BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

METODE. Materi. Alat. Rancangan

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bungkil kedelai, tepung gamal (Gliricidia sepium), dan pucuk tebu (Saccharum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

39 Tabel 10. Data hasil analisis proksimat kadar protein kasar silase limbah sayuran (%KU)

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari Bulan

TOTAL PRODUKSI GAS, NILAI ph DAN POPULASI PROTOZOA LIMBAH SAWIT SECARA IN VITRO

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

ABSTRAK ABSTRACT. Potensi Kelapa sawit di Indonesia saatini baik dan menjadi salah satu komoditas perkebunan yang berperan dalam PENDAHULUAN

Transkripsi:

12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang. Kegiatan penelitian ini berlangsung pada bulan November 2014 sampai bulan Februari 2015. Penelitian untuk mengkaji upaya pemanfaatan limbah sawit sebagai pakan lengkap yang dilaksanakan dalam dua tahap kegiatan. 3. 1. Materi Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan lengkap yang berbasis limbah perkebunan sawit berupa pelepah sawit, daun sawit, serat perasan sawit, tandan sawit, bungkil inti sawit, dan lumpur sawit. Reagensia yang digunakan untuk analisis RUDP dan kecernaan protein adalah akuades, larutan McDougall, cairan rumen sapi, kertas saring, gas CO 2, H 2 SO 4 pekat, akuades, asam borat, NaOH 45%, pepsin HCl 0,1 N, HCl 0,1 N, indikator campuran MR + MB, dan selenium. Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperangkat alat untuk analisis proksimat bahan pakan. 3. 2. Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan lima ulangan. Metode penelitian RUDP dan kecernaan protein pakan lengkap berbasis limbah perkebunan sawit secara in vitro menggunakan ransum yang mengandung PK

13 sebesar 12% dengan TDN bertingkat yaitu 60%, 63% dan 66%. Perlakuan yang diberikan adalah : T1 : Pakan lengkap dengan TDN 60% T2 : Pakan lengkap dengan TDN 63% T3 : Pakan lengkap dengan TDN 66% Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap analisis. Tahap persiapan meliputi inventarisasi limbah perkebunan kelapa sawit, limbah yang sudah digiling selanjutnya dilakukan analisis proksimat bahan pakan, selanjutnya dilakukan formulasi pakan lengkap sesuai perlakuan yang sudah ditentukan, selanjutnya hasil formulasi akan lengkap dilakukan analisis proksimat untuk mengetahui kandungannya. Hasil analisis proksimat terhadap limbah perkebunan sawit disajikan pada Tabel 3. Komponen Tabel 3. Kandungan Nutrien Bahan Pakan (100% BK) Pelepah Daun sawit Serat Perasan sawit Tandan Kosong Bungkil Inti Lumpur -------------------------------------(%)--------------------------------------- BK PK 21,01 7,70 31,72 8,58 29,55 6,11 39,05 5,07 94,44 12,59 29,70 18,83 SK 53,95 44,79 59,25 46,43 48,07 11,45 LK 2,46 4,59 5,00 1,54 10,33 22,47 Abu 13,97 7,68 5,36 14,51 4,22 9,41 BETN 21,93 34,36 24,27 32,35 24,79 37,83 TDN 31,32 63,38 30,40 39,16 76,88 77,12 Sumber : Hasil Analisis Penelitian

14 Analisis proksimat terhadap pakan perlakuan dilakukan. Persentase penggunaan masing-masing bahan pakan dalam formulasi bahan pakan lengkap disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Persentase Penggunaan Bahan Pakan (100% BK) Bahan Pakan Penggunaan Bahan Pakan dalam Formulasi Pakan Lengkap T1 T2 T3 -----------------------------(%)------------------------------- 26,89 22,41 17,93 Pelepah Daun 31,93 26,61 21,29 Serat Perasan 0,45 0,37 0,30 Tandan Kosong 0,73 0,61 0,48 Bungkil Inti 7,85 23,35 33,65 Lumpur 32,15 26,65 26,35 Total 100,00 100,00 100,00 Kandungan nutrient Abu SK LK PK BETN TDN Sumber : Hasil Analisis Penelitian 9,68 36,87 10,20 12,00 31,32 60,00 8,78 38,79 10,20 12,00 30,22 63,00 8,13 38,80 10,84 12,00 29,79 66,00 Tahap kedua diawali dengan pengambilan cairan rumen sapi dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang ada di Penggaron. Cairan rumen diambil dari sapi yang baru dipotong untuk mendapatkan kualitas cairan rumen yang baik. Termos diisi dengan air hangat dengan suhu 39 o C, saat akan diisi cairan rumen, air yang ada di dalam termos dibuang dan dipastikan bahwa suhu di dalam termos tidak kurang dari 39 o C. Cairan rumen dari sapi yang baru disembelih disaring dengan kain kasa dan dimasukkan ke dalam termos lalu ditutup rapat. Cairan

15 rumen tersebut kemudian dibawa ke laboratorium untuk digunakan dalam analisis kecernaan secara in vitro. Prosedur pengukuran Rumen Undegraded Protein (RUDP) Prosedur pengukuran RUDP dilakukan dengan penimbangan sampel sebanyak 0,55-0,56 g untuk setiap masing-masing tabung kemudian ditambahkan 40 ml larutan McDougall dan 10 ml cairan rumen ke dalam tabung fermentor, serta dialiri dengan gas CO 2 dan kemudian tabung fermentor ditutup dengan rapat. Tabung fermentor diinkubasi ke dalam rak waterbath yang sudah berisi air bersuhu konstan 39 0 C selama 48 jam. Setiap 6 jam sekali dilakukan penggojokan. Inkubasi selesai (48 jam), selanjutnya tabung diangkat dari waterbath dan dimasukkan ke dalam air dingin agar fermentasi berhenti. Residu disaring dengan kertas saring Whatman 40 dengan bantuan pompa vakum. Kemudian dicuci dengan menggunakan aquades untuk membersihkan residu pada tabung. Residu yang diperoleh selanjutnya dianalisis jumlah proteinnya untuk mengetahui besarnya RUDP dengan menggunakan metode Kjeldahl. Besarnya protein yang tidak didegradasi (RUDP) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: RUDP = PK Residu (g) x 100% PK Sampel (g) PK Residu = Protein setelah inkubasi fermentatif = (Titran sampel - Titran blanko) x N HCl x 0,014 x6,25 (g) PK Sampel = protein sebelum inkubasi = sampel x %PK ransum (g)

16 Kecernaan Protein Pengukuran kecernaan protein dilakukan dengan penimbangan sampel sebanyak 0,55-0,56 g untuk setiap masing-masing tabung, kemudian ditambahkan 40 ml larutan McDougall dan 10 ml cairan rumen ke dalam tabung fermentor, serta dialiri gas CO 2 agar suasana menjadi anaerob, lalu tabung ditutup rapat dan inkubasi dalam waterbath yang sudah berisi air dengan suhu 39 0 C selama 48 jam. Penggojokan dilakukan setiap 6 jam sekali. Inkubasi selama 48 jam selesai selanjutnya, fermentasi dihentikan dengan cara tabung fermentor dipindahkan dari inkubator ke wadah lain yang berisi air dingin. Sempel kemudian disentrifius dengan kecepatan 3000 rpm selama 8-10 menit untuk memisahkan cairan dengan residu. Larutan pepsin HCl sebanyak 50 ml ditambahkan pada residu yang kemudian diinkubasi kembali selam 48 jam pada suhu 39 0 C dengan setiap 6 jam sekali dilakukan penggojokan. Setelah 48 jam maka endapan yang telah diinkubasi selama 48 jam tersebut kemudian disaring dengan kertas saring untuk memperoleh residunya. Residu yang telah didapat kemudian dianalisis proteinnya dengan menggunakan metode Kjeldahl. Perhitungan nilai kecernaan protein: Kecernaan Protein = PK Sampel ( PK Residu - PK Blanko) x 100% PK Sampel PK Residu = Protein setelah inkubasi enzimatis = (Titran sampel - Titran blanko) x N HCl x 0,014 x 6,25 (g) PK Sampel = Protein sebelum inkubasi = sampel x %PK ransum (g) PK Blanko = (Titran blanko) x N HCl x 0,014 x 6,25 (g)

17 3.3. Analisis Data Model linier untuk seluruh nilai pengamatan dengan rancangan acak lengkap adalah sebagai berikut: Y ij = µ + τ i + ɛ ij Keterangan : i = perlakuan rasio energi protein (1, 2 dan 3) j = ulangan ke (1,2,3,4 dan 5) Y ij = hasil pengamatan kecernaan protein dan undegraded protein pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah umum (rata-rata populasi) τ i = Pengaruh perlakkuan rasio energi protein ke-i ε ij = Pengaruh galat perlakuan rasio energi protein ke-i dan ulangan ke-j Variabel yang diamati yaitu RUDP dan kecernaan protein secara in vitro. Data hasil pengamatan diolah secara statistik dengan analisis ragam (ANOVA), jika hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata (P<0,05) akibat perlakuan maka untuk mengetahui perbedaan antar nilai tengah perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (Sudjana, 1981). Hipotesis statistika dari penelitian ini adalah : H0 : τ 1 = τ 2 =. τ 5 = 0 (yang berarti tidak ada pengaruh rasio energi-protein pada pakan lengkap terhadap rumen undegrade protein (RUDP) dan kecernaan protein). H1 : minimal ada satu τ i 0 (i = 1,2.i), (yang artinya minimal ada satu pengaruh rasio energi-protein pada pakan lengkap yang mempengaruhi rumen undegrade protein (RUDP) dan kecernaan protein). Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : a. Jika F hit < F tabel, maka H0 diterima. b. Jika F hit F tabel, maka H0 ditolak