STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

BAB IV ESTIMASI STRUKTUR

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN

BAB VI DEFLEKSI BALOK

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 2

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe

KAPASITAS LENTUR LANTAI GRID DENGAN MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH. Naskah Publikasi

ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

PELAT LANTAI DENGAN METODE ANALISIS DAN HASIL LAPANGAN

Jl. Banyumas Wonosobo

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 1

Susunan Beban Hidup untuk Penentuan Momen Rencana

BAB II STUDI LITERATUR

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA DAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR PELAT DUA ARAH. Trinov Aryanto NRP : Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir., M.Sc.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB IV ANALISA STRUKTUR

Latar Belakang Sering terjadinya kesalahan didalam pemasangan tulangan pelat lantai. Pelat yang kuat didasarkan pada suatu perhitungan yang cermat. Pe

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA GEOMETRI NON-LINIER PELAT LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN SAP2000 DAN PERCOBAAN PEMBEBANAN. Andri Handoko

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi,

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 3

PERENCANAAN PELAT BANGUNAN GEDUNG DENGAN METODE MARCUS

PERENCANAAN LANTAI FLAT SLAB BERDASARKAN TATA CARA SNI

ANALISA MOMEN PELAT DAN BALOK TEPI DENGAN POLA PEMBEBANAN HIDUP TERHADAP PBI-1971

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut,

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik

PENGGUNAAN CARBON FIBER REINFORCED PLATE SEBAGAI TULANGAN EKSTERNAL PADA STRUKTUR BALOK BETON

ANALISIS METODE ELEMEN HINGGA DAN EKSPERIMENTAL PERHITUNGAN KURVA BEBAN-LENDUTAN BALOK BAJA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN

LAMPIRAN. Berat sendiri plat = 288 kg/m 2. Beratplafon = 11 kg/m 2. Berat penggantung = 7 kg/m 2. Spesi = 0.42 kg/m 2. Berat keramik = 0.

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA dan LENDUTAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK. William Trisina NRP : Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir.,M.Sc.

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

memperhatikan kekuatan dan kekakuan dinding bata dalam desain perencanaannya.

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

TEKNIK PEMBESIAN PELAT BETON

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

Struktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

PELAT SATU ARAH DAN BALOK MENERUS

BAB I PENDAHULUAN. yang demikian kompleks, metode eksak akan sulit digunakan. Kompleksitas

STUDI EKSPERIMENTAL MOMEN BATAS PADA PELAT BERUSUK AKIBAT PEMBEBANAN MERATA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

Modul 05 Aplikasi Lentur pada Komponen Pelat

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 3 dan 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I. Perencanaan Atap

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT AMPAS EMPULUR SAGU TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN IMPAK PADA KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

E. PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER 3. PERENCANAAN TRAP TRIBUN DIMENSI

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71

ANALISA TRAFIK PADA JARINGAN CDMA

Tinjauan Momen Lentur Pelat Dua Arah dengan Metode Perencanaan Langsung dan Metode Elemen Hingga. Muhammad Fahri 1) Suyadi 2) Eddy Purwanto 3)

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir

Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON

ANALISIS STRUKTUR BALOK NON PRISMATIS MENGGUNAKAN METODE PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION

ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

tegangan pada saat beban transfer dan layan. Saat transfer, ketika beton belum

sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method

Persamaan Tiga Momen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

PERBANDINGAN KEHILANGAN GAYA PRATEKAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK DI GEDUNG*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

PENGARUH PERBANDINGAN PANJANG BENTANG GESER DAN TINGGI EFEKTIF PADA BALOK BETON BERTULANG

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT

ANALISIS PLASTIS STRUKTUR

Konstruksi Rangka Batang

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

EVALUASI CEPAT DESAIN ELEMEN BALOK BETON BERTULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN RASIO TULANGAN BALANCED

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

I.1 Latar Belakang I-1

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

Transkripsi:

Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM A COMPARATIVE STUDY OF PLATE STRUCTURE ANALYSIS USING STRIP METHOD, PBI 71, AND FEM Guntara M. Adityawarman Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 195 Jakarta, Jl. Sunter Permai Raya, Sunter Podomoro, Jakarta utara guntaragun@yahoo.co.id Astrak Struktur yang memikul momen pada umumnya adalah pelat lantai, alok, dan kolom. Pelat lantai merupakan elemen struktur yang secara langsung mendapatkan ean hidup selain ean tamahan dan erat sendiri. Metode analisis lendutan menggunakan strip method dan FEM (SAP000) sedangkan analisis momen tumpuan dan lapangan menggunakan strip method, koefisien momen (PBI 71), dan FEM (SAP000). Studi kasus ini ertujuan untuk mengetahui peredaaan lendutan dan momen dari ketiga metode terseut. Hasil Studi kasus pada pelat eton ukuran ly = m dan lx = 3 m, memerikan nilai lendutan dengan menggunakan strip method dan FEM (SAP000), yaitu 0,55 mm dan 0,1 mm. Analisis momen tumpuan dan lapangan dengan menggunakan strip method leih esar dari metode koefisien momen PBI 71 dan FEM (SAP000). Kata kunci: strip method, pelat, SAP000, koefisien momen Astract Structures earing moments are in general sla, eams and columns. Sla is a structural element that directly ear the live load in addition to the extra load and its own weight. Deflection analysis method employs the strip method and FEM (SAP000) while the negative and positive moment analysis uses the strip method, moment coefficient (PBI 71), and FEM (SAP000). This case study aims to determine the differences in deflection and moments of the three methods. The results of the case study on the concrete sla of ly = m and lx = 3 m, show the deflection values y using the strip method and FEM (SAP000) that are 0.55 mm and 0.1 mm. The negative and positive moment analysis y using the strip method is larger than moment coefficient method (PBI 71) and FEM (SAP000) Key words: strip method, plate, SAP000, moment coefficient Tanggal Terima Naskah : 08 April 015 Tanggal Persetujuan Naskah : 1 Mei 015 69

Vol. 0 No. 15, Jul Sep 015 1. PENDAHULUAN Struktur angunan pada umumnya terdiri dari elemen elemen, seperti pelat, alok, dan kolom. Setiap elemen akan menerima ean luar yang kemudian akan memerikan gaya gaya dalam pada elemen terseut, seperti momen, normal, lintang. Struktur yang memikul momen pada umumnya adalah pelat lantai, alok, dan kolom. Bean luar yang ekerja pada elemen struktur terseut, selain akiat ean sendiri struktur terseut, ean yang menamah esar momen yang harus dipikul adalah ean mati dan ean hidup yang pada dasarnya diterima oleh pelat lantai. Analisis momen yang terjadi dapat dilakukan dengan metode perencanaan langsung dan rangka ekivalen [1]. Namun, di lapangan masih anyak digunakan metode perhitungan momen pelat dengan menggunakan tael koefisien momen yang ada dalam PBI 71. Momen lentur yang terjadi pada pelat mengakiatkan lendutan sehingga diatasi lendutan yang terjadi, yaitu L/360 [1]. Perhitungan lendutan pelat yang terjadi dapat dihitung erdasarkan strip method dan FEM (SAP000). Studi kasus ini ertujuan untuk menganalisis peredaan momen pelat menggunakan strip method, koefisien momen, dan FEM, serta menganalisis lendutan pelat menggunakan strip method dan FEM.. KONSEP DASAR.1 Strip Method Menurut H. Grashof, penyelesaian pelat empat persegi panjang dapat diselesaikan dengan pendekatan analitis. Metode ini memagi pelat menjadi lajur-lajur yang saling tegak lurus dimana setiap lajur ditinjau seagai alok. Metode ini cocok untuk menganalisis perilaku pelat tetapi kurang cocok untuk mendapatkan hasil yang leih teliti. Untuk menganlisis lendutan dan momen pelat, metode ini anyak digunakan. Persamaan Lendutan pada lajur di tengah pelat memiliki persamaan yang mirip dengan persamaan lendutan alok dengan mempertimangkan teal pelat []. q Gamar 1. Balok dengan tumpuan jepit Persamaan umum alok dengan ean teragi rata dan tumpuan jepit di ujungujungnya seperti yang ditunjukan pada Gamar 1 adalah seagai erikut: M lapanhan 1 ql... (1) Mtumpuan 1 ql 1... () Persamaan untuk lendutan alok dengan ean teragi rata dan tumpuan jepit di kedua ujungnya, yaitu seagai erikut: 1 ql w...(3) 38 EI Persamaan untuk nilai EI pada pelat setelah dilakukan penyederhanaan maka persamaan EI dapat dituliskan seagai erikut: 70

Studi Banding Analisis Struktur 3 Eh EI D...() 1(1 ) Pada Strip method, lendutan dan momen alok diasumsikan seperti alok sehingga pelat diagi dalam lajur-lajur. Pemagian Lajur pada pelat dapat dilihat pada Gamar erikut ini. Gamar. Strip method Berdasarkan persamaan (3), maka persamaan lendutan alok untuk masing lajur dapat ditulis seagai erikut: dimana nilai q a dan q, adalah seagai erikut: w a w 1 38 1 38 q. a... (5)... (6)... (7) a q p...(8) o a Persamaan momen sepanjang alok adalah seagai erikut: 1 1 1 M a qa. La. x qa x qa. La...(9) 1 a EI EI q. qa p o a 1 1 M q. L. x q x 1 1 q. L... (10). Koefisien Momen (PBI 71) Pada tepi pelat dapat terletak eas, terjepit penuh, atau terjepit elastis. Jepitan penuh terjadi, jika penampang pelat di atas tumpuan tidak mengalami putaran saat menerima ean, serta pelat dan alok merupakan satu kesatuan monolit yang relatif sangat kaku [3]. Perhitungan momen lapangan dan tumpuan dengan menggunakan tael koefisien momen dalam PBI 71 sangat praktis sehingga masih digunakan hingga saat ini. Persamaan momen lapangan dan tumpuan arah x dan y dengan tumpuan jepit penuh di semua sisinya dengan l y = m dan l x = 3 m (l y / l y = 1.333) adalah seagai erikut. 71

Vol. 0 No. 15, Jul Sep 015.3 Finite Element Method (FEM)...(11) Ml x 0,001. q. lx. X 0,001. q. lx.3 Ml...(1) y 0,001. q. lx. X 0,001. q. lx.18,667 Mt x 0,001. q. lx. X 0,001. q. lx.70,333...(13) Mt y 0,001. q. lx. X 0,001. q. lx.57...(1) Pelat adalah suatu elemen struktur yang datar dimana tealnya jauh leih kecil dari dimensi yang lain. Kekakuan pelat tipis didasarkan pada teori lentur lendutan kecil dengan ahan homogen, isitropik, elastis []. Gamar 3. Pelat lentur Gamar 3 menjelaskan tentang pelat tanpa ean dengan teal (t) dan idang x-y merupakan idang tengahnya, serta arah z seagai idang pelat mengalami lendutan. Setelah diterapkan ean maka terjadi perpindahan yang dinotasikan seagai u,v, dan w, dimana u seagai perpindahan arah x, v perpindahan arah y, dan w adalah perpindahan arah z. w u z...(1) x w v z...(15) y 3 Et w w 1(1 ) x y M x M y... (16) 3 Et w w...(17) 1(1 ) x y 3 Et w (1 )... (18) 1(1 ) xy M xy dimana flexural rigidity (D) dari pelat dapat ditulis seagai erikut. 3 Et D...(19) 1(1 ) 7

Studi Banding Analisis Struktur Persamaan di atas dapat dituliskan dalam entuk matrix. w M x x D D. 0 w M y D. D 0...(0) y M 1 xy 0 0 D w y. y 3. METODE PENELITIAN 3.1 Data Pelat Empat Persegi Panjang Dalam studi kasus ini, digunakan data-data pelat seagai erikut: a. Panjang pelat arah x l x = 3 m. Panjang pelat arah y l y = m c. Teal Pelat, t = 10 mm d. Poisson ratio, ν = 0. e. Elastisitas, E = 0000 MPa Pelat akan dianalisis menggunakan eerapa metode untuk mendapatkan momen lentur dan lendutan pada pelat. Analisis momen yang terjadi pada elemen segiempat menggunakan strip method, koefisien momen (PBI 71 ), dan finite elemen method dengan menggunakan SAP000. Pelat akan dieani dengan ean tamahan seesar 1,3 kn/m selain erat sendiri dari pelat dan juga ean hidup seesar,5 kn/m. Bean terseut akan dikominasikan menggunakan kominasi pemeanan, yaitu 1, DL + 1,6 LL. fixed Lx = 3 m fixed fixed fixed Ly = m Gamar. Pelat tertumpu jepit di semua sisi 73

Vol. 0 No. 15, Jul Sep 015 3. Alur Penelitian Studi kasus ini mengikuti alur analisis seperti pada Gamar 5 erikut ini. Mulai Studi literatur Analisis Momen dengan cara: -Strip Method - Koefisien momen -FEM (SAP000) Analisis lendutan dengan cara: -Strip Method -FEM (SAP000) Analisis perandingan momen Analisis perandingan lendutan Hasil dan Pemahasan Kesimpulan Selesai Gamar 5. Alur analisis. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Lendutan Strip Method dan Finite Element Method Hasil uji konvergensi terhadap model yang diuat dilakukan dengan cara memagi elemen pelat menjadi eerapa elemen. Uji konvergensi elemen yang digunakan terhahap lendutan yang terjadi dapat dilihat pada tael 1. Tael 1. Lendutan di tengah entang No. Elemen Defleksi (mm) %error 1 16 0.69 36 0.3805 6.6 3 6 0.600.75 100 0.00 1.36 5 196 0.151 1.1 6 00 0.137 0.66 7

Studi Banding Analisis Struktur Gamar 6. Lendutan vs jumlah elemen Uji konvergensi memperlihatkan ahwa semakin anyak elemen yang digunakan, maka hasil lendutan yang terjadi hampir mendekati jumlah elemen seelumnya. Dari Tael 1 terlihat ahwa % error untuk jumlah elemen 00, yaitu 0,66 % dari jumlah elemen 196 sehingga untuk analisis ini digunakan jumlah elemen 00. Pada Gamar 6 diperlihatkan ahwa pada kondisi dengan jumlah elemen yang semakin anyak maka lendutan yang terjadi terhadap lendutan seelumnya memiliki selisih yang semakin kecil. Hasil lendutan di tengah entang dengan menggunakan strip method didapatkan dengan menggunakan persamaan (5) dan persamaan (6). Perandingan hasil lendutan dengan menggunakan eerapa metode dapat dilihat pada Tael. Tael. Lendutan di tengah entang No. Metode δ (mm) Selisih (%) 1. Strip Method 0.55. FEM (SAP000) 0.1 61.57 Perandingan lendutan dengan menggunakan strip method, yaitu 0,55 mm dan menggunakan FEM (SAP000), yaitu 0,1 mm. Hasil analisis lendutan dengan menggunakan strip method dan FEM (SAP000) pada pelat l y = m dan l x = 3 m memiliki selisih peredaan lendutan seesar 61,57%. Hasil ini memperlihatkan ahwa analisis lendutan menggunakan strip method leih kecil diandingkan dengan menggunakan FEM.. Analisis Momen dengan Strip Method, PBI 71, dan FEM Momen tumpuan dan lapangan dengan menggunakan SAP000 menghasilkan momen M11 dan momen M. Dari momen M11 dan momen M diamil hasil yang maksimum untuk digunakan seagai data desain perencanaan. Untuk analisis arah x digunakan momen ultimit M11 dan analisis arah y digunakan momen ultimit M. Momen M11 dan momen M yang terjadi akiat ean dengan menggunakan SAP000 dapat dilihat pada Gamar 7. Momen Tumpuan dan lapangan menggunakan Strip Method dapat dianalisis dengan menggunakan persamaan (9) dan persamaan (10), sedangkan analisis momen dengan menggunakan PBI 71 menggunakan persamaan (11), (1), (13), dan (1). Hasil dari analisis momen tumpuan dan lapangan mengggunakan Strip Method, PBI 71, dan FEM dapat dilihat pada Tael. 75

Vol. 0 No. 15, Jul Sep 015 Gamar 7. Momen arah M11 dan M Tael. Hasil analisis momen tumpuan dan lapangan Metode Arah X (kn.m) Arah Ys (kn.m) M lapangan M tumpuan M lapangan M tumpuan Strip Method 1.598-3.195 0.899-1.797 Koefisien Momen (PBI 71) 1.615-3.550 0.9 -.877 FEM (SAP000).656-5.7 1.55 -.57 Gamar 8. Diagram momen arah y Gamar 9. Diagram momen arah x 76

Studi Banding Analisis Struktur Hasil perandingan momen tumpuan dan lapangan dengan menggunakan strip method, PBI 71, dan FEM dapat dilihat pada Tael dan secara grafik diagram momen dapat dilihat pada Gamar 8 dan Gamar 9. Berdasarkan data analisis terseut, dapat dijelaskan ahwa metode analisis momen dengan menggunakan strip method leih kecil dari metode kooefisien momen (PBI 71) dan FEM. Untuk analisis momen menggunakan FEM menghasilkan momen yang leih esar dari kedua metode yang lainnya. Nilai momen tumpuan dengan menggunakan metode koefisen momen erada di tengah hasil momen tumpuan dari strip method dan FEM. Hasil Studi kasus ini memperlihatkan ahwa perencanaan tulangan pada pelat dengan ukuran ly= m dan lx = 3 m menggunakan FEM dengan SAP000 akan menghasilkan penulangan yang leih aman. Selisih persentase antara setiap metode dapat dilihat pada Tael 5. Tael 5. Selisih perandingan momen lapangan dan tumpuan Metode Selisih Arah X (%) Selisih Arah Y (%) M M lapangan M tumpuan lapangan M tumpuan Strip Method 1.10 11.10.8 60.08 PBI 71 FEM (SAP000) 6.5 61.19 6.9 58.9 5. KESIMPULAN Dari hasil Studi kasus, didapatkan kesimpulan seagai erikut: a. Analisis lendutan pelat ly = m dan lx = 3 m dengan menggunakan strip method dan FEM (SAP000), yaitu 0,55 mm dan 0,1 mm. Hasil ini memperlihatkan ahwa analisis lendutan menggunakan strip method leih kecil diandingkan dengan menggunakan FEM.. Analisis momen tumpuan dan lapangan pada pelat ly = m dan lx = 3 m, didapatkan ahwa momen lapangan dengan strip method leih kecil dari metode koefisien momen (PBI 71) dan FEM (SAP 000). Perencanaan dengan menggunakan FEM (SAP000) akan memerikan nilai keamanan yang leih dari metode lainnya. REFERENSI [1]. Badan Standarisasi Nasional, 00, SNI 03-87-00 Tata Cara Perhitungan Struktur untuk Bangunan Gedung. Bandung. []. Timoshenko S dan Woinowsky Krieger S. 1959. Theory of plate and shells. nd ed. McGraw-Hill,Inc. [3]. Departemen Pekerjaan Umum. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. Jakarta. []. Ugural. 1999. Stresses in Plates and Shells. nd ed. 77