Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

dokumen-dokumen yang mirip
SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis

Standar Audit SA 560. Peristiwa Kemudian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit (SA) 720. Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

REPRESENTASI MANAJEMEN

Standar Audit SA 315. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

REPRESENTASI MANAJEMEN

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

Standar audit Sa 550. pihak Berelasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Setyarno, Budi, Januarti, dan Faisal. (2006), Going Concern

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07

STANDAR AUDIT ( SA ) 720 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN YANG BERISI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

Konfirmasi Eksternal (ISA 505)

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TANGGUNGJAWAB AUDITOR UNTUK MEMPERTIMBANGKAN KEMAMPUAN SATUAN USAHA DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A

Pedoman Tugas Akhir AKL2

STANDAR PERIKATAN AUDIT

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Para investor memakai laporan keuangan guna menganalisis kondisi

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SURAT PERIKATAN AUDIT

Analisis Aktivitas Pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Dalam melaksanakan proses

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2002:11) auditing adalah :

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

PERATURAN NOMOR IX.C.3 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM

BAB II LANDASAN TEORI

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN

SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR. Sumber: PSA No.

Transkripsi:

SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb

STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten), atau (ii) Januari 0 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.) DAFTAR ISI Paragraf Pendahuluan Ruang Lingkup... Asumsi Kelangsungan Usaha... Tanggung Jawab Penilaian atas Kemampuan Entitas untuk Mempertahankan Kelangsungan Usahanya... Tanggal Efektif... Tujuan... Ketentuan Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait... 0 Pengevaluasian atas Penilaian Manajemen... Periode setelah Penilaian Manajemen... Prosedur Audit Tambahan ketika Peristiwa atau Kondisi Teridentifikasi...... Kesimpulan Audit dan Pelaporan... Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha sudah Tepat, tetapi Terdapat suatu Ketidakpastian Material... 0 Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha yang tidak Tepat... Keengganan Manajemen untuk Membuat atau Memperluas Penilaiannya... Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola... Penundaan Signifikan dalam Persetujuan atas Laporan Keuangan... Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Asumsi Kelangsungan Usaha... A Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait... A A Pengevaluasian atas Penilaian Manajemen... A A Periode setelah Penilaian Manajemen... A A ii SA paket 00.indb

Kelangsungan Usaha Prosedur Audit Tambahan ketika Peristiwa atau Kondisi Teridentifikasi... Kesimpulan Audit dan Pelaporan... Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha Sudah Tepat, tetapi Terdapat suatu Ketidakpastian Material.. Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha yang tidak Tepat... Keengganan Manajemen untuk Membuat atau Memperluas Penilaiannya... A A A A0 A A A A Standar Audit ( SA ) 0, Kelangsungan Usaha harus dibaca dalam hubungannya dengan SA 00, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit. iii SA paket 00.indb

iv SA paket 00.indb

Kelangsungan Usaha 0 0 0 0 Pendahuluan Ruang Lingkup. Standar Audit ( SA ) ini mengatur tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan yang berkaitan dengan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan. Asumsi Kelangsungan Usaha. Berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, suatu entitas dipandang bertahan dalam bisnis untuk masa depan yang dapat diprediksi. Laporan keuangan bertujuan umum disusun atas suatu basis kelangsungan usaha, kecuali manajemen bermaksud untuk melikuidasi entitas atau menghentikan operasinya, atau tidak memiliki alternatif yang realistis selain melakukan tindakan tersebut di atas. Laporan keuangan bertujuan khusus yang dapat atau belum tentu disusun sesuai dengan suatu kerangka pelaporan keuangan yang relevan dengan basis kelangsungan usaha (sebagai contoh, basis kelangsungan usaha tidak relevan untuk beberapa laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu basis pajak dalam yurisdiksi tertentu). Ketika penggunaaan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat, aset dan liabilitas dicatat atas dasar entitas akan mampu untuk merealisasikan asetnya dan melunasi liabilitasnya dalam kegiatan normal bisnisnya. (Ref: Para. A) Tanggung Jawab Penilaian atas Kemampuan Entitas untuk Mempertahankan Kelangsungan Usahanya. Beberapa kerangka pelaporan keuangan mengandung suatu ketentuan eksplisit bagi manajemen untuk membuat suatu penilaian spesifik atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta standar tentang hal-hal yang dipertimbangkan dan pengungkapan yang akan dibuat dalam hubungannya dengan kelangsungan usaha. Sebagai contoh, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No. (Revisi 00), Penyajian Laporan Keuangan, mensyaratkan manajemen untuk membuat suatu penilaian atas kemampuan entitas dalam mempertahankan SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 kelangsungan usahanya. Ketentuan detail tentang tanggung jawab manajemen untuk menilai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya dan pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan juga dapat ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.. Dalam kerangka pelaporan keuangan lain, kemungkinan tidak terdapat ketentuan eksplisit bagi manajemen untuk membuat suatu penilaian spesifik tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Namun, karena asumsi kelangsungan usaha merupakan suatu prinsip yang fundamental dalam penyusunan laporan keuangan seperti yang dibahas dalam paragraf, penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen untuk menilai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya, bahkan ketika kerangka pelaporan keuangan tidak mencakup suatu ketentuan eksplisit untuk melakukan hal tersebut.. Penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya melibatkan suatu pertimbangan, pada suatu waktu tertentu, tentang hasil peristiwa atau kondisi masa depan yang tidak pasti secara inheren. Faktor-faktor berikut ini adalah relevan dengan pertimbangan tersebut: Tingkat ketidakpastian yang terkaitan dengan hasil suatu peristiwa atau kondisi meningkatkan secara signifikan hasil yang terjadi. Untuk alasan tersebut, kebanyakan kerangka pelaporan keuangan yang mencantumkan secara eksplisit adanya keharusan suatu penilaian oleh manajemen menyebutkan periode kapan manajemen diharuskan untuk mempertimbangkan seluruh informasi yang tersedia. Ukuran dan kompleksitas entitas, sifat dan kondisi bisnisnya, serta tingkat keterpengaruhannya oleh faktor eksternal, memengaruhi pertimbangan tentang hasil peristiwa atau kondisi. Setiap pertimbangan tentang masa depan didasarkan atas informasi yang tersedia ketika pertimbangan dilakukan. Peristiwa setelah tanggal pelaporan dapat PSAK No. (Revisi 00), Penyajian Laporan Keuangan. SA 0. SA paket 00.indb

Kelangsungan Usaha 0 0 0 0 menghasilkan keluaran yang tidak konsisten dengan pertimbangan yang wajar ketika pertimbangan tersebut dilakukan. Tanggung Jawab Auditor. Tanggung jawab auditor adalah untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, dan untuk menyimpulkan apakah terdapat suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Tanggung jawab ini ada bahkan ketika kerangka pelaporan keuangan tidak mencantumkan secra eksplisit adanya keharusan bagi manajemen untuk membuat suatu penilaian spesifik atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.. Namun, seperti yang dijelaskan dalam SA 00, pengaruh potensial dari keterbatasan inheren atas kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan penyajian material adalah lebih besar untuk peristiwa atau kondisi di masa depan yang dapat menyebabkan suatu entitas untuk berhenti mempertahankan kelangsungan usahanya. Auditor tidak dapat memprediksi peristiwa atau kondisi di masa depan tersebut. Oleh karena itu, ketiadaan pengacuan pada ketidakpastian kelangsungan usaha dalam suatu laporan auditor tidak dapat dipandang sebagai suatu jaminan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Tanggal Efektif. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten), atau (ii) Januari 0 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten. SA 00, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit, paragraf A-A. SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 Tujuan. Tujuan auditor adalah: (a) Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan; (b) Untuk menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya; dan (c) Untuk menentukan dampak terhadap laporan auditor. Ketentuan Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait 0. Ketika melakukan prosedur penilaian risiko seperti yang diharuskan oleh SA, auditor harus mempertimbangkan apakah terdapat peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Dalam melakukan hal tersebut, auditor harus menentukan apakah manajemen telah melakukan suatu penilaian awal atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, dan: (Ref: Para. A-A) (a) Jika penilaian tersebut telah dilakukan, maka auditor harus mendiskusikan penilaian tersebut dengan manajemen dan menentukan apakah manajemen telah mengidentifikasi peristiwa atau kondisi yang, baik secara individual maupun secara kolektif, dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya dan, jika demikian, rencana manajemen untuk menghadapinya; atau SA, Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya, paragraf. SA 0. SA paket 00.indb

Kelangsungan Usaha 0 0 0 0 (b) Jika penilaian tersebut belum dilakukan, maka auditor harus mendiskusikan dengan manajemen basis penggunaan asumsi kelangsungan usaha yang dimaksudkan, dan meminta keterangan kepada manajemen apakah terdapat peristiwa atau kondisi yang, baik secara individual atau secara kolektif, dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.. Auditor harus tetap waspada selama audit terhadap bukti audit atas peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas unutk mempertahankan kelangsungan usahanya. (Ref: Para. A) Pengevaluasian atas Penilaian Manajemen. Auditor harus mengevaluasi penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. (Ref: Para. A A, A A). Dalam mengevaluasi penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, auditor harus mencakup periode yang sama seperti yang digunakan oleh manajemen untuk membuat penilaiannya seperti yang disyaratkan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau oleh peraturan perundang-undangan jika periode yang dicakup merupakan suatu periode yang lebih lama. Jika penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya mencakup suatu periode yang kurang dari dua belas bulan dari tanggal laporan keuangan sebagaimana yang didefinisikan dalam SA 0, maka auditor harus meminta manajemen untuk memperluas periode penilaiannya menjadi sekurang-kurangnya dua belas bulan dari tanggal tersebut. (Ref: Para. A0-A). Dalam mengevaluasi penilaian manajemen, auditor harus mempertimbangkan apakah penilaian manajemen mencakup seluruh informasi relevan yang diketahui oleh auditor berdasarkan hasil audit yang dilakukannya. SA 0, Peristiwa Kemudian, paragraf (a). SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 Periode Setelah Penilaian Manajemen. Auditor harus menanyakan kepada manajemen tentang pengetahuan manajemen atas peristiwa atau kondisi setelah periode penilaian manajemen yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. (Ref: Para. A A) Prosedur Audit Tambahan Ketika Peristiwa atau Kondisi Teridentifikasi. Ketika peristiwa atau kondisi telah diidentifikasi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menentukan apakah terdapat suatu ketidakpastian material melalui pelaksanaan prosedur audit tambahan, termasuk pertimbangan atas faktor-faktor yang memitigasi. Prosedur tersebut harus mencakup: (Ref: Para. A) (a) Jika manajemen belum melakukan suatu penilaian atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, maka auditor meminta manajemen untuk melakukan penilaian tersebut. (b) Mengevaluasi rencana manajemen atas tindakan di masa depan yang berkaitan dengan penilaian kelangsungan usaha entitas, apakah hasil rencana tersebut kemungkinan memperbaiki situasi, dan apakah rencana manajemen layak dilaksanakan sesuai dengan kondisinya. (Ref: Para. A) (c) Jika entitas telah membuat suatu prakiraan arus kas, dan analisis atas prakiraan tersebut merupakan suatu faktor yang signifikan dalam mempertimbangkan hasil masa depan dari peristiwa atau kondisi dalam mengevaluasi rencana manajemen atas tindakan di masa depan, maka auditor: (Ref: Para. A-A) (i) Mengevaluasi keandalan data yang melandasi penyusunan prakiraan tersebut; dan (ii) Menentukan apakah terdapat dukungan yang cukup untuk asumsi yang melandasi prakiraan tersebut. (d) Mempertimbangkan apakah setiap fakta atau informasi tambahan telah tersedia sejak tanggal dilakukannya penilaian tersebut oleh manajemen. SA 0. SA paket 00.indb

Kelangsungan Usaha 0 0 0 0 (e) Meminta representasi tertulis dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, tentang rencana mereka untuk tindakan di masa depan dan kelayakan rencana tersebut. Kesimpulan Audit dan Pelaporan. Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor harus menyimpulkan apakah, menurut pertimbangan auditor, terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang, baik secara individual maupun kolektif, dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Suatu ketidakpastian material terjadi ketika signifikansi dampak potensialnya dan kemungkinan terjadinya adalah sedemikian rupa yang, menurut pertimbangan auditor, pengungkapan yang tepat atas sifat dan implikasi ketidakpastian tersebut diperlukan untuk: (Ref: Para. A) (a) Dalam hal kerangka penyajian laporan keuangan wajar: penyajian yang wajar atas laporan keuangan, atau (b) Dalam hal kerangka kepatuhan, laporan keuangan tidak menyesatkan. Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha sudah Tepat, tetapi Terdapat suatu Ketidakpastian Material. Jika auditor menyimpulkan bahwa penggunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi terdapat suatu ketidakpastian material, maka auditor harus menentukan apakah laporan keuangan: (a) Menjelaskan secara memadai peristiwa atau kondisi utama yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan rencana manajemen untuk menghadapi peristiwa atau kondisi tersebut; dan (b) Mengungkapkan secara jelas bahwa terdapat ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan, oleh karena itu, entitas tersebut kemungkinan tidak mampu unutk merealisasikan asetnya dan melunasi liabilitasnya dalam kegiatan bisnis normal. (Ref: Para. A0) SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0. Jika pengungkapan yang memadai dicantumkan dalam laporan keuangan, maka auditor harus menyatakan suatu opini tanpa modifikasian dan mencantumkan suatu paragraf Penekanan Suatu Hal dalam laporan auditor untuk: (a) Menekankan keberadaan suatu ketidakpastian material yang berkaitan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya; dan (b) Mengarahkan perhatian pada catatan atas laporan keuangan yang mengungkapkan hal-hal yang dirujuk dalam paragraf. (Ref: Para. A A) 0. Jika pengungkapan yang memadai tidak dicantumkan dalam laporan keuangan, maka auditor harus menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak wajar, sesuai dengan kondisinya, berdasarkan SA 0. Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor bahwa terdapat suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. (Ref: Para. A A) Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha yang tidak Tepat. Jika laporan keuangan telah disusun berdasarkan suatu basis kelangsungan usaha, tetapi menurut pertimbangan auditor, penggunaan asumsi kelangsungan usaha dalam laporan keuangan oleh manajemen adalah tidak tepat, maka auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar. (Ref: Para. A A) Keengganan Manajemen untuk Membuat atau Memperluas Penilaiannya. Jika manajemen tidak mau membuat atau memperluas penilaiannya bila diminta untuk melakukan hal itu oleh auditor, maka auditor harus mempertimbangkan implikasinya terhadap laporan auditor. (Ref: Para. A) SA 0, Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor Independen. SA 0, Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen. SA 0. SA paket 00.indb

Kelangsungan Usaha 0 0 0 0 Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola. Kecuali jika semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam pengelolaan entitas, auditor harus mengomunikasikan dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, peristiwa atau kondisi yang mungkin menimbulkan keraguan signifikan terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Komunikasi seperti itu dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola harus meliputi hal-hal berikut: (a) Apakah peristiwa atau kondisi merupakan suatu ketidakpastian material; (b) Apakah penggunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan; dan (c) Kecukupan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan. Penundaan Signifikan dalam Persetujuan atas Laporan Keuangan. Jika terjadi penundaan signifikan dalam persetujuan atas laporan keuangan oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola setelah tanggal laporan keuangan, maka auditor harus menanyakan alasan penundaan tersebut. Jika auditor meyakini bahwa penundaan tersebut mungkin terkait dengan peristiwa atau kondisi yang berkaitan dengan penilaian kelangsungan usaha, maka auditor harus melakukan prosedur audit tambahan, seperti yang dijelaskan dalam paragraf, serta mempertimbangkan pengaruhnya terhadap kesimpulan auditor tentang keberadaan suatu ketidakpastian material, seperti yang dijelaskan dalam paragraf. *** SA 0, Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola, paragraf. SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Asumsi Kelangsungan Usaha (Ref: Para. ) Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik A. Penggunaan asumsi asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen juga relevan bagi entitas sektor publik. Sebagai contoh, Standar Akuntansi Sektor Publik ( SASP ) mengatur isu tentang kemampuan entitas sektor publik untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Risiko kelangsungan usaha dapat timbul, tetapi tidak terbatas pada, situasi yang di dalamnya entitas sektor publik beroperasi atas basis mencari keuntungan, yang dukungan pemerintah mungkin dikurangi atau ditarik, atau dalam hal privatisasi. Peristiwa atau kondisi dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan suatu entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dalam sektor publik dapat mencakup situasi yang di dalamnya entitas sektor publik mengalami kekurangan pendanaan untuk melanjutkan eksistensinya atau ketika keputusan kebijakan dibuat yang memengaruhi layanan yang disediakan oleh entitas sektor publik tersebut. Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait Peristiwa atau Kondisi yang dapat Menyebabkan Keraguan tentang Asumsi Kelangsungan Usaha A. Di bawah ini disajikan contoh-contoh peristiwa atau kondisi yang, baik secara individual maupun secara kolektif, dapat menyebabkan keraguan signifikan tentang asumsi kelangsungan usaha. Daftar tersebut bukan merupakan suatu daftar lengkap dan satu atau lebih unsur-unsur di bawah ini tidak selalu menandakan terjadinya suatu ketidakpastian material: Keuangan: Posisi liabilitas bersih atau liabilitas lancar bersih. Pinjaman dengan waktu pengembalian tetap mendekati jatuh temponya tanpa prospek yang realistis atas pembaruan atau pelunasan; atau pengandalan yang berlebihan pada pinjaman jangka pendek untuk mendanai aset jangka panjang. Indikasi penarikan dukungan keuangan oleh kreditor. Standar Akuntansi Sektor Publik, Penyajian Laporan Keuangan. SA 0.0 SA paket 00.indb 0

Kelangsungan Usaha 0 0 0 0 Arus kas operasi yang negatif, yang diindikasikan oleh laporan keuangan historis atau prospektif. Rasio keuangan utama yang buruk. Kerugian operasi yang substansial atau penurunan signifikan dalam nilai aset yang digunakan untuk menghasilkan arus kas. Dividen yang sudah lama terutang atau yang tidak berkelanjutan. Ketidakmampuan untuk melunasi kreditur pada tanggal jatuh tempo. Ketidakmampuan untuk mematuhi persyaratan perjanjian pinjaman. Perubahan transaksi dengan pemasok, yaitu dari transaksi kredit menjadi transaksi tunai ketika pengiriman. Ketidakmampuan untuk memperoleh pendanaan untuk pengembangan produk baru yang esensial atau investasi esensial lainnya. Operasi: Intensi manajemen untuk melikuidasi entitas atau untuk menghentikan operasinya. Hilangnya manajemen kunci tanpa pengggantian. Hilangnya suatu pasar utama, pelanggan utama, wara laba, lisensi, atau pemasok utama. Kesulitan tenaga kerja. Kekurangan penyediaan barang/bahan. Munculnya kompetitor yang sangat berhasil. Lain-lain: Ketidakpatuhan terhadap ketentuan permodalan atau ketentuan statutori lainnya. Perkara hukum yang dihadapi entitas yang jika berhasil dapat mengakibatkan tuntutan kepada entitas yang kemungkinan kecil dapat dipenuhi oleh entitas. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan atau kebijakan pemerintah yang diperkirakan akan memberikan dampak buruk bagi entitas. Kerusakan aset yang diakibatkan oleh bencana alam yang tidak diasuransikan atau kurang diasuransikan. Signifikansi peristiwa atau kondisi tersebut di atas sering kali dapat dimitigasi oleh faktor-faktor lain. Sebagai contoh, SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 pengaruh dari ketidakmampuan suatu entitas untuk melunasi utangnya secara utang normal dapat diimbangi dengan rencana manajemen untuk memelihara arus kas yang cukup melalui cara-cara alternatif, seperti melalui penjualan aset, penjadwalan kembali pelunasan pinjaman, atau pemerolehan modal tambahan. Sama halnya, hilangnya pemasok utama dapat dimitigasi dengan ketersediaan sumber pasokan alternatif yang sesuai. A. Prosedur penilaian risiko yang diharuskan dalam paragraf 0 membantu auditor untuk menentukan apakah penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen kemungkinan merupakan suatu isu penting dan dampaknya terhadap perencanaan audit. Prosedur tersebut juga memungkinkan pembahasan dengan manajemen yang lebih tepat waktu, termasuk pembahasan tentang rencana manajemen dan resolusi setiap isu kelangsungan usaha yang teridentifikasi. Pertimbangan Spesifik bagi Entitas yang Lebih Kecil A. Ukuran suatu entitas dapat memengaruhi kemampuannya untuk melewati kondisi buruk. Entitas kecil mungkin dapat merespons dengan cepat terhadap pemanfaatan peluang, tetapi mungkin tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mempertahankan operasinya. A. Kondisi dengan relevansi tertentu yang ada pada entitas kecil mencakup risiko bahwa bank dan kreditur lainnya dapat menghentikan dukungannya terhadap entitas, serta kemungkinan kehilangan pemasok utama, pelanggan utama, karyawan kunci, atau hak untuk beroperasi di bawah suatu lisensi, waralaba, atau perjanjian hukum lainnya. Tetap Waspada Selama Audit untuk Bukti Audit tentang Peristiwa atau Kondisi (Ref: Para. ) A. SA mengharuskan auditor untuk merevisi penilaian risiko auditor dan oleh karena itu, memodifikasi prosedur audit lebih lanjut ketika bukti audit tambahan diperoleh selama pelaksanaan audit yang memengaruhi penilaian risiko auditor. Jika peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan SA, paragraf. SA 0. SA paket 00.indb

Kelangsungan Usaha 0 0 0 0 signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya teridentifikasi setelah penilaian risiko auditor dilakukan, sebagai tambahan atas pelaksanaan prosedur dalam paragraf, penilaian auditor atas resiko kesalahan penyajian material kemungkinan perlu direvisi. Keberadaan peristiwa atau kondisi tersebut juga dapat memengaruhi sifat, waktu, dan luas prosedur audit lebih lanjut dalam merespons risiko yang dinilai. SA 0 0 menetapkan ketentuan dan menyediakan panduan atas isu ini. Pengevaluasian atas Penilaian Manajemen Penilaian dan Analisis Pendukung Manajemen, serta Pengevaluasian Auditor (Ref: Para. ) A. Penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya merupakan suatu bagian utama dari pertimbangan auditor atas penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen. A. Bukan merupakan tanggung jawab auditor untuk mengoreksi kekurangan analisis yang dilakukan oleh manajemen. Namun, dalam beberapa kondisi, kekurangan analisis detail oleh manajemen untuk mendukung penilaiannya belum tentu dapat mencegah auditor dalam menyimpulkan apakah penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen sudah tepat sesuai dengan kondisinya. Sebagai contoh, ketika terdapat suatu riwayat usaha yang menghasilkan laba dan suatu akses yang tersedia terhadap sumber daya keuangan, manajemen dapat melakukan penilaiannya tanpa analisis detail. Dalam hal ini, pengevaluasian auditor atas ketepatan penilaian manajemen dapat dilakukan tanpa melakukan prosedur pengevaluasian detail jika prosedur audit lebih lanjut sudah cukup untuk memungkinkan auditor dalam menyimpulkan apakah penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan sudah tepat sesuai dengan kondisinya. A. Dalam kondisi lain, pengevaluasian terhadap penilaian oleh manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, sebagaimana yang diharuskan oleh 0 SA 0, Respons Auditor Terhadap Risiko yang Telah Dinilai. SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 paragraf, dapat mencakup suatu evaluasi atas manajemen proses yang dilakukan setelah proses penilaian, asumsi yang mendasari penilaian tersebut dan rencana manajemen atas tindakan di masa depan, dan apakah rencana manajemen tersebut layak sesuai dengan kondisinya. Periode Penilaian Manajemen (Ref: Para. ) A0. Kebanyakan kerangka pelaporan keuangan yang mengharuskan suatu penilaian manajemen yang eksplisit menyebutkan periode kapan manajemen diharuskan untuk memperhitungkan seluruh informasi yang tersedia. Pertimbangan Spesifik Bagi Entitas yang Lebih Kecil (Ref: Para. ) A. Dalam banyak kasus, manajemen entitas yang lebih kecil belum tentu telah menyiapkan suatu penilaian detail atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, tetapi sebagai penggantinya, kemungkinan manajemen mengandalkan pengetahuannya yang mendalam tentang bisnis dan prospek di masa depan yang diantisipasi. Namun, berdasarkan ketentuan SA ini, auditor perlu untuk mengevaluasi penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Bagi entitas yang lebih kecil, kemungkinan tepat bagi auditor untuk mendiskusikan pendanaan jangka menengah dan jangka panjang entitas dengan manajemen, selama argumen manajemen dapat dikoroborasi oleh bukti yang dapat didokumentasi secara memadai dan konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas. Oleh karena itu, ketentuan dalam paragraf yang mengharuskan auditor untuk meminta manajemen untuk memperluas penilaiannya dapat, sebagai contoh, dipenuhi melalui diskusi, pengajuan pertanyaan, dan inspeksi terhadap dokumentasi pendukung, sebagai contoh, pengevaluasian terhadap kelayakan atau keterdukungan bukti atas pesanan yang diterima untuk pasokan di masa depan. A. Dukungan yang berkelanjutan oleh pemilik-pengelola sering kali penting bagi kemampuan entitas yang lebih kecil Sebagai contoh, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. (Revisi 00), Penyajian Laporan Keuangan, mendefinisikan hal ini sebagai suatu periode yang sekurang-kurangnya, tetapi tidak terbatas pada, bulan sejak akhir periode pelaporan. SA 0. SA paket 00.indb

Kelangsungan Usaha 0 0 0 0 untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Ketika suatu entitas kecil sebagian besar didanai dengan suatu pinjaman dari pemilik-pengelola, kemungkinan penting bahwa dana tersebut tidak ditarik oleh pemilik-pengelola. Sebagai contoh, keberlanjutan suatu entitas kecil dalam kesulitan keuangan mungkin bergantung pada dilakukannya subordinasi pinjaman entitas oleh pemilik-pengelola yang menguntungkan pihak bank pemberi pinjaman atau kreditur lainnya, atau dilakukannya penjaminan oleh pemilik-pengelola untuk mendukung pinjaman dengan cara memberikan aset pribadinya sebagai jaminan. Dalam kondisi tersebut, auditor dapat memperoleh bukti terdokumentasi atas subordinasi atau penjaminan pinjaman oleh pemilik-pengelola. Ketika suatu entitas bergantung pada dukungan tambahan dari pemilikpengelola, auditor dapat mengevaluasi kemampuan pemilikpengelola dalam memenuhi kewajibannya berdasarkan pengaturan dukungan tersebut. Selain itu, auditor dapat meminta konfirmasi tertulis tentang persyaratan dan kondisi yang mendasari dukungan tersebut serta intensi atau pemahaman pemilik-pengelola atas pengaturan dukungan tersebut. Periode Setelah Penilaian Manajemen (Ref: Para. ) A. Seperti yang diharuskan dalam paragraf, auditor tetap waspada terhadap kemungkinan adanya peristiwa yang diketahui, baik yang terjadwal maupun yang tidak terjadwal, atau kondisi yang akan terjadi setelah periode penilaian yang digunakan oleh manajemen yang dapat menimbulkan pertanyaan tentang ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena tingkat ketidakpastian yang terkait dengan hasil suatu peristiwa atau kondisi meningkat seiring dengan berjalannya waktu, dalam mempertimbangkan peristiwa atau kondisi lebih lanjut di masa depan, maka indikasi atas isu-isu kelangsungan usaha perlu bersifat signifikan sebelum auditor perlu mempertimbangkan untuk melakukan tindakan lebih lanjut. Jika peristiwa atau kondisi teridentifikasi, maka auditor kemungkinan perlu untuk meminta manajemen untuk mengevaluasi signifikansi potensial dari peristiwa atau kondisi tersebut sehubungan dengan penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 kelangsungan usahanya. Dalam kondisi tersebut, prosedur dalam paragraf berlaku. A. Selain menanyakan kepada manajemen, auditor tidak memiliki tanggung jawab untuk melakukan prosedur audit lainnya untuk mengidentifikasi peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya setelah periode yang dinilai oleh manajemen, yang, sebagaimana dibahas dalam paragraf, mencakup sekurang-kurangnya bulan sejak tanggal laporan keuangan. Prosedur Audit Tambahan Ketika Peristiwa atau Kondisi Teridentifikasi (Ref: Para.) A. Prosedur audit yang relevan dengan ketentuan dalam paragraf dapat mencakup hal-hal sebagai berikut: Menganalisis dan membahas arus kas, laba, dan prakiraan relevan lainnya dengan manajemen. Menganalisis dan membahas laporan keuangan interim terakhir entitas yang tersedia. Membaca persyaratan perjanjian pinjaman dan menentukan apakah terdapat pelanggaran persyaratan tersebut. Membaca risalah rapat pemegang saham, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan komite-komite yang relevan untuk mengetahui adanya kesulitan pendanaan. Menanyakan penasihat hukum entitas tentang keberadaan litigasi dan klaim, serta kewajaran penilaian oleh manajemen tentang hasil dan estimasi dampak keuangan dari litigasi dan klaim tersebut. Mengonfirmasi keberadaan, legalitas, dan kemampuan penegakan dari pengaturan untuk menyediakan atau memelihara dukungan keuangan dari pihak berelasi dan pihak ke tiga, serta menilai kemampuan keuangan dari pihak-pihak tersebut dalam menyediakan dan tambahan. Mengevaluasi rencana entitas untuk menghadapi pesanan pelanggan yang tidak dapat dipenuhi. Melakukan prosedur audit atas peristiwa yang terjadi setelah tanggal pelaporan untuk mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang memitigasi atau memengaruhi SA 0. SA paket 00.indb

Kelangsungan Usaha 0 0 0 0 kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Mengonfirmasi eksistensi, persyaratan, dan kecukupan fasilitas pinjaman. Memperoleh dan mereviu laporan-laporan tentang tindakan badan pengatur. Menentukan kecukupan bukti pendukung atas penghapusan aset yang direncanakan. Pengevaluasian atas Rencana Manajemen untuk Tindakan di Masa Depan (Ref: Para. (b)) A. Pengevaluasian atas rencana manajemen untuk tindakan di masa depan dapat mencakup pengajuan pertanyaan kepada manajemen tentang rencana manajemen untuk tindakan di masa depan, termasuk, sebagai contoh, rencana untuk melikuidasi aset, meminjam dana atau merestrukturisasi utang, mengurangi atau menunda pembelanjaan, atau meningkatkan permodalan. Periode atas Penilaian Manajemen (Ref: Para. (c)) A. Sebagai tambahan atas prosedur yang diharuskan dalam paragraf (c), auditor dapat membandingkan: Informasi keuangan prospektif untuk periode lalu terkini dengan hasil historis; dan Informasi keuangan prospektif untuk periode kini dengan hasil yang telah dicapai sampai dengan tanggal dilakukannya prosedur ini. A. Ketika asumsi manajemen mencakup dukungan yang berkelanjutan dari pihak ketiga, baik melalui subordinasi pinjaman, komitmen untuk memelihara atau menyediakan pendanaan tambahan, atau penjaminan, dan dukungan tersebut penting bagi kemampuan suatu entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, auditor mungkin perlu mempertimbangkan untuk meminta konfirmasi tertulis (termasuk persyaratan dan kondisi) dari pihak ketiga tersebut dan untuk memperoleh bukti tentang kemampuan pihak ketiga tersebut dalam menyediakan dukungan tersebut. Kesimpulan Audit dan Pelaporan (Ref: Para. ) A. Frasa ketidakpastian material digunakan dalam Standar Akuntansi Keuangan No. (Revisi 00), Penyajian SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 Laporan Keuangan dalam membahas ketidakpastian yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Dalam beberapa kerangka pelaporan keuangan lain, frasa ketidakpastian signifikan digunakan dalam kondisi serupa. Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha sudah Tepat, tetapi Terdapat suatu Ketidakpastian Material Kecukupan Pengungkapan Ketidakpastian Material (Ref: Para. ) A0. Penentuan kecukupan pengungkapan laporan keuangan dapat melibatkan penentuan apakah informasi tersebut secara eksplisit membawa perhatian pembaca pada kemungkinan bahwa entitas tidak dapat merealisasikan asetnya dan melunasi liabilitasnya dalam kegiatan bisnis normal. Pelaporan Audit ketika Pengungkapan Ketidakpastian Material Sudah Memadai (Ref: Para.) A. Berikut ini merupakan suatu ilustrasi paragraf penekanan ketika auditor meyakini bahwa pengungkapan dalam laporan keuangan sudah memadai: Paragraf Penekanan Suatu Hal Tanpa menyatakan pengecualian atas pendapat kami, kami membawa perhatian Saudara pada Catatan X atas laporan keuangan yang mengindikasikan bahwa Perusahaan mengalami rugi bersih sebesar Rpxx untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 0X dan, pada tanggal tersebut, liabilitas lancar Perusahaan melampaui total asetnya sebesar Rpyy. Kondisi tersebut, bersama dengan hal-hal lain sebagaimana dijelaskan dalam Catatan X, mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. A. Dalam situasi yang melibatkan ketidakpastian material multipel yang signifikan terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, auditor dapat menganggapnya sebagai hal yang tepat dalam kondisi yang sangat jarang untuk tidak menyatakan pendapat, dan tidak menggunakan paragraf penekanan. SA 0 menyediakan panduan tentang hal ini. SA 0. SA paket 00.indb

Kelangsungan Usaha 0 0 0 0 Pelaporan Audit Bila Pengungkapan Ketidakpastian Material Tidak Memadai (Ref: Para. 0) A. Berikut ini disajikan suatu ilustrasi tentang paragraf-paragraf yang relevan bila suatu opini wajar dengan pengecualian dinyatakan: Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian Perjanjian pendanaan Perusahaan telah jatuh tempo dan jumlah yang terutang harus dilunasi pada tanggal Maret 0X. Perusahaan masih belum mampu untuk menegosiasi kembali atau memperoleh pendanaan pengganti. Situasi ini mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, dan oleh karena itu, Perusahaan kemungkinan tidak dapat merealisasikan asetnya dan melunasi liabilitasnya dalam kegiatan bisnis normal. Laporan keuangan (dan catatan atas laporan keuangan terkait) tidak mengungkapan fakta tersebut sepenuhnya. Opini Wajar dengan Pengecualian Menurut pendapat kami, kecuali untuk pengungkapan yang tidak lengkap atas informsi yang dirujuk dalam paragraf Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian, laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan tanggal Desember 0X0, serta kinerja keuangan dan arus kas terkait untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. A. Berikut ini disajikan suatu ilustrasi tentang paragraf-paragraf yang relevan bila suatu opini tidak wajar dinyatakan: Basis untuk Opini Tidak Wajar Perjanjian pendanaan Perusahaan sudah jatuh tempo dan jumlah yang terutang harus dilunasi pada tanggal Desember 0X0. Perusahaan masih belum mampu untuk menegosiasi kembali atau memperoleh pendanaan pengganti, dan sedang mempertimbangkan untuk menyatakan pailit. Peristiwa tersebut mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 dan oleh karena itu, Perusahaan kemungkinan tidak dapat merealisasikan asetnya dan melunasi lialibilitasnya dalam kegiatan bisnis normal. Laporan keuangan (dan catatan atas laporan keuangan terkait) tidak mengungkapkan fakta tersebut. Opini Tidak Wajar Menurut pendapat kami, karena tidak diungkapkannya informasi yang dirujuk dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak Wajar, laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan Perusahaan tanggal Desember 0X0, serta kinerja keuangan dan arus kas terkait untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha yang tidak Tepat (Ref: Para. ) A. Jika laporan keuangan telah disusun dengan menggunakan basis kelangsungan usaha tetapi, menurut pertimbangan auditor, penggunaan asumsi kelangsungan usaha dalam laporan keuangan oleh manajemen tidak tepat, maka ketentuan dalam paragraf berlaku bagi auditor untuk menyatakan suatu opini tidak wajar, tanpa memperhatikan apakah laporan keuangan mencantumkan atau tidak mencantumkan pengungkapan tentang ketidaktepatan pengggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen. A. Jika manajemen entitas diharuskan, atau memilih, untuk menyusun laporan keuangan ketika penggunaan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat dengan kondisinya, maka laporan keuangan disusun dengan menggunakan suatu basis alternatif (sebagai contoh, basis likuidasi). Auditor dapat melaksanakan audit atas laporan keuangan tersebut selama auditor menentukan bahwa basis alternatif tersebut merupakan suatu kerangka pelaporan keuangan yang dapat diterima dalam kondisi tersebut. Auditor juga dapat menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan tersebut selama terdapat pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan tersebut, tetapi dapat mempertimbangkan sebagai suatu hal yang tepat atau perlu untuk mencantumkan suatu paragraf penekanan dalam laporan auditor untuk membawa SA 0.0 SA paket 00.indb 0

Kelangsungan Usaha 0 0 0 0 perhatian pengguna laporan keuangan pada basis alternatif tersebut dan alasan penggunaannya. Keengganan Manajemen untuk Membuat atau Memperluas Penilaiannya (Ref: Para. ) A. Dalam kondisi tertentu, auditor dapat meyakini bahwa perlu meminta manajemen untuk membuat atau memperluas penilaiannya. Jika manajemen tidak bersedia untuk melakukan hal tersebut, maka auditor dapat menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak menyatakan pendapat dalam laporan auditor, karena tidak mungkin bagi auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang penggunaan asumsi kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan keuangan, seperti bukti audit tentang adanya rencana yang telah disiapkan oleh manajemen atau adanya faktor-faktor mitigasi lainnya. SA 0. SA paket 00.indb

SA paket 00.indb