ETIK UMB KARAKTER SUKSES. Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc. Ekonomi. Manajamen. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL PERKULIAHAN KARAKTER SUKSES. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 14

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas,

ETIK UMB MANFAAT SOFT SKILL. Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc. Ekonomi. Manajamen. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA. Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Adapun berkarakter diartikan sebagai berkepribadian, berperilaku,

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

Konsep Dasar Pendidikan Berkarakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

PENGUATAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN IPA. Anatri Desstya PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PERUBAHAN KARAKTER SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Masyarakat juga mengambil peran yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang orang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

P IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PERSEPSI GURU GEOGRAFI TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI SE-KOTA GORONTALO. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... v. UCAPAN TERIMAKASIH... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap segala hal,

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

Pendidikan Agama Islam

PEGANTAR MK KEWARGANEGARAAN

Organizational Theory & Design

PERAN PENDIDIK DAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK. Oleh : S.Wisni Septiarti, M.Si Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

2015 PENERAPAN METODE TIMED PAIR SHARE UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL 9 dari NADIRA KARYA LEILA S. CHUDORI

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN ILMU ALAMIAH DASAR. Anggit Grahito Wicaksono

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN YANG BERKUALITAS

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

BAB II LANDASAN TEORI. Apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatio yang berarti mengindahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

PENANAMAN KARAKTER SAFT SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN CALON PENDIDIK BERKARAKTER DALAM MATA KULIAH MICROTEACHING

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI HADJAR DEWANTARA DENGAN AL- GHAZALI

Interpersonal Skills Communications

Hakikat Budi Luhur. Pusat Studi Kebudiluhuran Universitas Budi Luhur Jakarta 06/07/17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

NASKAH PUBLIKASI MUATAN DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran

MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

Membangun Karakter Anak Usia Dini SERI BACAAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tantangan yang dihadapi oleh dunia pendidikan Indonesia kini semakin banyak dan

Transkripsi:

ETIK UMB Modul ke: 08 KARAKTER SUKSES Fakultas Ekonomi Program Studi Manajamen www.mercubuana.ac.id Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc

PENGANTAR Karakter temperamen, tabiat, watak atau akhlak yang memberinya sebuah definisi sesuatu yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Kharacter (latin) instrument of marking Charessein (Perancis) to engrave (mengukir) Watek (Jawa) ciri wanci Watak (Indonesia) sifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah laku, budi pekerti, tabiat, dan perangai.

PENGANTAR Donu Kusuma (2007:80) karakter dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat dari seseorang yang bersumber dari bentukan2 yang diterima dari lingkungan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:445) karakter berarti sifat-sifat kejiawaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain: tabiat, watak.

PENGANTAR Oxford Advace Leamer s Dictionary of Current English (2000) dapat diartikan : 1. Semua baik kualitas maupun ciri-ciri yang membuat seseorang, kelompok orang atau tempat berbeda dari yang lain 2. Cara yang khas atau kekhasan yang dimiliki oleh sesuatu, peristiwa atau tempat 3. Kualitas pribadi yang tangguh misalnya kemampuan dalam menghadapi situasi yang sulit atau berbahaya 4. Kualitas menarik dan luar biasa yang dimiliki suatu tempat atau orang 5. Orang yang aneh atau tidak menyenangkan 6. Orang yang menarik dan luar biasa 7. Pendapat khalayak tentang anda, apakah anda dapat dipercaya

PENDIDIKAN KARAKTER 1. Pendidikan Karakter Menurut Lickona segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Thomas Lickona suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. 2. Pendidikan Karakter Menurut Suyanto (2009) cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.

PENDIDIKAN KARAKTER 3. Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan mesin yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu (Kertajaya, 2010). 4. Pendidikan Karakter Menurut Kamus Psikologi kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1982: p.29).

NILAI2 PENDIDIKAN KARAKTER 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli social, Tanggung jawab.

MENGENALI KEKUATAN DAN KELEMAHAN DIRI Bagaimanakah untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan diri sendiri? Cara yang paling tepat adalah dengan melakukan intropeksi diri atau merenungkan diri untuk melihat kemampuan diri sendiri secara jujur.

MENGENALI KEKUATAN DAN KELEMAHAN DIRI Hal yang penting untuk melakukan intropeksi adalah : 1. Menghilangkan perasaan superior, yakni menganggap dirinya paling hebat, sehingga malu jika diketahui kelamahannya. 2. Jangan pernah menganggap orang lain lemah, sebelum menemukan kelemahan diri sendiri. 3. Menanamkan pemahaman kepada diri sendiri bahwa tujuan introspeksi adalah untuk memperbaiki diri agar lebih baik dalam bersikap maupun bertingkahlaku. 4. Memperhatikan kritikan yang masuk. Walaupun kritikan itu pedih, namun pada hakikatnya kritikan itu bersifat membangun terutama membangun mentalitas kita. 5. Menggunakan bantuan alat ukur dalam bentuk angket atau kuersioner yang khusus dibuat untuk menguji kelemahan diri. Ini biasanya dilakukan oleh lembaga psikologi.

MENGENALI KEKUATAN DAN KELEMAHAN DIRI Selain dengan mengetahui kelebihan diri, mengetahui kelamahan yang dimiliki juga bermanfaat dalam hal : Membatasi sikap perilaku Memudahkan dalam mencari jalan keluar terbaik Mengupayakan agar kelemahan bukan penghambat, tetapi justru pemacu semangat untuk meningkatkan kemampuan yang menjadi kelebihan kita. Mengakui kelebihan orang lain

KARAKTER KESUKSESAN 1. Konsisten Artinya satu kata dengan perbuatan, tidak mudah berubah-ubah karena pengaruh rayuan, memegang teguh kesepakatan, teguh dengan prinsiptidak mengikuti kemana arah angin berhembus kencang, dan atau bujukan dari para pembisik. 2. Amanah Artinya dapat dipercaya, jujur, tidak munafik, tidak korup dan tidak khianat. Untuk dapat dipercaya dibutuhkan waktu dan pembuktian dan itu bagaikan investasi. Tanamlah kejujuran, anda akan memetik kepercayaan. Manusia yang mempunyai sifat amanah adalah manusia yang bersungguhsungguh mengemban tugas dan tanggung jawabnya, baik ada manusia yang mengawasinya maupun tidak.

KARAKTER KESUKSESAN 3. Respek Artinya saling menghormati dan saling menghargai. Hormat bukan berarti menghilankan sifat kritis, menghargai bukan berarti memberi terlalu banyak pujian. Bertenggang rasa, artinya mempunyai kesabaran dan kelapangan dada menghadapi sesuatu yang tidak sesuai kehendak diri sendiri. 4. Asertif Artinya teguh dengan pendirian, tidak mudah menyerah/patah hati untuk mendapatkan apa yang dicita-citakannya. Coba lagi dan coba lagi adalah sifat asrtif, berpantang frustasi. Asertif adalah keteguhan hati untuk mencari kebenaran sejati, untuk meraih kesuksesan sejati tanpa melepaskan kontrol emosi.

KARAKTER KESUKSESAN 5. Kooperatif Artinya dapat bekerja sama, berfikiran terbuka dan tidak kaku untuk saling membantu.kooperatif memerlukan keikhlasan hati karena kooperatif yang dipaksakan atau karena terpaksa akan membuahkan pamrih. 6. Telaten Artinya teliti, rinci dan rapi. Tidak hanya telaten dalam administrasi, rapi dalam dokumentasi, rinci dalam pembukuan keuangan, dan cermat dalam filling system, namun juga santun dalam belajar, berbudi pekerti dalam berperilaku. Orang yang sukses menjaga waktunya yang dengan rapi sehingga tak ada sedikitpun yang disia-siakannya.

KARAKTER KESUKSESAN 7. Empati Menggunakan fikiran dan perasaan, artinya dengan hati maupun merasakan dengan perasaan orang lain, sekaligus dengan fikiran/logika maupun menangkap serta mencerna jalan fikiran orang tersebut. Empati tidak sama dengan simpati, melainkan mempunyai makna yang lebih luas. Dalam empati anda berusaha memahami perasaan dan fikran orang lain agar dapat membantu orang itu mengatasi persoalan bilaman dia membutuhkan. 8. Religius Artinya taat dalam menjalankan ajaran agama/kepercayaan yang diyakini tanpa meremehkan agama/kpercayaan orang lain. Sifat religius terpancar dari tutur kata serta perilakunya, tersirat pada kepekaan nuraniunya sebagai manisfestasi pemahaman dan ibadah religinya. Spritual yang terkandung dalam nurani bukan untuk dipamerkan, bukan untuk mengintimidasi orang lain, melainkan untuk mengasihi.

PERANAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL Baik hard skills maupun soft skills merupakan prasyarat kesuksesan seorang sarjana dalam menempuh kehidupan setelah selesai pendidikannya. Hard skills ditekankan pada aspek kognitif dan keahlian khusus menurut disiplin keilmuan tertentu, Soft skills merupakan perilaku personal dan interpersonal skill yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja seorang manusia.

PERANAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL Menurut Pumphrey dan Slatter (2002) dalam artikel Teguh Wijaya menengarai bahwa soft skill memiliki karakteristik sebagai berikut: Bersifat generik,dalam arti digunakan dalam berbagai penyelesaian tugas yang berbeda. Dapat ditransfer dan diterapkan dalam berbagai aktivitas pelaksanaan tugas, disebut juga sebagai keterampilan hidup (life skills). Merupakan keterampilan atau atribut yang terdapat dalam aktivitas seperti pemecahan masalah, komunikasi, pemanfaatan teknologi, dan bekerja dalam kelompok. Dapat dipromosikan sebagai keterampilan yang memberi kontribusi dalam pembelajaran seumur hidup ( life long learning ). Dapat dimiliki dan digunakan oleh pengusaha dan organisasi pemerintah. Dapat ditransfer dalam berbagai konteks yang berbeda oleh orang-orang yang memiliki latar belakang disiplin ilmu, profesi dan jabatan yang berbeda-beda.

PERANAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL Menurut Pumphrey dan Slatter (2002) dalam artikel Teguh Wijaya menengarai bahwa soft skill memiliki karakteristik sebagai berikut: Bersifat generik,dalam arti digunakan dalam berbagai penyelesaian tugas yang berbeda. Dapat ditransfer dan diterapkan dalam berbagai aktivitas pelaksanaan tugas, disebut juga sebagai keterampilan hidup (life skills). Merupakan keterampilan atau atribut yang terdapat dalam aktivitas seperti pemecahan masalah, komunikasi, pemanfaatan teknologi, dan bekerja dalam kelompok. Dapat dipromosikan sebagai keterampilan yang memberi kontribusi dalam pembelajaran seumur hidup ( life long learning ). Dapat dimiliki dan digunakan oleh pengusaha dan organisasi pemerintah. Dapat ditransfer dalam berbagai konteks yang berbeda oleh orang-orang yang memiliki latar belakang disiplin ilmu, profesi dan jabatan yang berbeda-beda.