BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR UNGKAPAN TERIMA KASIH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. mengembangkan kematangan karir siswa SMA disajikan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DAFTAR ISI. LEMBAR PERNYATAAN... i

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia, di

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menimbulkan banyak masalah bila manusia tidak mampu mengambil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan pribadi sosial dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang bimbingan belajar berbasis teknik mind map untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini diuraikan sejumlah kesimpulan penelitian sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. ketiga merupakan hasil temuan dalam penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan karir untuk mengembangkan selfefficacy

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elsa Sylvia Rosa, 2014

DATA PEMINATAN PESERTA DIDIK KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait dan berkepentingan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup ini

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. suatu sekolah dikatakan berhasil jika ia mendapatkan nilai yang bagus dan

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Umi Rahayu Fitriyanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembentukan konsep diri anak menurut (Burns, 1993). bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sementara rekomendasi hasil penelitian difokuskan pada upaya sosialisasi hasil

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

tingkat Lanjutan Pertama. Asumsi pengembangan program bimbingan yang

Upaya Guru Bimbingan Dan Konseling Mempersiapkan Peserta Didik Dalam Memilih Sekolah Lanjutan Di Smp Negeri Kota Padang

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

ASESMEN DALAM BK PPT 3 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja cenderung mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

PREDIKSI SOAL UJI KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING 2015

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V ini dipaparkan hal-hal yang berkenaan dengan simpulan dan rekomendasi penelitian. Simpulan penelitian dikemukakan secara sistematis sesuai dengan pertanyaan penelitian, sedangkan rekomendasi hasil penelitian diberikan untuk perbaikan mutu pendidikan dan penelitian lanjutan. A. Simpulan Perencanaan karir siswa SMA sebagai bagian dari perkembangan karir di sepanjang rentang kehidupannya terintegrasi dalam setiap peran, setting dan kejadian dalam kehidupan dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Selain faktor yang ada dalam diri siswa, ada beberapa faktor di luar diri siswa yang mempengaruhi perkembangan karirnya, salah satunya adalah peran dan dukungan lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga mempengaruhi perkembangan karir siswa mengingat lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial dan pendidikan pertama yang berpengaruh terhadap pembentukan sikap, keyakinan dan kepribadian individu, yang akan berpengaruh bagi kehidupannya dimasa mendatang. Permasalahannya sekarang adalah peran lingkungan keluarga, khususnya orang tua belum sesuai dengan yang diharapkan dalam membantu siswa mencapai perkembangan karir yang optimal. Orang tua cenderung beranggapan bahwa urusan persiapan dan perencanaan karir anaknya adalah urusan guru, sedangkan urusan mereka mempersiapkan dari segi materi yang dibutuhkan anaknya dalam usaha mempersiapkan atau merencanakan karir anak. Kondisi-kondisi seperti ini mengakibatkan tidak terciptanya hubungan emosional yang lebih dalam dengan anak, tidak memahami harapan dan kondisi diri dan anak berkenaan dengan rencana karirnya, siswa juga merasa kurang 156

diperhatikan oleh keluarga dan tidak adanya kesesuaian pilihan karir antara siswa dengan orang tua. Kondisi-kondisi ini juga mempengaruhi kemantapan perencanaan karir siswa yang ditandai dengan kurang mantapnya perencanaan karir siswa SMA dalam hal (1) pemahaman diri yang meliputi aspek pemahaman akan kecerdasan umum, kecerdasan khusus/bakat khusus, keterampilan, hobi, minat, sifat, keadaan fisik, prestasi akademik, nilai-nilai kehidupan, dan cita-cita, (2) pemahaman lingkungan yang meliputi pemahaman lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan pekerjaan, (3) perumusan pilihan melalui menetapkan tujuan, membangkitkan alternatif, dan memperoleh informasi pekerjaan, (4) perumusan rencana tindakan, melalui perumusan agenda kegiatan dan rencana pendidikan lanjutan. Perencanaan karir siswa SMA yang kurang mantap tersebut menjadi bertambah ketika tidak adanya kegiatan kolaboratif yang terencana dengan baik antara guru BK/konselor dengan orang tua untuk secara bersama mewujudkan perkembangan karir anak yang optimal sehingga mampu mengambil keputusan secara tepat dan mandiri dalam hal pendidikan dan karirnya di masa akan datang. Di samping itu, diperoleh hasil penelitian pendahuluan berkenaan dengan kompetensi guru BK/konselor dalam hal bimbingan karir kolaboratif yang rendah yang ditandai dengan rendahnya pemahaman tentang diri siswa, perencanaan karir, konsep bimbingan karir kolaboratif, dan pemahaman berkenaan dengan manajemen program bimbingan karir kolaboratif. Rendahnya pemahaman guru BK/konselor terhadap diri siswa mengakibatkan guru BK.konselor tidak mampu memenuhi kebutuhan siswa akan layanan bimbingan dan konseling yang berdasarkan kondisi diri dan lingkungannya. Sedangkan rendahnya kompetensi manajemen bimbingan karir kolaboratif guru BK/konselor, terdapat pada aspek penyusunan program yang tidak berdasarkan analisis kebutuhan siswa dan orang tua, kurangnya kompetensi dalam pelaksanaan program, penyusunan laporan pelaksanaan program, dan kurangnya kompetensi dalam hal evaluasi program bimbingan karir kolaboratif baik dalam proses pelaksanaan program maupun pada evaluasi hasil pelaksanaan program. 157

Kondisi kurang mantapnya perencanaan karir siswa SMA, rendahnya kompetensi guru BK/konselor dalam bimbingan karir kolaboratif serta tidak adanya usaha kolaboratif yang terencana dengan orang tua semakin meyakinkan diperlukannya sebuah model bimbingan karir kolaboratif yang terstruktur dalam membantu anak merencanakan karirnya. Secara operasional yang dimaksud dengan model bimbingan karir kolaboratif dalam penelitian ini adalah sebuah prosedur/pedoman sistematis yang dapat digunakan oleh guru BK/konselor dalam usaha membantu perencanaan karir siswa melalui aktifitas kerja sama/kolaboratif dengan orang tua siswa, yang mengacu pada sifat sukarela, kesamaan/keseimbangan, tujuan bersama, berbagi tanggung jawab, akuntabilitas hasil dan berbagi sumber. Untuk menghasilkan model yang baik dan teruji, telah dilakukan prosedur penelitian dan pengembangan yang terdiri atas lima langkah utama, yakni studi pendahuluan, perancangan model, uji kelayakan model, uji efektivitas dan sosialisasi model. Model bimbingan karir kolaboratif dalam memantapkan perencanaan karir siswa SMA terdiri atas model umum bimbingan karir kolaboratif, panduan praktik bagi guru BK/konselor dan orang tua serta lembar kerja perencanaan karir siswa (LKPKS). Model umum terdiri dari 158 rasional, tujuan, asumsi, komponen, kualifikasi dan kompetensi guru BK/konselor, peran orang tua, tahapan.prosedur pelaksanaan model, struktur dan isi, serta evaluasi dan indikator keberhasilan. Panduan praktik terdiri dari deskripsi, karakteristik hubungan, setting layanan dan pelaksanaan layanan. Sedangkan lembar kerja perencanaan karir siswa berisi pendahuluan (yang berisi pengantar, tujuan, cara penggunaan, dan peran guru BK/konselor dan orang tua), bagian pemahaman diri, bagian pemahaman lingkungan, bagian perumusan pilihan dan bagian rencana tindakan. Pada masing-masing bagian pada lembar kerja siswa berisi hal-hal yang perlu diketahui, format isian dan evaluasi yang bisa digunakan oleh siswa, guru BK/konselor dan orang tua. Model bimbingan karir kolaboratif efektif untuk membantu siswa SMA memantapkan perencanaan karir siswa, yang dibuktikan dengan meningkatnya perencanaan karir siswa sesudah

implementasi pelaksanaan model, baik dalam pemahaman diri, pemahaman lingkungan, perumusan pilihan maupun dalam hal perumusan rencana tindakan. Keefektifan penelitian ini tentunya tidak datang secara tiba-tiba melainkan melalui proses penelitian. Keberhasilan penelitian ini didukung oleh adanya studi kebutuhan (need assesment) terhadap kebutuhan siswa dalam merencanakan karirnya. Melalui studi pendahuluan yang sudah dilakukan, guru BK/konselor memahami bahwa kegiatan bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan insedentil semata, yang hanya dilaksanakan/dilakukan jika siswa menghadapi masalah, akan tetapi jauh pada kegiatan yang memerlukan perencanaan yang matang dan melakukan studi/kajian tentang berbagai kebutuhan siswa dan studi terhadap berbagai kebutuhan orang tua/keinginan orang tua terhadap pendidikan anaknya. Penelitian ini mampu meningkatkan peran dan keterlibatan orang tua karena hubungan kolaboratif yang dibangun oleh guru BK/konselor dengan orang tua berdasarkan pada komunikasi yang hangat, komitmen yang tinggi, menyadari potensi dan perbedaan dan kesamaan tujuan. Keberhasilan penelitian ini 159 dipengaruhi oleh adanya penyusunan program bimbingan karir kolaboratif yang dilakukan guru BK/konselor dengan membina hubungan dengan orang tua untuk menciptakan kondisi yang nyaman, berkomitmen dengan hubungan, menyadari perbedaan individu, mengidentifikasi kemungkinan adanya hambatan/tantangan, berbagi tanggung jawab dan membangun komunikasi yang hangat untuk rencana lebih lanjut dalam rangka membantu siswa mencapai kesuksesannya. Disamping itu, kesuksesan kolaboratif yang dilakukan oleh guru BK/konselor dengan orang tua dikarenakan setiap komponen merasa dilibatkan secara aktif dan merasa dibutuhkan satu sama lainnya. Beberapa ahli menyatakan bahwa kolaboratif yang dilakukan antar guru BK/konselor dengan orang tua didasarkan pada sharing dan transfering berbagai informasi yang ada untuk perencanaan dan pelaksanaan tujuan yang lebih komprehensif. Selain itu, kegiatan kolaboratif yang dilakukan oleh tim kolaboratif akan optimal apabila masing-masing komponen dapat memahami keinginan dan tujuan bersama, saling

menguntungkan, distribusi peran yang seimbang dan bertanggung jawab terhadap peran masing-masing. Peran kolaboratif yang ditunjukkan orang tua dan guru BK/konselor membantu siswa untuk memahami berbagai aspek yang ada dalam dirinya yang kemudian dihubungkan dengan kondisi luar diri untuk memperoleh rumusan pilihan dan rencana tindakan yang tepat untuk pendidikan dan karirnya di masa akan datang. Penelitian ini menunjukkan bahwa keikutsertaan orang tua dalam pendidikan anak memberikan dampak yang signifikan dalam keputusan karir siswa. Keikutsertaan orang tua tersebut dilakukan dalam aspek pemahaman diri, pemahaman akan berbagai pilihan, pengambilan keputusan dan pilihan. Berdasarkan pertimbangan teoritis dan empiris, maka model ini layak digunakan untuk membantu siswa SMA merencanakan karir ke arah yang lebih mantap dalam hal pemahaman diri, pemahaman lingkungan, perumusan pilihan dan rencana tindakan melalui serangkaian kegiatan kolaboratif antara guru BK/konselor dengan orang tua dengan memenuhi syarat sebagai berikut: (1). Kelompok sasaran, pada aspek kelompok sasaran, model ini dapat digunakan pada siswa SMA yang sedang dan membutuhkan perencanaan karir. Model ini pada prosedur penelitian diujicobakan keefektivannya pada siswa SMA kelas XI, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan dapat dilaksanakan pada siswa dengan tingkatan yang berbeda sesuai dengan program bimbingan karir yang disusun oleh guru BK/konselor. Agar berhasil dengan optimal, pelaksanaan model ini memerlukan keseriusan siswa dalam mengikuti, berkonsultasi dan mengisi setiap lembar kerja perencanaan karir dengan baik dan berkesinambungan; (2) aspek pelaksana kegiatan, model ini dapat digunakan oleh guru BK/konselor dan orang tua siswa SMA secara bersama-sama dalam rangka membantu anak mencapai perencanaan karir yang mantap. Guru BK/konselor dan orang tua perlu bertemu untuk memperoleh pemahaman yang sama berkenaan dengan peran dan tanggung jawab masing-masing komponen dalam pelaksanaan model. Guru BK/konselor hendaknya berlatar belakang minimal sarjana muda bidang bimbingan dan konseling. Guru BK/konselor yang memiliki kualifikasi 160

pendidikan non BK dapat melakukan model ini dengan syarat telah memperoleh pendidikan dan latihan dalam bidang bimbingan dan konseling yang memadai untuk dipersyaratkan menjadi guru BK di SMA. Orang tua yang dimaksudkan di sini dapat berarti orang tua kandung (ayah dan/ atau ibu), orang tua tiri (ayah dan/atau ibu tiri) dan wali yang memiliki perhatian dan kemauan yang tinggi terhadap kemajuan pendidikan untuk mewujudkan perencanaan karir yang lebih matang. Lebih lanjut, penelitian ini belum mengukur perbedaan karakteristik orang tua sehingga model ini dapat digunakan oleh orang tua dengan karakteristik yang berbeda. B. Rekomendasi Rekomendasi disusun berdasarkan temuan di lapangan berkenaan dengan model bimbingan karir kolaboratif dalam memantapkan perencanaan karir siswa SMA. Rekomendasi ini ditujukan bagi pemecahan masalah pendidikan dan penelitian selanjutnya. Rekomendasi tersebut dipaparkan sebagai berikut 1. Pemecahan masalah pendidikan Penelitian ini secara empirik telah membuktikan bahwa keterlibatan orang tua melalui kegiatan kolaboratif dengan guru BK/konselor secara efektif membantu siswa SMA merencanakan karirnya. Untuk itu, diperlukan kebijakan strategis yang mendukung keterlibatan orang tua dalam pendidikan anaknya melalui berbagai panduan, khususnya panduan keterlibatan orang tua dalam perkembangan karir anaknya. Penelitian ini dapat dijadikan informasi awal untuk pengembangan panduan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak baik dalam bidang pengembangan akademik, pribadi/sosial maupun dalam bidang pengembangan karir. Selanjutnya, penelitian ini juga menemukan bahwa kompetensi guru BK/konselor dalam bimbingan karir kolaboratif masih rendah. Kompetensi yang masih rendah disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan praktik guru BK/konselor dalam bimbingan karir kolaboratif. Pengetahuan dan praktik secara mendalam dalam bimbingan karir kolaboratif yang dimaksud di rinci dalam pemahaman berkenaan dengan diri siswa, pemahaman berkenaan 161

dengan perencanaan karir, pemahaman berkenaan dengan konsep dasar bimbingan karir kolaboratif dan pemahaman berkenaan dengan manajemen bimbingan karir kolaboratif. Untuk itu, diperlukan penyiapan calon guru BK/konselor yang memahami keilmuan dan praktik secara mendalam berkenaan dengan bimbingan karir kolaboratif dengan cara melakukan evaluasi, kajian ulang dan revisi konten kurikulum pada mata kuliah yang relevan seperti mata kuliah bimbingan karir. Penelitian ini juga memaparkan pentingnya kerja sama (kolaboratif) yang baik dengan berbagai pihak untuk kesuksesan pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif. Untuk itu, calon guru BK/konselor perlu disiapkan dengan pemahaman keilmuan dan praktis tentang pentingnya kolaboratif dalam beberapa matakuliah lain yakni manajemen bimbingan dan konseling, konseling keluarga, layanan konseling di sekolah, praktik bimbingan dan konseling dan matakuliah lain yang relevan. Lebih lanjut, perlu adanya wadah untuk memikirkan, mengkaji dan memasukkan isu-isu berkenaan dengan keterlibatan orang tua dalam perencanaan karir siswa dengan mengadakan pelatihan/lokakarya bimbingan karir kolaboratif di berbagai jalur, jenjang dan setting pendidikan, baik yang bersifat latihan pra jabatan maupun dalam jabatan (in service training). Hal ini penting dilakukan agar konselor dan calon konselor memahami secara komprehensif bimbingan karir kolaboratif sebagai salah satu upaya dalam memantapkan perencanaan karir siswa. Selanjutnya, penelitian ini secara teoritik dan empirik menjelaskan tentang pentingnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak pada umumnya dan perencanaan karir pada khususnya. Untuk itu, peneliti juga menyarankan agar peranan orang tua lebih besar terhadap pendidikan anaknya. Orang tua diharapkan tidak hanya menyediakan sarana dan prasarana terhadap kemajuan pendidikan anaknya, akan tetapi dibutuhkan perhatian dan keseriusan yang lebih dalam hal memberikan motivasi di rumah, secara aktif dan sukarela datang ke sekolah untuk berdiskusi tentang masalah-masalah perkembangan pendidikan dan karir anak, ikut serta dalam 162

kegiatan yang diadakan guru BK/konselor dan sekolah dalam penguatan peran orang tua dan sebagainya. Orang tua dapat menjadikan hasil penelitian ini (terutama lembar kerja perencanaan karir siswa) sebagai informasi awal untuk mendalami berbagai hal tentang perencanaan karir siswa. Dengan memperoleh informasi awal, orang tua dapat memahami berbagai karakteristik dan keinginan anak berkenaan dengan karir dan pendidikan lanjutan yang direncanakannya sehingga tidak terjadi pertentangan antara orang tua dan anak berkenaan dengan rencana karir dan pendidikan lanjutan. 2. Penelitian lanjutan. Penelitian berkenaan dengan model bimbingan karir kolaboratif ini digunakan untuk membantu siswa SMA memantapkan perencanaan karirnya dengan komponen guru BK/konselor dan orang tua sebagai komponen pelaksana sedangkan siswa sebagai kompenen/subjek sasaran. Penelitian ini melibatkan guru BK/konselor yang tidak banyak dalam uji lapangan. Untuk itu, pada komponen pelaksana guru BK/konselor, peneliti yang berminat dalam hal bimbingan karir kolaboratif, dapat melanjutkan penelitian pada subjek yang lebih luas, baik dalam skala daerah, regional maupun dalam skala nasional. Hal ini menjadi penting, agar model ini bisa dilakukan oleh guru BK/konselor secara luas dengan memperhatikan berbagai kebutuhan akan kompetensi yang diharapkan dalam membantu siswa merencanakan karirnya. Pada komponen orang tua, uji lapangan penelitian ini dilakukan bersama orangtua siswa pada kelas eksperimen yang memiliki kemauan dan komitmen terhadap pelaksanaan proses penelitian secara menyeluruh, tanpa memperhatikan berbagai karakteristik orangtua seperti tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dan lainnya. Peneliti selanjutnya yang berminat dalam hal ini dapat meneliti subjek penelitian orang tua yang lebih luas dengan memperhatikan berbagai aspek dalam diri orang tua tersebut, seperti perbedaan orang tua laki-laki dengan perempuan (ayah atau ibu), perbedaan orang tua kandung dengan tiri atau walinya, perbedaan berdasarkan jenjang 163

pendidikan, perbedaan berdasarkan daerah (perkotaan atau perdesaan), perbedaan status sosial ekonomi dan variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XI dengan memberikan materi pemantapan perencanaan karir secara berturut-turut selama 11 kali pertemuan. Penelitian lanjutan dapat melihat efektivitas pelaksanaan model melalui penelitian longitudinal, dengan membagi aspek pemahaman diri pada kelas X, pemahaman lingkungan pada kelas XI dan perumusan pilihan dan rencana tindakan pada kelas XII. Hal ini dapat dilakukan dengan membagi lembar kerja perencanaan karir siswa (LKPKS) ke dalam 3 (tiga) bagian pada masing-masing tingkatan siswa. Kondisi ini direkomendasikan mengingat pentingnya bidang pengembangan kemandirian siswa lainnya yang tidak hanya pada bidang karir saja, akan tetapi mencakup bidang lain seperti bidang akademik, pribadi dan sosial. Penelitian lanjutan terhadap komponen siswa juga dapat dilakukan dengan pengembangan kepada keefektivan pelaksanaan model ini pada jenis pendidikan SMK, yang terlebih dahulu juga dilakukan terhadap studi pendahuluan karakteristik SMK karena berbeda dengan SMA, baik dalam hal tujuan pendidikan secara umum, karakteristik siswa, karakteristik lingkungan sekolah dan suasana hubungan antar guru BK/konselor dengan siswa. 164