ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 Norbertha Lerebulan Jeavery Bawotong Julia. Villy. Rottie

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh TIWIK SUSILOWATI J

PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Faktor-faktor kejadian malaria

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYUMBA PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

BEBERAPA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN NANGA ELLA HILIR KABUPATEN MELAWI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

ABSTRAK. Helendra Taribuka, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

Risk factor of malaria in Central Sulawesi (analysis of Riskesdas 2007 data)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

PERILAKU MASYARAKAT DAN KEJADIAN MALARIA DI DESA PULAU LEGUNDI KECAMATAN PUNDUH PEDADA KABUPATEN PESAWARAN

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN UPAYA PENCEGAHAN GIGITAN NYAMUK DENGAN KEBERADAAN KASUS MALARIA DI PUSKESMAS BONTOBAHARI

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis Univariat

LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap ketahanan nasional, resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

Elly Yane Bangkele*, Ari Krisna**

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. endemik malaria, 31 negara merupakan malaria-high burden countries,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Yurike Gitanurani¹, Dina Dwi Nuryani² Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

ANALISIS MODEL PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI PULAU KAPOPOSANG TAHUN Mulawarman, Arsunan Arsin, Rasdi Nawi. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Penyakit malaria

BAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN KEI BESAR KABUPATEN MALUKU TENGGARA PROVINSI MALUKU

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium. Vivax. Di Indonesia Timur yang terbanyak adalah Plasmodium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPERCAYAAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA PADA MASYARAKAT (Observasi Analitik di Desa Gunung Raya)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN KEPUALAUAN MENTAWAI SELAMA JANUARI-DESEMBER 2012

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA. 1. Sebelum penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS KOELODA KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA PROVINSI NTT

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia disetiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu Negara

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

Fajarina Lathu INTISARI

Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal

: Survei Malariometrik di Kelurahan Kalumata Kecamatan Kota Ternate Selatan Kota Ternate Provinsi Maluku Utara Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM BERDARAH DAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS NGORESAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAWANGKO

BAB 1 PENDAHULUAN. negara khususnya negara-negara berkembang. Berdasarkan laporan The World

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMBATU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Penyakit Malaria di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe

Transkripsi:

HUBUNGAN KEBIASAAN MASYARAKAT DESA TUMBUR DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN WERTAMRIAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Norbertha Lerebulan Jeavery Bawotong Julia. Villy. Rottie Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultan Kedokteran Unverstas Sam Ratulangi Manado Email: sanny_lerebulan@yahoo.com Abstract: Malaria is an infectious disease caused by a parasite (protozoa) of the genus Plasmodium that can be transmitted through the bite of the female anopheles mosquito. Malaria in West Southeast Maluku regency is still a public health problem, according to a profile of Maluku Health Department in 2010 as many as 370 people and in 2011 from the month of January - July, as many as 114 people. The purpose of this study was to determine Habits Village Community Relations Tumbur with Genesis Malaria in Sub health center working area Wertambrian West Southeast Maluku regency. Type of study is an observational cross-sectional study design. This study used 99 respondents and the data were analyzed using the Pearson chisquare test. This study proved that there is a relationship between the customs of the people with malaria incidence (chi-square analysis ρ = 0.000). Keywords: People's habits, the incidence ofmalaria Abstrak: Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus plasmodium yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Penyakit malaria di Kabupaten Maluku Tenggara Barat masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Maluku tahun 2010 sebanyak 370 orang dan tahun 2011 dari bulan januari - juli sebanyak 114 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui Hubungan Kebiasaan Masyarakat Desa Tumbur dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesma Kecamatan Wertambrian Kabupaten Maluku Tenggara Barat.Jenis Penelitian ini adalah observasional dengan desain penelitian Cross Sectional. Penelitian ini menggunakan 99 responden dan data dianalisis menggunakan pearson chi-square test. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa ada hubungan antara kebiasaan masyarakat dengan kejadian malaria (hasil analisis chi-square ρ= 0,000). Kata kunci: kebiasaan masyarakat, kejadian Malaria PENDAHULUAN Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus plasmodium yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa Italia, yaitu mal (buruk) dan aria (udara) atau udara buruk (bad air) karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain, seperti demam aroma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges dan demam kura (Andi Utama, 2003). 1

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1202/MENKES/ VIII /2003 tentang indikator derajat kesehatan dan target yang hendak dicapai di tahun 2010 pada angka kesakitan malaria per 1000 pendudukadalah lima kasus (Depkes RI 2003). Tetapi pada saat ini indikator tersebutbelumtercapai, karena kasus malaria di daerah endemis masih tinggi. Upaya penanggulangan penyakit malaria di Indonesia dapat dipantaudengan menggunakan indikator Annual Parasite Insidence (API) untuk Jawa - Bali dan Annual Malaria Insidence (AMI) untuk luar Jawa-Bali (Depkes RI,2008). Angka kesakitan malaria di Propinsi Maluku masih cukup tinggi, hal ini dapat diketahui dari data kunjungan klinis penderita malaria ke unit pelayanan kesehatan yang ada maupun dengan hasil pemeriksaan laboratorium. Indeks transmisi penularan di Propinsi Maluku cukup tinggi, karena berdasarkan hasil pelaksanaan survey sampai pada bulanagustus 2007 angka parasite rate rata-rata di Provinsi Maluku adalah 7,38 % sedangkan target dari Departemen Kesehatan untuk luar Jawa-Bali diharapkan parasite rate kurang dari 4,78 %. (Profil Dinkes Propinsi Maluku, 2007). Penyakit malaria di Kabupaten Maluku Tenggara Barat masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Maluku tahun 2010sebanyak 370 orang dan tahun 2011 dari bulan januari juli sebanyak 114 orang. Kecamatan Wertambrian memiliki sarana pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Wertambrian.Dari data puskesmas Wertambrian, jumlah penderita malaria yang meninggal tahun 2010 sebanyak 5 orang. Tahun 2011 jumlah penderita malaria 71 orang, yang meninggal 3 orang, dan 2 penderita diantaranya warga desa Tumbur. Desa Tumbur merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Wertambrian di Kabupaten Maluku Tenggara Barat.Secara geografis, Desa 2 Tumbur terletak di pesisir pantai dan juga memiliki dua sungai, dua sungai yang terdapat di desa ini menjadi sumber mata air bagi warga desa sebagai tempat mandi, mencuci dan lain-lain saat musim panas. Selain itu juga Desa Tumbur terdapat banyak rawa karena adanya hutan mangrof.jumlah penduduk Desa Tumbur adalah459 orang. Uraian diatas menunjukkan bahwa kebiasaan tak sehat masyarakat sangat mempengaruhi kejadian malaria disuatu daerah. Penelitian malaria dikabupaten Maluku Tenggara Barat belum pernah dianalisis, Hubungan kebiasaan masyarakat dengan kejadian malaria. Informasi ini sangat berguna dalam rangka penelitian nanti. Peneliti ingin melihat apakah kejadian malaria di Desa Tumbur Kecamatan Wertambrian Kabupaten Maluku Tenggara Barat ada hubungannya dengan kebiasaan masyarakat setempat dalam hal ini kebiasaan berada diluar rumah pada malam hari, pemakaian kelambu pada saat tidur, penggunaan obat anti nyamuk dan kebiasaan menggantung pakaian dalam ruangan. METODE PENELITIAN Penelitian ini berbentuk observasional dengan desain penelitian Cross Sectional. Penelitian cross sectional adalah penelitian yang menyangkut bagaimana variabel sebab dan variabel akibat atau kasus yang terjadi dikumpulan secara stimulant, sesaat atau satu kali waktu (dalam waktu yang bersamaan), (Notoadmojo,2005), yaitu penelitian mencari hubungan antara kebiasaan masyarakat dengan kejadian malaria. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan ditelliti (Setiadi,2007). Pada penelitian ini populasinya adalah keseluruhan penduduk yang berada di Desa Tumbur Kecamatan Wertambrian Kabupatem Maluku Tenggara Barat, dengan jumlah 495 orang. Sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo,2005). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di Desa Tumbur Kecamatan Wertambrian, dengan jumlah sampel sebanyak 99 orang yang diperoleh 20% dari total populasi yang ada (Arikunto, 2006) yaitu = 20/100x495 = 99 orang.sampling adalah suatu proses dalam menyelesaikan sampel untuk dapat mewakili populasi (Setiadi, 2007). Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel dalam penelitian (Sugiyono, 2010).Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan Non Probability SamplingProposive sampling, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang di kehendaki peneliti (Setiadi, 2007). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuisioner serta wawancara terpimpin sebagai alat ukur.wawancara diartikan sebagai suatu metode yang digunakan untuk mendapat data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau penelitian secara lisan dari seorang responden (Notoatmodjo, 2005).Pengumpulan data pada kuisioner yangdigunakan untuk menilai kebiasaan masyarakat dalam hubungan dengan penyakit malariadigunakan 14 item pertanyaan dengan menggunakan skala Guttmandimana. Analisis Univariat dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga menghasilkan distribusi jumlah dan presentasi dari tiap variabel yang diteliti.analisa Bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang digunakan berhubungan atau berkorelasi.pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan masyarakat dengan kejadian malaria yaitu dengan menggunakan uji chi-square (Pearson s chisquare) melalui perhitungan statistic dan menjumlahkan hasil perhitungan dengan sistem komputerisasi (Program SPSS). 3 HASIL dan PEMBAHASAN Karakteristik Responden Data karakteristik responden berisikan data mengenai pribadi responden yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Distribusi Responden MenurutUmur Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur Umur 7 58 19 10 3 2 16-24 Tahun 25-34 Tahun 35-44 Tahun 45-54 Tahun 55-60 Tahun >60 Tahun 7,1 58,6 19,2 10,1 3,0 2,0 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa responden paling banyak berada pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu 58 orang (58,6%), sedangkan yang paling sedikit pada umur > 60 tahun yaitu 2 orang (2,0%). Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin 56 43 Laki-laki Perempuan 56,6 43,4 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut jenis kelamin, paling banyak pada kelompok lakilaki yaitu 56 orang (56,6%), sedangkan kelompok perempuan 43 orang (43,4%). Distribusi Responden Menurut Pendidikan Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Pendidikan 14 23 49 10 3 Tamat SD Tamat SMP Tamat SMU DIII S1 14,1 23,3 49,5 10,1 3,0

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut pendidikan, paling banyak pada jenjang SMU yaitu 49 orang (49,5%), sedangkan yang paling sedikit pada jenjang S1 yaitu 3 orang (3,0%). Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Pendidikan PNS ABRI/POLISI Pedagang Petani Nelayan Ojek 11 1 10 43 14 20 11,1 1,0 10,1 43,4 14,1 20,2 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut pekerjaan, yang paling banyak bekerja sebagai petani yaitu 43 orang (43,4%), sedangkan yang paling sedikit bekerja sebagai ABRI/POLISI yaitu 1 orang (1,0%). Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang diteliti tanpa menghubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain dengan uji statistik. Distribusi Responden Menurut Status Malaria: Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Status Malaria Status Malaria Ya 32 32,3 Tidak 67 67,7 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut status malaria. Dari 99 responden yang diteliti sebanyak 32 orang (32,3%) yang berstatus malaria, sedangkan yang tidak yaitu 67 orang (67,7%). Distribusi Responden Menurut Waktu Kejadian Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Waktu Kejadian Waktu Kejadian Tidak Malaria < 6 Bulan > 6 Bulan Setiap Tahun 67 10 17 5 67,7 10,1 17,2 5,1 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut waktu kejadian selain yang tidak malaria paling banyak yang mempunyai waktu kejadian > 6 bulan yaitu 17 orang (17,2%), sedang yang paling sedikit setiap tahun yaitu 5 orang (5,1%). Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Berada di Luar Rumah Pada Malam Hari Tabel7. Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Berada di Luar Rumah Pada Malam Hari Kebiasaan Berada di Luar Rumah Berada di luar rumah Tidak berada di luar rumah 52 47 52,5 47,5 Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa distribusi responden lebih banyak yang berada di luar rumah pada malam hari yaitu berjumlah 52 orang (52,5%), sedangkan responden yang tidak berjumlah 47 orang (47,5%). 4

Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Memakai Kelambu Tabel 8.Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Memakai Kelambu Kebiasaan Memakai Kelambu Tidak Memakai Kelambu Memakai Kelambu 53 46 53,5 46,5 Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa distribusi responden lebih banyak yang tidak memakai kelambu yaitu berjumlah 53 orang (53,5%), sedangkan responden yang memakai kelambu, berjumlah 46 orang (46,5%). Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Memakai Obat Anti Nyamuk Tabel 9.Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Memakai Obat Anti Nyamuk Kebiasaan Memakai Obat Anti Nyamuk Tidak Memakai Anti Obat Nyamuk Memakai Obat Anti Nyamuk 51 48 51,5 48,5 Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa distribusi responden lebih banyak berada pada yang tidak memakai obat anti nyamuk yaitu berjumlah 51 orang (51,5%) sedang yang memakai 48 orang (48,5%). Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Menggantung Pakaian di dalam Rumah Tabel 10. Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Menggantung Pakaian di dalam Rumah Kebiasaan Menggantung Pakaian Menggantung pakaian Tidak menggantung pakaian 60 39 60,6 39,4 Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa distribusi responden lebih banyak berada pada kebiasaan yang menggantung pakaian yaitu 60 orang (60,6%), sedangkan responden yang tidak menggantung pakaian di dalam rumah 39 orang (39,4%). Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Masyarakat Tabel 11.Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Masyarakat Kebiasaan Masyarakat Kurang Baik 49 50 49,5 50,5 Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut kebiasaan masyarakat lebih banyak yang memiliki kebiasaan baik yaitu 50 orang (50,5%), sedangkan responden yang memiliki kebiasaan yang kurang berjumlah 49 orang (49,5%). Pembahasan Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukakan pada 99 orang responden yang merupakan masyarakat yang berada di Desa Tumbur di Kecamatan Wertambrian menunjukkan bahwa umumnya responden berada pada kelompok umur 25-34 tahun 5

(58,6%). Berdasarkan jenis kelamin, paling banyak pada kelompok laki-laki (56,6%). Distribusi responden menurut pendidikan, paling banyak pada jenjang SMU (49,5%). Berdasarkan pekerjaan, yang paling banyak bekerja sebagai petani (43,4%). Analisis Univariat Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan distribusi responden menurut status malaria diperoleh sebanyak (32,3%) yang berstatus malaria. Menurut waktu kejadian selain yang tidak malaria paling banyak yang mempunyai waktu kejadian > 6 bulan (17,2%). Untuk kebiasaan aktivitas di luar rumah terdapat lebih banyak responden yang berada di luar rumah pada malam hari (52,5%), aktivitas keluar pada malam hari ini merupakan salah satu faktor risiko sosial yang berkaitan dengan penularan malaria. Secara bionomik nyamuk vaktor malaria mempunyai aktivitas mencari darah pada malam hari, dan sasaran yang dicapai adalah menghiap darah manusia. Dilakukan oleh Pat Dale, dkk dalam dalam Sunarsih, dkk (2009) juga menyebutkan bahwa intensitas penularan penyakit malaria yang tinggi bisa terjadi pada orang-orang yang melakukan aktivitas di luar rumah pada malam hari (night-time-activity outdoors). Masyarakat Desa Tumbur pada umumnya adalah petani. Kebiasaan warga Desa Tumbur yang bertani, memiliki kebiasaan bermukim di areal pertaniannya, pada musim bertanam seperti pada bulan januari sampai maret. Selain itu, mereka juga biasanya bermukim di daerah pertanian ataau perkebunan (untuk beberapa hari) demi menjaga tatanamannya dari para pencuri hasil. Kebasaan menjaga tanaman tersebut, memiliki korelasi yang kuat, dengan adanya kebiasaan buruk dari mayoritas warga Desa Tumbur seperti : malas bertani, namun cenderung mengambil hasil tanaman orang lain tanpa ijin (mencuri). Dengan memehami kebiasaan masyarakat Desa Tumbur, yang mayoritas 6 adalah petani, kita bisa memahami bahwa kejadian malaria merupakan sebuah konsekwensi logis tak terhindarkan. Kebiasaan ronda malam di Desa Tumbur, sering dilakukan oleh kaum mudamudi, juga oleh sebagian kaum bapak yang memiliki kebiasaan bagadang. Berbagai kegiatan saat ronda malam yakni : kebiasaan nonton bersama di beberapa kios kecil yang bisanya dilakukan oleh kaum muda-mudi dan tak jarang juga oleh sebagian kaum bapak. Selain nonton bersama, mereka juga seringkali bermain kartu (bukan judi), bercerita, minum minuman keras seperti :sopi (sama seperti cap tikus di daerah Manado). Kebiasaan demikian sudah pasti berdampak buruk bagi kesehatan, pada akhirnya mereka juga bias mengalami sakit malaria. Berdasarkan kebiasaan memakai kelambu menunjukkan responden banyak yang tidak memakai kelambu (53,5%). Hasil penelitian yang dilakukan Neal Alexander (et al) di Colombia dalam Sunarsih, dkk (2009) menunjukkan bahwa menggunakan kelambu berinsektisida saat tidur pada malam hari mampu mencegah risiko terkena malaria dibanding yang tidak menggunakan. Namun kelambu tidak akan berarti kalau tidak diikuti oleh pemakaian yang rutin dari malam ke malam. Di Desa Tumbur tidak semua warga berkebiasaan menggunakan kelambu pada waktu tidur. Warga yang berkebasaan menggunakan kelambu adalah mereka yang mendapat sumbangan dari petugas kesehatan setempat, mereka tu terdiri dari : ibu-ibu hamil, ibu menyusui dan sebagian warga yang keluarganya adalah tenaga kesehatan. Sedangkan mereka yang tidak menggunakan kelambu, biasanya disebabkan oleh factor ekonomis dan minimnya kesadaran akan pentingnya menggunakan kelambu bagi kesehatan. Berdasarkan kebiasaan memakai obat anti nyamuk lebih banyak responden yang tidak memakai obat anti nyamuk (51,5%).

Upaya pencegahan dengan menggunakan obat pengusir nyamuk belum memasyarakat secara menyeluruh. Kebiasaan tidak menggunakan obat anti nyamuk diwaktu tidur banyak ditemukan pada kasus. Kebiasaan tersebut bagi masyarakat karena penyakit malaria sudah tidak dianggap sebagai penyakit yang berbahaya. itu dikarenakan banyak responden yang tidak menyukai bau dari obat anti nyamuk. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan responden tentang bahaya malaria (Ahmadi, 2008). Kesadaran warga Desa Tumbur akan pentingnya menciptakan dan memelihara sanitasi lingkungan masih sangat minim (-). Kebiasaan buruk warga Desa Tumbur yang penulis temukan yakni : menggantungkan pakaian di tempat tidur, gantungan di belakang pintu kamar, di jendela, di kursi, di dapur, dan di kamar mandi atau WC. Pakaian - pakaian kotor yang digantungkan di sembarang tempat dan berserakan di hamper seluruh sisi rumah, itulah yang kemudian menjadi sarang nyamuk. Dengan demikian kejadian malaria di Desa Tumbur jelas merupakan bencana kesehatan tak terhindarkan. Analisis Bivariat Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan semakin baik kebiasaan yang dimiliki oleh masyarakat maka memperkecil terjadinya malaria. Dimana responden yang mempunyai kebiasaan kurang, sebanyak 25 orang diantaranya yang berstatus malaria dan 24 orang tidak. Dan sebaliknya dari 50 orang responden yang kebiasaan baik, sebanyak 7 orang responden yang berstatus malaria dan 43 orang yang tidak. Hasil uji hipotesis menggunakan uji Chi Square pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05), menunjukkan ada hubungan yang sangat bermakna antara kebiasaan 7 masyarakat dengan kejadian malaria, dimana nilai ρ= 0,000 lebih kecil dari α 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erdinal dkk, 2006 dimana perilaku yang dalam hal ini kebiasaan masyarakat dalam hal aktivitas di luar rumah, memakai kelambu, memakai obat anti nyamuk dan menggantung pakaian mempunyai hubungan yang erat dengan terjadinya malaria. Dari indikator tersebut terdapat beberapa aspek yang mendukung secara langsung perindukan dari malaria dimana nyamuk memerlukan tempat perindukan. Kebiasaan masyarakat bersumber dari kesadaran serta yang didukung oleh pengetahuan dari masyarakat tersebut dalam bentuk partisipasi secara langsung dalam upaya pencegahan berkembangnya nyamuk malaria tersebut baik dalam lingkungan keluarga maupun di tengah-tengah masyarakat. Coyers (1994) dalam Dalimunthe (2008) mengemukakan bahwa partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat secara sukarela yang didasari oleh determinan dan kesadaran masyarakat itu sendiri aktif dalam partisipasi masyarakat yang semakin meningkat yang merupakan salah satu perwujudan dari perubahan sikap dan perilaku. Berdasarkan hasil uji Chi Square diatas, maka penulis memaparkan solusi atau langkah-langkah strategis berupa : sumbangan pemikiran (teoritis) untuk mengatasi terjadinya malaria yang dialami masyarakat Desa Tumbur sebagai berikut : Penulis akan membeberkan hasil penelitian ini kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat untuk mengetahui fakta penyakit malaria yang ada di Desa Tumbur, sehingga bisa diskapi secara serius, Penulis sangat berharap agar berdasarkan hasil penelitian ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kecamatan Wertamrian, juga dalam kerjasama dengan Kepala Desa Tumbur,

guna memberikan penyuluhan kesehatan bagi masyarakat Desa Tumbur. Adapun pokok-pokok penyuluhan yang menjadi prioritas utama adalah : Masyarakat Desa Tumbur dihimbau agar meminimalisir aktivitas-aktivitas di luar rumah pada malam hari. Masyarakat perlu disadarkan mengenai pentingnya menggunakan kelambu pada saat tidur.masyarakat perlu dihimbau dan di sadarkan untuk membiasakan diri tidak menggantung atau meletakkan pakaian kotor di sembarang tempat, menjaga agar rumah dan lingkungan sekitar rumah selalu bersih.maka factor ke tiga yang turut mempengaruhi terjadinya kejadian malaria (kurangnya kesadaran menggunakan obat antinyamuk) tidak harus di paksakan sebagai sebuah solusi mengingat tanggapan sebagian besar masyarakat mengenai dampak kesehatan (bau obat nyamuk yang tidak disukai) dari zat kma yang terkandung di dalamnya.dengan demikian, penulis lebih menyarankan/merekomendasikan 3 poin tersebut menjadi prioritas utama materi penyuluhan bagi masyarakat Desa Tumbur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten maupun kecamatan. SIMPULAN : Hasil penelitian menunjukkan sebesar (32,3%) responden yang berstatus malaria,hasil penelitian menunjukkan sebesar (52,5%) responden yang berada di luar rumah pada malam hari, Hasil penelitian menujukkan sebesar (53,5%) responden yang tidak menggunakan kelambu, Hasil penelitian menunjukkan sebesar (51,5%) responden yang tidak menggunakan obat anti nyamuk, Hasil penelitian menunjukkan sebesar (60,6%) responden yang menggantung pakaian dan ada hubungan yang sangat bermakna antara kebiasaan masyarakat dengan kejadian malaria dimana nilai ρ= 0,000 lebih kecil dari α 0,05. Departemen Kesehatan RI, 2003a.Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta, Departemen Kesehatan R.I.,p 8 Departemen Kesehatan RI, 2003b. ModulPromosi Gebrak Malaria, Jakarta, Direktorat PPM & PL Departemen Kesehatan R.I, p 18. Dinas Kesehatan Propinsi Maluku, (2010). Laporan KegiatanPemberantasan penyakit Malaria Sub Dinas PPM dan PL, Propinsi. Dinas Kesehatan Kota Saumlaki.Laporan Pemberantasan Penyakit Malaria, Sub Dinas PPM, Saumlaki.. Notoatmojo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan 3, Jakarta, Rineka Cipta, p 85;91;129-135 Profil Dinas Kesehatan Propinsi Maluku. 2007. Selayang Pandang Pembangunan Kesehatan Provinsi Maluku.www.depkes.go.od/downloads /profil (profil, maluku 2007.pdf. april 2008) Setiadi. (2008). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Sutisna. 2004. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung. Rosda Karya. Utama, Andi. 2003. Nyamuk Transgenik, Strategi Baru Pengontrolan Malaria, (online), (http://www.beritalpteh.com/messages/ artikel.dinkes 20 Agustus 2005) World Heald Organization. 2009. World Malaria Report. www.who.int/malaria/malaria 2009/ ( inde 15 desember 2009 ) DAFTAR PUSTAKA 8

9