BAB I PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan beberapa siswa SMA kemala Bhayangkari Surabaya kelas XII pada tanggal 17 April

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN A. Kemampuan Number Sense Siswa Laki-Laki Berkemampuan Matematika Tingkat Tinggi dalam Menyelesaikan Soal Barisan dan Deret

Number sense refer to a person s general understanding of numbers and operation along with the ability to use this understanding in flexible ways

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB V PEMBAHASAN. Analisis Berpikir Visual Siswa Laki-laki Dalam

BAB V PEMBAHASAN. tentang kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gender kelas VII C MTs Darul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam

HUBUNGAN INTELEGENSI, KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD/MI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

DESKRIPSI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA SMP DITINJAU BERDASARKAN PERBEDAAN GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. matematika di sekolah memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan temuan penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berpikir manusia dapat memperoleh informasi, baik informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama secara efektif. Sumber daya manusia yang memiliki

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. dengan setting pembelajaran kooperatif dan ditinjau berdasarkan jenis

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Materi biologi tidak hanya berhubungan dengan fakta-fakta ilmiah tentang fenomena alam yang konkrit,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMETAAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET SISWA SMA MENGGUNAKAN TES OPERASI LOGIS (TOL) PIAGET DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

Perbandingan Kemampuan Bernalar Fisika Siswa Laki-laki dan Perempuan SMA melalui Pendekatan Learning By Questioning

Memahami Berbagai Perbedaan Budaya. Sesi 4 Komunikasi Antar Budaya Universitas Pembangunan Jaya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20

1. PENDAHULUAN. berkemampuan rendah.

BAB I PENDAHULUAN. matematika mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, utamanya sains

BAB I PENDAHULUAN. siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan Number Sense Siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas VII pada Materi Bilangan

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: pemecahan masalah, masalah nonrutin, kesalahan siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek Penelitian adalah siswa SMA Korpri Karawang kelas X.4 semester

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia-manusia yang berkualitas tersebut dapat dihasilkan melalui. nonfisik guna mencapai pendidikan nasional.

Kata kunci: komunikasi matematis, perbedaan gender, faktor penyebab

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik simpulan profil kesulitan mahasiswa

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, bidang

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah

Nina Selvizia, Zainuddin, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Dari Gender Di Sekolah Dasar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar tersebut, sudah dapat dipastikan pengetahuan-pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia cenderung bertentangan antara hakikat dengan tujuan hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maulana Malik Ibrohim, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIK. Pendidikan Matematika menyatakan bahwa masalah merupakan soal (pertanyaan)

PROFIL PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI SISWA MTs DITINJAU DARI PERBEDAAN GAYA BELAJAR DAN PERBEDAAN GENDER

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah berpikir kritis. Menurut Maulana

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), 64. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Kecerdasan Numerik terhadap Hasil Belajar Matematika. Siswa Kelas VIII MTsN Jambewangi Selopuro Blitar Tahun Ajaran

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. secara sistematis dan cermat. Penelitian kualitati adalah penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL KECERDASAN VISUAL-SPASIAL PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 MOJOLABAN BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. dan prosedur operasional dalam penyelesaian masalah tentang bilangan.

Perbedaan Individual. Psikologi Pendidikan

Implementasi Kerangka Kerja Elpsa Untuk Meningkatkan Pemahaman Rumus Pola Dan Barisan Bilangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penalaran merupakan proses berpikir seseorang dalam mengambil

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai makna yang dihubungkan dengan gagasan-gagasan yang diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. [Online].

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS IX SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI BARISAN DAN DERET

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. orang. Meskipun tidak semua orang mudah dalam mempelajarinya, karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan

BAB I PENDAHULUAN. harus dicapai oleh anak. Menurut Polmalato (Wardhani, 2008), salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu interaksi manusiawi (human interaction)

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 MADIUN pada bulan April semester genap tahun ajaran

ABSTRAK. Kata Kunci: guided inquiry, hasil belajar, kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB II KAJIAN TEORI Kerangka Teoritis 1) Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

BAB I PENADAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) diharapkan dapat berkarya dan memiliki produkitivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Berpikir Siswa SMP Laki-laki Anggota Aeromodelling dalam. Jenis OHLG (Outdoor Hand Launched Glider)

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia. 1. hidup yang memepengaruhi pertumbuhan individu, Sedangkan pendidikan dalam

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MAWASANGKA TENGAH DALAM MENGUASAI MATERI AJAR MATEMATIKA.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar siswa masih beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. 1 Anggapan ini akan berpengaruh terhadap keseluruhan proses dalam mempelajari matematika dan mempengaruhi kurangnya penguasaan konsep matematika. 2 Anggapan tentang kesulitan siswa pada materi tersebut itu muncul dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang bilangan. Pengetahuan tentang bilangan bukanlah sekedar mengenal dan terampil berhitung, namun lebih dari itu. Seseorang dengan penguasaan bilangan yang baik memiliki kepekaan yang baik mengenai bilangan, memahami dengan baik sifat-sifat bilangan dan mengetahui dengan baik pula hubungan antar bilangan. Istilah number sense diperkenalkan oleh para ahli untuk menyebut kemampuan tersebut. Number sense mengarah pada pemahaman umum sesesorang tentang bilangan dan segala operasinya serta kemampuannya untuk menghadapi situasi sehari-hari yang mencakup bilangan. Selain itu, number sense juga mencakup penggunaan strategi yang berguna dan efisien, seperti perhitungan mental dan estimasi untuk menghadapi masalah numerik. Komponen number sense meliputi pemahaman tentang bilangan, pemahaman tentang operasi, serta penggunaan pemahaman bilangan dan operasinya dalam perhitungan. 3 Kemampuan number sense setiap siswa berbeda karena number sense berkembang seiring pengalaman dan pengetahuan siswa yang didapatkan dari pendidikan formal maupun non- 1 Hasil wawancara dengan beberapa siswa SMA kemala Bhayangkari Surabaya kelas XII pada tanggal 17 April 2015 2 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006). Hlm 51 3 Ganang Wahyu Hidayat, Skripsi: Profil Kemampuan Number Sense Siswa Kelas VII SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Kemampuan Matematika, (Surabaya: UNESA, 2014), hal. 3 1

2 formal. 4 Apabila kemampuan number sense ini dilatih serta dikembangkan dengan benar akan bermanfaat bagi siswa-siswi karena sangat baik untuk mendukung kecerdasan logika dalam bidang matematika terutama tentang bilangan. Saat menghadapi situasi sehari-hari yang mencakup bilangan, number sense mampu menggambarkan berbagai ide dan pemikiran tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan perhitungannya. Selain itu, number sense membebaskan siswa untuk melakukan pendekatan terhadap ide, pemikiran dan permasalahan terhadap suatu bilangan menurut caranya sendiri. Siswa dengan kemampuan number sense yang baik, pada akhirnya akan mampu memanfaatkan pengetahuannya tentang bilangan pada berbagai bidang dan situasi dalam kehidupannya, salah satunya dalam menyelesaikan masalah matematika. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika sering disebut sebagai kemampuan matematika. Kemampuan ini dikategorikan kedalam 3 kategori yaitu kemampuan matematika tingkat rendah, kemampuan matematika tingkat sedang, dan kemampuan matematika tingkat tingggi. Dalam hal ini, kemampuan matematika siswa ditentukan berdasarkan hasil tes kemampuan matematika. Ada mitos yang berkembang di masyarakat bahwa perbedaan gender juga berpengaruh pada kemampuan matematika. Jenis kelamin lebih merujuk pada aspek biologis sedangkan gender lebih merujuk pada aspek sosialnya. Menurut Michael Guriaan di dalam What Could He Be Thinking? How a Man s Mind Really Works, perbedaan mendasar otak laki-laki dan perempuan yaitu perbedaan kemampuan spasial (keruangan), perbedaan kemampuan verbal (bahasa), perbedaan kandungan bahan kimia didalam otak, serta perbedaan kapasitas memori. 5 Hasil penelitian Maccoby dan Jacklin menunjukkan bahwa setelah usia sekitar 11 tahun perkembangan kemampuan yang dialami oleh anak laki-laki dan perempuan mengalami perbedaan. 6 Lebih lanjut, dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa pada otak laki-laki kemampuan visual-spasial serta kemampuan matematika 4 ibid 5 http://dechacare.com/beda-otak-laki-laki-dan-perempuan-i25-1.html diakses pada tanggal 25 februari 2016 6 https://hatibku.wordpress.com/221-2/ diakses pada tanggal 25 februari 2016

3 mengalami peningkatan yang lebih cepat akan tetapi mengalami perkembangan yang lambat pada kemampuan verbal mereka. Berbeda pada perkembangan otak perempuan, perkembangan kemampuan verbal mereka yang mengalami peningkatan. Masih banyak lagi penenelitian yang menunjukkan hasil yang serupa, sehingga mitos yang berkembang di masyarakat terbukti benar adanya bahwa gender juga berpengaruh dalam tingkat kemampuan matematika. Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai KEMAMPUAN NUMBER SENSE SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BARISAN DAN DERET DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN GENDER. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan number sense siswa laki-laki berkemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan soal 2. Bagaimana kemampuan number sense siswa perempuan berkemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan soal 3. Bagaimana kemampuan number sense siswa laki-laki berkemampuan matematika sedang dalam menyelesaikan soal 4. Bagaimana kemampuan number sense siswa perempuan berkemampuan matematika sedang dalam menyelesaikan soal 5. Bagaimana kemampuan number sense siswa laki-laki berkemampuan matematika rendah dalam menyelesaikan soal 6. Bagaimana kemampuan number sense siswa perempuan berkemampuan matematika rendah dalam menyelesaikan soal

4 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan: 1. Kemampuan number sense siswa laki-laki berkemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan soal barisan dan deret. 2. Kemampuan number sense siswa perempuan berkemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan soal barisan dan deret. 3. Kemampuan number sense siswa laki-laki berkemampuan matematika sedang dalam menyelesaikan soal barisan dan deret. 4. Kemampuan number sense siswa perempuan berkemampuan matematika sedang dalam menyelesaikan soal barisan dan deret. 5. Kemampuan number sense siswa laki-laki berkemampuan matematika rendah dalam menyelesaikan soal barisan dan deret. 6. Kemampuan number sense siswa perempuan berkemampuan matematika rendah dalam menyelesaikan soal barisan dan deret. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya: 1. Bagi pendidik Sebagai informasi mengenai kemampuan number sense siswa SMA sehingga dapat digunakan guru dalam merancang pembelajaran untuk membantu kesulitan siswa dalam memahami materi barisan dan deret serta dalam usaha perbaikan proses pembelajaran di sekolah. 2. Bagi peneliti Sebagai pengalaman bagi peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian terhadap kemampuan number sense siswa SMA dalam menyelesaikan soal barisan dan deret yang ditinjau dari kemampuan matematikanya.

5 E. Batasan Penelitian Agar penelitian mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan kondisi yang ada, maka peneliti memberikan batasan pada materi barisan dan deret geometri dimana dalam membuat soal untuk tes kemampuan matematika akan mengacu pada materi barisan dan deret geometri. F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran, maka peneliti memberikan beberapa istilah sebagai berikut: 1. Kemampuan Number Sense Kemampuan number sense yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemaparan atau deskripsi tentang kemampuan seseorang dalam mengoperasikan bilangan secara fleksibel yang terdiri dari pemahaman besaran bilangan, perhitungan mental, estimasi hitung, dan peniliaian kelayakan jawaban dalam menyelesaikan soal matematika. 2. Barisan dan Deret Barisan dan deret bilangan merupakan materi matematika tentang sebuah urutan dari bilangan yang dibentuk dengan berdasarkan kepada aturan-aturan tertentu. Materi soal tes kemampuan number sense yang digunakan pada penelitian ini adalah materi barisan dan deret geometri. 3. Kemampuan Matematika Kemampuan matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang ditentukan berdasarkan tes kemampuan matematika yang dinyatakan dengan suatu nilai. Kemampuan matematika dalam penelitian ini dapat ditentukan dengan memberikan tes kemampuan matematika siswa/siswi dan atas pertimbangan guru. Hasil dari tes kemampuan matematika akan digunakan untuk mengelompokkan siswa dalam 3 kelompok, yaitu:

6 a. Kelompok siswa dengan kemampuan matematika tinggi: 87 Skor tes 100 b. Kelompok siswa dengan kemampuan matematika sedang: 77 Skor tes < 87 c. Kelompok siswa dengan kemampuan matematika rendah: 0 Skor tes < 77 4. Gender Gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.