan pegagan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

ADRIANTA KETUT AGUS*, I GUSTI AGUNG AYU KUSUMA WARDANI* Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, Jalan Kamboja No 11 A, Denpasar, Indonesia

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH JAMBU BIJI

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus adalah kelainan metabolik kronik dimana luka sulit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Mencit (Mus musculus)

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBASAN 4.1 Pengaruh Infusa Daun Murbei (Morus albal.) Terhadap Jumlah sel pyramid Hipokampus Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Diabetes Melitus Kronis yang Diinduksi Aloksan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap irisan hipokampus tikus putih model diabetes melitus kronis yang diberi infusa daun Murbei (Morus alba L.)dengan dosis 400 mg/kg bb, 600 mg/kg bb, 800 mg/kg bb, 1000 mg/kg bb, kontrol (-) dan kontrol (+). Sel yang diamati yaitu sel pyramid CA1 hipokampus yang terdapat di otak seperti yang disajikan pada berikut ini Gambar 4.1 k- K+ P1 P2 P3 P4 Gambar 4.1 Histologi hipokampus tikus putih (HE,400x). (K-)control negatif, (K+)control positif, (P1)Dosis 400 mg/kg bb, (P2)600 mg/kg bb, (P3)800 mg/kg bb, (P4)1000 mg/kg bb. Sel pyramid (Tanda panah). 49

50 Secara deskriptif dari gambar 4.1, gambaran histologis hipokampus tikus putih tampak sudah terdapat perbedaan jumlah sel pyramid antara kontrol negatif (K-) dengan yang diberi perlakuan berupa infusa daun murbei dengan dosis 400 mg/kg bb, 600 mg/kg bb, 800 mg/kg bb, 1000 mg/kg bb, dan kontrol (+). Semakin tinggi dosis infusa daun murbei (Morus alba L.) yang diberikan maka jumlah sel pyramid semakin bertambah, hal ini menunjukkan bahwa sel pyramid mengalami perbaikan jumlah sel atau sel-sel mengalami regenerasi. Gambaran histologi control positif (K+) menunjukkan sel pyramid mengalami kerusakan yang paling parah, akibat mengalami diabetes mellitus kronik. Data yang diperoleh dari menghitung jumlah sel pyramid pada hipokampus tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi infusa daun murbei (Morus alba L.)selanjutnya diuji normalitas dan homogenitas. Dari uji tersebut menunjukkan bahwa data homogeny dan terdistribusi normal (Lampiran. 3). Data yang diperoleh dilanjutkan uji ANOVA dengan taraf signifikasi1%. Untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun murbei (Morus albal.) terhadap gambaran histologi hipokampus tikus putih (Ratus novergicus) model Diabetes Mellitus kronis yang diinduksi aloksan. Berdasarkan hasil dan analisis variansi tentang pengaruh infusa daun murbei (Morus alba L.) terhadap jumlah sel pyramid hipokampus tikus putih (Rattus norvegicus) model Diabetes Melituskronis yang diinduksi aloksan diperoleh data yang menunjukkan bahwa F hitung >signifikansi Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh sangat nyata dari pemberian infusa daun murbei (Morus alba L.) terhadap jumlah sel pyramid hipokampus tikus putih sebagaimana tercantum dalam tabel 4.1 dan 4.2.

51 Tabel 4.1 Ringkasan ANOVA pengaruh infusa daun murbei (Morus alba L.) terhadap jumlah sel pyramid hipokampus tikus putih (Rattus norvegicus) model Diabetes Melitus kronis yang diinduksi aloksan SK Db JK KT F hitung Signifikansi Perlakuan 5 1333.324 266.665 243.089.000 Galat 18 19.746 1.097 Total 23 1353.070 Untuk dapat mengetahui ada tidaknya perbedaan pada tiap perlakuan serta dosis yang paling optimal, maka dilakukan uji Duncan α 1%. Berdasarkan uji duncan α1% didapatkan notasi Duncan α1% pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil uji duncan α1% tentang pengaruh infusa daun murbei (Morus albal.)terhadap jumlah sel pyramid hipokampus tikus putih Perlakuan Rata-rata Notasiα1% K+ P1 (400 mg/kg bb) P2 (600 mg/kg bb) P3 (800 mg/kg bb) P4 (1000 mg/kg bb) K- 3.08 10.24 11.49 15.75 18.99 26.91 a b b c d e Dari hasil tabel 4.2 diketahui bahwa pemberian infusa daun murbei (Morus alba L.) terhadap jumlah sel pyramid tikus pada K+ (pemberian aloksan, tanpa infusa daun murbei) berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya, P1 (400 mg/kg bb) tidak berbeda sangat nyata dengan P2 (600 mg/kg bb) tetapi berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya, P2 (600 mg/kg bb) berbeda sangat nyata dengan P3 (800 mg/kg bb), P3 (perlakuan 800 mg/kg bb)berbeda sangat nyata dengan P4 (1000 mg/kg bb)tetapi tidak berbeda sangat nyata dengan

52 perlakuan lainnya, dan P4(1000 mg/kg bb) berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil notasi 1% pada uji Duncan dapat diketahui bahwa pada P1 (dosis 400 mg/kg BB) jumlah sel pyramid CA1 Hipokampus mengalami peningkatan, dan hasil ini akan semakin meningkat pada P2 (dosis 600 mg/kg BB), P3 (dosis 800 mg/kg BB), dan P4 (dosis 1000 mg/kg BB), jika dibandingkan dengan kontrol negatif (K-), hal ini menunjukkan ada perbedaan yang sangat nyata dari beberapa perlakuan. Hasil ini sama dengan hasil Notasi Duncan 1% yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat nyata dari beberapa perlakuan yang diberikan karena semakin tinggi dosis yang diberikan maka jumlah sel pyramid CA1 hipokampus semakin meningkat. Dari hasil penelitian di atas pada K+ (pemberian aloksan, tanpa infusa daun murbei) menunjukkan adanya penurunan jumlah sel pyramid CA1 hipokampus disebabkan karena adanya aloksan. Efek aloksan tidak berpengaruh langsung pada sel pyramid CA1 hipokampus, aloksan hanya merusak substansi esensial di dalam sel beta pankreas sehingga menyebabkan berkurangnya granulagranula pembawa insulin dan protein di dalam sel beta pangkreas. Berkurangnya insulin akan menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat sehingga glukosa menumpuk dalam darahdan transport oksigen ke otak berkurang (Yuriska, 2009). Menurut Nepal (2007) Glukosa yang menumpuk dalam darah akan terikat pada protein oleh reaksi kimia non-enzimatik, yang diawali dengan menempelnya glukosa pada gugus asam amino, yang berlanjut dengan hasil terbentuknya amadory product, reaksi selanjutnya menghasilkan produk akhir yang dinamakan

53 advanced glicosilation end product (AGEP). Bertambahnya produksi AGEP mengakibatkan terikatnya protein plasma pada membran basalis, sehingga dinding pembuluh darah menebal dengan lumen yang makin sempit. Hal ini akan menyebabkan transport oksigen ke otak akan menurun yang mengakibatkan hipoksia. Pada keadaan hipoksia kadar reactive oxygen species(ros) meningkat yang terjadi karena reduksi tidak sempurna dari oksigen yang akan menghasilkan senyawa turunan oksigen yang bersiat radikal (Nepal, 2007). Kadar ROS yang meningkat akan mengakibatkan degradasi membran lipid, enzim, dan kerusakan DNA. Kerusakan ini terjadi terutama pada sel sel di otak khususnya sel pyramid CA1 hipokampus yang merupakan area di otak yang memiliki kadar antioksidan paling rendah. Sedangkan pada pengamatan jumlah sel pyramid yang diberi perlakuan P1 (400 mg/kg bb), P2 (600 mg/kg bb, P3 (800 mg/kg bb), P4 (1000 mg/kg bb)menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel pyramid CA1 hipokampus disebabkan karena adanya bahan aktif daun Murbei (Morus alba L.) yaitu senyawa 1-deoxynojirimycin (DNJ), dimana senyawa ini dapat menghambat masuknya glukosa ke dalam darah (Bait, 2010). DNJ merupakan komponen daun Murbei yang menghambat aktifitas α-glukosidase dalam usus kecil dan juga mencegah hidrolisis disakarida. Hal ini akan mencegah glukosa di dalam darah meningkat dan menumpuk di dalam plasma darah sehingga proses transport nutrisi seperti glukosa dan oksigen tidak terhambat untuk menuju ke otak. Zat bioaktif lainnya yang terdapat pada daun murbei yaitu flavonoid yang memiliki aktifitas menurunkan kadar glukosa darahdengan meningkatkan sekresi insulindengan cara menghambat fosfodiesterase. Terhambatnya fosfodiesterase

54 menyebabkan kadar camp dalam sel beta pancreas meninggi. Hal ini akan merangsang sekresi insulin melalui jalur Ca (Ohno et al, 1993). Peningkatan kadar camp ini akan menyebabkan penutupan kanal K+ATP dalam membran plasma sel beta. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya depolarisasi membrane dan membukanya saluran Ca tergantung-voltasi sehingga mempercepat masuknya ion Ca ke dalam sel. Peningkatan ion Ca dalam sitoplasma sel beta ini akan menyebabkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas (Sato et al, 1999; Yamada et al, 2002). Flavonoid juga merupakan antioksidan yang mampu menurunkan stress oksidatif dan mengurangi ROS.Antioksidan ini berperan sebagai peredam radikal bebas secara langsung dengan menyumbangkan atom hidrogennya.flavonoid akan teroksidasi menjadi senyawa yang lebih stabil sehingga kerusakan sel pyramid CA1 hipokampus dapat dihambat (Vauzour, 2008).