20 III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan jantan dengan kisaran umur 12-14 bulan dan bobot badan 17-21 kg. Domba ditransportasikan selama enam jam di Subang menggunakan pick-up, dengan rute perjalanan berkeliling desa-desa daerah Subang yang memiliki kondisi jalan kurang baik dan terjal. 3.1.2 Bahan dan Perlengkapannya 1) Bahan Bahan penyusun elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela : 1. Air kelapa tua 2. Rosela kering 3. Sukrosa 4. Natrium benzoat 5. Natrium klorida 6. Kalium karbonat 7. Asam sitrat 7. Aquades Bahan penyusun larutan urea: 1. Urea pro analisis 2. NaCl fisiologis 20
21 Bahan lain sebagai desinfektan: 1. Alkohol 70% 2. Betadin 2) Alat 1. Timbangan analitis dengan tingkat ketelitian 0,1 gram untuk menimbang bahan larutan elektrolit. 2. Plastik kecil untuk menyimpan bahan larutan elektrolit. 3. Gelas ukur satuan ml untuk menentukan volume elektrolit. 4. Aqua botol ukuran 300 ml untuk menyimpan larutan elektrolit. 5. Peralatan untuk mengekstrak rosela yaitu gelas ukur, batang pengaduk, blender, hot plate, dan kertas saring 6. Alat transportasi berupa mobil bak terbuka, untuk transportasi ternak. 7. Termometer maksimum minimum. 8. Spuit 5 ml, untuk mengambil darah melalui vena jugularis. 9. Spuit 10 ml, untuk memasukkan urea melalui vena jugularis. 10. Vacumtube EDTA (Etil Diamin Tetra Acetic Acid) untuk menyimpan sampel darah. 11. Stopwatch, untuk menghitung waktu ketika pengambilan darah. 12. Termos es, untuk menyimpan venoject berisi darah supaya suhu tetap stabil. 13. Alat tulis, untuk mencatat data yang diperlukan. 14. Kamera, untuk dokumentasi proses penelitian.
22 3.1.3 Susunan Formula Larutan Elektrolit Berbasis Air Kelapa dan Ekstrak Rosela Penyusunan formula larutan elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela yang diberikan pada domba di setiap perlakuan telah dihitung dengan disesuaikan pada kebutuhan Natrium dan Kalium tubuh domba. Perhitungan kebutuhan Natrium dan Kalium didasarkan pada bobot badan dan penyusutan yang terjadi ketika dilakukan penelitian pendahuluan Bulan Oktober 2014. Kebutuhan Natrium dan Kalium pada domba yang mengalami penyusutan bobot badan akibat transportasi disajikan pada Tabel 2 dan untuk perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 2. Kebutuhan Na dan K Pengganti Na dan K yang Hilang pada Domba yetihyang Ditransportasikan dengan Penyusutan Bobot Badan 9,1% No Keadaan umum Nilai Kebutuhan 1 19 2 9,1 3 4 5 Bobot badan domba (kg) Tingkat susut bobot badan (SBB) selama transportasi (%) Kebutuhan ransum pada SBB 9,1% (%) Kebutuhan Natrium untuk mengganti ion yang hilang pada tingkat SBB 9,1% (%) Kebutuhan Kalium untuk mengganti ion yang hilang pada tingkat SBB 9,1% (%) Sumber: a (Tillman, dkk., 1998); b (Pilliang, 2000) 10 a 0,1 b 0,5 b 0.173 gram 0,865 gram Kebutuhan Natrium dan Kalium pada domba yang mengalami penyusutan bobot badan akibat transportasi, dapat dipenuhi dengan pemberian elektrolit berbasis air kelapa, sedangkan pencegahan stres oksidatif dapat menggunakan rosela. Kandungan air kelapa dan ekstrak rosela disajikan pada Tabel 3.
23 Tabel 3. Kandungan Air Kelapa dan Ekstrak Rosela No Komposisi Kandungan 1 Air Kelapa a Natrium (mg/l) 105,00 Kalium (mg/l) 312,00 Klor (mg/l) 183,00 2 Ekstrak Rosela Vitamin C (mg/kg) b 1864,00 Flavonoid (mg/l) c 29,74 Total Fenol (mg/l) c 292,01 Sumber: a Yong(2009) ; b Jung (2013) ; c (Ramirez-Rodrigues, 2011) Kebutuhan Natrium dan Kalium yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh domba serta informasi kandungan air kelapa dan ekstrak rosela telah diketahui. Selanjutnya, didapatkan hasil formulasi komposisi larutan elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela yang didasarkan pada hasil dari Tabel 2 dan Tabel 3, sehingga didapatkan komposisi formula dan masing-masing perlakuan yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Komposisi Larutan Elektrolit Berbasis Air Kelapa dan Ekstrak yetiharyyetih Rosela No Hasil Formulasi Perlakuan Larutan Elektrolit P0 P1 P2 P3 1 2 3 4 5 6 7 8 Air kelapa tua (ml) Sukrosa (g) Natrium klorida (g) Natrium benzoat (g) Kalium karbonat (g) Asam sitrat (g) Ekstrak rosela (mg/kg) Aquades (ml) 75,00 5 4,50 0,50 0,10 3,10 0,10 25,00 25,00 75,00 6,75 0,75 0,15 4,65 0,15 25,00 37,50 10 9,00 1,00 0,20 6,20 0,20 25,00 5 Jumlah Larutan (ml) 75,00 75,00 112,50 15
24 3.1.4 Prosedur Kerja 1) Tahap Pendahuluan Mengangkut Domba Priangan menggunakan mobil pick-up dari Sumedang menuju Purwakarta selama 4 jam. Diperoleh hasil penyusutan bobot badan sebesar 9,1 % (Lampiran 5). Hasil yang diperoleh digunakan sebagai acuan dalam pembuatan larutan elektrolit. 2) Tahap Persiapan 1 Pembuatan Ekstrak Rosela Rosela (Hibiscus sabdariffa) kering dihaluskan sampai diperoleh bentuk serbuk kasar. Kemudian rosela direndam dalam aquades dengan perbandingan 1:2 lalu diblender selama 10 menit. Rendeman rosela dipanaskan sampai mengeluarkan gelembung udara. Setelah itu, didinginkan dan disaring menggunakan kertas saring. Ekstrak rosela disimpan pada suhu 4ºC di ruangan gelap (Mohamed, dkk., 2013). 2 Pembuatan Larutan Elektrolit Larutan elektrolit dibuat dengan mencampurkan air kelapa dengan ekstrak rosela dan beberapa bahan kimia lain berupa sukrosa, NaCl, kalium karbonat, asam sitrat, dan natrium benzoat sesuai dengan level yang diberikan. Larutan elektrolit yang sudah jadi, dimasukkan ke dalam botol dan disimpan di lemari es. Komposisi formula larutan elektrolit disajikan pada Tabel 4. 3 Pembuatan Larutan Urea Larutan untuk kebutuhan teknik urea space dibuat dengan cara melarutkan urea 20% dalam NaCl fisiologis dengan cara mengaduknya hingga urea terlarut.
25 3) Tahap Penelitian Domba terlebih dahulu ditimbang sehingga diketahui bobot badan untuk menentukan level larutan elektrolit yang diberikan. Satu jam sebelum transportasi, domba diberi perlakuan elektrolit dan domba ditransportasikan di Subang pukul 09.00 WIB menggunakan pick-up. Dilakukan pengukuran temperatur lingkungan sebelum transportasi, selama transportasi (setiap dua jam) dan ketika sampai tujuan. Selama transportasi, domba tidak diberi makan dan minum. Bobot badan ditimbang kembali ketika sampai di tempat tujuan. Dilakukan pengambilan darah pertama untuk mengetahui kandungan urea darahnya. Darah disimpan pada vacumtube EDTA dalam termos es. Kemudian dilakukan teknik urea space dengan menyuntikkan larutan urea sebanyak 0,65 mg setiap bobot badan metabolik (BB kg 0,75 ) melalui vena jugularis kiri. Setelah 12 menit, sampel darah diambil dari sisi vena jugularis kanan dan darah dimasukkan ke dalam vacumtube EDTA. Sampel darah disimpan dalam termos es dan langsung dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Peubah yang Diamati dan Pengukuran Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah komposisi tubuh Domba Priangan yang terdiri atas: 1 Kadar Air Tubuh 2 Kadar Lemak Tubuh 3 Kadar Protein Tubuh
26 Pengamatan komposisi tubuh dilakukan dengan menggunakan teknik urea space yang dilakukan setelah transportasi mengikuti petunjuk Astuti dan Sastradipraja (1999) dan Rule, dkk., (1986). Cara Perhitungan V (ml) x C (mg/dl) Urea Space (US) (%) a = BUN (mg/dl) x 10 x LW Air Tubuh (%) a = 59,1 + (0,22 x US (%)) 0,04 LW Lemak Tubuh (%) a = 98,0 1,32 x BW (%) Protein Tubuh (%) b = 16,5 + 0,07 RU + 01 W Keterangan : US/RU : Urea space/ Ruang urea V : Volume urea yang diinjeksikan C : Konsentrasi larutan urea BUN : Perubahan konsentrasi urea dalam darah (antara menit ke-0 dan menit ke-12) LW/W : Live Weight (Bobot hidup) BW : Body Weight (Air Tubuh) a : Astuti dan Sastradipraja (1999) b : Rule, dkk., (1986) Data yang diperoleh dari hasil analisis, akan diuji menggunakan uji sidik ragam (Anova) dan hasil yang signifikan selanjutnya akan diuji menggunakan uji Jarak Berganda Duncan. 3.2.2 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Domba diberi empat macam perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak lima kali, sehingga terdapat dua puluh unit percobaan.
27 Perlakuan yang dilakukan yaitu sebagai berikut: P 0 = Kontrol (diberi aquades 75 ml) P 1 = Larutan elektrolit berbasis air kelapa 75 ml + ekstrak rosela 25 mg P 2 = Larutan elektrolit berbasis air kelapa 112,5 ml + ekstrak rosela 25 mg P 3 = Larutan elektrolit berbasis air kelapa 150 ml + ekstrak rosela 25 mg Model Matematika yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ij = µ + i + ij Keterangan: Y ij = respon hasil pengamatan karena perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah populasi (rataan umum) ɑ i = pengaruh perlakuan (dosis) ke-i Ɛ ij = galat percobaan dari perlakuan ke-i pengamatan ke-j i = perlakuan ke-i (1,2,3,4) j = ulangan ke-j (1,2,3,4,5) Asumsi : 1. Nilai ij menyebar normal satu sama lain 2. Nilai harapan dari ij = 0 3. Ragam dari ij = 2 2 Jadi, ij NID (0, ) Data yang diperoleh, akan dianalisis dengan sidik ragam. Daftar sidik ragam disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Sidik Ragam Sumber DB JK KT F hit F tabel0.05 Keragaman Perlakuan (t-1)= 3 JKP KTP KTP/KTG 3,239 Galat t(r-1)= 16 JKG KTG Total (tr-1)= 19 JKT
28 Keterangan : T = Perlakuan R = Ulangan DB = Derajat Bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan JKG = Jumlah Kuadrat Galat JKT = Jumlah Kuadrat Total KTP = Kuadrat Tengah Perlakuan KTG = Kuadrat Tengah Galat Hipotesis yang diuji: H 0 : Pengaruh perlakuan P 0 = P 1 = P 2 = P 3 H 1 : Pengaruh perlakuan P 0 P 1 P 2 P 3 Kaidah Keputusan: 1. Jika F hitung F tabel 0,05 artinya berbeda tidak nyata (non signifikan), terima H 0 atau tolak H 1 2. Jika Fhitung > F tabel 0,05 artinya berbeda nyata (signifikan), tolak H 0 atau terima H 1 Apabila hasil yang diperoleh signifikan, maka untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dapat menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan, dengan rumus sebagai berikut:
29 Keterangan : = Standard error r = Ulangan KTG = Kuadrat Tengah Galat LSR = Least significant range test SSR = Studentized significant range Beda selisih antar perlakuan (d) dibandingkan dengan LSR, kaidah keputusannya sebagai berikut: 1. Bila d LSR, tidak berbeda nyata 2. Bila d > LSR, berbeda nyata