BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. di negara kita tidak ketinggalan dengan negara lain. anak didik agar mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. S1/D-IV Jurusan/Program Studi PGSD /Psikologi/Pendidikan lainnya, sedangkan

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga formal merupakan organisasi dengan kegiatan utama

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA. Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilam,

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. pustakawan, komite sekolah dan lain-lain yang satu sama lain harus saling. meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal pula.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh pengalaman mengajar guru PAI terhadap prestasi belajar. siswa di SMAN se Kabupaten Tulungagung

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi (Iptek). Persepsi masyarakat ini kiranya telah mampu memobilisasi

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatkan mutu pendidikan adalah sebuah keharusan, untuk

BAB I PENDAHULUAN. juga semakin pesat seperti tiada henti. Dapat dilihat dari alat-alat teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional seperti yang tertulis pada Undang-undang nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam dan juga

DILEMA GURU SD TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PENINGKATAN KOMPETENSI DAN KUALIFIKASI GURU

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan masih banyaknya lembaga pendidikan yang tenaga pengajarnya masih belum layak untuk menjadi tenaga pengajar yang professional. Guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan mempunyai peran dan tanggung jawab yang berat untuk mensukseskan tujuan pendidikan nasional. Guru memegang peran yang utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di lingkungan sekolah, guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar ( Mulyasa,2007: 5 ). Ada tiga syarat utama yang harus diperhatikan agar pembangunan pendidikan dapat berkontribusi terhadap peningkatan sumber daya manusia, yaitu : (1) sarana gedung, (2) buku yang memadai dan berkualitas serta (3) guru dan tenaga kependidikan yang professional ( Mulyasa, 2005). Salah satu kompetensi pendidikan yang berperan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan adalah guru dan tenaga kependidikan. Dalam Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan, guru memiliki peran sentral untuk menentukan kualitas lulusan karena merupakan pelaksana utama dalam proses pembelajaran. Tetapi di 1

sisi lain guru itu sendiri dalam dilema permasalahan baik dari sudut kualitas maupun kesejahteraan ( Depdiknas, 2003 ). Sebagai pelaku utama dalam pendidikan, guru yang bersinggungan langsung dengan peserta didik. Sarana dan prasarana merupakan pendukung tercapainya tujuan pendidikan, kurikulum berperan sebagai menu wajib bagi siswa untuk dipelajari sesuai dengan tingkatan dan kompetensinya. Sehingga faktor-faktor tersebut harus berjalan seimbang serta saling menguatkan. Faktor guru apabila dicermati merupakan faktor yang sangat penting dan tidak dapat digantikan oleh apapun, karena guru sebagai subyek pendidik dan merupakan penentu keberhasilan dalam pendidikan itu sendiri. Meskipun sarana dan prasarana sudah lengkap dan canggih, namun apabila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang kompeten dan profesional maka mustahil pendidikan bisa berjalan dengan maksimal. Guru adalah faktor kunci bagi tercapainya pendidikan nasional. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai landasan yuridis untuk peningkatan kualifikasi dan profesional guru, dengan asumsi bahwa guru sebagai profesi yang profesional dengan segala kompetensi yang harus dimiliki yang akan berdampak dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, output maupun outcome. Setiap pendidik dan tenaga kependidikan layaknya memiliki kualifikasi akdemik dan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional melalui pendidikan profesi. Sesuai dengan Permen Diknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, bahwa seorang guru pada sekolah menengah harus memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma IV atau Sarjana ( S1 ) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Guru profesional berarti guru yang memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen 2

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujutkan tujuan pendidikan nasional ( Pasal 28 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 ). Profesionalitas guru tidak sekedar diukur dengan menguasai bidang ilmu, bahan ajar dan metode pembelajaran yang digunakan, tetapi harus memiliki ketrampilan yang tinggi dan wawasan luas terhadap dunia pendidikan serta mampu memahami, memotivasi dan mengoptimalkan potensi anak-anak selaku subyek didik di sekolah. Sebagai bentuk intervensi pemerintah dalam memacu kualitas pendidik pada semua jenjang pendidikan maka Menteri Pendidikan Nasional menetapkan Permen Diknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Dalam melakukan pekerjaan mengajar dan mendidik secara profesional, program sertifikasi guru memberi jaminan terhadap perbaikan kinerja dan kompetensi guru. Tanpa sertifikasi guru akan banyak orang merasa bisa menjadi guru dengan mudah tanpa melalui pendidikan yang disyaratkan. Guru yang mengikuti program sertifikasi diwajibkan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan yang dijadikan barometer mutu, bagi guru yang telah lulus sertifikasi, sehingga merupakan kumpulan guru dengan kualitas tinggi. Kiprah guru bersertifikasi menjadi cerminan bagi guru yang belum bersertifikasi maupun calon-calon guru. Tujuan sertifikasi guru di samping meningkatkan kesejahteraan guru yang terutama adalah untuk meningkatkan kompetensi guru. Guru bersertifikasi harus mempunyai kapasitas pengetahuan, sikap dan keterampilan mengajar yang lebih baik dari pada guru yang belum bersertifikasi, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada peserta didik, lebih mencintai profesinya dan pada tujuan akhir prestasi belajar siswa meningkat. Akan tetapi ada pihak-pihak yang meragukan program sertifikasi guru. Program sertifikasi guru yang dilakukan melalui jalur 3

portopolio, diklat dan pendidikan profesi tidak mampu menjadi penjaring kualitas guru sehingga guru-guru yang telah lulus sertifikasi belum bisa memberi gambaran guru yang bermutu. Di lain pihak guru yang telah lulus sertifikasi dan telah menerima tunjangan belum bisa menampakkan perbaikan kinerjanya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dijelaskan bahwa Standar Kompetensi dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu : (1) kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik; (2) kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik; (3) kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam; (4) kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua siswa, dan masyarakat sekitar. Hasil penelitian tim PGRI Jawa Tengah yang diungkapkan dalam seminar Hasil Penelitian Kinerja Guru yang Telah Lulus Sertifikasi Guru dalam Jabatan di Aula PGRI Jawa Tengah, menyatakan bahwa selain meningkatkan profesionalitas guru dalam mengajar, sertifikasi pendidik secara signifikan juga meningkatkan kesejahteraan, martabat, dan kompetensi pedagogik guru. ( Suara Merdeka, 2011). Hasil penelitian tentang sertifikasi guru, kinerja dan kompetensi profesional guru telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Antara lain penelitian Mulyono, Rambat dan Suhono (2008), yang mengambil judul Dampak Sertifikasi Terhadap Kinerja Guru di SMPN 1 Kota Lubuklinggau, dengan hasil penelitian menyatakan bahwa 4

dampak sertifikasi terhadap kinerja guru belum mengalami perubahan yang berarti (http://etd.eprints.ums.ac.id). Demikian pula penelitian Koswara (2009) yang berjudul Studi Dampak Program Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Profesional dan Mutu Pendidikan di Jawa Barat, dengan populasi penelitian adalah guruguru SMP, hasil penelitian menyatakan bahwa mutu pembelajaran tidak dipengaruhi secara langsung oleh sertifikasi guru, tetapi banyak dipengaruhi oleh profesionalisme guru. Lain halnya dengan hasil penelitian Lestari (2010), yang berjudul Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru MTs N Mlinjo Trucuk Klaten 2010, menunjukkan hasil bahwa sertifikasi guru berpengaruh terhadap kinerja guru. Sedangkan penelitian Hendarto (2010), yang berjudul Pengaruh Persepsi Sertifikasi Guru Dan Kompetensi Guru Terhadap Motivasi Kerja Pada SMAN 2 Surakarta 2010, menemukan hasil adanya pengaruh persepsi sertifikasi guru terhadap motivasi kerja guru. Hasil penelitian tersebut dikuatkan oleh penelitian Lisnurrochatun (2011), yang berjudul Persepsi Guru Belum Bersertifikasi Terhadap Kompetensi Guru Bersertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Temanggung, menyatakan bahwa guru-guru bersertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Temanggung memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial tinggi. Hasil penelitian di atas terdapat kontradiksi yaitu penelitian yang dilaksanakan dibeberapa SMP menyatakan, bahwa sertifikasi guru belum berdampak pada peningkatan kinerja. Sedangkan hasil penelitian yang dilaksanakan di MTs, SMAN dan di SMKN menunjukkan hasil bahwa guru-guru yang bersertifikasi memiliki motivasi dan kompetensi kerja yang tinggi. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan objek penelitian di SMP Wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. 5

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apa persepsi guru yang belum sertifikasi terhadap kompetensi guru yang sudah sertifikasi di SMP Wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Menganalisis persepsi guru yang belum bersertifikasi terhadap kompetensi guru yang bersertifikasi di SMP Wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembang ilmu dan pengetahuan terutama kualitas di bidang psikologi kognitif guru serta meningkatnya kompetensi guru yang telah sertifikasi. b. Bagi para peneliti, penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi bagi para guru agar meningkatkan kompetensinya sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme. b. Sebagai bahan masukan bagi para guru yang bersertifikasi dan kepala sekolah bahwa dengan adanya persepsi dari orang 6

lain/guru yang belum sertifikasi, maka guru sertifikasi harus mampu menciptakan kompetensi guru yang profesional. 7