BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pasar tenaga kerja maka Indonesia merupakan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pasar tenaga kerja maka Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Tahun 2000). Sekitar satu dasa warsa lalu, jumlah. laju pertumbuhan penduduk selama 10 tahun terakhir,

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional. Tujuan dari

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang selama ini dikesampingkan oleh perusahaan. Wadah itu adalah

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam kompensasi tidak langsung adalah berbagai macam bentuk tunjangan

BAB I PENDAHULUAN. terpenting yang mampu digunakan menjalankan setiap proses di dalamnya yaitu

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. (pekerja dan pengusaha). Dalam Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, upah

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia

Hubungan Industrial. Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA NEGARA. No.707, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Komponen. Tahapan. Hidup Layak.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, maka permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik perusahaan besar, swasta maupun pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan sosial dengan mempertimbangkan prestasi kerja dan nilai. kemanusiaan yang menimbulkan harga diri.

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGGARA NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang signifikan. Kemajuan yang ditandai dengan canggihnya

BERITA NEGARA. No. 948, 2016 KEMENAKER. Hidup Layak. Kebutuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

Sosialisasi Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/94 Tahun 2017 tanggal 20 Nop 2017 tentang Upah Minimum Pada 35 Kabupaten/Kota Tahun 2018 di

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Edisi Revisi, ctk. Duabelas, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 234.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian ini adalah dengan cara mengembangkan industri kecil.

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 560/382/TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA TAHUN 2017

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/51/2007 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, itu adalah demi mencapai sebuah cita-cita yaitu

8. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri KEP.564/MEN/92 " 115 Tahun 1992 Ketenagakerjaan Daerah;

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang. Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan

NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENETAPAN UPAH MINIMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya, hal tersebut tertuang dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yaitu

I. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil merupakan salah satu penggerak utama dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk tenaga kerja.tenaga kerja sebagai pelaksana. dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

187 TAHUN 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG UPAH MINIMUM PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya,

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 1737 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KOTA BATAM TAHUN 2016 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

PENDAHULUAN. Keadaan pasar kerja yang dualistik dengan kelebihan penawaran tenaga kerja dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 561.4/78/2006 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan hanya pada bagaimana cara untuk menangani masalah-masalah

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 65 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan meliputi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995, capital market

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2004 TENTANG DEWAN PENGUPAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bawah garis kemiskinan (poverty line), kurangnya tingkat pendidikan,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERINGATAN HARI BURUH INTERNASIONAL

d. bahwa untuk itu, perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA Nomor : Per-01/IVIEN/1999 UPAH MINIMUM

MEMAHAMI BEBERAPA POINT PENTING YANG DIATUR DALAM RPP PENGUPAHAN

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

Perluasan Lapangan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. namun dalam kultur Indonesia, "Buruh" berkonotasi sebagai pekerja rendahan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berbicara tentang pasar tenaga kerja maka Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) cukup banyak. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa populasi masyarakat di Indonesia yang banyak merupakan potensi Supply tenaga kerja bagi pasar domestic maupun luar negeri. Melimpahnya penawaran tenaga kerja di Indonesia ternyata kurang diimbangi dengan pemberian upah yang memuaskan bagi tenaga kerja. Hal ini senada dengan pernyataan dari Kwik Kian Gie (1999:559) bahwa : Untuk jangka waktu yang sangat lama, buruh Indonesia sangat tenang. Mereka tidak menuntut apa-apa. Upahnya sangat rendah, sehingga dijadikan faktor promosi supaya investor asing masuk ke Indonesia memanfaatkan buruh yang sangat murah. Buruh yang murah itu jugalah yang menjadi ujung tombak persaingan Indonesia dalam penetrasi produk manufakturnya di pasaran Internasional. Buruh di Indonesia dilarang mogok. Namun, dengan seiring dengan perjalanan waktu, buruh (tenaga kerja) mulai sadar akan ketidakadilan yang mereka rasakan. Sekitar tahun 1996, Menteri Tenaga Kerja Indonesia sempat menaikan Upah Minimum Regional (UMR) sampai pada titik 100% sebagai dampak dari tuntutan perbaikan nasib para tenaga kerja melalui unjuk rasa dan mogok kerja. Sampai saat ini hal itu masih berlanjut, setiap ada perubahan Upah Minimum oleh pemerintah selalu dibarengi protes dari para tenaga kerja. Kwik Kian Gie (1999:569) menyatakan bahwa Standar upah buruh harus ada batasan minimumnya. Negara berkembang tidak boleh seenaknya menentukan upah buruh serendah mungkin. 1

2 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah menetapkan Upah Minimum berdasarkan kebutuhan hidup layak, dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi meliputi : a) Upah Minimum berdasarkan wilayah propinsi atau kabupaten/kota. b) Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah propinsi atau kabupaten/kota. upah minimum tersebut ditetapkan oleh gubernur untuk wilayah propinsi, dan oleh Bupati/Walikota untuk wilayah Kabupaten/Kota, dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Propinsi atau Bupati/Walikota. Dalam hal ini pengusaha dilarang membayar upah pekerja lebih rendah dari Upah Minimum yang telah ditetapkan untuk masing-masing wilayah propinsi dan/atau kabupaten/kota. Bagi pengusaha yang karena sesuatu hal tidak atau belum mampu membayar Upah Minimum yang telah ditetapkan dapat dilakukan penangguhan selama batasa waktu tertentu. Jawa Barat merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang letaknya sangat dekat dengan ibu kota Negara Indonesia. Sehingga tidak heran apabila Jawa Barat memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Dengan lokasi yang sangat strategis maka di Jawa Barat terdapat banyak industri dan pabrik yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menyerap tenaga kerja. Adapun perkembangan upah minimum di Jawa Barat dapat dilihat dari table dibawah ini :

3 Ket : KHM UMP Tabel 1.1 Upah Minimum Jawa Barat Thn 2007-2009 No. Tahun KHM (Rp.) UMP (Rp.) 1 2007 607.425 447.654 2 2008 614.275 568.193 3 2009 731.680 628.191 Sumber : http://www.nakertrans.go.id/pusdatinnaker/bps/ : Kebutuhan Hidup Minimum atau Kebutuhan Hidup Layak (KHL) : Upah Minimum Provinsi - : tidak ada data Data di atas menunjukan bahwa terjadi gap yang paling besar antara KHM dan UMP di Jawa Barat pada tahun 2007, yakni KHM sebesar Rp. 607.425,- dan UMP yang ditetapkan sebesar Rp. 447.654,- sehingga gap yang terjadi sebesar Rp. 159.771,-. Kebijakan sektor industri di Jawa Barat diarahkan pada pembangunan industri yang berakar pada struktur masyarakat atau disebut juga dengan home industri di mana sektor industri ini biasanya tergolong kepada industri kecil menengah. Industri ini berlandaskan pada teknologi tepat guna dengan padat tenaga kerja dan berbahan baku lokal. produksi industri ini dikembangkan untuk memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sehingga memiliki daya jual yang dapat menghasilkan devisa baik bagi daerahnya maupun bagi negaranya. Di Jawa Barat terdapat sentra industri Boneka Mekar Jaya Cikampek Utara -kec.kotabaru, Karawang. Dimana warga Mekar Jaya hamper seluruhnya

4 menjadi tenaga kerja pembuat boneka atau pengrajin Boneka. Setiap rumah memproduksi boneka boneka yang pemasarannya disatukan. Kabupaten Karawang merupakan salah satu wilayah yang sangat berpotensi baik untuk pengembangan sektor industri. Hampir disetiap pelosok kabupaten karawang terdapat sektor industri besar maupun industri menengah. Adapun perkembangan upah minimum di Kabupaten Karawang dapat dilihat dari table berikut ini : Ket : KHL UMK Tabel 1.2 Upah Minimum Kabupaten Karawang Thn 2007-2009 No. Tahun KHL (Rp.) UMK (Rp.) 1 2007 1.013.583 854.373 2 2008 1.859.000 912.225 3 2009 1.262.000 1.058.181 Sumber : Dinas tenaga kerja kab. Karawang : Kebutuhan Hidup Layak : Upah Minimum Kabupaten Kabupaten Karawang mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja namun, meskipun angka penyerapan tenaga kerja ini cukup menggembirakan, ternyata di sisi lain terdapat ketidakselarasan antara angka penyerapan tenaga kerja dengan upah tenaga kerja yang bekerja di sektor industri boneka. Rendahnya upah yang diterima tenaga kerja di Industri Boneka Mekar Jaya diperkuat oleh hasil Pra- Penelitian penulis yang dilakukan pada salah satu home industri boneka di Mekar Jaya sebagai berikut :

5 Tabel 1.3 Upah Tenaga Kerja Industri Boneka *) No. Keterangan Upah/bulan 1 Upah Rata-rata Rp. 350.000 2 Upah Terendah Rp. 260.000 3 Upah Tertinggi Rp. 485.000 *) Hasil Pra-Penelitian di PB. Een di Desa Mekar Jaya pada Bulan juli 2009 Dari hasil pra-penelitian terhadap 6 responden diperoleh data bahwa upah rata-rata per bulan yang diperoleh oleh tenaga kerja pada Industri Boneka Sebesar Rp.350.000,-. Setelah melakukan wawancara dengan mereka, ternyata seluruh responden berpendapat sama tentang besarnya upah yang diperolehnya dari industri boneka yaitu belum dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Berdasarkan fenomena tersebut rendahnya upah tenaga kerja industri boneka yang ada di dusun Mekar Jaya Kabupaten Karawang diduga karena masih rendahnya produktivitas tenaga kerja dan masih kurangnya keterampilan tenaga kerja yang ada. Dari pemaparan di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh produktivitas tenaga kerja dan keterampilan tenaga kerja terhadap upah tenaga kerja pada industri boneka. Sehinnga penulis memilih judul: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UPAH KARYAWAN DI SENTRA INDUSTRI BONEKA MEKAR JAYA KABUPATEN KARAWANG.

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1) Bagaimana pengaruh pengalaman terhadap Produktivitas karyawan industri boneka di Kabupaten Karawang? 2) Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap Produktivitas karyawan industri boneka di kabupaten Karawang? 3) Bagaimana pengaruh keterampilan terhadap Produktivitas karyawan industri boneka di kabupaten Karawang? 4) Bagaimana pengaruh pengalaman terhadap upah karyawan industri boneka di Kabupaten Karawang? 5) Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap upah karyawan industri boneka di kabupaten Karawang? 6) Bagaimana pengaruh keterampilan terhadap upah karyawan industri boneka di kabupaten Karawang? 7) Bagaimana pengaruh produktivitas terhadap upah karyawan industri boneka di kabupaten Karawang? 8) Bagaimana pengaruh pengalaman, keterampilan, pendidikan dan produktivitas terhadap upah karyawan industri boneka di kabupaten Karawang?

7 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui : 1) Untuk menjelaskan pengaruh pengalaman terhadap Produktivitas karyawan industri boneka di Kabupaten Karawang. 2) Untuk menjelaskan pengaruh pendidikan terhadap Produktivitas karyawan industri boneka di kabupaten Karawang. 3) Untuk menjelaskan pengaruh keterampilan terhadap Produktivitas karyawan industri boneka di kabupaten Karawang. 4) Untuk menjelaskan pengaruh pengalaman terhadap upah karyawan industri boneka di Kabupaten Karawang. 5) Untuk menjelaskan pengaruh pendidikan terhadap upah karyawan industri boneka di kabupaten Karawang. 6) Untuk menjelaskan pengaruh keterampilan terhadap upah karyawan industri boneka di kabupaten Karawang. 7) Untuk menjelaskan pengaruh produktivitas terhadap upah karyawan industri boneka di kabupaten Karawang. 8) Untuk menjelaskan pengaruh pengalaman, pendidikan, keterampilan dan produktivitas terhadap upah karyawan industri boneka di kabupaten Karawang.

8 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi perkembangan teori ekonomi mikro khususnya tentang faktor- faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pemberian upah karyawan dibeberapa industri khususnya industri boneka di Kabupaten Karawang. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tambahan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi upah dan dalam upaya peningkatan upah karyawan industri boneka.