BAB I PENDAHULUAN. perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam mengelola urusan keluarga. Sedangkan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perusahaan yang tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, salah satu dampak

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah adalah ayah, namun seiring dengan berkembangnya zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pekerjaan yang selama ini jarang bahkan ada yang sama sekali belum pernah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah mengentaskan anak (the launching of a child) menuju kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan kualitas manusia, sektor pendidikan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan dalam bidang pendidikan dan teknologi yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan pengetahuan kepada anak didik (Maksum, 2016). pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. dapat membuka lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan bagian yang peranannya sangat penting di. masyarakat untuk menumbuh kembangkan proses pertumbuhan dan

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. zaman sekarang dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh kaum pria.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

PENDAHULUAN Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. buku berjudul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Kartini

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Globalisasi dan kemajuan teknologi adalah hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa antara lain ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan

BAB I. Pendahuluan. rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tujuan yang ingin dicapai oleh anak dapat terwujud. Motivasi anak dalam meraih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 adalah ikatan lahir

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

BAB I PENDAHULUAN. suami-istri yang menjalani hubungan jarak jauh. Pengertian hubungan jarak jauh atau

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada umumnya yang bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

BAB II LANDASAN TEORI. A. Stres Kerja. adaptif, dihubungkan oleh karakteristik dan atau proses psikologi individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan selain untuk pemuas rasa lapar dan dahaga juga berfungsi

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Peran wanita di masa sekarang sudah tidak hanya mengerjakan urusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dilupakan sebagai aset yang berharga dalam sebuah perusahaan. Padahal sumber

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang

BAB III DAMPAK DAN USAHA MENGATASI FENOMENA SEKKUSU SHINAI SHOKOGUN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT JEPANG

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. sama sekali belum pernah dimasuki kaum hawa. pernah melihat wanita sebagai penerbang, tetapi kini Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan teknologi yang sangat pesat, memaksa manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga dan anak-anaknya saja, kini mempunyai peran kedua yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak zaman dahulu hingga kini, persoalan yang dihadapi oleh kaum perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai hambatan dan kesulitan yang mereka alami dari masa ke masa berasal dari sumber-sumber yang sama. Berakar dari hambatan dan kesulitan tersebut, banyak dari perempuan yang tetap bertekad untuk bekerja di ranah publik. Motivasi para perempuan untuk bekerja ternyata bervariasi, bagi perempuan dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, aktualisasi diri merupakan alasan kuat mereka bekerja. Pada sisi sebaliknya, bagi perempuan dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah alasan pemenuhan kebutuhan hidup merupakan alasan mendasar mengapa mereka sampai ikut bekerja pada sektor publik. Mc. Donald (dalam Sardiman, 2010) mengemukakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dirinya. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. 1

2 Siagian (2004) mengemukakan bahwa motivasi dapat dibagi 3 macam berdasarkan sifatnya, yaitu: (1) Motivasi takut atau fear motivation; (2) Motivasi insentif atau incentive motivation; dan (3) Motivasi sikap atau attitude motivation/self motivation. Diyah Fadilla (2013) menjelaskan ada tiga faktor yang biasanya menjadi sumber persoalan bagi para ibu yang bekerja dapat dibedakan atas faktor internal, faktor eksternal, dan faktor relasional. 1) Faktor internal Faktor internal adalah persoalan yang timbul dalam diri pribadi sang ibu tersebut. Ada di antara para ibu yang lebih senang jika dirinya benar-benar hanya menjadi ibu rumah tangga, yang sehari-hari berkutat di rumah dan mengatur rumah tangga. Namun, keadaan menuntutnya untuk bekerja untuk menyokong keuangan keluarga. Kondisi tersebut mudah menimbulkan stress karena bekerja bukanlah timbul dari keinginan diri namun seakan tidak punya pilihan lain demi membantu ekonomi rumah tangga. Biasanya, para ibu yang mengalami masalah demikian, cenderung merasa sangat lelah (terutama secara psikis) karena seharian memaksakan diri untuk bertahan di tempat kerja. Selain itu ada pula tekanan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan peran ganda itu sendiri. Mereka harus dapat memainkan peran ganda mereka sebaik mungkin baik di tempat kerja maupun di rumah. Mereka sadar harus bisa menjadi ibu yang sabar dan bijaksana untuk anak-anak serta menjadi istri yang baik bagi suami serta menjadi ibu rumah tangga yang bertanggung jawab atas keperluan dan urusan rumah tangga. Di tempat kerja mereka pun mempunyai komitmen dan tanggung jawab atas prestasi kerja yang baik. Sementara itu, dari dalam diri mereka pun sudah ada keinginan

3 ideal untuk berhasil melaksanakan kedua peran tersebut secara proporsional dan seimbang. 2) Faktor eksternal Faktor eksternal yang menjadi persoalan saat ibu rumah tangga harus bekerja diluar rumah dapat kita lihat dari dukungan suami, kehadiran anak, dan masalah pekerjaan. a. Dukungan suami Dukungan suami dapat diterjemahkan sebagai sikap-sikap penuh pengertian yang dtunjukkan dalam bentuk kerja sama yang positif, ikut membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, membantu mengurus anak-anak serta memberikan dukungan moral dan emosional terhadap karir atau pekerjaan istrinya. Di Indonesia, iklim paternalistik dan otoritarian yang sangat kuat, turut menjadi faktor yang membebani peran ibu bekerja, karena masih terdapat pemahaman bahwa pria tidak boleh mengerjakan pekerjaan wanita, apalagi ikut mengurus masalah rumah tangga. Masalah rumah tangga adalah kewajiban sepenuhnya seorang istri. Masalah yang kemudian timbul akibat bekerjanya sang istri, sepenuhnya merupakan kesalahan istri dan untuk itu ia harus bertanggung jawab menyelesaikan sendiri keadaan tersebut, akan menjadi sumber tekanan yang berat bagi istri, sehingga ia pun akan sulit merasakan kepuasan dalam bekerja. Kurangnya dukungan suami membuat peran sang ibu di rumah pun tidak optimal karena terlalu banyak yang masih harus dikerjakan sementara dirinya juga merasa lelah sesudah bekerja. Akibatnya timbul rasa bersalah karena merasa diri bukan ibu dan istri yang baik.

4 b. Kehadiran anak Masalah pengasuhan terhadap anak, biasanya dialami oleh peran ibu bekerja yang mempunyai anak kecil atau balita. Semakin kecil usia anak, maka semakin besar tingkat stress yang dirasakan. Rasa bersalah karena meninggalkan anak untuk seharian bekerja, merupakan persoalan yang sering dipendam oleh para ibu yang bekerja. c. Masalah pekerjaan Pekerjaan bisa menjadi sumber ketegangan dan stress yang besar bagi para ibu bekerja. Mulai dari peraturan kerja yang kaku, bos yang tidak bijaksana, beban kerja yang berat, ketidakadilan yang dirasakan di tempat kerja, rekan-rekan yang sulit bekerja sama, waktu kerja yang sangat panjang, atau pun ketidaknyamanan psikologis yang dialami akibat dari masalah sosial politis di tempat kerja. Situasi demikian akan membuat sang ibu menjadi amat lelah, sementara kehadirannya masih sangat dinantikan oleh keluarga di rumah. Kelelahan psikis dan fisik ini sering membuat mereka sensitif dan emosional, baik terhadap anak-anak maupun terhadap suami. Keadaan ini biasanya makin intens saat situasi di rumah tidak mendukung, dalam arti suami dan anak-anak kurang bisa bekerja sama untuk mau bergantian melayani dan membantu sang ibu, atau sekedar meringankan pekerjaan rumah tangga. 3) Faktor relasional Dengan bekerjanya suami dan istri, maka otomatis waktu untuk keluarga menjadi terbagi. Memang penanganan terhadap pekerjaan rumah tangga bisa diselesaikan dengan disediakannya pengasuh serta pembantu rumah tangga namun ada hal-hal yang sulit dicari penggantinya, seperti masalah kebersamaan bersama

5 suami dan anak-anak. Padahal kebersamaan bersama suami dalam suasana rileks, santai dan hangat merupakan kegiatan penting yang tidak bisa diabaikan untuk membina, mempertahankan dan menjaga kedekatan relasi serta keterbukaan komunikasi satu dengan yang lain. Tidak jarang kurangnya waktu untuk keluarga membuat seorang ibu merasa dirinya tidak bisa berbicara secara terbuka dengan suaminya, bertukar pikiran, mencurahkan pikiran dan perasaan, atau merasa suaminya tidak lagi bisa mengerti dirinya, dan akhirnya merasa asing dengan pasangan sendiri sehingga mulai mencari orang lain yang dianggap lebih bisa mengerti dan bisa memberi peluang bagi para istri untuk berselingkuh diluar rumah. Dewi (2012) menyatakan, Beberapa motivasi perempuan untuk bekerja yaitu usia, suami tidak bekerja, pendapatan rumah tangga yang rendah, sedangkan jumlah tanggungan keluarga cukup tinggi, mengisi waktu luang, ingin mencari uang sendiri, dan ingin mencari pengalaman. Artini dan Handayani (2009:10) menyimpulkan, Umumnya perempuan termotivasi untuk bekerja adalah untuk membantu menghidupi keluarga dan umumnya pada sektor informal agar dapat membagi waktu antara keluarga dengan bekerja. Hartoyo (1999) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi peluang kerja pada sektor informal adalah jumlah anggota keluarga, luas lahan, curahan waktu kerja, tingkat upah, dan tingkat pendidikan. Sama halnya dengan motivasi seseorang melakukan bisnis dan wirausaha yang senantiasa berbeda. Keanekaragaman ini menyebabkan perbedaan dalam perilaku yang berkaitan dengan kebutuhan dan tujuan. Adanya resiko yang cukup besar bahkan banyaknya waktu dan energi yang dibutuhkan tidak menurunkan

6 semangat munculnya wirausaha-wirausaha baru. Seorang wirausaha termotivasi untuk melakukan kegiatan usaha dengan berbagai alasan, seperti independensi, pengembangan diri, pekerjaan yang tidak memuaskan, penghasilan, dan keamanan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memulai berwirausaha. Anoraga dan Sudantoko (2002), mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan disaat dalam menyusun rencana usaha, antara lain: (1) Rencana pemasaran, (2) Rencana produksi, (3) Rencana organisasi dan manajemen, dan (4) Rencana keuangan. Warta Ekonomi (dalam Fadjar, 2013) memuat bahwa sampai saat ini jumlah tenaga kerja informal dan underemployment mencapai 103,2 juta orang atau hampir 2,2 kali lipat lebih besar dari tenaga kerja formal dengan kesejahteraan lebih rendah. Kenyataan terhadap sektor informal ini tidak menutup keinginan para perempuan untuk berkecimpung pada sektor informal demi menghidupi perekonomian rumah tangga. Sektor informal begitu identik pada sektor perekonomian yang dijalankan oleh orang dengan tingkat ekonomi rendah. Sektor informal dipilih oleh masyarakat yang tidak tertampung pada sektor formal karena sektor ini memiliki persyaratan yang cukup fleksibel. Sektor ini juga tidak menuntut keterampilan tertentu, modal usaha yang relatif kecil serta variasi yang cukup luas. Disisi lain, adanya sektor informal mampu memberikan pelayanan yang cepat, murah, sederhana terutama bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan menengah. Saptari dan Holzner (dalam Firdiansyah, 2009) mengemukakan bahwa sektor formal memiliki ciri unit produksi yang digolongkan biasanya bermodal besar, pemilikan usaha sering kali berupa korporasi atau bukan hanya satu

7 individu saja, bahkan juga konglomerat, berskala besar, berteknologi tinggi dan beroperasi di pasar internasional. Perempuan yang bekerja pada sektor formal cenderung memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan, akses ke lembaga keuangan, produktivitas tenaga kerja serta tingkat upah yang juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang bekerja pada sektor informal. Berjalan dari penjelasan-penjelasan di atas, penulis berencana untuk melakukan suatu penelitian di Desa Juhar Kelurahan Desa Juhar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun alasan mengapa penulis berencana dalam melakukan suatu penelitian pada tempat tersebut karena melihat ibu rumah tangga ikut bekerja dalam bidang ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan akhir yang dimiliki ibu rumah tangga, kondisi ekonomi yang dimiliki belum berada pada tahap kehidupan sejahtera, dan hubungan yang cukup baik antara ibu rumah tangga dengan warga dilingkungan tempat tinggal atau masyarakat. Hasil pra survey dan wawancara langsung yang dilakukan terdahulu dengan Kepala Desa Juhar Kelurahan Desa Juhar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai dari 30 Maret hingga 22 Mei 2014 di Desa Juhar terdapat 7.403 jiwa penduduk dengan 1617 Kepala Keluarga (KK) dengan mata pencaharian umumnya adalah bertani. Namun, dalam hal ini peneliti hanya membatasi kepada ibu rumah tangga terjun pada usaha sektor informal di Desa Juhar. Berdasarkan hasil prasurvey, maka terdapat sebanyak 38 orang ibu rumah tangga yang terjun pada usaha sektor informal, antara lain: penjual jamu keliling, penjual jus dan pop ice, penjual pisang keju coklat, penjual burger, penjual makanan pagi keliling, penjual es kolding, penjual es pocci-bakso bakar-bakso

8 goreng-nuget, penjual mie so, penjual air tebu dan es campur, penjual kue-kue basah, penjual nasi soto-mie so-pecal-gorengan, penjual lontong, penjual nasi goreng, penjual masakan khas Batak, penjual mie sornop, mie gomak, mie tiaw, mie goreng, dan piscok. Atas dasar dan kenyataan tersebut pemenuhan kebutuhan hidup yang belum baik atau maksimal dalam suatu keluarga di Desa Juhar Kelurahan Desa Juhar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai merupakan masalah yang signifikan dengan penghasilan keluarga. Pemenuhan kebutuhan hidup dalam keluarga belum mencapai pada kehidupan sejahtera, dengan kata lain belum sepenuhnya terpenuhi kebutuhan hidup, bahkan belum mencapai pada peningkatan ekonomi sesuai dengan perkembangan kebutuhan tiap-tiap anggota keluarga. Maka perlu dikaji dan diteliti agar penelitian ini dapat mendeskripsikan faktor-faktor yang memotivasi ibu rumah tangga berwirausaha pada sektor informal di Desa Juhar Kelurahan Desa Juhar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut: a. Ibu rumah tangga dituntut untuk ikut serta dalam upaya pemenuhan ekonomi keluarga. b. Ibu rumah tangga harus membagi waktu antara keluarga dan bekerja. c. Adanya hubungan yang baik antara ibu rumah tangga dengan pihak luar mengakibatkan kurangnya kualitas komunikasi antara suami, istri, dan anak.

9 d. Terbatasnya lapangan pekerjaan pada sektor formal. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam mengadakan suatu penelitian, terlebih dahulu harus menentukan masalah yang akan dibahas agar terhindar dari pembahasan yang terlalu luas. Namun untuk penelitian ini, hanya akan membahas faktor-faktor yang memotivasi ibu rumah tangga berwirausaha pada sektor informal. Oleh karena itu, adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Faktor-faktor yang memotivasi ibu rumah tangga berwirausaha pada sektor informal di Desa Juhar Kelurahan Desa Juhar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: Faktor-faktor apa saja yang memotivasi ibu rumah tangga berwirausaha pada sektor informal di Desa Juhar Kelurahan Desa Juhar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai?. 1.5 Tujuan Penelitian Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting karena setiap penelitian yang dilakukan harus mempunyai tujuan tertentu. Sesuai dengan paparan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian sebagai berikut: Untuk mengetahui faktor-faktor yang memotivasi ibu rumah tangga berwirausaha pada sektor informal di Desa Juhar Kelurahan Desa Juhar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai.

10 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.6.1 Secara Praktis a. Kepada masyarakat khususnya kaum ibu rumah tangga, penelitian ini berguna sebagai salah satu inforamasi tentang faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk berwirausaha serta pentingnya wirausaha itu sendiri. b. Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan dalam hal kewirausahaan serta motivasi dan semakin mengetahui berbagai macam hal yang melatarbelakangi keinginan berwirausaha. Penelitian ini juga memberi manfaat berupa praktik langsung dari segala teori motivasi, budaya motivasi, kewirausahaan serta pendidikan analisis yang selama ini didapatkan, khususnya dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia. c. Bagi mahasiswa, penelitian ini memberi manfaat untuk memperluas gambaran dalam penulisan skripsi. Bisa menjadi studi pembanding mau pun penunjang dalam penelitian mereka selanjutnya. Sebagai bahan tambahan dalam pengembangan wawasan penulis tentang faktor-faktor apa saja yang dapat memotivasi seseorang dalam bekerja dan berwirausaha 1.6.2 Secara Teoritis Penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang berbagai macam hal yang mempengaruhi keinginan seseorang menjadi wirausahawan.