BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN. dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. beberapa kesimpulan sebagai berikut: orang dengan total tiket masuk sebesar Rp

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya. Dari berbagai potensi wisata yang dimiliki Jawa Tengah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Yogyakarta merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. 1

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. di sektor jasa yang disebut industri pariwisata, oleh karena itu banyak negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang Pernyataan Masalah.

I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi kemajuan ekonomi suatu negara. Terlebih kekayaan alam dan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu sektor kehidupan, telah mengambil peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal akan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR

Peran CSR dalam Pembangunan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

S, 2015 KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Cilacap merupakan kota yang terletak di sebelah selatan dari

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

KHM 203 ONLINE PR SEKSI 10. NAMA : SRI CICI KURNIA NIM : TEMA BLOG : WARNA WARNI YOGYAKARTA :

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Menurut John Naisbit, pada abad ke 21 nanti pariwisata akan

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Yogyakarta adalah kota yang dikenal sebagai kota perjuangan, pusat

LAMPIRAN. Pertanyaan wawancara untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. kelebihannya bila dibandingkan dengan pariwisata di daerah lain?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Salah satunya dibuktikan oleh peningkatan jumlah wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

Paket Wisata. Hoshizora Tour

BAB III: TINJAUAN LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB V PENUTUP. Hasil pembahasan dari gambaran sebaran dan pengujian hipotesis mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Daerah di mana sistem pemerintahan negara yang semula. pembangunan perekonomian daerah setempat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya kegiatan pariwisata dengan mendirikan organisasi-organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. di utara, Kabupaten lamongan di timur, Kabupaten nganjuk, Kabupaten madiun,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata saat ini sedang menjadi gaya hidup (lifestyle) di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan multidestinasi adalah jenis perjalanan yang sering. dilakukan wisatawan dalam berkunjung ke kawasan yang memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Perkembangan pariwisata di Gunungkidul

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia setelah Bali. Aliran uang yang masuk ke provinsi DIY dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari migas, pajak, non pajak. Dana yang berasal dari rakyat dengan jalan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang memiliki peran penting terhadap perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa. Industri pariwisata merupakan kegiatan yang tidak mengenal batas ruang. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang diikuti dengan kemudahan akses, pergerakan manusia menjadi lebih cepat, mudah, bervariasi, nyaman dan ekonomis, sehingga batas wilayah tidak lagi menjadi hambatan. Pariwisata mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang, artinya perkembangan suatu objek wisata tidak hanya membawa kemamuran bagi destinasi wisata tersebut. Secara umum perkembangan destinasi wisata tersebut juga membawa dampak yang positif bagi sektor-sektor lain di sekitarnya. Bila kepariwisataan suatu wilayah sudah maju, maka faktor-faktor pendukung pertumbuhan di sekitarnya juga akan berkembang. Bukti bahwa sektor pariwisata berperan terhadap perekonomian Indonesia bisa dilihat dari besarnya sumbangan pariwisata terhadap ekspor Indonesia.

2 Gambar 1.1 Lima Besar Komoditas Penyumbang Devisa Ekspor Indonesia Periode 2013-2015 35.000,00 30.000,00 25.000,00 20.000,00 15.000,00 10.000,00 5.000,00 Minyak dan Gas Bumi Batu Bara Minyak Kelapa Sawit Pariwisata Karet Olahan Pakaian Jadi 0,00 2013 2014 2015 Arti penting pariwisata dalam perekonomian indonesia dapat dilihat pada Gambar 1.1, di mana pariwisata menempati peringkat keempat setelah komoditas minyak dan gas bumi, batu bara, dan minyak kelapa sawit sebagai penyumbang devisa ekspor. Dalam hal ini, pariwisata merupakan komoditas non-migas penyumbang devisa ekspor terbesar ketiga. Sebagai salah satu provinsi di Indonesia, Yogyakarta menggunakan slogan Jogja Never Ending Asia dalam memperkuat identitasnya sebagai tujuan wisata dan hal ini memberi peluang sebagai salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi mengingat banyaknya objek wisata yang dimiliki. Terlihat pada Tabel 1.1 bahwa Yogyakarta memiliki ciri khas dan potensi wisata yang besar, baik wisata alam maupun wisata budaya.

3 Tabel 1.1 Daya Tarik Wisata Yogyakarta Sleman Wisata Alam Kaliurang Kaliadem Wisata Budaya Candi Prambanan Kraton Ratu Boko Bantul Kulonprogo Gunung Kidul Kota Pantai Parangtritis Kebun Buah Mangunan Waduk sermo Pantai Glagah Pantai Wediombo Pantai Pok Tunggal Gembiro Loka Kebun Plasma Nutfah Museum Tembi Rumah Museum Wayang Kekayon Makam Nyi Ageng Serang Makam Grigondo Goa Cerme Watu Lumbung Kraton Yogyakarta Taman Sari Manfaat yang paling besar dirasakan oleh masyarakat adalah industri pariwisata mampu menciptakan banyak kesempatan kerja yang mendukung berkembangnya objek wisata tersebut. Selain mengurangi jumlah pengangguran, objek wisata yang berkembang juga turut mengangkat pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapat dari pajak, akomodasi, dan retribusi. Hal yang paling penting di dalam pariwisata adalah daya tarik wisata. Tanpa hal itu, pariwisata sulit berkembang karena orang datang berwisata ke suatu tempat tentu untuk menikmati daya tarik wisata yang ada di dalamnya. Hal ini berkaitan erat dengan motivasi seseorang dalam melakukan perjalanan wisata. Bila tidak ada daya tarik dari destinasi wisata yang dikunjungi,

4 wisatawan enggan untuk menghabiskan waktu dan membelanjakan uangnya di daerah tersebut. Sebagai salah satu kabupaten di Provinsi DIY, Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten yang memiliki daya tarik wisata yang bisa dilihat dari bertambahnya jumlah kunjungan wisata dari tahun ke tahun seperti yang tertera pada Gambar 1.2. 6.000.000 Gambar 1.2 Jumlah KunjunganWisata di Kabupaten Sleman 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 2011 2012 2013 2014 2015 1.000.000 0 KABUPATEN SLEMAN Kenaikan jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Sleman dari gambar 1.2, mengalami peningkatan hal tersebut di dorong Kabupaten Sleman merupakan Kabupaten yang sangat unik karena merupakan satu-satunya Kabupaten di Provinsi Yogyakarta yang memiliki banyak destinasi wisata budaya yang berupa candi-candi dan situs-situs kuno. Bahkan di daerah lain di Indonesia jarang ditemukan candi sebanyak yang ada di Kabupaten Sleman. Candi Prambanan yang termasyur di seluruh dunia tersebut ada

5 Kabupaten Sleman. Selama ini yang yang menjadi primadona wisata budaya yang berupa candi di Kabupaten Sleman hanya Candi Prambanan. Candi Prambanan merupakan daya tarik wisata terbesar dan terfavorite yang ada di Sleman, namun sebenarnya Kabupaten Sleman memiliki candi-candi yang tidak kalah indah dan elok di banding Candi Prambanan, misalnya Candi Sambisari, Kraton Ratu Boko, Candi Ijo dan lain sebagainya. Sebagai salah satu objek wisata candi yang cukup ternama di Sleman, setelah Candi Prambanan, Kraton Ratu Boko mulai menjadi perhatian wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Kraton Ratu Boko merupakan destinasi wisata yang cukup berpotensi dan menarik. Letaknya yang berada di atas perbukitan menawarkan perbedaan dibandingkan dengan wisata candi lainnya. Selain itu, jika situs-situs budaya lain berupa candi atau kuil, pada Kraton Ratu Boko seperti istana, terlihat dari bangunan-bangunna yang terdapat pada di situs Ratu Boko. Kraton Ratu Boko terletak di wilayah Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Sleman Prambanan, Kabupaten Sleman, atau sekitar 3 km dari arah selatan Candi Prambanan. Akses menuju Kraton Ratu Boko cukup jelas dan mudah. Pengunjung dari Kota Yogyakarta bisa menggunakan angkutan umum, seperti bus atau taksi. Kraton Ratu boko terbilang cukup unik dan menarik karena letaknya diatas bukit, sehingga dapat melihat pemukiman di sekitar Kraton Ratu Boko dari atas bukit. Selain itu apabila cuaca cerah pengunjung dapat melihat gunung Merapi dengan jelas. Pada sore hari,

6 pemandangan sunset dari Kraton Ratu Boko akan terlihat mempesona dan indah. Situs Ratu Boko terletak diperbukitan Boko dengan ketinggian 195,97 m di atas permukaan laut dengan luas sekitar 160,898 m 2. Situs Ratu Boko merupakan peninggalan sejarah Jawa yang bercorak hinduisme dan budhaisme, yang dibangun pada abad VII IX M. Awalnya, situs ini merupakan sebuah kompleks vihara sebagaimana tercatat dalam prasasti Abhayaghiriwihara pada tahun 792 M. Beberapa waktu yang lalu, tempat ini kembali booming karena dipromosikan secara tidak langsung melalui film Ada Apa Dengan Cinta 2. Sama halnya dengan Candi Prambanan, Kraton Ratu Boko juga termasuk dalam pengelolaan perusahan BUMN, yaitu PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Kraton Ratu Boko. Selain keunikan dan lokasi yang menawarkan perbedaan dari candi-candi lainnya pengelola meningkatkan jumlah pengunjung Kraton Ratu Boko dengan adanya paket treking mengelilingi Kraton Ratu Boko, lalu melihat sunset dan lain sebagainya. PT Taman wisata juga menawarkan paket shuttle dari Candi Prambanan ke Kraton Ratu Boko untuk memudahkan pengunjung.

7 Gambar 1.3 Banyaknya Pengunjung Objek Wisata Ratu Boko Menurut Asal Wisatawan Tahun 2011-2015 300 250 200 150 100 wisnus wisman 50 0 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Dinas kebudayaan DIY. Berdasarkan gambar 1.3 terlihat bahwa jumlah pengunjung dari tahun 2011-2015 mengalami fluktuasi dimana kenaikan paling tinggi terjadi pada tahun 2014-2015. Untuk menjaga kualitas produk dan layanan wisata di Kraton Ratu Boko maka diperlukan evaluasi dan perbaikan fasiltas yang ada di Kraton Ratu Boko. Hal tersebut dianggap penting dengan melihat perkembangan prefensi, motivasi dan ekspektasi pasar yang semakin kritis terhadap suatu daya tarik wisata, sehingga mendorong perlunya evaluasi terhadap kondisi yang sudah ada. Perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan diantaranya adalah, perbaikan fasilitas yang ada di dalam komplek Kraton Ratu Boko, penambahan Gazebo, perbaikan akses jalan menuju Kraton Ratu Boko mengigat obyek wisata Kraton Ratu Boko yang berada diatas perbukitan perlunya keamanan menuju obyek wisata tersebut, di pilihnya

8 Kraton Ratu Boko sebagai pembuatan film AADC 2 perlu di tingkatkan kebersihan dan keindahan yang ada di sekeliling Kraton Ratu Boko. Dengan adanya perbaikan dan penambahan fasilitas yang di tawarkan pada Kraton Ratu Boko agar menarik para pengunjung dan membuat nyaman para wisatawan yang berdatangan maka diperlukan anggaran biaya yang tidak sedikit,dengan begitu perlu adanya kontribusi yang seimbang antara pengelola yaitu, PT Taman Wisata dan pengunjung dalam upaya pelestarian lingkungan pada Kraton Ratu Boko. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti tentang kesediaan membayar dalam upaya pelestarian lingkungan, apakah wisatawan mau berkontribusi lebih (dengan membayar tiket lebih pada saat ini). Karena sudah sepantasnya biaya untuk melestarikan Kraton Ratu Boko itu berasal dari pengelola dan pengunjung turut membantu memberikan edukasi tentang nilai konservasi, partisipasi dan kepedulian pengunjung, sehingga perlu diteliti berapa besaran kesediaan membayar (WTP) yang pengunjung ingin bayarkan untuk upaya pelestaraian lingkungan pada Kraton Ratu Boko. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, beberapa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana profil atau karakteristik sosial ekonomi para pengunjung Kraton Ratu Boko?

9 2. Berapakah besaran nilai Willingness To Pay pengunjung Kraton Ratu Boko? 3. Bagaimana persepsi para pengunjung terhadap infrastruktur dan layanan yang ditawarkan oleh Kraton Ratu Boko? 4. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi kesediaan pengunjung membayar tiket masuk Kraton Ratu Boko? C. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi pengunjung obyek wisata Kraton Ratu Boko. 2. Untuk mengetahui besarnya nilai Willingness To Pay pengunjung untuk membayar tiket masuk obyek wisata Kraton Ratu Boko. 3. Untuk mengetahui presepsi pengunjung terhadap infrastuktur dan pelayanan yang ditawarkan oleh Kraton Ratu Boko. 4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi Willingness To Pay pengunjung Kraton Ratu Boko. D. Manfaat Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi pemerintah daerah dan instansi yang mengelola tempat wisata Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam menetapkan kebijakan terkait dengan pengelolaan Kraton Ratu Boko.

10 2. Bagi pembaca Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan serta dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian serupa. 3. Bagi penulis Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai penilaian ekonomi serta kesediaan para pengunjung untuk membayar tiket masuk objek Kraton Ratu Boko. `