BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU Sisdiknas dalam Trianto, 2010: 24). Dari makna ini jelas bahwa pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah memiliki hubungan yang erat antara guru sebagai pendidik dengan peserta didiknya. Perubahan dalam proses pembelajaran sudah mulai diberlakukan, dimana peserta didik didorong untuk lebih kreatif dan aktif dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan Trianto (2010: 6), bahwa salah satu perubahan paradigma pembelajaran adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (Teacher Centered) beralih berpusat pada peserta didik (Student Centered) dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan yang dilakukan merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang rendah, baik dari segi proses maupun hasil belajar. Salah satu pembelajaran yang diajarkan kepada peserta didik di setiap jenjang pendidikan adalah pembelajaran matematika. Menurut Susanto (2013:187), pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar untuk mengembangkan kreativitas berpikir peserta didik yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, serta dapat membangun pengetahuan baru sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman materi matematika. Sedangkan Schoenfeld dalam Uno (2008: 130) mengemukakan bahwa matematika melibatkan pengamatan, penyelidikan, dan keterkaitan dengan fenomena fisik dan sosial. Matematika menjadi salah satu mata pelajaran penting, namun tidak dapat dipungkiri bahwa banyak peserta didik yang memandang matematika sebagai mata pelajaran yang paling sulit. Masalah utama dalam pembelajaran matematika adalah masih rendahnya minat belajar matematika sehingga berdampak pada pemahaman peserta didik. Hal ini tampak dari rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang masih memprihatinkan. Berdasarkan hasil observasi dan 1
2 wawancara dengan Enix Haryadi, S.Pd selaku guru kelas III B SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang Semester II pada tanggal 16 Februari 2016, diketahui jumlah peserta didik kelas III B ada 21 anak, dimana anak laki-laki berjumlah 9 anak dan anak perempuan berjumlah 12 anak. Sedangkan untuk nilai KKM matematika adalah 65. Berdasarkan dokumentasi hasil belajar matematika peserta didik kelas III B SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang yang di dapat dari buku administrasi ulangan tengah semester II mata pelajaran matematika kelas III B tahun pelajaran 2015/2016 diketahui 3 (14,3%) peserta didik yang mendapat nilai 30-39, 2 (9,5%) peserta didik yang mendapat nilai antara 40-49, 5 (23,8%) peserta didik yang mendapat nilai antara 50-59, 5 (23,8%) peserta didik yang mendapat nilai antara 60-69, 1 (4,8%) peserta didik yang mendapat nilai antara 70-79, 2 (9,5%) peserta didik yang mendapat nilai antara 80-89, 3 (14,3%) peserta didik yang mendapat nilai diatas 90. Rata-rata nilai kelas 62,1 dan masih banyak peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM. Dari dokumentasi hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi yaitu rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang masih rendah. Permasalahan tersebut dapat diringkas secara jelas dalam tabel sebagai berikut. Tabel 1.1 Nilai Tengah Semester II Kelas III B SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 65 8 38,1% 2 Tidak Tuntas < 65 13 61,9% Jumlah 21 100% Rata-Rata 62,1 Skor maksimum 95 Skor minimum 31 Dilihat dari persentase ketuntasan yang diperoleh peserta didik, maka diketahui peserta didik masih mengalami kesulitan apabila diminta untuk memahami dan menyelesaikan soal-soal matematika, sehingga hasil belajar yang
3 di dapat tidak maksimal atau rendah. Kondisi tersebut disebabkan karena guru masih menggunakan pendekatan yang dalam pembelajarannya peserta didik hanya mengaplikasikan konsep secara langsung menggunakan simbol dan rumus tanpa diberikan pengalaman dengan situasi realistik atau nyata. Sedangkan rendahnya minat belajar peserta didik dalam proses pembelajaran matematika dapat terlihat dari kurangnya ketertarikan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran matematika, masih banyak peserta didik yang tidak memperhatikan pembelajaran dan kurang keterlibatan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran serta media bagi peserta didik untuk menemukan secara mandiri pengetahuannya dalam proses berpikirnya. Oleh karena itu, pada proses pembelajaran guru perlu memperhatikan beberapa hal untuk meningkatkan minat belajar peserta didik, yaitu cara guru dalam mengajar agar menarik perhatikan peserta didik dan melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran serta mampu membuat peserta didik nyaman mengikuti pembelajaran sehingga peserta didik akan merasa senang serta antusias pada pembelajaran matematika. Minat merupakan faktor yang penting untuk menunjang kegiatan belajar peserta didik. Kenyataan ini juga diperkuat oleh pendapat Sardiman dalam Susanto (2013:66) yang menyatakan bahwa proses belajar itu akan berjalan lancar jika disertai dengan minat. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar dan akan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya upaya untuk mengatasi masalah yang muncul yaitu dengan menggunakan pendekatan tepat. Salah satunya yaitu pendekatan yang sangat populer sekarang ini dalam pembelajaran matematika yaitu Pendidikan Matematika Realistik (PMR) atau sering dikenal dengan sebutan Realistic Mathematic Education (RME) (Susanto, 2013: 205). Inovasi pendekatan RME dipelopori pertama kali oleh Prof. Hans Freudenthal. Freudental dalam Wijaya (2012: 20) mengungkapkan bahwa RME memandang matematika sebagai suatu bentuk aktivitas manusia. Ini berarti manusia atau peserta didik harus diberi kesempatan untuk menemukan ide dan konsep matematika. Dengan pendekatan ini, peserta didik diharapkan akan berani
4 mengemukakan pendapatnya serta mampu menerima pendapat orang lain yang akan merangsang aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Fruedenthal dalam Wijaya (2012: 20) berpendapat bahwa konsep utama dalam RME adalah kebermaknaan konsep matematika dimana proses pembelajaran peserta didik hanya akan terjadi jika pengetahuan yang dipelajari bermakna bagi peserta didik. Suatu pengetahuan akan menjadi bermakna bagi peserta didik jika proses pembelajaran dilaksanakan menggunakan permasalahan realistik. Suatu masalah realistik tidak harus berupa masalah yang ada di dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik tetapi juga dapat dibayangkan atau nyata dalam pikiran peserta didik. Untuk mempermudah peserta didik dalam belajar dan pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik, maka guru sebaiknya menyediakan media pembelajaran yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam menemukan ide atau konsep. Pada dasarnya Pendekatan pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) tepat diterapkan di Sekolah Dasar dalam pembelajaran matematika karena dapat membantu peserta didik dalam menemukan dan memahami serta mengembangkan konsep-konsep matematika. Peserta didik akan menjadi terlibat langsung dengan dunia nyata dalam pembelajaran karena adanya aktivitas belajar dan interaksi diantara peserta didik yang akan membuat peserta didik tertarik dengan pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh Febriana (2013) menunjukkan bahwa ada peningkatan minat dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education. Hal serupa juga disampaikan oleh Riwayanti (2012) yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan minat dan hasil belajar matematika peserta didik. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran matematika. Oleh sebab itu, Peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Implementasi Pendekatan Realistic Mathematic Education Berbantu Media Geoboard dan Benda Manipulatif Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Peserta
5 Didik Kelas III B di SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan. Permasalahan yang dapat diidentifikasi yaitu: a. Berhubungan dengan proses pembelajaran yaitu pembelajaran matematika, guru kelas III B di SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang belum menyediakan media sebagai alat untuk meningkatkan minat belajar matematika sehingga peserta didik kurang tertarik dengan materi yang diajarkan. b. Berhubungan dengan pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran matematika, guru kelas III B di SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang belum memberikan secara maksimal kesempatan peserta didik untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan masalah yang realistik. c. Berhubungan dengan hasil belajar yaitu hasil belajar matematika, peserta didik kelas III B SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang masih rendah. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Apakah implementasi pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) berbantu media geoboard dan benda manipulatif dapat meningkatkan minat belajar matematika peserta didik kelas III B SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016? b. Apakah implementasi pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) berbantu media geoboard dan benda manipulatif dapat meningkatkan hasil belajar kelas III B SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016? 1.4 Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
6 a. Meningkatkan minat belajar matematika peserta didik melalui pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif, peserta didik kelas III B di SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. b. Meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif, peserta didik kelas III B di SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis. Adapun manfaat teoritis dan praktis tersebut sebagai berikut: 1.5.1. Manfaat Teoritis Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan pendidikan dan pembelajaran matematika khususnya berhubungan dengan pendekatan RME berbantu media geoboard dan benda manipulatif dalam meningkatkan hasil belajar dan minat belajar peserta didik. 1.5.2. Manfaat Praktis a. Guru Penelitian ini diharapkan menjadi wawasan dan pengetahuan tentang pendekatan RME berbantu media geoboard dan benda manipulatif sebagai acuan untuk mengembangkan pendekatan-pendekatan pembelajaran lain yang lebih variatif untuk meningkatkan hasil belajar dan minat belajar. b. Peserta didik Penelitian ini diharapkan lebih termotivasi mempelajari matematika dan tidak putus asa dalam belajar matematika. c. Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di SDN Tlogo Kabupaten Semarang selanjutnya.