HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. selaput dinding perut atau peritonitis ( Manuaba, 2009). salah satunya adalah Keputihan Leukorea (Manuaba, 2009).

(Nurul Azmi) Nim

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

HUBUNGAN PERILAKU EKSTERNAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (leukorhea, white discharge atau flouralbus) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

Statistics. Total skor sikap responden. N Valid Missing Mean Median Std. Deviation

BAB I PENDAHULUAN. berupa lendir jernih, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina.

LAMPIRAN 1 Lembar Persetujuan Responden LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN. Yang bertandatangan dibawah ini, saya: Nama : (Inisial) Umur :

.

HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG TRIAD KRR DI SMAN KECAMATAN KISARAN TAHUN 2013

Perilaku Vulva Hygiene Berhubungan dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Kelas XII SMA GAMA 3 Maret Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

BIODATA MAHASISWA. : Jln Karya Setuju Gg Bilal no16 Medan TELEPON : : KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI

PEDOMAN PENGAMATAN PERAWAT HUBUNGAN PELAKSANAAN EDUKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN PASCA TINDAKAN NASOLARINGOSCOPY

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN BENGKALIS RIAU TAHUN 2010

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS SPONTAN TAHUN 2013

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA

ANALISIS PENGARUH SIKAP KERJA MANUAL HANDLING

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

PERANAN AGEN PENJUALAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT YAKULT INDONESIA PERSADA

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Universitas Sumatera Utara

KUESIONER PENELITIAN


IDENTITAS RESPONDEN Mohon kesediaan teman-teman untuk mengisi daftar pertanyaan serta memberikan tanda silang (X) pada tempat yang tersedia

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMETIK TEH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

: Perwira / Bintara / Tamtama Asuransi lain selain BPJS :

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. di Rumah Sakit Laras Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun

Eka Puspa Janurviningsih 1, Rina Suparyanti 2, Syaifuddin 3

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

Universitas Sumatera Utara

Lampiran III : Tabel Frekuensi. Frequency Table. Universitas Sumatera Utara. Infeksi kecacingan STH

LAMPIRAN I. A. Identitas Responden Mohon di isi sesuai jawaban anda: No. Responden 1. Nama Responden : 2. Alamat Responden : 3. Pendidikan Responden :

CURRICULUM VITAE. : Jln.Sembilang No.16 pjk.baru Belawan. Nomor Telepon : , : H.Dianto.Ms dan Hj.

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN. Saya yang bertanda tangan dan bertanggung jawab dengan pernyataan di bawah ini: Nama : Umur :

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. penelitian ini untuk menyelesaikan tugas akhir program DIII Kebidanan FIK

KUESIONER PENDATAAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bagi seorang wanita menjaga kebersihan dan keindahan tubuh

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA FKM USU TAHUN 2015

Risna Triyani dan Ardiani S. Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

PERILAKU MAHASISWA GUNADARMA KAMPUS DEPOK KREDIT DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU KREDIT. Hertyn Frianka/ /3EA12

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

KUESIONER PENELITIAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. I. Data Pribadi : Tami Fediani Tempat/ Tanggal Lahir : Pekanbaru/ 15 Februari 1991

B. Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mutiara Kabupaten Asahan.

Lampiran 2

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan

KUESIONER HUBUNGAN BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP TINGKAT KELELAHAN FISIK PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

I. Identitas Informan 1. Nama : Umur : Pendidikan : Alamat :...

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terutama kesehatan reproduksi (Wulandari, 2012). 2003). Remaja dalam menghadapi kehidupan sehari-hari tidak lepas dari

Universitas Sumatera Utara

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI

KUESIONER PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (TU) FKIP. Pada Tanggal 27 Maret 2014, penulis membuat surat ijin penelitian di

Nomor Kuisioner : tanggal Pengisian : DATA UMUM RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama Saya Fauziah, sedang menjalani sedang menjalani pendidikan di

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut dengan masa pubertas. Masa


PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. I. DATA PRIBADI : Mahdalin Husna Tempat/Tanggal lahir : Banda Aceh/ 15 Oktober 1993 : 2 dari 4 bersaudara

KUESIONER PENELITIAN

Transkripsi:

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA Anindhita Yudha Cahyaningtyas* *Dosen Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu, Karanganyar Email : stikes.mitrahusada@gmail.com ABSTRAK Salah satu masalah yang timbul pada wanita usia subur adalah keputihan. Perempuan yang memiliki riwayat infeksi yang ditandai dengan keputihan berkepanjangan mempunyai dampak buruk untuk masa depan kesehatan reproduksinya. Sehingga dianjurkan untuk melakukan tindakan pencegahan dengan menjaga kebersihan genitalia. Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui hubungan perilaku hygiene organ reproduksi dengan kejadian abnormal fluor albus pada remaja putri di SMPN 17 Surakarta. Metode penelitian ini yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian dilakukan di SMP N 17 Surakarta. Waktu penelitian Desember-Februari 2015. Sampel pada penelitian ini adalah siswa SMPN sejumlah 76 orang dengan teknik sampel simple random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitas. Data dianalisis mengunakan uji analisis Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil pengujian menggunakan Chi square didapatkan hasil bahwa nilai p-value 0.454, sehingga p-value > 0.05, maka didapatkan hasil tidak terdapat hubungan antara perilaku hygiene organ reproduksi dengan kejadian abnormal fluor albus. Perilaku hygiene organ reproduksi dibagi menjadi kategori baik, cukup, dan kurang. Siswi yang mempunyai perilaku baik sejumlah 20 orang, perilaku cukup 34 orang, dan perilaku kurang 22 orang. Simpulan yang diperoleh tidak terdapat hubungan antara perilaku hygiene organ reproduksi dengan kejadian abnormal fluor albus pada remaja putri di SMP N 17 Surakarta. Remaja putri yang mengalami kejadian abnormal fluor albus sejumlah 44 (47,9 %). Dan terdistribusi sejumlah 14 siswa dengan perilaku kurang, 17 mahasiswa dengan perilaku cukup, dan 13 mahasiswa dengan perilaku baik. Kata kunci : perilaku hygiene organ reproduksi, kejadian abnormal fluor albus, remaja putri MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 35

PENDAHULUAN Wanita rentan dengan gangguan reproduksi karena organ reproduksi wanita berhubungan langsung dengan dunia luar melalui liang senggama, rongga ruang rahim, saluran telur atau tuba fallopii yang bermuara di dalam perut ibu. Hubungan langsung ini mengakibatkan infeksi pada bagian luarnya berkelanjutan dapat berjalan menuju ruang perut dalam bentuk infeksi selaput dinding perut atau peritonitis (Manuaba, 2010). Salah satu masalah yang timbul pada wanita usia subur adalah keputihan. Keputihan merupakan cairan yang keluar dari vagina yang bukan darah (Wiknyosastro, 2005 ). Keputihan terjadi karena dalam keadaan normal, dimana kondisi vagina tidak dalam keadaan steril melainkan mengandung bakteri dan jamur yang berpotensi menimbulkan terjadinya keputihan dan sampai kapanpun keputihan akan selalu di alami oleh sebagian wanita. Keputihan bukan suatu penyakit tersendiri, tetapi dapat merupakan gejala dari penyakit lain. Keputihan yang berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama dan menimbulkan keluhan perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya (Shadine, 2009). Di Indonesia masalah keputihan makin meningkat lebih dari 75% wanita mengalami penyakit keputihan yang disebabkan karena hawa Indonesia yang lembab sehingga mudah terinfeksi jamur candida albicans, parasit seperti cacing kremi atau kuman (trikomonas vaginalis). Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa tahun 2002 50% wanita Indonesia pernah mengalami keputihan, kemudian pada tahun 2003 60% wanita Indonesia pernah mengalami keputihan sedangkan pada tahun 2004 70% wanita Indonesia pernah mengalami keputihan (Muninjaya, 2005). Masalah keputihan merupakaan masalah yang sejak lama yang menjadi persoalan bagi kaum wanita, tidak banyak wanita yang tahu tentang keputihan dan terkadang wanita menganggap enteng persoalan keputihan. Padahal keputihan tidak bisa dianggap enteng karena MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 36

akibatnya sangat fatal bila tidak cepat segera ditangani. Tidak hanya bisa mengakibatkan kemandulan tapi keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim, yang bisa dapat berujung kematian, keputihan juga dapat menekan kejiwaan seseorang karena keputihan cenderung kambuh dan timbul kembali sehingga dapat mempengaruhi seseorang baik secara fisiologi maupun psikologis (Iskandar, 2002). Remaja diharapkan dapat menjalankan fungsi reproduksinya dengan tepat oleh karena itu ia harus mengenali organ reproduksinya. Apabila alat reproduksi tidak dijaga kebersihannya maka akan menyebabkan infeksi, yang pada akhirnya dapat menimbulkan keputihan (Widyastuti, 2009). Perempuan yang memiliki riwayat infeksi yang ditandai dengan keputihan berkepanjangan mempunyai dampak buruk untuk masa depan kesehatan reproduksinya. Sehingga dianjurkan untuk melakukan tindakan pencegahan dengan menjaga kebersihan genitalia (Manuaba, 2010). BAHAN DAN METODE Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observational analitik. Lokasi penelitian dilakukan di SMPN 17 Surakarta. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 - Februari 2015. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling. Sampel dari penelitian ini adalah Remaja Putri di SMPN 17 Surakarta. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji chi square. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Sebelum menampilkan hasil dari penelitian ini, akan dijelaskan tentang karakteristik responden sebagai gambaran tentang sampel penelitian. Karakteristik dari responden pada penelitian ini meliputi beberapa hal yakni responden berasal dari lingkup MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 37

Sekolah Menengah Pertama. Responden terdaftar sebagai siswa di SMP N 17 Surakarta. Umur responden berkisar antara 12-14 tahun. Responden berjenis kelamin perempuan semua. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik dari responden penelitian ini hampir sama. Hasil Penelitian 1. Dari hasil pengujian menggunakan Chi square didapatkan hasil bahwa nilai p-value 0.454, sehingga p- value > 0.05, maka didapatkan hasil tidak terdapat hubungan antara perilaku hygiene organ reproduksi dengan kejadian albus. abnormal fluor Hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Hasil Uji Analisis Data Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 1.581 a 2.454 Likelihood Ratio 1.583 2.453 Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 76.002 1.961 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.42. 2. Distribusi perilaku hygiene organ reproduksi berdasarkan kejadian abnormal fluor albus a. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil perilaku hygiene organ reproduksi dari siswi SMPN 17 Surakarta sejumlah 76 responden yaitu : 1) Perilaku kurang sejumlah 22 orang dengan rentang nilai 16-19 2) Perilaku cukup sejumlah 34 orang dengan rentang nilai 20-23 3) Perilaku baik sejumlah 20 orang dengan rentang nilai 24-28 Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Distribusi Perilaku Perilaku Jumlah Presentase Kurang 22 28,9 % Cukup 34 44,7 % Baik 20 26,4 % Total 76 100% b. Kejadian keputihan patologis (abnormal fluor albus) 1) Tidak terjadi abnormal fluor albus sejumlah 32 siswa 2) Terjadi abnormal fluor albus sejumlah 44 siswa Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 38

Tabel 3. distribusi kejadian keputihan Kejadian Jumlah Presentase abnormal fluor albus Tidak 32 42,1 % Terjadi Terjadi 44 47,9 % Total 76 100 % c. Distribusi kejadian abnormal fluor albus berdasarkan perilaku hygiene organ reproduksi 1) Pada perilaku yang kurang terdapat 14 siswa yang mengalami kejadian keputihan patolgis dan 8 siswa tidak mengalami keputihan patologis 2) Pada perilaku yang cukup terdapat 17 siswa yang mengalami kejadian keputihan patolgis dan 17 siswa tidak mengalami keputihan patologis 3) Pada perilaku yang baik terdapat 13 siswa yang mengalami kejadian keputihan patolgis dan 7 siswa tidak mengalami keputihan patologis Distribusi tersebut dapat dilihat melalui tabel berikut : Tabel 4. Tabel silang Perilaku Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Abnormal fluor albus Perilaku * Keputihan Crosstabulation Tidak terjadi Keputihan terjadi keputihan Total Perilaku baik Count 7 13 20 Expected Count 8.4 11.6 20.0 cukup Count 17 17 34 Expected Count 14.3 19.7 34.0 kurang Count 8 14 22 Expected Count 9.3 12.7 22.0 Total Count 32 44 76 Pembahasan Expected Count Bedasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara perilaku hygiene organ reproduksi dengan kejadian abnormal fluor albus. Hal ini dibuktikan dengan nilai p-value 0.454, sehingga p > 0.05. Hasil ini didukung oleh hasil penelitian dari Nurhayati (2013) yakni tidak terdapat hubungan anatara perilaku vaginal hygiene dengan kejadian keputihan pada remaja putri di daerah pondok cabe. perilaku hygiene organ reproduksi pada remaja putri didapatkan perilaku buruk sejumlah 74 orang (56,9%) 32.0 44.0 76.0 MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 39

dan perilaku baik sejumlah 56 orang (43,1%). Karakteristik individu meliputi berbagai variable seperti motif, nilai-nilai, sifat kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku, bahkan kadang-kadang kekuatannya lebih besar daripada karakteristik individu (Azwar, 2011). Penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif (long lasting). Sebaiknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka tidak akan berlangsung lama. Perilaku tidak mendukung juga di karenakan faktor interna dan eksterna, dimana lingkungan sekitar dan lingkungan keluarga berperan penting. Sebab, lingkungan yang tidak bersih merupakan faktor penyebab keputihan. Sedangkan, lingkungan keluarga yang paling berperan yaitu ibu. Karena seorang putri akan belajar sesuatu dan melakukan kebiasaan yang sudah ada sebelumnya (Notoadmojo, 2010). Faktor lain yang mempengaruhi perilaku menurut Wiwit (2008), yakni pengetahuan dan sikap remaja purti tersebut. Selain itu perilaku dapat dipangaruhi faktor demografi seperti status ekonomi, usia, serta faktor pendukung seperta sarana dan prasarana. Penyebab keputihan patologis sendiri bisa disebabkan oleh infeksi meliputi infeksi yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, maupun parasit. Keputihan patologis juga bisa disebabkan oleh iritasi, tumor, benda asing, maupun penyebab yang belum diketahui. Maka dari itu keputihan patologis tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku hygiene organ reproduksi, tetapi banyak faktor yang mungkin berpengaruh terhadap kejadian abnormal fluor albus. MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 40

SIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara perilaku hygiene organ reproduksi dengan kejadian abnormal fluor albus pada remaja putri di SMP N 17 Surakarta dibuktikan dengan nilai p-value 0,454 (p>0,05). Responden yang mengalami kejadian abnormal fluor albus sejumlah 44 (47,9 %). Dan terdistribusi sejumlah 14 siswa dengan perilaku kurang, 17 mahasiswa dengan perilaku cukup, dan 13 mahasiswa dengan perilaku baik. Saran dari penelitian ini yaitu Bagi remaja putri diharapkan mampu menggali informasi lebih banyak tentang kebersihan organ reproduksi agar mampu melakukan pencegahan kejadian abnormal fluor albus sejak dini. Bagi tenaga kesehatan diharapkan untuk dapat melakukan penyuluhan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah. Bagi pihak sekolah hendaknya dapat menyisipkan materi tentang kesehatan reproduksi di mata pelajaran tertentu semisal biologi atau pada kegiatan ekstrakurikuler PMR DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Hal. 11. Iskandar, M. 2002. Solusi Keluarga. http://www.mitrakeluarga.com. Diakses 07 Januari 2008 Manuaba. Ida Bagus Gede, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : YBP-SP Muninjaya, S. 2005. Kejadian Keputihan.http://www.mitrakeluarga. com Notoatmojo. 2010. Konsep Perilaku Kesehatan dalam Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi edisi revisi. Jakarta:Rineka Cipta Nurhayati, Annisa. 2013. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Vaginal Hygiene Terhadap Kejadian Keputihan Patologis pada Remaja Putri Usia 13-17 Tahun di Daerah Pondok Cabe Ilir. Laporan Penelitian. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah. Shadine Mahammad. 2009. Penyakit Wanita, pencegahan, deteksi dini, MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 41

dan pengobatan. Jakarta : KEENBOOKS Wiknyosastro, H. 2005. Ilmu Kandungan Edisi ke Dua. Jakarta : Yayasan Bina Pustalia Prawirohardjo Wiwit. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Penanganan Keputihan. Semarang : Universitas Muhammadiyah Semarang MATERNAL VOLUME 12 EDISI OKTOBER 2015 42