BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tiroid ditemukan pada 4-8% dari populasi umum dengan pemeriksaan palpasi, 10-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbesar penyebab kematian antara lain kanker paru, payudara, kolorektal, prostat,

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada

BAB I. PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG. American Thyroid Association (2014) mendefinisikan. nodul tiroid sebagai benjolan yang terbentuk karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut (Lester, 2004 ;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kuman dapat tumbuh dan berkembang-biak di dalam saluran kemih (Hasan dan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umum disebabkan peningkatan enzim liver. Penyebab yang mendasari fatty liver

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and

Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 3, September 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Massa regio colli atau massa pada leher merupakan temuan klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).

BAB I PENDAHULUAN. klinik. Prevalensi nodul berkisar antara 5 50% bergantung pada populasi tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman i ii iii iv vi viii ix xi xii xiii

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK KARAKTERISTIK ULTRASONOGRAFI PADA KECURIGAAN KLINIS KANKER TIROID DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo,

UJI DIAGNOSTIK ULTRASONOGRAFI DIBANDINGKAN DENGAN BIOPSI PATOLOGI ANATOMI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA TIROID JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. bersinggungan dengan sinar gamma. Sinar-X (Roentgen) mempunyai kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit perlemakan hati non alkohol atau Non-alcoholic Fatty Liver

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang muncul membingungkan (Axelsson et al., 1978). Kebingungan ini tampaknya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benjolan pada payudara biasanya didefinisikan. sebagai massa yang teraba pada payudara.

BAB I PENDAHULUAN. satu kegawatdaruratan paling umum di bidang bedah. Di Indonesia, penyakit. kesembilan pada tahun 2009 (Marisa, dkk., 2012).

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sering terjadi pada laki-laki usia lanjut. BPH dapat mengakibatkan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Meningioma adalah tumor jinak pada CNS yang. berasal dari selubung meninges pada otak dan korda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningioma merupakan neoplasma intracranial extraaxial yang paling banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

" The validity of the CT scan examination on Therapy Response Evaluation of Primary Carcinoma Tumor Nasofarings "

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I. Pendahuluan. Kanker rahim tergolong penyakit kanker yang terbanyak diderita kaum

Biopsi payudara (breast biopsy)

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak

KETEPATAN PEMERIKSAAN TERPADU SITOLOGI BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS (Si-BAJAH) DAN ULTRASONOGRAFI PADA NODUL TIROID DI RSUP H.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tromboemboli vena (TEV) termasuk didalamnya trombosis vena dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

Cover Referat Gambaran Nodul Tiroid Ganas vs Jinak pada USG_Kristianto BW.pdf. Referat Gambaran Nodul Tiroid Ganas vs Jinak pada USG_Kristianto BW.

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

KARAKTERISTIK KLINIS DAN DIAGNOSIS SITOLOGI PASIEN DENGAN NODUL TIROID YANG DILAKUKAN PEMERIKSAAN FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY

NILAI DIAGNOSTIK KARAKTERISTIK KLINIS DIBANDINGKAN DENGAN BIOPSI PATOLOGI ANATOMI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA TIROID JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

UJI DIAGNOSTIK ULTRASONOGRAFI DIBANDINGKAN DENGAN BIOPSI PATOLOGI ANATOMI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA TIROD LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN NODUL TIROID MALIGNA VS BENIGNA PADA PEMERIKSAAN USG

BAB I PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang. disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Apendisitis akut adalah peradangan/inflamasi dari apendiks vermiformis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

KORELASI ULTRASONOGRAFI NODUL TIROID TIRADS DENGAN HASIL HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA STRUMA NODULER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benign Prostatic Hyperplasia atau lebih dikenal dengan singkatan BPH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

UJI DIAGNOSTIK FNAB (FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY) DIBANDINGKAN DENGAN BIOPSI PATOLOGI ANATOMI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA TIROID

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah salah satu penyebab akut abdomen paling banyak pada

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia dan di Bali khususnya insiden karsinoma tiroid sangat tinggi sejalan

Anita Ekowati. PIT VI 2017 Palembang, 5-6 Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. Data medis manusia adalah salah satu data yang paling bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

Reduksi Fitur Untuk Optimalisasi Klasifikasi Tumor Payudara Berdasarkan Data Citra FNA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi terhadap para wanita semenjak beberapa dekade terakhir ini. Tentunya hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keganasan ini dapat menunjukkan pola folikular yang tidak jarang dikelirukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KESESUAIAN SISTEM TIRADS DIBANDINGKAN HASIL PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI NODUL TIROID

BAB I PENDAHULUAN. lokasinya dan kapsulnya yang tipis Glisson capsule. Cedera organ hepar

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Apendisitis akut adalah penyebab paling sering dari nyeri abdomen akut yang

BAB I PENDAHULUAN. syaraf pusat yang mengkoordinir, mengatur seluruh tubuh dan pemikiran manusia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Nodul tiroid merupakan permasalahan yang sering dijumpai dalam masyarakat dengan angka kejadian yang semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pada banyak penelitian dikemukan bahwa kejadian nodul tiroid pada populasi umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah 10 67 %, sedangkan nodul yang ditemukan pada saat dilakukan otopsi adalah 50%. (Moon et al., 2007) Nodul tiroid lebih sering dijumpai pada pasien lanjut usia, wanita maupun pada orang orang dengan defisiensi Yodium. Lebih dari 90% nodul tiroid adalah jinak dan tidak membutuhkan terapi khusus, namun ada sekitar 5 % dari nodul tiroid ini bersifat maligna dan membutuhkan deteksi dini serta penanganan yang komprehensif. Angka kejadian kanker tiroid meliputi 1,5 % dari seluruh keganasan yang ada di tubuh, tetapi merupakan 90 % keganasan yang timbul pada system endokrin (Kim et al., 2002; Moon et al., 2007; Lee et al., 2011). Pada evaluasi dengan biopsi fine needle aspiration(fna) didapatkan nodul maligna sebanyak 9-20% (Moon et al., 2011; Mackenzie, 2004; Polyzos, 2007; Neki, 2006; Moon et al., 2008; Klencka, 2011; Hegedus, 2004; Sharma, 2011; Frates, 2006; Rafiqul, 2009). Menurut data WHO 2004, angka kejadian karsinoma tiroid sebesar 1,5% dari keganasan seluruh tubuh. Karsinoma tiroid ini merupakan penyakit keganasan tersering yang ditemukan pada sistem endokrin, yaitu 90% dari seluruh karsinoma endokrin ( Cobin, 2001 ) 1

Terdapat peningkatan resiko terjadinya kanker tiroid pada kondisi kondisi berikut yaitu : adanya radiasi, riwayat keluarga dengan kanker tiroid, usia dibawah 20 tahun atau diatas 60 tahun. Nodul titroid dengan pertumbuhan yang cepat dengan diikuti konsistensi yang keras dan terfiksir pada jaringan sekitarnya merupakan tanda tanda modul tersebut berpotensi maligna. Penegakan diagnosis nodul tiroid melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk penegakan diagnosis nodul tiroid ini adalah pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan pencitraan. ( Kim et al., 2002; Moon et al., 2007; Braunstein, 2012 ) Pemeriksaan pembantu untuk penegakan diagnosis karsinma tiroid adalah pemeriksaan laboratorium, dimana terdapat parameter yang harus diperiksa termasuk T3 dan T4. Pemeriksaan lain adalah dengan Biopsi Aspirasi Jaruh Halus (BAJAH), sedangkan baku emas untuk penegakkan diagnosis adalah dengan pemeriksaan biopsi patologi anatomi ( Kartika, 2012; Sarah, 2011; Nadia et al., 2003). Pemeriksaan pencitraan yang dilakukan adalah pemeriksaan ultrasonografi (USG), CT Scan maupun MRI. Pemeriksaan CT Scan dan MRI pada umumnya dipakai untuk menentukan ada tidaknya perluasan tumor ke jaringan sekitarnya serta untuk menilai ada tidaknya kompresi trakhea dari tumor di tiroid. Modalitas terpilih yang dipakai untuk penegakan diagnosis nodul tiroid ini adalah pemeriksaan USG.. USG dianggap sebagai modalitas terpilih karena tidak bersifat invasif, tanpa radiasi, murah dan tersedia di hampir semua pelayanan kesehatan. Pada 2

pemeriksaan ini yang dinilai adalah bentuk lesi, ukuran, batas lesi, ekogenitas serta adanya gambaran-gambaran lain seperti adanya kalsifikasi, gambaran halo,peningkatan aliran darah pada lesi pada pemeriksaan dengan color Doppler. USG merupakan modalitas yang cukup sensitif dan akurat dalam mendeteksi adanya nodul tiroid, Gul et al., menyatakan bahwa sensitivitas USG dalam mendeteksi malignansi pada nodul tiroid sebesar 63-94 %, sedangkan spesifitas sebesar 61,95 % dan akurasi sebesar 78-94% ( Takhashima et al., 1995; Gul et al.,, 2009 ). Terdapat kelemahan pada modalitas USG dbandingkan modalitas yang lain, yaitu sifatnya yang operator dependent. Kelemahan ini akan menyebabkan subyektivitas operator akan tinggi. Interpretasi imejing yang diperoleh pada pemeriksaan ultrasonografi sangat bergantung pada teknik pemeriksaan dan fitur lesi yang dianggap abnormal. Interpretasi citra oleh sonologis tiroid diketahui bisa berbeda oleh karena pengalaman yang tidak sama. Hal ini juga akan diperberat dengan adanya fakta bahwa citra USG sangat rawan dengan adanya derau speckle. Derau ini akan mengurangi kualitas citra terutama pada citra dengan kontras yang rendah misalnya pada esi lesi hipoekoik maupun anekoik. Hal ini menyebabkan nilai inter-observer bervariasi sekalipun dilakukan oleh ahli di bidang ultrasonografi. Untuk mencoba mengatasi hal tersebut maka dikembangkan sistem Computer Aided Diagnosis (CAD) sebagai support system yang dipakai sebagai second opinion bagi ahli radiologi dalam penegakan diagnosis. CAD ini disebut juga sebagai Diagnosis Support System (DSS), sehingga fungsi CAD/DSS ini bukan 3

untuk menggantikan peran dokter untuk menegakkan diagnosis, namun hanya sebagai penyedia informasi tambahan yang obyektif. Saat ini sudah cukup banyak penelitian yang dilakukan dengan CAD yang menggunakan basis citra USG dalam rangka membuat DSS bagi dokter dengan hasil yang menjanjikan. Penerapan aplikasi CAD dalam diagnosis nodul tiroid, terutama untuk membedakan lesi lesi solid terhadap lesi kistik maupun pada perkembangan yang lebih lanjut untuk memprediksi lesi jinak atau ganas pada sebuah nodul tiroid. Terdapat penamaan khusus untuk CAD yang dilakukan pada tiroid ini yaitu Thyroid Nodule Detection (TND), tetapi secara umum tetap disebut sebagai CAD. Diharapkan dengan adanya CAD/TND yang berbasis pada citra USG ini, deteksi dini kanker tiroid dapat lebih meningkat mengingat salah satu kunci utama dalam penatalaksanaan kanker tiroid adalah adanya deteksi dini. B.Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini. Kanker merupakan penyebab kematian terbesar didunia dimana kanker tiroid merupakan 90% kanker dari system endokrin. Keterlambatan diagnosis masih menjadi permasalahan utama. Salah satu metode diagnosis dalam kasus nodul tiroid adalah pencitraan medis, dimana pemeriksaan USG merupakan modalitas terpilih. USG mempunyai kekurangan yaitu sifatnya operator dependent dan subyektivitas pemeriksa cukup tinggi sehingga dibutuhkan sebuah sistem yaitu CAD /TND yang mampu memberikan second opinion atau 4

support system sehingga subyektifitas pemeriksa dapat dikurangi dan sistem ini tidak menggantikan fungsi dokter radiologi. Pada beberapa literatur ditunjukkan CAD/TND ini sangat menjanjikan kemampuannya dalam membedakan lesi solid atau kistik pada nodul tiroid C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah terdapat kesesuaian analisis CAD/TND ultrasonografi kelenjar tiroid dibandingkan dengan pemeriksaan ultrasonografi tiroid dalam penentuan karakteristik nodul kistik dan solid pada tiroid? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai kesesuaian analisis CAD ultrasonografi tiroid dibandingkan dengan pemeriksaan ultrasonografi tiroid dalam penentuan karakteristik nodul kistik dan kompleks. E. Keaslian Penelitian Dari penelusuran kepustakaan yang peneliti lakukan, di Instalasi Radiologi RSUP Dr Sardjito belum ditemukan penelitian yang sama dengan penelitian ini. Terdapat sejumlah penelitian yang berkaitan dengan CAD ultrasonografi tiroid. Penelitian-penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang diusulkan penulis karena memakai teknik segmentasi maupun ekstraksi yang berbeda dengan 5

yang peneliti lalukan. Beberapa penelitian tersebut menjadi acuan dalam penulisan penelitian ini, tercantum dalam tabel 1. Peneliti, Tahun Subjek Topik Hasil 35 USG tiroid CAD pada USG tiroid pasien dengan membandingkan nodul tiroid segmentasi pemakai Maroulis et al., 2005 Tsantis et al., 2004 Maroulis et al., 2007 Keramidas et al., 2010 Batias et al., 2011 Chang et al., 2011 Legakis et al., 2012 Zhu et al., 2013 120 Citra USG dengan konfirmasi sitologi Citra USG tiroid Citra phantom untuk perbandingan 118 citra USG tiroid scanning longitudinal Citra USG 1097 703 jinak 238 lesi folikuler 156 karsinoma Citra USG 142 pasien USG tiroid dengan suspek nodul tiroid 618 pasien dengan 689 nodul (425 maligna dan 264 benigna) ACWS dan VBAC Analisis resiko malignansi pada nodul tiroid menggunakan Support Vector Machine Membandingkan efektifitas ACWS vs VBAC pada segmentasi nodul hipoekoik TND: Thyroid Nodule Detection System Prediktif model untuk diagnosis malignansi tiroid menggunakan ANN Segmentasi Nodul Tiroid menggunakan SVM Penilaian resiko malignansi pada citra USG Tiroid memakai program computer Membedakan lesi maligna dan benigna memakai ANN VBAC lebih unggul dibandingkan ACWS dalam hal segmentasi Akurasi klasifikasi maksimum memakai metode LOO sebesar 96,7%, misdiagnosis 2 pada resiko tinggi dan misdiagnosis 2 pada resiko rendah VBAC lebih akurat mencapai 91% dalam deteksi nodul Hipoekoik dibandingkan ACWS Akurasi 95 % untuk deteksi nodul tiroid Rasio benigna vs non benigna saat dilakukan aspirasi biopsi 1:1 sesuai rekomendasi klasifikasi TIRADS SVM menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan metode segmentasi yang lain Sensitifitas 90% dan Spesifitas 96% mengacu pada grading Tomimori 6

F. Manfaat Penelitian 1. Dari segi pasien Pemeriksaan ultrasonografi tiroid disertai metode CAD ultrasonografi bila dimungkinkan menjadi metode penapisan yang efektif, efisien untuk menghindari adanya biopsi yang tidak perlu 2. Dari segi pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini diharapakan bermanfaat dalam peningkatan nilai diagnostik pemeriksaan ultrasonografi tiroid. 3. Dari segi pendidikan Merupakan sarana proses pendidikan, penelitian dan pengembangan potensi diri. Program CAD ultrasonografi tiroid membuka wawasan lebih lanjut akan metode penegakan diagnosis. 4. Dari segi pengembangan penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu dasar untuk melanjutkan penelitian selanjutnya. 7