BAB II DASAR-DASAR PENGERTIAN EKONOMI

dokumen-dokumen yang mirip
Bab. I. PENDAHULUAN 1.1. Konsep dasar ekonomi:

Konsep-konsep Biaya dan Lingkungan Ekonomi

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tugas Akhir Analisis Kelayakan Investasi nilai Jual Minimum Perumahan Bale Maganda Kahuripan BAB II LANDASAN TEORI

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI. Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui

Bab 10 Pasar Keuangan

EKONOMI TEKNIK. Konsep Biaya dan Lingkup Ekonomi. Pertemuan 2 KHAMALUDIN, S.T, M.T

BAB 2 LANDASAN TEORI

EVALUASI PROYEK. A, 6.1 dan B DR. MUNAJAT, S.P., M.Si

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan seorang engineer sehingga menghasilkan pilihan yang. suatu proses analisa, teknik dan perhitungan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

Keputusan Melakukan Investasi

MASALAH POKOK ILMU EKONOMI

KARAKTERISTIK BIAYA, PENGERTIAN BIAYA, PENGGOLONGAN BIAYA, DAN ALIRAN BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek 2.2 Pengertian Bisnis 2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM STRUKTUR PERMODALAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN. Modul ke: 09Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

Tidak ada yang tidak ingin mendapat balasan/hadiah/reward???

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EKONOMI SUMBERDAYA (3 SKS) Dosen : Novitasari, MT

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-28/PM/1996 TENTANG PENGENDALIAN INTEREN DAN PENYELENGGARAAN PEMBUKUAN OLEH PERUSAHAAN EFEK

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

PERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan ketat dalam perekonomian saat ini juga terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Bank berfungsi sebagai perantara keuangan, maka dalam hal ini. faktor kepercayaan dari masyarakat merupakan faktor utama dalam

Lampiran 1. Hasil Wawancara. 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten?

SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

LOGO MANAJEMEN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

MANAJEMEN DANA PERBANKAN

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

Mata Kuliah : Manajemen Proyek Kode MK : TKS 4208 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 6 HARGA SATUAN. zacoeb.lecture.ub.ac.id

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

ANALISA EKONOMI 12/11/2014 Nur Istianah-PUP-Analisa Ekonomi 1

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 1FEB. Konsep Ilmu Ekonomi. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Konsep Dasar Manajemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada situasi yang harus memilih keputusan. Sebelum manajer

III. KERANGKA PEMIKIRAN

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi sehingga tujuan

KONSUMSI, DAN TABUNGAN, DAN INVESTASI

IAS 7 Laporan Arus Kas

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rencana Pembelajaran Semester (RPS) REVISI Mata Kuliah: Matematika Ekonomi/Keuangan/Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit

Dodi Arif, SE., MM. KAPITA SELEKTA KEUANGAN. Universitas Gunadarma Jakarta. Struktur Modal 1

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB VI ANALISIS EKONOMI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 7: Tes Pengetahuan Awal. 7. Penjualan termasuk kegiatan.. a. produksi b. distribusi c. intensifikasi d. konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

juga disertai usaha-usaha penyempumaan fasilitas perdagangan efek di lantai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan. menjadi tempat kegiatan investasinya. Kemampuan perusahaan untuk

BAB II TELAAH PUSTAKA

PENGENALAN ASSET DAN LIABILITY MANAJEMEN PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola

Transkripsi:

BAB II DASAR-DASAR PENGERTIAN EKONOMI Ada prinsip-prinsip ekonomi tertentu yang seringkali harus diperhatikan dalam studi-studi ekonomi. Dalam istilah-istilah umum, ekonomi menghadapi interaksi atau pengaruh timbal balik antara manusia dan kekayaan. Karena rakyat, sebagai individu-individu, tidak semua sama mengenai rekasi-reaksinya, maka persoalan ekonomi perlu harus menghadapi interaksiinteraksi ini dalam istilah-istilah umum. Demikian pula dalam banyak hal kita tidak dapat mengukur hasil-hasil interaksi-interaksi ini dalam istilah-istilah moneter secara mutlak. Jadi harus berhadapan dengan pertimbangan-pertimbangan baik yang moneter maupun yang tidak dapat dinyatakan dengan jelas A. Pemakai dan produsen barang dan jasa Barang dan jasa yang dihasilkan dan digunakan dibagi dalam dua macam: 1. Barang dan jasa konsumen Yaitu barang dan jasa yang secara langsung digunakan oleh orang banyak untuk memenuhi kebutuhannya; antara lain: pangan, pakaian, perumahan, kendaraan, televisi, pelayanan opera, dan pelayanan kesehatan. Para produsen dan penjual barang-barang dan jasa konsumen harus mengetahui selera dan kehendak orang-orang yang akan membelinya. 2. Barang dan jasa produsen Digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa konsumen atau barang-barang produsen lainnya, antara lain: alat-alat mesin, bangunan kantor, otobis, dan mesin pertanian. Jumlah barang-barang produsen yang diperlukan ditentukan secara tidak langsung, oleh jumlah barang atau jasa konsumen yang dibutuhkan oleh orang banyak. Akan lebih mudah dapat kelihatan bahwa jika suatu studi ekonomi mengikutsertakan investasi dalam fasilitas-fasilitas produksi, maka masalah perkiraan kebutuhan untuk produksi atau jasa akan sangat berbeda, tergantung pada apakah barang dan jasa produsen ataukah barang dan jasa konsumen yang dilibatkan. B. Hubungan harga dan permintaan Barang-barang dan jasa dapat dibagi dalam dua macam, yaitu: kebutuhan pokok dan yang lainnya termasuk kemewahan. Istilah-istilah ini adalah relatif karena untuk sebagian besar barang-barang dan jasa yang seorang menganggap merupakan suatu kebutuhan pokok, oleh yang lain dapat merupakan suatu kemewahan. Keadaan ekonomi (status economic) adalah suatu faktor penting dalam pandangan seorang sehubungan dengan kebutuhan pokok dan kemewahan. Sebagai contoh, seorang yang bertempat tinggal di Jakarta dapat menganggap sebuah mobil sedan suatu kebutuhan pokok untuk pergi ke kantor, sedangkan kalau dia dipindahkan ke kota yang kecil, maka sebuah mobil sedan dapat merupakan suatu kemewahan. Jelas bahwa untuk semua barang dan jasa ada suatu hubungan antara harga yang harus dibayar dan jumlah yang diperlukan atau dibeli. Jika harga penjualan dinaikkan, maka akan mengurangi kebutuhan untuk produksi; dan jika harga penjualan diturunkan maka permintaan kebutuhan akan naik. Para konsumen dapat dengan mudah meniadakan pemakaian barang- 7

barang mewah jika harganya sangat naik, tetapi lebih sulit bagi mereka untuk mengurangi pemakaian kebutuhan pokok. C. Persaingan Pasar Persaingan sempurna terjadi dalam suatu situasi dimana suatu produk tertentu dilayani oleh sejumlah besar penjual keliling dan tidak ada larangan atau pembatasan terhadap penjual-penjual keliling tambahan untuk masuk pasar. Dalam kondisi yang demikian, ada jaminan kebebasan sempurna pada pihak pembeli maupun penjual. Sebenarnya persaingan sempurna tidak pernah terjadi karena adanya sejumah faktor-faktor yang menimbulkan beberapa tingkatan pembatasan pada kegiatan-kegiatan dari para pembeli atau penjual atau kedua-duanya. Adanya situasi persaingan, merupakan suatu faktor penting dalam banyak studi-studi ekonomi. Hal ini akan mempunyai suatu pengaruh yang sangat nyata pada keputusankeputusan yang dibuatnya. Kecuali kalau keterangan yang tersedia adalah bertentangan, maka harus dianggap diterima bahwa persaingan ada atau akan ada, dan akibat-akibat yang dihasilkan harus diperhitungkan. Monopoli adalah kebalikannya dari persaingan sempurna. Suatu monopoli sempurna timbul apabila suatu produk atau jasa khusus tersedia hanya dari seorang penjual dan penjual tersebut dapat mencegah masuknya penjual-penjual lainnya ke dalam pasar. Sesungguhnya suatu monopoli sempurna juga jarang terjadi. Hal ini disebabkan karena fakta atau kenyataan bahwa sedikit banyak produk-produk begitu unik dan khas sehingga pengganti-penggantinya tidak dapat digunakan secara memuaskan atau karena kenyataan bahwa peraturan-peraturan pemerintah melarang monopoli-monopoli jika mereka terlalu menghambat. Suatu monopoli dapat memberikan keuntungan yang besar kepada seorang produsen, karena dia mempunyai wewenang untuk mengawasi pelayanan dan harga sehingga dapat mendatangkan keuntungan maksimal. Walaupun sistem monopoli ini dapat menghasilkan harga yang tinggi untuk produksi, namun keuntungan total yang lebih tinggi diperoleh dari harga yang lebih rendah dengan distribusi yang lebih luas. Dua keadaan tersebut diatas merupakan kejadian-kejadian yang ekstrim. Diantaranya terdapat persaingan-persaingan yang disebut persaingan tidak sempurna termasuk oligopoli. Semua empat kategori struktur pasar ini saling melengkapi, mulai dari persaingan sempurna sampai kepada sejumlah penjual-penjual dengan produk-produk yang berbeda, kemudian meliputi dua macam oligopoli, dan akhirnya sampai kepada keadaan monopoli yang dibatasi. D. Hubungan permintaan biaya Dalam semua perusahaan, sebenarnya ada biaya-biaya tertentu yang tetap tinggal konstan sepanjang suatu jajaran kegiatan yang luas dan selama perusahaan secara terus menerus melaksanakan kegiatan operasionalnya. Biaya-biaya semacam itu antara lain: pajak-pajak kekayaan, bunga modal yang dipinjamkan dan biaya-biaya tambahan (overhead), dan lainnya. Biaya-biaya ini umumnya disebut sebagai biaya-biaya tetap (fixed cost). Ada biaya-biaya lainnya yang berubah-ubah mengikuti secara langsung volume produk yang dihasilkan, dan disebut biaya-biaya tidak tetap (variable cost). Biaya-biaya ini meliputi semacam untuk pembelian bahan-bahan, upah buruh, dan pengadaan tenaga. 8

Harga Biaya TC 326 - TA.2009/2010 Menggunakan konsep biaya tetap dan tidak tetap ini, maka hubungannya terhadap fungsi biaya total dapat ditunjukkan dalam Gambar 2. Jadi pada setiap permintaan D, C total = C f + C v Dimana C f dan C v menunjukkan biaya-biaya tetap dan tidak tetap. Untuk hubungan yang linier disini dianggap C v = (v) (D) Catatan: Biaya-biaya variabel, seringkali tidak proporsional terhadap permintaan. Tetapi untuk mudahnya, hubungan dinyatakan sebagai garis lurus C C v = vd C total C f Permintaan D Gambar 2.1 Biaya-biaya tetap, tidak tetap, dan biaya total sebagai fungsi dari permintaan E. Hukum permintaan dan penawaran Ada suatu hubungan diantara harga yang harus dibayar oleh para konsumen untuk suatu produk dan jumlah yang mereka harus beli. Ada suatu hubungan yang serupa diantara harga dimana suatu produk dapat dijual dan jumlah yang akan disediakan. Jika harga yang dapat diperoleh untuk produknya tinggi, maka para produsen akan bersedia bekerja lebih giat, kalau perlu mengambil risiko dengan menaruhkan modal yang lebih banyak, dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Tetapi bila harga yang mereka terima untuk produknya menurun, maka mereka tidak mau memproduksi banyak karena kecilnya penghargaan (reward) yang dapat diterima untuk risiko dan buruhnya. Hubungan antara harga dan volume produk dapat dilihat pada Gambar 3. P Harga dipertimbangkan sebagai variabel yang bebas tetapi digambarkan sebagai sumbu vertikal. Penawaran S Gambar 2.2 Hubungan penawaran harga yang umum Dasar hukum ekonomi mengenai permintaan dan penawaran yang menyatakan bahwa dalam kondisi-kondisi persaingan sempurna, harga dimana suatu produk tertentu akan 9

ditawarkan dan dibeli adalah menjadi sama dengan harga yang akan dihasilkan dalam penawaran dan permintaan. Jika seorang produsen berkeinginan untuk menawarkan tambahan volume suatu produk kepada pasar dengan harga-harga yang telah ada, ini berarti bahwa suatu kondisi harga-penawaran yang baru telah diciptakan. F. Biaya Diendapkan (sunk costs) Biaya-biaya diendapkan adalah biaya-biaya telah lampau yang tidak dapat diperoleh kembali. Sebagai contoh, seorang investor membeli 100 lembar saham dari sebuah perusahaan melalui seorang pedagan perantara (broker) dengan harga Rp 25.000,- per saham. Selain itu, investor tersebut harus membayar Rp 85.000,- untuk komisi dan ongkos-ongkos lainnya. Dua bulan kemudian dan sebelum menerima pembayaran deviden, pembeli saham itu menjual kembali 100 lembar saham tadi melalui pedagang perantara yang sama dengan harga Rp 35.000,- per saham dikurangi Rp 105.000,- untuk biaya penjualan. Dengan demikian, investor ini menerima keuntungan bersih sebesar 3.500.000 2.500.000 85.000 105.000 = Rp 810.000,- pada transaksi-transaksi tersebut. Pada saat waktu penjualan Rp 2.500.000,- dan Rp 85.000,- merupakan biaya-biaya telah lampau, akan tetapi karena biaya-biaya ini pulih kembali setelah diadakan transaksi-transaksi, maka biaya diendapkan tidak jadi dibuat. Jika sebaliknya, investor menjual 100 lembar saham tersebut dua bulan setelah pembelian dan harga pasar pada saat itu adalah Rp 20.000,- per saham, dengan biaya Rp 70.000,- untuk ongkos penjualan, maka investor akan mengalami kerugian sebesar 2.000.000 2.500.000 85.000 70.000 = Rp 655.000,-. Dalam hal ini, sebagian dari biaya-biaya yang telah dikeluarkan akan diperoleh kembali, tetapi kerugian sebesar Rp 655.000,- akan merupakan biaya yang ditenggelamkan. G. Biaya Alternatif (opportunity costs) Biaya mengenai kesempatan terlebih dahulu untuk mendapatkan bunga, atau suatu pengembalian atas dana-dana investasi disebut biaya alternatif. Sebagai contoh, jika seorang mempunyai Rp 1.000.000,- dan disimpan baik-baik dalam rumah, maka orang ini telah melewatkan kesempatan untuk mendapatkan bunga atas uangnya dengan membuka suatu rekening tabungan dalam sebuah bank yang bersedia membayar bunga berganda tahunan sebesar 5%. Untuk jangka waktu satu tahun, orang tersebut melewatkan kesempatan untuk mendapatkan (0,05) Rp 1.000.000 = Rp 50.000,-. Jumlah Rp 50.000,- disebut biaya alternatif sehubungan dengan penyetoran Rp 1.000.000,-. H. Biaya Tetap dan biaya bertambah Dalam setiap penggantian yang ditujukan untuk suatu analisa ekonomi misalnya pembelian sebuah mesin baru, penggantian volume produksi, dan sebagainya maka beberapa biaya akan tetap dipengaruhi, sedangkan biaya-biaya lainnya tidak. Biaya-biaya yang tidak dipengaruhi pada setiap penggantian ini jadi tetap konstan biasanya disebut biaya-biaya tetap (fixed cost) sedangkan biaya-biaya yang dipengaruhi pada setiap penggantian disebut biaya-biaya yang bertambah (incremental cost). Jika kita membicarakan mengenai biaya-biaya untuk berbagai volume produksi yang berbeda-beda, maka biasanya istilah variabel lebih sering digunakan dari pada incremental. Tetapi jika diinginkan 10

untuk membicarakan perubahan-perubahan dalam biaya-biaya untuk suatu perubahan kecil dalam volume produksi, maka istilah-istilah differential dan marginal lebih sering digunakan daripada variabel. I. Biaya Modal (Capital Costs) Definisi dari biaya modal (Kuiper, 1971) adalah jumlah semua pengeluaran yang dibutuhkan mulai dari pra studi sampai proyek selesai dibangun. Semua pengeluaran yang termasuk biaya modal ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Biaya Langsung (Direct cost) Biaya ini merupakan biaya yang diperlukan untuk pembangunan suatu proyek. Misalnya untuk membangun jembatan, biaya langsung yang diperlukan terdiri dari: biaya pembebasan tanah, biaya galian dan timbunan, biaya beton bertulang, biaya kosntruksi baja, dan lainnnya. Semua biaya inilah yang nantinya menjadi biaya konstruksi yang ditawarkan pada kontraktor kecuali biaya pembebasan tanah. Biasanya biaya ini ditanggung oleh pemilik (owner). 2. Biaya Tak Langsung (Indirect cost) Biaya ini ada 3 komponen, yaitu: a. Kemungkinan/hal yang tak diduga (contingencies) dari biaya langsung. Kemungkinan/hal yang tidak pasti ini bila dikelompokkan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: - Biaya/pengeluaran yang mungkin timbul, tetapi tidak pasti - Biaya yang mungkin timbul, namun belum terlihat - Biaya yang mungkin timbul akibat tidak tetapnya harga pada waktu yang akan datang (misal kemungkinan adanya kenaikan harga) Biasanya biaya untuk ini merupakan suatu angka prosentase dari biaya langsung, misalnya 5%, 10%, ataupun 15%. Hal ini sangat tergantung dari pihak pemilik dan perencana. Semakin berpengalaman pemilik ataupun perencana, besarnya prosentase ini lebih kecil. b. Biaya teknik (engineering cost) Biaya teknik adalah biaya untuk pembuatan desain mulai dari studi awal (preliminary study), pra studi kelayakan, studi kelayakan, biaya perencanaan dan biaya pengawasan selama waktu pelaksanaan konstruksi. c. Bunga (interest) Dari periode waktu dari ide sampai pelaksanaan fisik, bunga berpengaruh terhadap biaya langsung, biaua kemungkinan dan biaya teknik sehingga harus diperhitungkan. J. Biaya Tahunan (Annual cost) Waktu sebuah proyek selesai dibangun merupakan waktu awal dari umur proyek sesuai dengan rekayasa teknik yang telah dibuat pada waktu detail desain. Pada saat ini pemanfaatan proyek mulai dilaksanakan, misal sebagai sumber air bersih, irigasi, pembangkit tenaga listrik, dan lain sebagainya. Selama pemanfaatan, proyek ini masih diperlukan biaya sampai umur proyek selesai. Biaya ini merupakan beban yang masih harus dipikul oleh pihak pemilik. Pada prinsipnya biaya yang masih diperlukan sepanjang umur proyek ini yang merupakan biaya tahunan (A) terdiri dari 3 komponen, yaitu: 11

a. Bunga Bunga ini menyebabkan terjadinya perubahan biaya modal karena adanya tingkat suku bunga selama umur proyek. Besarnya bisa berbeda dengan bunga selama waktu dari ide sampai pelaksanaan fisik selesai. Bunga ini merupakan komponen terbesar yang diperhitungkan terhadap biaya modal. b. Depresiasi atau amortisasi Dua istilah ini hamper sama tetapi berbeda fungsi. Menurut Kuiper (1971) depresiasi adalah turunnya/penyusutan suatu harga/nilai dari sebuah benda karena pemakaian dan kerusakan atau keusangan benda itu; sedangkan amortisasi adalah pembayaran dalam suatu periode tertentu (tahunan misalnya) sehingga hutang yang ada akan terbayar lunas pada akhir periode tersebut. Rumus yang dipakai bila menggunakan simbol yaitu (A/F,i,n). c. Biaya Operasi Pemeliharaan Agar dapat memenuhi umur proyek sesuai yang direncanakan pada detail desain, maka diperlukan biaya untuk operasi dan pemeliharaan proyek tersebut. Contoh: bunga dimisalkan 7% pertahun. Umur proyek 15 tahun, maka untuk nilai Depresiasi/amortisasi (A/F, 7, 15) x biaya modal = A Bunga 7% x biaya modal = B Operasi&pemeliharaan 1% x biaya modal = C Biaya tahunan = A + B + C Bisa juga biaya operasi dan pemeliharaan ditentukan besarnya, artinya tidak merupakan prosentase dari biaya modal. 12