BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat serta persaingan yang

dokumen-dokumen yang mirip
B A B III KEBIJAKAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

III. KEBIJAKAN AKUNTANSI BMN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baikdalamrangkamewujudkansemangatgood governance.

AKUNTANSI PERSEDIAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 05 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB VIII AKUNTANSI PERSEDIAAN

AKUNTANSI PERSEDIAAN

LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA POSISI PER TANGGAL 30 JUNI 2016 TAHUN ANGGARAN 2016

BAB 10 AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB VIII AKUNTANSI PERSEDIAAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PERSEDIAAN

PSAP NO 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TOTAL 15,551,141,698 6,325,867, ,829,000

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca

Kebijakan Akuntansi Persediaan. Presented by Your Name

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

4.1. PROSES PENYUSUNAN LAPORAN

I V. L A P O R A N B M N

LAMPIRAN IX PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 08 AKUNTANSI PERSEDIAAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22.2 TAHUN 2010 TENTANG

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

4.1. PROSES PENYUSUNAN LAPORAN

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UAPPBW

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BAGIAN ANGGARAN BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA opentbs1 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. B a b 1 P e n d a h u l u a n. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan informasi keuangan secara spesifik disebut informasi

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

PENGADILAN TINGGI AGAMA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap perusahaan, kegiatan penjualan merupakan kegiatan terpenting

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

: s /PB/2014 : Penting/Segera : 1 (satu) Berkas : Perubahan Akun Belanja Barang Persediaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian belum stabil seiring dengan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. berminat untuk masuk dalam dunia bisnis. Sebuah negara dikatakan. perekonomiannya maju apabila tingkat pendapatan warga negara per

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. ikut serta bersaing dalam memajukan perekonomian di Indonesia. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) merupakan salah satu. rumahan. Peranan UMKM sejak krisis moneter tahun 1998 dipandang sebagai

RINGAKASAN LAPORAN BMN PNUP

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan membutuhkan aktiva tetap, baik aktiva tetap berwujud

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber

PEDOMAN PELAKSANAAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.

STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR A. PENDAHULUAN Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET2016 (dalam rupiah)

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 19 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi yang demikian cepatnya telah memasuki

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian ESDM. Alokasi. Pemanfaatan. Gas Bumi.

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN. 2.1 Telaah Pustaka Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang ketat akibat krisis global didunia

dituntut dapat mengendalikan kegiatan perusahaan agar selaras dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 19 TAHUN 2006 TENTANG : PENGELOLAAN PASIR BESI GUBERNUR JAWA BARAT

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI PENGELOLAAN KEKAYAAN NEGARA

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL B A D A N G E O L O G I PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 OKTOBER 2017 (dalam rupiah)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin pesat serta persaingan yang semakin ketat mendorong para pelaku ekonomi untuk lebih tanggap terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis. Banyak perusahaan-perusahaan yang melaksanakan strategi-strategi tertentu agar aktivitas perusahaan tetap mampu berjalan dan bertahan di dalam persaingan perekonomian Global. Perusahaan meningkatkan kompetensi aparatur pemerintah melalui pengembangan pengetahuan, kemampuan kualitas dan kinerja sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan sistem Akuntansi dan Manajemen yang efektif dan efisien untuk menjadikan aparatur pemerintah yang kompeten, bersih, dan akuntable (good governance). Penulis melakukan tinjauan pada pengelolaan Persediaan Barang Milik Negara di Instansi Pusat Sumber Daya Geologi. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral ini bergerak dalam rangka mendukung bidang pelayanan jasa yaitu Eksplorasi, Eksploitasi, Pelayanan Data Informasi, Pelayanan Analisis Laboratorium Kimia dan Fisika Mineral. Adapun salah satu kegiatan pengelolaan tersebut adalah melakukan pencatatan/pembukuan dan pelaporan barang Milik Negara, salah satu sarana yang dapat digunakan dalam Pengelolaan Barang Persediaan dengan menggunakan sistem komputerisasi.

Teknologi yang semakin berkembang sangat berpengaruh pada instansi dalam pencapaian tujuan, dan di kedepankan oleh instansi. Sumber daya lain-lain, termasuk salah satu faktor pendukung agar instansi bisa mengelola dan memanajemen sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia sebagai faktor utama yang menjalankan kegiatan instansi, maupun sumber daya lain yang merupakan Asset Tetap maupun Asset Lancar dari perusahaan itu sendiri. Persediaan/Asset Lancar mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas. Persediaan dapat meliputi barang konsumsi, amunisi, bahan untuk pemeliharaan, suku cadang, persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga, pita cukai dan leges, bahan baku, barang dalam proses/setengah jadi, tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, peralatan dan mesin untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, jalan irigasi dan jaringan untuk diserahkan kepada masyarakat, asset lain-lain untuk diserahkan kepada masyarakat, asset tetap lainya untuk diserahkan kepada masyarakat dan hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat. Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga antara lain berupa cadangan energi (misalnya minyak) atau cadangan makanan (misalnya beras). Dalam instansi eksplorasi, barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dipakai untuk memberikan layanan jasa diberi judul persediaan barang. Judul ini menunjukkan seluruh persediaan barang yang dimiliki.

Persediaan barang dalam instansi eksplorasi merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca tentang asset lancarnya maupun laporan rugi laba, oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (HPP) yang akan dilaporkan dalam laporan rugi laba dan mana yang masih belum terpakai yang akan menjadi persediaan dalam neraca. Berdasarkan uraian di atas maka dalam penyusunan laporan ini penulis mengambil judul : PENERAPAN AKUNTANSI BARANG PERSEDIAAN DALAM PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA DI INSTANSI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI BANDUNG." 1.2 Identifikasi masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas penulis mengklasifikasikan beberapa pokok masalah penting, yaitu a. Bagaimana metode pencatatan dan penilaian Akuntansi Persediaan yang diterapkan di Pusat Sumber Daya Geologi Bandung? b. Bagaimana pelaporan barang Persediaan pada Pusat Sumber Daya Geologi? c. Bagaimana pengklasifikasian barang Persediaan pada Pusat Sumber Daya Geologi?

1.3 Maksud dan Tujuan Laporan Tugas Akhir Maksud dari penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyusun Laporan Tugas Akhir program D3 Fakultas Ekonomi. Tujuan penulis dalam melaksanakan praktek kerja ini adalah untuk : a. Mengetahui metode Pencatatan dan Penilaian Akuntansi Persediaan yang diterapkan di Pusat Sumber Daya Geologi Bandung. b. Mengetahui cara pelaporan Persediaan pada Pusat Sumber Daya Geologi. c. Mengetahui pengklasifikasian barang Persediaan pada Pusat Sumber Daya Geologi. 1.4 Kegunaan Laporan Tugas Akhir Adapun kegunaan dari penelitian yang dilaksanakan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Bagi Instansi Dapat berguna menilai keberhasilan Instansi serta dapat dijadikan pedoman dalam menyusun rencana dan kebijakan perusahaan pada masa yang akan datang. 2. Bagi penulis Menambah wawasan dan pengetahuan penulis di bidang akuntansi barang yang dilakukan oleh Instansi.

3. Pihak-pihak lain Hasil Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak lain umtuk mengetahui lebih jauh mengenai persedian barang habis dalam instansi, dan sebagi dasar untuk melakuakn penelitian selanjutnya. 1.5 Metodeologi tugas akhir Dalam menyusun laporan ini penulis menggunakan beberapa teknik sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Adapun beberapa teknik yang dilakukan : a. Wawancara Penulis mengumpulkan data-data dengan mengadakan wawancara langsung dari responden yaitu anggota koperasi dan staf yang behubungan dengan objek penelitian. b. Dokumentasi Penulis mengumpulkan data-data dengan mempelajari dan menggunakan laporan-laporan, formulir, dan catatan-catatan yang terdapat pada Pusat Sumber Daya Geologi Bandung. c. Observasi Dimana penulis mengumpulkan data-data dengan mengamati objek penelitian secara langsung dan sistematis di lokasi praktek kerja.

d. Kepustakaan Penulis mengumpulkan data-data dengan mempelajari buku-buku dan majalah-majalah ilmiah yang berhubungan dengan objek penelitian. 1.6 Lokasi dan waktu penelitian Dalam melaksanakan praktek kerja ini penulis kerja praktek di Pusat Sumber Daya Geologi Bandung yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta No.444 Bandung. Waktu pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan selama 1 bulan dimulai dari tanggal 16 April 2010 sampai dengan 15 mei 2010.