BAB IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

III. METODOLOGI PE ELITIA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Oktober November 2014 di Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Rumus Emisi CO 2. E = (Ea + Ebb + Ebo Sa) / Δt. Ea = Emisi karena terbakarnya jaringan dipermukaan tanah, misalnya pada waktu pembukaan lahan.

BAB IV METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Pengelolaan lahan gambut

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

ESTIMASI STOK KARBON PADA TEGAKAN POHON Rhizophora stylosa DI PANTAI CAMPLONG, SAMPANG- MADURA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambut dan Karbon Tersimpan pada Gambut

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Tanah Gambut

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

111. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. penyusun tanah gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang belum melapuk

Kegiatan konversi hutan menjadi lahan pertambangan melepaskan cadangan

METODOLOGI PENELlTlAN

Pengukuran Biomassa Permukaan dan Ketebalan Gambut di Hutan Gambut DAS Mentaya dan DAS Katingan

Seminar Gelar Teknologi Kehutanan, 19 Nov. 2009

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

Program Studi Rekayasa Kehutanan, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

3. Bagaimana cara mengukur karbon tersimpan?

Perhitungan karbon untuk perbaikan faktor emisi dan serapan grk

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PEDOMAN PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK BUDIDAYA KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL TRAINING CADANGAN KARBON DI HUTAN. (Pools of Carbon in Forest) Penyusun: Ali Suhardiman Jemmy Pigome Asih Ida Hikmatullah Wahdina Dian Rahayu J.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

3 METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN SAMPEL TANAH INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM FISIKA JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN. UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

KELIMPAHAN COLLEMBOLA TANAH SEBAGAI INDIKATOR KESEHATAN HUTAN TANAMAN PADA LAHAN GAMBUT YANG DI DRAINASE

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Tanah Gambut

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Curah hujan (mm) di daerah pasang surut Delta Berbak Jambi

ESTIMASI EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DARI KEBAKARAN LAHAN GAMBUT

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa

HABITAT POHON PUTAT (Barringtonia acutangula) PADA KAWASAN BERHUTAN SUNGAI JEMELAK KABUPATEN SINTANG

Transkripsi:

25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan April tahun 2011 di lahan gambut yang terletak di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Departemen Ilmu Tanah Sumberdaya Lingkungan IPB, analisis bahan bakar dilakukan di Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan IPB, serta analisis karbon dilakukan di Laboratorium Terpadu IPB. 4.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompas, GPS (Global Positioning System) Garmin 60CSx, bor gambut, ring contoh, phi band, parang/golok, meteran, timbangan, timbangan analitik, kamera serta perlengkapan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel tanaman, tanah gambut, tali rafia, kertas koran, ring sampel, alkohol 70%, kantong plastik (2 kg), kertas label, amplop, sealed plastic untuk menyimpan sampel, serta tally sheet. 4.3 Jenis Data Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer : data yang diperoleh langsung dari kegiatan di lapangan yaitu jenis dan potensi vegetasi pada lahan gambut bekas terbakar, sifat fisik dan kimia tanah serta kandungan karbon. b. Data sekunder : kondisi umum lokasi penelitian meliputi luas dan lokasi, aksesibilitas, kondisi fisik, cuaca (suhu, kelembaban dan curah hujan), biotik wilayah, serta kejadian kebakaran. 4.4 Survey Lokasi Penelitian Survey pendahuluan lokasi penelitian dilakukan pada Bulan April 2010, yang bertujuan untuk menentukan lokasi pembuatan petak contoh dan

26 pengambilan sampel penelitian. Pada kegiatan tersebut dilakukan pengamatan terhadap kondisi vegetasi pada lahan gambut bekas terbakar. 4.5 Pengukuran Luas Lahan Penentuan luas lahan dilakukan dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) dan pita meteran melalui perekaman titik deliniasi sesuai dengan bentuk bentang lahan yang ada di lapangan. 4.6 Pembuatan Petak Contoh Petak yang digunakan untuk penelitian adalah petak lahan gambut bekas pembakaran dan galian. Pembuatan petak ini sesuai dengan prosedur analisis vegetasi (Soerianegara dan Indrawan. 2008) yaitu dilakukan dengan metode jalur berpetak. Jalur yang dibuat sebanyak 5 jalur dengan jumlah plot sebanyak 45 plot. Pengukuran dilakukan pada petak ukuran 2 m x 2 m (Gambar 4). Pemilihan petak berukuran 2 m x 2 m dikarenakan pada lokasi penelitian didominasi oleh tumbuhan bawah. 20 m d c b a 20 m Arah Kompas Gambar 4. Desain petak penelitian Keterangan : a. Sub-petak ukuran 2 m x 2 m untuk analisis vegetasi tumbuhan bawah,serasah dan nekromasa b. Sub-petak ukuran 5 m x 5 m untuk analisis vegetasi tingkat pancang c. Sub-petak ukuran 10 m x 10 m untuk analisis vegetasi tingkat tiang d. Petak ukuran 20 m x 20 m

27 4.7. Penentuan Karbon Tersimpan Dalam Gambut Pada umumnya parameter yang diamati adalah: 1. Berat volume (Bulk density) [g cm -3 atau kg dm -3 atau t m -3 ] 2. Kandungan karbon [% berat] 3. Tingkat kematangan gambut 4. Ketebalan gambut 5. Luas lahan gambut 4.7.1 Berat Volume Berat volume (Db) adalah masa fase padat tanah (Ms), dibagi dengan volume total tanah (Vt). Volume total tanah adalah jumlah volume dari fase padat tanah dalam keadaan di lapangan. Nilai Db yang umum untuk tanah gambut berkisar antara 0.05-0.3 g cm -3, namun kadangkala bisa sampai <0.01 dan >0.4 g cm -3. Berbeda dengan tanah mineral, tanah gambut tidak membentuk bongkahan dan mudah terbakar. Dengan demikian penentuan berat volume dengan metode bongkahan (clod method) yang memerlukan keberadaan bongkahan dan proses pembakaran bongkahan, tidak dapat diberlakukan untuk tanah gambut. Db (berat volume) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (dimodifikasi dari Agus et al. 2007): Ms = Berat kering contoh tanah Vt = Volume contoh tanah Db = Berat volume (Bulk density) [g cm -3 atau kg dm -3 atau t m -3 ] 4.7.2 Kandungan Karbon Gambut Kandungan karbon gambut dapat ditentukan dengan salah satu dari beberapa metode yaitu, pengabuan kering (lost in ignition), Walkley and Black (pengabuan basah), atau C analyzer. Metode yang paling sederhana, namun memberikan angka yang cukup akurat adalah metode pengabuan kering. Dengan banyaknya serat setengah lapuk, pengabuan basah dikhawatirkan tidak merombak

28 semua bahan organik dalam analisisnya. Penggunaan auto analyzer merupakan metode langsung (mengukur carbon atau CO 2 ), namun dengan sangat sedikitnya (15-30 mg) contoh yang dianalisis maka pengambilan contoh yang paling mewakili merupakan bagian yang kritis metode ini. Kerapatan karbon (C density, Cd) yaitu berat karbon per satuan volume, dapat dihitung dengan persamaan (Agus et al. 2007): C d = D b x C Cd = Kerapatan karbon Db = Berat volume (Bulk density) [g cm -3 atau kg dm -3 atau t m -3 ] C = Kandungan karbon dalam persen Kisaran Db gambut adalah sekitar 0,02 kg dm -3 pada gambut mentah dan pada bagian gambut yang berongga (hollow) sampai 0,40 kg dm -3 pada gambut matang yang sudah mengalami pemadatan atau bercampur liat. Kisaran kandungan C gambut adalah 30-58%. 4.7.3 Kematangan Gambut Pengamatan kematangan gambut berguna untuk menaksir kesuburan dan kandungan C gambut. Gambut yang lebih matang biasanya lebih subur, walaupun banyak faktor lain yang menentukan kesuburan gambut, misalnya campuran liat dan abu. Gambut yang lebih matang juga mempunyai kerapatan karbon, Cd, lebih tinggi. Pengamatan kematangan gambut dapat dilakukan di lapangan atau di laboratorium berdasarkan kadar seratnya. Penetapan Kematangan Gambut di Lapangan 1) Segenggam gambut diambil lalu diperas di telapak tangan. 2) Kematangan gambut di kelompokkan dengan kriteria sebagai berikut:

29 Gambut saprik (matang) adalah gambut yang sudah melapuk lanjut dan bahan asalnya tidak dikenali, berwarna coklat tua sampai hitam, dan bila diremas kandungan seratnya yang tertinggal di telapak tangan < sepertiga jumlah semula. Gambut hemik (setengah matang) adalah gambut setengah matang, sebagian bahan asalnya masih bisa dikenali, berwarna coklat, dan bila diremas kandungan seratnya yang tertinggal di telapak tangan antara sepertiga dan dua pertiga jumlah semula. Gambut fibrik (mentah) adalah gambut yang belum melapuk, bahan asalnya masih bisa dikenali, berwarna coklat, dan bila diremas kandungan seratnya yang tertinggal di telapak tangan > dua pertiga jumlah semula. 4.7.4 Penentuan Ketebalan Gambut Pengambilan Contoh Gambut Bentuk contoh tanah gambut dilakukan dengan cara menggunakan bor gambut (contoh hampir tidak terganggu). Dengan menggunakan bor gambut contoh gambut dapat diambil dari permukaan sampai ke dasar (substratum) gambut tergantung jumlah batang besi penyambung (extension rod) yang dipunyai. Bahkan gambut yang berada dalam keadaan terendam airpun dapat diambil contohnya dengan menggunakan bor gambut. Contoh gambut yang diambil dengan bor gambut dapat digunakan untuk analisis berat volume (Db), kadar air (% volume), dan sifat kimia termasuk kandungan karbon (C). Pengambilan contoh gambut menggunakan bor gambut Bor gambut terdiri dari tangkai, tiang sambungan (extension rod) dan sampler. Sampler terdiri atas sayap penutup dan setengah tabung silinder yang mempunyai satu sisi yang tajam untuk memotong gambut. Bagian-bagian dari bor ini dapat dihubungkan dengan mudah satu sama lainnya dengan menggunakan dua buah kunci pas nomor 23. Bila bor diputar 180 o searah jarum jam maka sayap akan tetap pada posisinya sehingga menutup tabung silinder yang berisi contoh tanah gambut. Kedalaman contoh yang dapat diambil dengan bor ini adalah 50 cm. Diameter

30 tabung bor adalah 60 mm dan diameter contoh 52 mm, sehingga volume contoh yang diambil adalah 500 cm 3. Tangkai bor panjangnya 60 cm dan dibalut dengan karet sintetis insulasi arus listrik. 4.8 Analisis Data 4.8.1 Perhitungan Pendugaan Simpanan Karbon Atas Permukaan Karbon di atas permukaan tanah, meliputi: biomassa tumbuhan bawah, nekromsa, dan serasah.tumbuhan bawah yang diambil sebagai contoh adalah semua tumbuhan hidup termasuk herba dan rumput-rumputan. Total berat kering tumbuhan bawah per kuadran dengan rumus sebagai berikut (Hairiah K dan Rahayu S. 2007): BK = berat kering dan BB = berat basah Konsentrasi C dalam bahan organik biasanya sekitar 46%, oleh karena itu estimasi jumlah C tersimpan per komponen dapat dihitung dengan mengalikan total berat masanya dengan konsentrasi C, sebagai berikut (Hairiah dan Rahayu, 2007) : Estimasi C = Total BK x 0.46 Total BK = Biomasa Total (ton ha -1 ) 4.8.2 Perhitungan Pendugaan Simpanan Karbon Bawah Permukaan Parameter yang digunakan dalam perhitungan pendugaan simpanan karbon bawah permukaan adalah luas lahan gambut, kedalaman tanah gambut, bobot isi (Db) dan simpanan karbon (C-Organik) pada setiap jenis tanah gambut. Dengan diketahui parameter-parameter tersebut, maka simpanan karbon bawah permukaan dapat dihitung.

31 Persamaan yang digunakan (Murdiyarso et al. 2004) adalah : KC = B x A x D x C KC = Simpanan karbon dalam ton B = Bobot isi (Db) tanah gambut dalam g/cc atau ton/m 3 A = Luas tanah gambut dalam m 2 D = Ketebalan gambut dalam m C = Kadar karbon (C-Organik) dalam persen (%) 4.8.3 Perhitungan Jumlah Emisi CO 2 Jumlah emisi dari tanah gambut untuk selang waktu tertentu dapat dihitung berdasarkan perubahan karbon tersimpan pada tanah gambut. Simpanan karbon terbesar pada lahan gambut adalah pada gambut itu sendiri dan yang kedua adalah pada jaringan tanaman dan pada seresah. Masingmasing simpanan karbon tersebut dapat bertambah atau berkurang tergantung pada faktor alam dan campur tangan manusia. Dengan demikian jumlah emisi CO 2 pada selang waktu tertentu dapat diperkirakan dengan rumus (Agus et al. 2007) sebagai berikut: Ea = Emisi karena terbakarnya jaringan tanaman di atas permukaan tanah. Ea = C tanaman yang terbakar x 3,67 (Angka 3,67 adalah faktor konversi dari C menjadi CO 2 ). Ebb = Emisi karena kebakaran gambut. Ebb = volume gambut yang terbakar (m 3 ) x Cd (t C m -3 ) x 3,67 CO 2 /C. Ebo = Emisi dari dekomposisi gambut. Pendugaan berdasarkan penurunan permukaan gambut (subsiden) Sa = Sequestrasi atau penambatan karbon oleh tanaman = rata-rata waktu simpanan pertambahan kandungan karbon pada jaringan tanaman (t/ha) x 3,67. Δt = Perbedaan atau lamanya waktu yang diperhitungkan.