BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan konsensus kaum muslimin. Ia dinamakan Al Fatihah (pembuka)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad Syatha, Di Kedalaman Samudra Al-Fatihah, Mirqat, Jakarta, 2008, hlm. 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

Membahas Kitab Tafsir

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Bahan penelitian berhadapan langsung dengan (nash) atau data angka dan


UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah,

BAB III METODE PENELITIAN. pustaka baik berupa konsep, teori-teori dan lain-lainnya yang berhubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

BAB I PENDAHULUAN. kebathilan. Untuk mengungkap petunjuk dan penjelasan dari al-qur a>n, telah

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

BAB III METODE PENELITIAN

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan / (Library Research) mencatat serta mengolah bahan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. terkutuk tidak sedikit pun jumlahnya. Tetapi diantara semua itu ada yang

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kalam atau firman Allah SWT, yang di turunkan kepada. Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan suatu ibadah.

MODEL PENELITIAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad kemajuan teknologi komunikasi modern dewasa ini,

BAB V PENUTUP. Dari seluruh apa yang diuraikan terdahulu> dapat di. 1. Metode penafsiran para muffasir (sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. dasar pendidikan menurut Islam. Al-Qur an merupakan petunjuk bagi umat

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan Logos yang artinya ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

Mukadimah. Pengkajian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB III METODE PENELITIAN. Taylor sebagaimana dikutip oleh Moeloeng mendefinisikan metodologi

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB 1 PENDAHULUAN. Periklanan sesungguhnya sama tuanya dengan peradaban manusia itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, sehingga tidak berlebihan, jika Alquran diibaratkan sebagai lautan

BAB III METODE PENELITIAN. perspektif Al-Qur an ini termasuk penelitian kepustakaan (library research).

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1976, hlm Jakarta, 1997, hlm. 5. Utama, Jakarta, 2011, hlm. 1496

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas

BAB IV ANALISIS RISIKO KUFUR NIKMAT

IMPLEMENTASI METODE MUWAHHADAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAH AL-QUR'AN (Studi Kasus di SMP Al-Hikmah Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) ", 25

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

Minggu 1 DPQS TAFSIR AL-QURAN 1

Oleh: Rokhmat S Labib, M.E.I.

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

BAB I PENDAHULUAN. Hidup tenteram, damai, tertib serta berkeadilan merupakan dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB III METODE PENELITIAN. pelaporan data-data penelitian secara sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al Fatihah merupakan surah mulia yang terdiri dari tujuh ayat berdasarkan konsensus kaum muslimin. Ia dinamakan Al Fatihah (pembuka) karena kedudukannya sebagai pembuka semua surah yang terdapat dalam Al Quran. Ia diletakkan pada lembaran awal untuk menyesuaikan urutan surah dan bukan berdasarkan urutan turunnya. Walaupun ia hanya terdiri dari beberapa ayat dan sangat singkat namun ia telah menginterpretasikan makna dan kandungan Al Quran secara komprehensif. Al Fatihah juga mengandung dasar-dasar Islam yang disebutkan secara global, pokok dan cabang agama, akidah, ibadah, tasyri, keyakinan akan hari akhir, iman kepada sifat-sifat Allah, menunggalkan Allah dalam hal beribadah, memohon pertolongan, berdoa, meminta hidayah untuk berpegang teguh kepada agama yang benar dan jalan yang tidak menyimpang, diteguhkan dan dikokohkan untuk senanatiasa berada di atas jalan iman dan manhaj orang-orang yang shaleh, memohon perlindungan agar terhindar dari jalan orang-orang yang sesat. 1 Didalam ayat yang terakhir dari surat Al Fatihah menunjukkan ada tiga golongan manusia. pertama, manusia yang diberi nikmat (al- 2008),1-2. 1 Muhammad Syatha, Di Kedalaman Samudra Al-Fatihah, (Jakarta : Mirqat, 1

mun am alaihim). Kedua, manusia yang dimurkai (al maghdlūb alaihim). Ketiga, manusia yang sesat (al dlāllīn). Orang-orang yang dimurkai sebenarnya termasuk sesat juga. Sebab, saat mencampakkan kebenaran, mereka telah berpaling dari tujuan yang benar dan menghadap ke arah yang keliru.mereka tidak akan sampai pada tujuan yang diinginkan dan tidak akan pernah mendapatkan untuk memperoleh yang dikehendaki. Era globalisasi telah memberikan dampak besar terhadap manusia. Pergeseran nilai, cara pandang, sikap dan prilaku manusia tampak cenderung kepada hal-hal yang negatif dan jauh dari ajaran Al Quran dan al-sunnah. Dinamika kehidupan yang berat, kekacauan sistem sosial dan ketidakpastian nilai-nilai yang ditawarkan oleh kapitalisme dan liberalisme menyebabkan orang-orang dengan kecenderungan psikiatrik menempuh kehidupan yang sesat dan menyesatkan tanpa disadarinya. Pendangkalan akidah umat Islam terus disodorkan oleh kalangan yang tak suka dengan berkembangnya Islam. Mereka misalnya, membuat orang mulai tidak percaya sepenuhnya pada Al Quran. Ada pula yang sengaja melakukan gerakan inkarus sunnah, mengingkari kebenaran Hadis. Hal ini menjadi musibah paling tragis yang menimpa umat Islam dewasa ini yakni tidak benarnya keimanan kepada agamanya. Allah mengajarkan kepada kita agar memohon ditunjukkan pada jalan orang-orang yang telah mendapatkan nikmatnya karena menaati batasbatas nya. Kitapun diajari untuk meminta kepadanya agar pikiran dan amal kita diluruskan dengan memahami petunjuknya. Kita diajari agar dijauhkan 2

dari jalan orang yang mendapatkan siksa Allah karena melanggar syariatnya, baik karena sengaja dan menolak maupun karena keliru dan bodoh. Apabila suatu umat telah tersesat dari jalan yang lurus dan memainkan kebatilan dengan hawa nafsunya, akhlak mereka akan rusak dan amal mereka akan sakit. Mereka akan terjerumus pada kesengsaraan yang sebelumnya dianggap mustahil. Azab atas mereka akan didahulukan di dunia, sekalipun diakhirat mereka akan tetap mendapatkannya. Apabila kesesatan terus menerus dilakukan, pasti kehancuran akan tiba dan mengenyahkan keberadaan mereka. Munculnya kelemahan dan turunnya bencana terhadap suatu umat adalah pertanda murka Allah SWT akibat mereka telah membuatbuat keyakinan dan tindakan yang tidak mengikuti sunnah-nya. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis ingin mengetahui lebih jauh dan membahas tentang makna dan penafsiran al-maghdlūb dan al-dlāllīn (orang-orang yang dimurkai oleh Allah dan orang-orang yang sesat) dalam konsep ajaran agama yang tercantum dalam ayat yang terakhir dari surat Al Fatihah yang menjadi induk dari Al Quran. t Ïj9!$ Ò9$# Ÿω uρ óοîγø n= tæ ÅUθàÒøóyϑø9$# Î ö xî öνîγø n= tã Môϑ yè Ρr& t Ï%!$# Þ u ÅÀ (Yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. 2 Tentang siapakah al-maghdlūbi alaihim dan al-dlāllīn ayat ini tidak menjelaskannya. Sementara dalam beberapa literatur Hadis Nabi SAW. Aksara, 2006 ). 2 Departemen Agama RI., Al-Qur an dan Terjemahannya, (Jakarta : Pena Pundi 3

menyatakan bahwa al-maghdlūbi alaihim adalah orang-orang Yahudi dan aldlāllīn adalah orang-orang Nasrani. Mengapa Nabi menyatakan almaghdlūbi alaihim adalah orang-orang Yahudi dan al-dlāllīn adalah orangorang Nasrani. Hal itu membutuhkan penafsiran sekali lagi, penjelasan Nabi Muhammad tentang arti penggalan ayat di atas hanya sekedar sebagai contoh konkret yang beliau angkat dari masyarakat beliau. Mereka adalah orangorang yang wajar mendapat siksa atau ancaman siksa tuhan karena perbuatanperbuatannya. Sehingga dalam menafsirkannya pun para ahli tafsir memperluas pengertian dan terdapat perbedaan penafsiran di dalamnya. B. Batasan Masalah. Untuk menentukan suatu masalah dan menghindari luasnya pembahasan yang terlalu jauh keluar dari garis yang ditetapkan, maka perlu ada pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam skripsi ini hanya terkait pada penjelasan mengenai makna al-maghdlūb dan al-dlāllīn dalam surat Al Fatihah ayat yang terakhir. dengan memberikan penjelasan dari penafsiran para mufassir-mufassir diantaranya: Ibnu Katsir dalam kitab tafsir Al Quran Al Adlim, Hamka dalam kitab Tafsir Al Azhar, Quraish Shihab tafsir Al Misbah. 4

C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian dari al-maghdlūb dan al-dlāllīn secara umum? 2. Bagaimana pandangan ulama tafsir tentang kandungan makna almaghdlūb dalam surat Al Fatihah ayat7? 3. Bagaimana pandangan ulama tafsir tentang kandungan makna al-dlāllīn dalam surat Al Fatihah ayat 7? D. Penegasan Judul Agar terhindar dari kesalah pahaman dan untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, ada beberapa kata kunci yang harus diperjelas. Makna : Arti, maksud, dan pengertian yang diberikan kepada suatu kebahasaan. Makna bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang secara aktual dihubungkan dengan lambang oleh hubungan yang telah dipilih, atau tafsiran atas suatu lambang. 3 Al-Maghdlūb : Orang-orang yang mendapat murka dari Allah. 4 Al-Dlallīn : Orang-orang yang tersesat dari jalan kebenaran. 5 E. Tujuan Yang Ingin Dicapai 1. Untuk mengetahui pengertian dari al-maghdlūb dan al-dāllīn secara umum. 3 Mansoer Padeta, semantik leksikal, (Jakarta : PT. Rineke Cipta, 2001), 83-84. 4 http://arabquran.blogspot.com/2007_08_01_archive.html - 87k - 5 Ibid. 5

2. Untuk mengetahui pandangan ulama tafsir tentang kandungan makna almaghdlūb dalam surat al-fatihah ayat 7. 3. Untuk mengetahui pandangan ulama tafsir tentang kandungan makna aldlāllīn dalam surat al-fatihah ayat 7. F. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis penelitian ini akan menambah khazanah keilmuan yang berkaitan dengan penafsiran ajaran Al Quran khususnya tentang penafsiran al-maghdlūb dan al-dhāllīn dalam surat Al Fatihah. 2. Secara praktis hasil penelitian ini di harapkan menjadi motivator kepada siapa saja khususnya pembaca agar mengetahui sekaligus memahami penafsiran ayat tentang al-maghdlūb dan al-dlāllīn dalam surat Al Fatihah. 3. Menambah kesadaran diri untuk selalu mendekatkan diri dan meminta pertolongan agar selalu di beri petunjuk dan dihindarkan diri dari orangorang yang dimurkai dan orang-orang yang tersesat. G. Telaah Pustaka Begitu mulianya surat Al Fatihah, sehingga banyak sekali penafsiran maupun karya ilmiah yang membahas tentang makna dan kandungan surat Al Fatihah. Akan tetapi dalam skripsi ini penulis lebih menfokuskan bahasan hanya pada makna al maghdlūb dan al dlāllīn dengan memberikan penjelasan dari penafsiran para mufassir-mufassir diantaranya: Ibnu Katsir, Hamka, Quraish Shihab, dan dari penafsiran-penafsiran tersebut penulis mencoba 6

menganalisa bagaimana makna al maghdlūb dan al dlāllīn dalam konteks kekinian. Sehingga penulis yakin bahwa karya ilmiah ini berbeda dengan karya ilmiah lainnya yang membahas tentang al maghdlūb dan al dlālīn. Dan sepengetahuan penulis belum ada skripsi yang secara rinci hanya membahas tentang: MAKNA AL-MAGHDLŪB DAN AL- DLĀLLĪN (Kajian Analisis Tafsir Al Fatihah Ayat 7). H. Metodologi Penelitian. 1. Jenis penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang berkaitan dengan metode pengumpulan data, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian tersebut. 6 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan analitis. Metode deskriptif ini digunakan untuk menghimpun dan menggambarkan data mengenai makna dan penafsiran al-maghdlūb dan al-dlālīn dalam Al Fatihah ayat 7, dan menyusunnya secara sistematik. Analitis digunakan untuk menganalisa dengan cermat, dan menyimpulkannya. Berikut ini adalah penjelasan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini : 1. Metode tahlili (analitis) a. Definisi metode tahlili (analitis) 2004), 3. 6 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 7

Metode tahlili (analitis) ialah menafsirkan ayat-ayat Al Quran dengan memaparkan segala aspek yang terkandung dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu, serta menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufasir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut. b. Ruang lingkup metode tahlili ( analitis) Metode tahlili terbagi ke dalam dua bagian, yaitu : 1) Bentuk Al-Matsur 2) Bentuk Al-Ra yu c. Kelebihan metode tahlili (analitis) Metode tahlili (analitis) memiliki kelebihan, diantaranya adalah : 1) Ruang lingkup yang luas, hal ini bisa dilihat dari bentuknya yang bisa digunakan dalam bentuk ma tsur dan ra yi. Bahkan bentuk ini bisa dikembangkan lagi ke berbagai corak penafsiran sesuai keahlian dan kecenderungan mufasir itu sendiri. 2) Memuat berbagai ide, keluasan cakupan dan kompleksitas corak penafsiran bisa memunculkan ide-ide penafsiran yang baru dan segar. 7 7 Nasruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur an ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), 31. 8

d. Kekurangan metode tahlili (analitis) 1) Menjadikan petunjuk Al Quran parsial. 2) Melahirkan penafsiran subjektif. 3) Memudahkan masuknya cerita Israiiyyat. 8 2. Langkah-langkah penelitian metode tahlili (analitis) Adapun prosedur penelitian pada tema ini adalah : a. Menghimpun ayat-ayat yang akan diteliti beserta terjemahannya. b. Menguraikan pengertian kosakata dan konotasi kalimatnya. c. Menguraikan latar belakang turunnya ayat. d. Menguraikan kaitan ayat yang diteliti dengan ayat sebelumnya atau sesudahnya. e. Menguraikan penafsiran dan pendapat-pendapat yang disampaikan baik dari nabi, sahabat, tabi in, dan ahli tafsir lainnya. 9 3. Sumber data 8 Ibid,. 55-60. 9 Ibid., 31. 9

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk paper. Paper adalah sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf. Artinya, dokumen atau literatur yang berupa karya ilmiah, baik buku, makalah, artikel, dan lain-lain. 10 Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari kitab-kitab tafsir klasik maupun kontemporer dan buku-buku atau literatur lain yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Adapun sumber data dalam penelitian ini, terdiri dari dari dua jenis, yaitu : a. Sumber data primer Sumber data primer adalah referensi pokok dalam melakukan penelitian mengenai makna al maghdlūb dan al dāllīn dalam surat Al-Fatihah. Adapun sumber data primer adalah sebagai berikut : 1) Al Qur an Al-Karim, Cetakan DEPAG RI. 2) Tafir Al Quranul Adhim, karya Ibnu Kastir. 3) Tafsir Al-Misbah, karya Prof. Dr. Quraish Syihab. 4) Tafsir Al-Azhar, karya Prof DR. Hamka. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder diperlukan untuk menambah wawasan dalam melakukan penelitian mengenai makna al-maghdlūb dan aldhāllīn. Adapun sumber data sekunder ialah : 35. 10 Heri Jauhari, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Bandung : Pustaka Setia, 2008), 10

1) Tafsir Al-Fatihah (menemukan hakikat ibadah), karya Muhammad Rasyid Ridha 2) Di Kedalaman Samudra Al Fatihah, karya Syeikh Sayyid Muhammad Syatha. 3) Islam Diantara Kelompok-Kelompok Sesat, karya Ainul Heri Abbas M.A. 4) Samudera Al Fatihah, karya Bey Arifin. 5) Metodologi Penafsiran Al Qur an, karya Dr. Nasruddin Baidan 4. Tekhnik Pengumpulan Data Pada penelitian ini digunakan metode dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Dokumentasi, asal katanya documen yang berarti barang-barang tertulis. 11 Sehingga dalam proses penelitian ini akan diselidiki benda-benda tertulis, seperti kitab-kitab klasik Islam, buku-buku, dan catatan-catatan lainnya yang berkaitan dengan makna al-maghdlūb dan al-dhāllīn dalam surat al-fatihah ayat 7. 5. Teknik Analisis Data Untuk memberi gambaran yang lebih luas dalam rangka membahas skipsi ini, diperlukan metode-metode, yaitu: a. Metode deduktif. 11 Fadjrul Hakam Chozin, Cara Mudah Menulis Karya Ilmiah (Surabaya : Alpha, 1997), 66. 11

Metode deduktif adalah suatu cara atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal yang bersifat umum, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. 12 Metode ini dimaksudkan agar mendapatkan suatu kesimpulan yang khusus tentang makna al-maghdlūb dan al-dlāllīn dalam surat Al Fatihah. b. Metode induktif. Metode induktif adalah suatu cara atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal atau masalah yang bersifat khusus, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. 13 c. Teknik analisis isi (content analysis). Dalam menganalisis data, digunakan analisis isi (content analysis). Analisis isi adalah setiap prosedur sistematis yang dirancang untuk mengkaji isi informasi terekam. Analisis isi disini dimaksudkan melakukan analisis terhadap makna yang terkandung dalam masalah yang hendak dibahas. Metode penelitian content analisis, biasanya digunakan dalam penelitian yang bersifat normatif. Umpamanya penelitian mengenai teks Al Quran dari pemikiran ulama didalam berbagai kitab fiqh dapat menggunakan metode ini. 14 12 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 1991), 42. 13 Ibid., 63 14 Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian Skripsi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001), 60. 12

I. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah penelitian ini, maka sistematika pembahasan dalam proposal skripsi ini adalah : 1. BAB I : Adalah pendahuluan yang terdiri dari: Latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, landasan teori, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan. 2. BAB II : Tinjauan umum tentang makna al maghdlūb dan al dlāllīn. 3. BAB III : Adalah penyajian data penelitian makna al maghdlūb dan al dlāllīn dalam surat Al Fatihah serta analisisnya. 4. BAB IV : Penutup yang terdiri dari kesimpulan hasil penelitian, saran, dan daftar pustaka. 13