BAB V KONSEP PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SKEMA DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI PENDAHULUAN 1

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

Bab V Konsep Perancangan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan


Structure As Aesthetics of sport

BAB VI HASIL PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP. Tabel Pemintakatan Tapak No Zona Nama Bangunan Besaran (%) 1 Publik Bangunan Utama Pedodonti Area parkir

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Banyak Kota batu, merupakan perancangan kawasan wisata yang memiliki dua

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. menggunakan konsep Blend With Nature. Pemilihan konsep blend with nature

Hotel Resort Di Gunungkidul

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

BAB VI HASIL PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro yang diambil adalah pusat wisata spa sebagai alternatif destinasi relaksasi keluarga yang terletak di pusat kota dengan pemandangan alam. Fasilitas spa ini tidak hanya menanamkan aspek relaksasi namun juga rekreasi, sehingga dapat dinikmati oleh anak-anak. Pemilihan site juga termasuk ke dalam konsep makro yang ingin dicapai, yaitu dengan memilih lokasi yang tidak jauh dari pusat kota, memiliki aksesibilitas yang mudah dengan sarana dan prasarana yang lengkap, serta memiliki pemandangan alam sebagai elemen pendukung relaksasi. Kriteria-kriteria site tersebut dimiliki oleh kawasan Sentul dan menjadikannya site yang sangat potensial baik, dari segi sumber daya maupun bisnis. Fasilitas untuk menunjang konsep relaksasi dan rekreasi terdiri dari children playground, restaurant, hydrotherapy pool, private treatment cottage, dll. Konsep makro relaksasi dan rekreasi tersebut juga akan diaplikasikan pada elemen desain yang lainnya, seperti konsep sirkulasi, konsep pencapaian, konsep orientasi, dll. Gambar 5.1 Konsep Makro 80

B. Konsep Tata Ruang Luar Konsep tata ruang luar meliputi pencapaian serta orientasi dan tata massa bangunan. Berikut penjabarannya. 1. Pencapaian Gambar 5.2 Konsep Pencapaian Konsep pencapaian menuju bangunan berdasarkan hasil penilaian alternatif yang dipilih yaitu dengan melibatkan area danau. Pencapaian dari area parkir menuju ke area lobby melalui waterfront park di tepi danau, kemudian khusus untuk pengunjung spa kelas menengah menggunakan transportasi air, yaitu perahu, yang akan mengantarkan pengunjung ke cottage spa. Sedangkan pencapaian pengunjung spa kelas eksklusif dipisahkan yaitu menuju area parker selatan dan langsung masuk ke area spa eksklusif. 2. Orientasi dan tata massa bangunan Orientasi bangunan mengutamakan menghadap ke area danau. pada bangunan public dan semi privat yang berada di tepi danau menghadap ke arah danau untuk mendapatkan pemandangan area danau. Pada bangunan cottage yang memiliki tingkat privasi yang tinggi, orientasi bangunan menghadap ke arah timur, agar tidak terganggu 81

oleh aktivitas publik di area seberang. Vegetasi di sepanjang sisi site yang berdekatan dengan jalan juga diperbanyak untuk membatasi pandangan dari luar ke dalam site maupun sebaliknya, serta untuk memfilter kebisingan dari area jalan. Tata massa untuk bangunan cottage adalah berupa cluster privat. Gambar 5.3 Konsep Orientasi dan Tata Massa Bangunan 3. Tata Parkir Gambar 5.4 Konsep Tata Parkir Umum Gambar 5.5 Konsep Tata Parkir VIP 82

Tata parkir yang sesuai dengan kondisi site dan kapasitas yang harus ditampung, yaitu dengan menggunakan bentuk memanjang sejajar dengan tepi danau dan penyusunan kendaraan secara seri. Tata parkir dan sirkulasi antara kendaraan jenis motor dengan mobil dipisahkan serta alur sirkulasi kendaraan dibuat searah sehingga akan mempermudah keluar masuk kendaraan di area parkir. Area parkir di spa eksklusif tidak begitu banyak yaitu hanya 8 mobil, dan tidak tersedia area parkir motor. C. Konsep Tata Ruang Dalam Pembahasan pada subbab konsep tata ruang dalam terdiri dari zonasi ruang dalam dan sirkulasi ruang. Berikut penjabarannya. 1. Zonasi Ruang Dalam Berdasarkan fungsinya, bangunan dibedakan menjadi 2 tipe massa, yaitu bangunan di tepi danau serta spa cottage di tengah danau. Berikut merupakan pembagian ruang secara horizontal dan vertical dari kedua tipe massa bangunan. Lantai 1 Lantai 2 Gambar 5.6 Konsep Zonasi Ruang Dalam Bangunan Tepi Danau 83

Gambar 5.7 Potongan Cottage dan Bangunan Tepi Danau Gambar 5.8 Konsep Zonasi Ruang Dalam Spa Cottage 2. Sirkulasi Ruang Skema 5.1 Konsep Sirkulasi Ruang Konsep sirkulasi ruang dari area parkir hingga restaurant terlihat dari skema di atas. Sirkulasi tersebut juga menunjukkan alur kegiatan yang berlangsung. Terdapat pembagian area perawatan spa antara spa komunal yang dilakukan di zona semi privat di tepi danau, serta spa menengah yang dilakukan di spa cottage dan hanya diakses oleh 84

pihak yag berkepentingan dan sangat terjaga privasinya. Pada skema tersebut juga menunjukkan tamu anak-anak tidak memasuki area perawatan spa karena sebelumnya terdapat children playground. Seluruh rangkaian kegiatan relaksasi ditutup dengan menikmati hidangan dan pemandangan di lakeside restaurant bersama keluarga. Sedangkan skema 5.1 merupakan alur sirkulasi ruang pada spa kelas eksklusif. Skema 5.2 Konsep Sirkulasi Ruang Eksklusif D. Konsep Program Ruang Berikut ini adalah konsep program ruang, ruang berwarna merah muda menunjukkan ruang bersifat publik, ruang berwana hijau menunjukkan ruang bersifat privat, sedangkan ruang berwarna jingga menunjukkan ruang bersifat semi privat. Skema 5.3 Konsep Program Ruang Lantai Dasar Konsep program ruang pada lantai dasar seperti skema di atas. Dari area parkir menuju lobby dengan melewati waterfront park. Kemudian lobby sebagai pusat kegiatan awal pengunjung, kemudian terpecah ke beberapa ruang sesuai dengan kebutuhan pengunjung. 85

Konsep program ruang pada lantai atas seperti pada skema tersebut. Akses menuju tangga kemudian ke selasar. Selasar berfungsi sebagai ruang transisi ke area karyawan maupun ke area pengunjung. Skema 5.4 Konsep Program Ruang Lantai 2 Skema 5.5 Konsep Program Ruang Cottage Konsep program ruang pada spa cottage yang sifatnya privat seperti pada skema di atas. Kamar perawatan berada di tengah dan memiliki akses ke seluruh ruang di dalam cottage tersebut. Sedangkan skema 5.4 merupakan program ruang pada area spa kelas eksklusif. Skema 5.6 Konsep Program Ruang Area Spa Eksklusif 86

E. Utilitas Bangunan Utilitas pada bangunan spa ini dengan tipologi resort dengan jumlah lantai paling banyak dua tingkat, terdiri dari skema distribusi listrik, skema air bersih, dan skema air kotor. Berikut merupakan skema masing-masing distribusinya. Jaringan Listrik Jaringan listrik pada bangunan spa ini bersumber dari PLN. Memiliki dua buah gardu trafo yang berisi panel induk dan sub panel induk. Gardu 1 mengalirkan listrik ke bangunan tepi danau dan sebagian cottage, sedangkan gardu 2 mengalirkan listrik ke sebagian lain dari cottage. Berikut adalah skema distribusinya serta ilustrasi pada site. Skema 5.7 Alur Distribusi Listrik Sumber : analisis penulis Gb 5.9 Ilustrasi Distribusi Listrik Sumber : analisis penulis Jaringan Air Bersih Distribusi jaringan air bersih untuk mencukupi kebutuhan air di kamar mandi, bath tub, dapur, dan hydrotherapy pool ditunjang oleh penyediaan tandon air. Terdapat 87

dua buah tandon air yang bersumber dari PDAM, yaitu tandon air untuk bangunan tepi danau dan sebagian cottage serta tandon air untuk sebagian lain spa cottage. Berikut skema ditrsibusi dan ilustrasinya. Skema 5.8 Alur Distribusi Air Bersih Gambar 5.10 Ilustrasi Distribusi Air Bersih Jaringan Air Kotor Jaringan air kotor dibedakan menjadi dua bagian, yaitu jaringan untuk bangunan tepi danau dan jaringan untuk spa cottage. Masing-masing memiliki sumur resapan, sentic tank, dan bak control yang terpisah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan maintenance. Berikut skema distribusi dan ilustrasinya. Skema 5.9 Alur Distribusi Air Kotor 88

Gambar 5.11 Ilustrasi Distribusi Air Kotor F. Konsep Eksterior Bangunan Konsep eksterior terbagi menjadi dua tipe bangunan, yaitu bangunan tepi danau dan spa cottage. Bangunan tepi danau terdiri dari zona lobby, restaurant, children playground, kantor, dan ruang pendukungnya. Bangunan tepi danau memiliki fungsi majemuk, oleh karena itu bangunan ini merupakan bangunan yang paling luas dengan dua lantai. Pada bagian depan bangunan tepi danau dibuat semacam dek kayu sebagai dermaga getek atau perahu kecil yang digunakan sebagai transportasi tamu spa eksklusif menuju spa cottage. Setiap cottage hanya untuk satu pengunjung saja. Eksterior bangunan juga mengadopsi beberapa aspek pada rumah adat sunda yang kontekstual dengan site yang berada di Jawa Barat, namun diberi sentuhan modern dengan penggunaan teknologi bangunan kekinian. Aplikasi ethnic tersebut secara eksterior terdapat pada bentuk bangunan yang panggung, penggunaan material kayu, dan jenis atap khas rumah sunda. Selain itu juga dilakukan permainan solid-void pada fasad bangunan, tujuannya untuk memaksimalkan view dan sirkulasi udara segar di dalam bangunan. Solusi desain pada bangunan yang memerlukan ruang terbuka namun tetap terjaga privasinya dan jauh dari kebisingan, seperti pada area bath tub di spa cottage, yaitu dengan 89

mengatur orientasi bukaan agar tidak terlihat oleh orang lain, penggunaan sekat, dan penggunaan kaca satu arah. Konsep hydrotherapy pool dibuat unik, yaitu semi-outdoor pool, dimana tamu dibuat seolah-olah berendam di dalam danau. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep eksterior bangunan adalah ethnic modern. G. Konsep Interior Bangunan Konsep interior bangunan adalah nature reflection,dengan mengutamakan ambience meditasi, terutama pada zona spa cottage. Nature reflection merupakan sebuah pemikiran untuk membuat interior bangunan menjadi pencerminan alam. Hal tersebut diwujudkan dalam hal penggunaan material alam pada interior bangunan, pemaksimalan potensi pemandangan alam di sekitarnya, dll. Nature reflection ini diharapkan akan mampu meningkatkan aura relaksasi di dalam bangunan, sebagaimana tujuan utama terapi spa. Dari segi penggunaan warna pada interior bangunan, berdasarkan hasil penilaian pada analisis pengaruh warna untuk psikologis ruang, warna-warna yang digunakan yaitu: Biru yang akan menstimulasi pikiran menjadi lebih jernih, menenangkan pikiran dan metal, serta meningkatkan konsentrasi, hijau yang penuh ketenangan, harmonis, keseimbangan, kedamaian, dan kepedulian pada lingkungan, ungu yang melambangkan spiritual, dan coklat yang melambangkan keseriusan, kehangatan, dan alam. H. Konsep Pemanfaatan Elemen Air Elemen air, dimanfaatkan ke dalam dua jenis pemanfaatan, yaitu soundscape dan landscape. Pemanfaatan elemen air secara fisik pada desain spa ini akan bekerja sebagai pengendali thermal pada lingkungan sekitarnya. Energi yang berasal dari panas matahari mengubah fase cairan menjadi uap air sehingga suhu udara pada bangunan di sekitarnya 90

menjadi lebih dingin. Selain itu, air dari danau akan dipompa dan disaring menuju lansekap sekitar bangunan sebagai sumber pengairan pada lansekap tersebut. Aspek air danau juga dilibatkan dalam aksesibilitas menuju bangunan, yaitu dengan menggunakan transporasi air. Selain fungsi fisik, elemen air yang diletakkan di antara cluster spa cottage akan membuat permukaan lansekap menjadi lebih luas meskipun sekelilingnya diapit oleh bangunan. Elemen air pada danau dan pool juga akan memperkuat ambience relaksasi dan meditasi yang menjadi konsep bangunan. Pemanfaatan air untuk menghasilkan suara atau soundscape, akan mempengaruhi ambience yang diciptakan. Suara yang dihasilkan oleh air terbagi menjadi 2, yaitu suara yang dihasilkan antara air dengan air adalah suara yang redam dan akan digunakan pada area relaksasi. Sedangkan apabila air bertemu dengan permukaan yang keras akan memperkuat suara dan percikan yang dihasilkan, dan akan digunakan pada area yang sifatnya rekreatif. Gambar 5.12 Aliran Air Bertemu Dengan Pemukaan Air Gambar 5.13 Aliran Air Bertemu Dengan Pemukaan Keras Gambar 5.14 Konsep Permainan Aliran Air Pada Interior 91

I. Konsep Struktur Bangunan Site bangunan berada pada lokasi yang memiliki kontur dan dekat dengan danau, kondisi tersebut menyebabkan site berpotensi mengalami longsor, meskipun kontur di sekelilingnya tidak begitu curam. Untuk itu, bangunan pada site ini akan menggunakan pondasi tiang strauss pile yang berfungsi sebagai paku, untuk meminimalkan pergeseran titik pondasi, serta menggunakan balok sloof pengaku diagonal antar titik pondasi untuk memberikan kekakuan struktur pondasi. Struktur bangunan berbentuk panggung untuk mengantisipasi kenaikan volume air dari danau yang disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi pada kawasan ini. Selain itu juga struktur bangunan panggung mengadopsi rumah adat Sunda. Struktur bangunan panggung pada area public dan semi privat didukung dengan pondasi umpak. Konsep struktur pada cottage berbeda karena letaknya di tengah danau yaitu dengan menggunakan pondasi titik pancang serta konstruksi bangunan panggung dengan akses langsung ke darat. Gambar 5.15 Ilustrasi Detail Pondasi Sumber : https://himawanindarto.wordpress.com/ diakses tanggal 23 Desember 2014 pukul 11.42 mengenai struktur pada bangunan rawan longsor di Semarang 92

Gambar 5.16 Ilustrasi Detail Dermaga dan Jembatan Evakuasi Sumber : http://www.hi-tide.com/products_floating_docks.php diakses tanggal 13 Januari 2015 pukul 11.37 mengenai modul floating docks J. Konsep Tata Lansekap Konsep tata lansekap untuk memasukkan elemen air ke dalam desain sebagai aspek rekreasi yaitu dengan memberikan waterfront park dengan tema taman air di utara bangunan tepi danau, sehingga pengunjung akan melewatinya sebelum mencapai bangunan. Elemen air pada waterfront park dijadikan air mancur dan kolam ikan hias. Sedangkan konsep tata lansekap yang berkaitan dengan vegetasi yaitu dengan memberikan jenis tanaman yang tinggi dan berdaun lebat di sepanjang batas luar sisi yang berdekatan dengan jalan raya. Hal ini untuk membatasi pandangan dari luar ke dalam dan sebalikanya serta untuk menyaring polusi dan kebisingan yang diakibatkan oleh lalu lalang kendaraan bermotor. Gambar 5.17 Konsep Tata Lansekap Gambar 5.18 Konsep Bentuk Kolam Air 93

Gambar 5.19 Konsep Tata Lansekap Untuk Menyaring Kebisingan Waterfront park yang bertema taman air berfungsi sebagai open space yang sifatnya rekreatif. Keterlibatan elemen air pada area ini yaitu dengan memberikan beberapa air mancur dengan klasifikasi jet yang bervariasi, seperti single, spray, aerasi, dan form. Gambar 5.20 Air Mancur Single Jet Gambar 5.21 Air Mancur Spray Jet Gambar 5.22 Air Mancur Aerasi jet Gambar 5.23 Air Mancur Form Jet 94

Gambar 5.24 Taman Air Mancur Sumber : newparkculture.com K. Konsep Evakuasi Konsep jalur evakuasi pada bangunan tepi danau yaitu melalui jalur entrance ke arah waterfront park dan melalui pintu selatan dari area spa komunal menuju ke luar bangunan. Sedangkan konsep jalur evakuasi pada cottage yang berada di tengah danau yaitu melewati jembatan darurat yang ada di bagian utara cottage menuju ke tepi danau. Gambar 5.25 Ilustrasi Jalur Evakuasi 95