II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Koperasi Pengertian Koperasi

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM WARGA SEPAKAT DI CIAMPEA BOGOR JAWA BARAT

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

Koperasi 1

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Koperasi merupakan suatu bentuk kerja sama dalam perekonomian,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Keberhasilan perusahaan bukan semata terletak pada produk

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

Koperasi. By :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORITIS

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN YAMAHA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dalam berbagai bidang dewasa saat ini sangatlah cepat. Hal

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1988 TENTANG PERSETUJUAN ATAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPS PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOPERASI.

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG. PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PUSTAKA ELEKTRONIK YAYASAN ENAMGE UNTUK PRAKTISI MANAJEMEN S.D.M.

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KUWU LIMPAS KECAMATAN PATROL KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DESA LIMPAS NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DESA SAMPANG KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG. PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat serta dalam menciptakan kehidupan perekonomian yang bercirikan

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Pancasila. Secara ideologis nonmatif sumber dari dasar penjabaran

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 2 TAHUN 2007 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi pancasila. Secara ideologis normatif sumber dari dasar penjabaran

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI KARYAWAN SEI GALUH. A. Sejarah Singkat Berdirinya Koperasi Karyawan Sei Galuh

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan yang memiliki daya saing, mengembangkan sistem ekonomi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1.1 Pengertian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

BUPATI BANYUMAS PROVINSIJAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA AGRIBISNIS (KOJA) STA PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS PROPINSI JAWA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 31 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterahkan para anggotanya, bukan mencari profit. 4

KEPALA DESA KETEP KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KETEP NOMOR 4 TAHUN 2016 T E N T A N G BADAN USAHA MILIK DESA DESA KETEP KECAMATAN SAWANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan ekonomi nasionalnya. Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadikan koperasi sebagai soko guru

BAB II RUANG LINGKUP KOPERASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DAN UNDANG-UNDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan ekonomi di Indonesia merupakan sektor yang penting. dibedakan menjadi tiga sektor yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta,

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Berdirinya KPRI Dwija Jaya Singorojo

BAB I PENDAHULUAN. makmur maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

koperasi, dilakukan oleh anggota secara demokratis One man one vote, dalam Rapat Anggota Tahunan koperasi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

Transkripsi:

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin cooperatio yang berarti kerjasama atau bekerjasama. Dalam ilmu ekonomi, koperasi adalah perkumpulan yang memungkinkan beberapa orang dan/atau badan hukum bekerjasama atas dasar sukarela melaksanakan pekerjaan untuk memperbaiki kehidupan anggotanya. Menurut Hatta dalam Ismawan (2001), koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki kehidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Organisasi koperasi dapat menghimpun para pelaku ekonomi rakyat dalam dua aspek. Pertama, secara kolektif menghimpun para pelaku ekonomi rakyat dalam menjual produk-produk yang mereka hasilkan langsung ke konsumen dengan posisi tawar yang menentukan. Kedua, sebagai wadah yang bertanggung jawab dalam membeli kebutuhan para pelaku ekonomi rakyat langsung dari pemasok di sektor modern dengan posisi tawar yang kukuh pula. Seluruh pelaku penindas dan parasit ekonomi dapat disapu bersih melalui organisasi koperasi (Arief,2002). Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa dalam pasal 33 tercantum dasar ekonomi koperasi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan koperasi. 2.1.2 Landasan Koperasi Landasan koperasi Indonesia terdiri dari (Sagimun,1985) : 1. Landasan idiil koperasi Indonesia adalah pancasila 2. Landasan struktural koperasi Indonesia adalah UUD 1945 3. Landasan operasional koperasi adalah a) Pasal 33 UUD 1945 dan penjelasannya 8

b) Undang-undang No.12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoprasian; jo Undang-undang No.25 tahun 1992 c) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi 4. Koperasi harus diberi landasan mental, berupa kesadaran berkoperasi dan harga diri yang tinggi bagi anggota, terutama penguruspengurusnya. 2.1.3 Nilai dan Prinsip Koperasi Mohamad Hatta dalam buku membangun koperasi dan koperasi membangun mengkategorikan tujuh nilai sebagai jiwa koperasi, yakni : 1. Kebenaran untuk menggerakan kepercayaan 2. Keadilan dalam usaha bersama 3. Kebaikan dan kejujuran mencapai perbaikan 4. Tanggung jawab dalam individualitas dan solidaritas 5. Paham yang sehat, cerdas dan tegas 6. Kemauan menolong diri sendiri serta menggerakan keswasembadaan dan otoaktiva 7. Kesetiaan dalam kekeluargaan. Nilai tersebut dalam implementasinya dituangkan dalam tujuh prinsip operasional koperasi secara internal dan eksternal koperasi meliputi : 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka 2. Pengendalian oleh anggota secara demokratis 3. Partisipasi ekonomi anggota 4. Otonomi dan kebebasan 5. Pendidikan, pelatihan dan informasi 6. Kerjasama antar koperasi 7. Kepedulian terhadap komonitas. 2.1.4 Bentuk Koperasi Koperasi dapat berbentuk koperasi primer dan sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang seorang, sekurang-kurangnya 20 orang. Koperasi sekunder adalah koperasi yang beranggotakan sekurang- 9

kurangnya tiga koperasi primer. Tingkat organisasi koperasi berdasarkan tingkat daerah administrasi pemerintah terdiri dari : koperasi primer, pusat koperasi (tingkat kabupaten/kota); koperasi gabungan (tingkat propinsi); dan induk koperasi (tingkat nasional) (UU No. 22 Tahun 1992). 2.1.5 Tujuan Koperasi Menurut (Baswir,1997) tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan kesehteraan ekonomi para anggotanya. Koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya berpegang pada azas dan prinsip-prinsip ideal tertentu, oleh sebab itu kegiatan koperasi diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Lebih dari itu, karena perjuangan koperasi biasanya terjalin dalam satu gerakan tertentu yang bersifat nasional, tidak jarang keberadaan koperasi juga dimaksudkan untuk pembangunan suatu tatanan perekonomian tertentu. Menurut UU No.25 Tahun 1993 pasal 3 tentang koperasi Indonesia, tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan undangundang tersebut dapat diketahui secara jelas bahwa tujuan koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal utama yaitu memajukan kesejahteraan anggotanya, memajukan kesejahteraan masyarakat dan membangun tatanan perekonomian nasional. Berdasarkan tujuannya tersebut, koperasi mendapatkan kedudukan yang terhormat dalam perekonomian Indonesia. Koperasi tidak hanya merupakan satusatunya bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun oleh bangsa, tetapi juga dinyatakan sebagai soko guru perekonomian nasional. 2.1.6 Keanggotaan Berdasarkan undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 17 tentang keanggotaan dijelaskan bahwa anggota koperasi adalah pemilik 10

sekaligus pengguna jasa koperasi. Keberadaan anggota sebagai pemilik berkewajiban memberikan kontribusi, loyalitas dan rasa memiliki pada koperasinya. Anggota sebagai pengguna jasa mempunyai hak untuk memperoleh insentif atau nilai tambah dari koperasinya berdasarkan besarnya kontribusi dan peran serta anggota dalam kegiatan usaha koperasi. 2.2 Organisasi Salah satu syarat bagi koperasi supaya dapat berfungsi sebagai organisasi modern, dinamis dan luwes tanpa kehilangan sifatnya sebagai organisasi demokratis adalah struktur organisasi dan kelengkapan organisasi. Dengan organisasi yang memadai, koperasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerjanya. Susunan organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi, pengurus (terdiri dari ketua, bendahara dan sekretaris), badan pengawas, badan penasehat dan manajer serta staf atau pegawai yang menunjang pelaksanaan kegiatan koperasi. Pengurus, badan pengawas dan manajer merupakan tiga unsur pokok yang berperan dalam mencapai keberhasilan koperasi (Hendrojogi, 1998). Pengurus menentukan garis-garis besar yang akan dikerjakan. Badan pengawas mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kehidupan koperasi termasuk didalamnya organisasi, usaha dan membuat laporan kepada pengurus dan pihak lain. Manajer adalah tenaga khusus yang mempunyai kecakapan dan kemampuan dibidang usaha, diangkat oleh pengurus dengan berpedoman pada keputusan rapat anggota untuk memimpin usaha koperasi dengan mengkoordinir seluruh karyawan yang melaksanakan usaha tersebut. 2.3 Permodalan Seperti dalam semua perusahaan harus ada sumber permodalan. Menurut UU no 12. tahun 1967, sumber permodalan untuk koperasi adalah sebagai berikut: 1. Simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk, besarnya sama 11

untuk semua anggota, tidak dapat diambil selama anggota, menanggung kerugian. 2. Simpanan wajib yaitu simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu tertentu, ikut menanggung kerugian. 3. Simpanan sukarela disepakati berdasarkan perjanijian atau peraturan khusus. Selanjutnya, sumber permodalan boleh berasal dari koperasi lain, bank atau lembaga keuangan lain. Di samping ini, sumber permodalan boleh berasal dari cadangan, yang menurut pasal 41 Undang-undang no.25 tahun 1992, adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Sumber permodalan koperasi harus berasal dari lembaga yang sah dan akan berbeda di setiap koperasi (Wikipedia Indonesia, 2009) 2.4 Konsep Pengembangan Koperasi Menurut (Kusumah, 1997) syarat utama agar koperasi dapat bekerja dengan efisien adalah apabila pengelola atau manajemen usaha koperasi yang bersangkutan juga terlaksana dengan baik, yang didasarkan pada falsafah dari, oleh dan untuk anggota. Prasyarat pesatnya perkembangan organisasi koperasi menurut (Mutis, 1999) adalah: 1. Koperasi harus meluaskan wawasan dalam manajemen dan organisasinya. 2. Koperasi harus diorganisasi dengan baik dan dikelola secara profesional 3. Mempertahankan standar integritas koperasi yang tinggi 4. Penataan orientasi dan kontribusi pelayanan kepada anggota dan masyarakat secara tepat. 2.5 Koperasi Simpan Pinjam Sebagai Lembaga Keuangan Menurut peraturan pemerintah No. 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan usaha simpan pinjam, kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana melalui kegitan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, 12

koperasi lain dan anggotanya. Secara kelembagaan, usaha simpan pinjam koperasi dapat berupa koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam adalah suatu koperasi yang usahanya hanya berupa simpan pinjam. Pada koperasi simpan pinjam, koperasi yang bersangkutan tidak memiliki usaha lain selain simpan pinjam tersebut. Walaupun sesuai dengan esensi dasarnya koperasi simpan pinjam memperoleh simpanan dan memberikan pinjaman dari dan untuk anggotanya, namun dalam prakteknya bisa terjadi perolehan dana koperasi simpan pinjam terutama bukan berasal simpanan anggotanya, melainkan berasal dari pihak lain atau lembaga keuangan lainya. Koperasi simpan pinjam sebagai koperasi yang bergerak dalam usaha simpan pinjam mengemban fungsi dan peran sebagai koperasi dan sekaligus juga sebagai lembaga keuangan. Sebagai lembaga koperasi, koperasi simpan pinjam memiliki fungsi dan peran terutama dalam membangun dan mengembangakan potensi dan kemampuan anggota serta meningkatkan kesejahteran ekonomi dan sosial anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. (Atmajaya, 2002) Koperasi simpan pinjam sebagai salah satu lembaga keuangan berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediary institution) dana dengan menampung simpanan dari penyimpanan dana dan menyalurkan dana kepada penggunan dana. Pemilik dana yang menyimpan atau menampung dananya di koperasi mengharapkan agar koperasi dapat berperan sebagai tempat menampung simpanan dengan aman dan atau sekaligus tempat atau sarana investasi dengan resiko dan pengembalian (return) yang memadai dengan cara prosedur yang mudah. 2.6 Pengembangan Koperasi Pemerintah Negara-negara berkembang menunjang pembentukan organisasi-organisasi koperasi modern dan membentuk lembaga pemerintahan khusus untuk itu (seperti departemen, direktorat, dinas-dinas khusus dan instansi). Lembaga tersebut mendorong pengembangan koperasi yang memperoleh dana dari negara dan swasta untuk membelanjai kegiatan-kegiatannya menjadi organisasi-organisasi (swadaya) koperasi yang berusaha secara efesien dan berorientasi kepada anggota. 13

Banyak koperasi yang didirikan dengan bantuan pemerintah atau lembaga tersebut masih berada dalam tahap awal dalam pengembangan struktural atau organisasinya, belum mampu bertahan sebagai organisasi koperasi swadaya yang otonom tanpa bantuan langsung keuangan dan manajemen dari pemerintah atau lembaga dan bantuan luar negeri. Hal ini disebabkan kurangnya informasi dan pendidikan yang rendah (Partomo dan Abdul, 2004) Perkembangan koperasi juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan internal dan eksternal organisasi. Faktor lingkungan internal koperasi adalah sarana dan sumber daya yang ada dalam koperasi yang secara langsung mempengaruhi perkembangan kemajuan koperasi. Faktor yang mempengaruhi lingkungan internal antara lain organisasi, sumberdaya manusia, unit usaha dan keuangan. Faktor lingkungan eksternal koperasi adalah faktor-faktor luar koperasi yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perkembangan kemajuan koperasi. Faktor-faktor tersebut adalah ekonomi, kebijakan pemerintah, sosial budaya, teknologi dan pesaing. 14

Tabel 2. Hasil Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian Alat analisis 1 2 3 4 5 6 7 Pengaruh pembiayaan koperasi simpan pinjam terhadap perkembangan, pengelolaan dan peningkatan pendapatan usaha anggota koperasi (studi kasus pada KSP Kodanua cabang pembantu bogor di warung jambu, kecamatan bogor utara, kotamadya bogor) penelitian Gini Oktaviar Herlina 2005 Strategi pengembangan koperasi pegawai republik indonesia institute pertanian bogor teko sumodiwirjo penelitian Ahmad Fadhli 2009 Analisis Strategi Pengembangan Kopersi Unit Desa Giri Tani Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor Jawa Barat Skripsi De Aulia Ramadhan 2009 Strategi Pengembangan Koperasi Perikanan Mina jaya Muara Angke Jakarta Utara Skripsi Elsiana Brikmar 2008 Analisis Strategi Pengembangan Usaha Unit Simpan Pinjam Peternakan Skripsi Mia Anggraini 2007 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Anggota Dan Calon Anggota Dalam Memilih Pelayanan Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan Skripsi Nailus Saadah 2008 Manajemen Strategi Pengembangan Koperasi Petani Organik Serikat Petani Indonesia Di Bogor Skripsi Oleh Tri Anggun Junarto 2008 Analisis regresi Linear Berganda Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan terhadap perkembangan, pengelolaan dan pendapatan, Uji Anova (analisis ragam)untuk faktor yang lebih dri satu seperti jenis usaha, lokasi dan lainya Metode deskriptif, analisis kesenjangan, dan SWOT Analisis Matrik IFE-EFE, matrik IE dan analisis SWOT Analisis LR, SR dan Rentabilitas Ratio Analisis Matrik IFE-EFE, matrik IE dan analisis SWOT dan QSPM Analisis Matrik IFE-EFE, matrik IE dan analisis SWOT Analisis deskriptif, analisis faktor dan analisis multiatribut fishbein Analisis Matrik IFE-EFE, matrik IE dan analisis SWOT 15