PENINGKATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN SDM KESEHATAN Oleh : Yuti Suhartati Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDMK Pertemuan Koordinasi Nasional Pengembangan Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Pada Poltekkes Kemenkes BPPSDMK, Jakarta, 23 Maret 2017 1
MENCAPAI VISI INDONESIA 2025 2
NAWA CITA 3 PROGRAM WAJIB, 4 PROGRAM PRIORITAS 1 PROGRAM DUKUNGAN PROGRAM WAJIB KESEHATAN PENDIDIKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEMBANGUNAN POROS MARITIM PEMBANGUNAN KETAHANAN ENERGI PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROGRAM DUKUNGAN REFORMASI BIROKRASI 3
NAWACITA KE 5 MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MANUSIA INDONESIA Melalui: Peningkatan kualitas Pendidikan dan pelatihan Peningkatan kesejahteraan masyarakat 4
3 DIMENSI PEMBANGUNAN RPJMN 2015-2019 Peraturan Presiden No. 2/2015 Dimensi Pembangunan Manusia Faktor SDM akan sangat menentukan kualitas pembangunan sektor unggulan serta kewilayahan!! Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan Dimensi Pemerataan & Kewilayahan 5
PROFESIONALISME ASN Peningkt an Kesejaht eraan Pengukuran Kinerja Individu & Displin Penetapan Standar dan Pemetaan Profesionalis me Capacity Building ASN Mutasi dan Rotasi (>5 tahun) Sertifikasi Kompeten si Penguatan Jabatan Fungsional Arah Kebijakan Pengembangan Profesionalisme ASN: 1. Pemetaan standar kompetensi jabatan dan kompetensi individu 2. Sertifikasi kompetensi 3. Penguatan jabatan fungsional 4. Mutasi dan rotasi sesuai kompetensi 5. Capacity Building ASN Peningkatan jenjang pendidikan Formal Diklat berbasis gap kompetensi indv. & jabatannya Internship, coaching & counseling 6. Pengukuran kinerja individu & disiplin 7. Peningkatan kesejahteraan berbasis 6 kinerja
ASN YANG KOMPETEN Pengetahuan, Keterampilan, Sikap yang harus dipenuhi oleh Pegawai ASN untuk menjalankan fungsi dan tugas jabatan secara efisien dan efektif (UU ASN) 7
Kompetensi ASN yang dibutuhkan (UU No. 5/2014 dan 23/2014) Manajerial Teknis Pemerintahan Sosio- Kultural 8
Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN Berdasarkan kesenjangan kompetensi individu & jabatannya, maka strategi pengembangannya adalah: Pendidikan Formal Tugas Belajar Ijin Belajar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Diklat Prajabatan Diklat Kepemimpinan Diklat Fungsional Diklat Teknis Non Diklat Internship (Magang) Bimbingan Teknis Sosialisasi Seminar Workshop Peningkatan kompetensi melalui pendidikan formal baik dalam maupun luar negeri Peningkatan kompetensi melalui pelatihan paling sedikit 80 (delapan puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun. Peningkatan kompetensi melalui program magang maksimum 1 (satu) tahun (instansi pemerintah & swasta) 9
PENGEMBANGAN KOMPETENSI SEBAGAI HAK PEGAWAI ASN 1. Pendidikan dan pelatihan 2. Seminar 3. Kursus 4. Penataran 5. Praktek kerja, di instansi pusat dan daerah 6. Pertukaran PNS dan Swasata INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI & TERTUANG DALAM RENCANA KERJA ANGGARAN TAHUNAN INSTANSI 10
PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SDM KESEHATAN SEBAGAI BENTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN KSEHATAN 11
Monitoring dan Evaluasi (misal: e-mones: DJA, Bappenas) HIRARKI INDIKATOR PROGRAM PPSDM KESEHATAN Jumlah puskesmas yang memiliki minimal 5 jenis tenaga kesehatan Persentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesilias dasar dan 3 dokter spesialis penunjang Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya (kumulatif) Jumlah tenaga kesehatan yang ditempatkan secara team based (min 5 orang) Jumlah tenaga kesehatan yang ditempatkan dalam rangka penugasan khusus individu Jumlah lulusan tenaga kesehatan dari Poltekkes Kemenkes RI Jumlah residen yang ditempatkan dalam rangka penugasan khusus residen Jumlah lulusan pendidikan dokter spesialis baru yang menjalani WKS Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan dokter spesialis/dokter gigi spesialis Jumlah SDM Kesehatan yang mendapat sertifikat pada pelatihan teknis dan fungsional terakreditasi Jumlah peserta penerima program bantuan pendidikan SDM Kesehatan Jumlah tenaga kesehatan yang mendapat biaya pendidikan (yg blm D III) Perancanaan dan Keuangan Jumlah tenaga kesehatan yang teregistrasi Prosentasi program studi / institusi Poltekes yang terakreditasi baik NSPK (regulasi) Data dan Informasi Jumlah tenaga kesehatan yang melaksnakan internship 12
TUJUAN PELAKSANAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN 1.Pemenuhan SDM Kesehatan yang memiliki keahlian & kompetensi bagi pengembangan organisasi 2.Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, serta sikap dan kepribadian profesional ASN dalam pengembangan kariernya 13
KEBUTUHAN TUGAS BELAJAR ---- PERLU DIRENCANAKAN Unit Kerja Pengusul menyusun rencana kebutuhan tubel 5 tahun dan tahunan Penyusunan rencana tubel berdasar peta jabatan dan pola karir pegawai Rencana Lima Tahunan Peningkatan Kualifikasi Pendidikan memuat : Kualifikasi pendidikan yg dibutuhkan Keadaan SDM saat ini Jumlah yg masih dibutuhkan Jumlah yg diusulkan Tubel 5 tahun kedepan DIREKAPITULASI DAN DIKUMPULKAN OLEH UNIT UTAMA KEMENKES/DINAS KESEHATAN PROVINSI 14
PESERTA TUBEL PNS Kemenkes PNS Daerah 15
PEMANGKU KEPENTINGAN PROGRAM TUGAS BELAJAR SDM KESEHATAN UNIT UTAMA KEMENKES DINKES PROVINSI BPPSDMK INSTITUSI PENDIDIKAN INSTITUSI TERKAIT LAINNYA 16
PERSYARATAN PESERTA TUBEL Mendapat ijin tertulis dari pimpinan unit kerja. Memiliki masa kerja paling sedikit 1 tahun terhitung sejak diangkat PNS Program studi yg akan diikuti di institusi pendidikan telah terakreditasi minimal B dari lembaga yg berwenang. Lulus seleksi administrasi dan akademik. Bagi PNS yg menduduki jabatan struktural dibebaskan dari jabatannya. Bagi PNS yg menduduki jabatan fungsional dibebaskan sementara dari jabatannya. 17
BATAS USIA MAKSIMAL PESERTA TUGAS BELAJAR SE Kemen PAN dan RB No 04 Tahun 2013 Tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar Program D-1, D-2, D-3, dan S-1 atau setara berusia paling tinggi 25 tahun Program S-2 atau setarasetara berusia paling tinggi 37 tahun Program S-3 atau setarasetara berusia paling tinggi 40 tahun Kemen PAN dan RB No B/1364/M.PAN-RB/03/2016 Tentang Batas Usia Maksimal Pemberian Tugas Belajar Bagi Tenaga Kesehatan Program D-3, D-4 dan S-1 atau setara harus sudah lulus 45 tahun Program D-3, D-4 dan S-1 atau setara dari daerah DTPK harus sudah lulus 50 tahun Program dokter, apoteker, spesialis I, S-2 atau setara, dan S- 3 atau setara harus sudah lulus 50 tahun Berlaku sampai tahun 2020 SE Kemen PAN dan RB No B/2556/D.III.PAN-RB/07/2016 Tentang Batas Usia Maksimal Pemberian Tugas Belajar Bagi Dosen Program S-3 atau setara berusia paling tinggi 50 tahun 18
JENIS PENDIDIKAN TUGAS BELAJAR PENDIDIKAN VOKASI PENDIDIKAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI 19
BIAYA PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR Biaya yang diberikan kepada peserta Biaya hidup & biaya operasional Biaya buku & referensi Biaya lainnya Biaya yang diberikan kepada institusi Biaya penyelenggaraan pendidikan berdasarkan besaran yang ditetapkan oleh rektor/masingmasing institusi pendidikan. 20
SANKSI Teguran tertulis Sanksi disiplin PNS Penghentian biaya pendidikan Pengembalian biaya pendidikan ke Kas Negara 10 kali biaya yang telah dikeluarkan apabila : Pindah program studi dan atau Perguruan tinggi yang ditentukan Berhenti bukan atas pertimbangan akademis Berhenti setelah dinyatakan diterima sebagai peserta. Tidak boleh mengikuti tugas belajar kembali bagi peserta yang berhenti setelah dinyatakan diterima sebagai peserta 21
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Dilaksanakan oleh : Menteri melalui Kepala Badan PPSDMK Pimpinan unit kerja peserta tubel Monitoring dan evaluasi tiap semester 22
PERMASALAHAN PERENCANAAN KEBUTUHAN TUBEL 1. Program studi yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi (peta jabatan) 2. Program studi yg diambil tidak linier dg pendidikan sebelumnya 3. Rencana penempatan pasca tubel belum diperhitungkan. 4. Perencanaan 5 tahunan dan tahunan tidak sinkron 5. Proses seleksi akademik di Institusi Pendidikan Jadwal seleksi akademik tidak bersamaan, Keterlambatan pengumpulan berkas ke Tim Pusat, Peserta pindah Prodi/Universitas. 23
PERMASALAHAN TUBEL Dana Kementerian Kesehatan terbatas untuk memberi tubel PNS mengikuti pendidikan dengan biaya sendiri jauh dari unit kerja (tidak bekerja) Peserta tubel; Tidak melepaskan jabatan, tetapi meninggalkan tugas Syarat prodi harus terakreditasi minimal B tetapi masih ada yang mengikuti pendidikan di Prodi yang belum terakreditasi B Melewati batas usia pendidikan Pembiayaan : Hanya biaya pendidikan atau sekedarnya saja yg diberikan (biaya transport) Monev belum terlaksana dengan baik 24
DATA PESERTA TUBEL PER JENJANG 2008-2016 DIII DIV SI SII SIII 701 683 TOTAL 10.292 ORANG 761 722 665 813 779 440 553 512 359 316 316 352 353 167 164 29 132 68 51 12 211 78 164 111 31 43 88 252 245 42 18 58 3 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 25
BANTUAN BEASISWA TUBEL TAHUN 2008-2016 26 Bantuan Tubel (10.292) Dari Unit Utama (4.522 orang) Peserta Poltek 2.454 0rang Peserta diluar Poltek 2.067 orang Dari Provinsi (5.770 orang)
PEMUTIHAN TUBEL & IBEL BERMASALAH 27
LATAR BELAKANG Banyaknya peserta tugas belajar yang tidak bisa menyesuaikan pendidikannya setelah melaksanakan tugas belajar/izin belajar Memiliki ijazah dari perguruan tinggi, tetapi tidak memiliki Keputusan Tugas Belajar atau lzin Belajar dari pejabat yang berwenang. Peserta yang telah selesai atau sedang melaksanakan tubel/ibel merupakan aset dan investasi bagi organisasi Hanya Dilakukan pada tahun 2017 28
Dasar Penentuan Pemutihan bagi Peserta Pasca Tubel/ Ijin Belajar 1. Belum memiliki SK Tubel/Ibel 2. Tidak dapat penyesuaian ijazah atau kenaikan pangkat 3. Pendidikan Tidak Linier 29
Jadwal Proses Pemutihan Tubel/Ibel Kemenkes No Tahapan Waktu 1 Pengiriman surat edaran Januari 2017 2 Pengiriman berkas ke unit utama Tahap I : Paling lambat 28 FEBRUARI 2017 Tahap II : Paling Lambat 10 Juli 2017 Tahap III : Paling lambat 10 Oktober 2017 3 Verifikasi Dokumen Tingkat unit Utama Tahap I : 1-8 Maret 2017 Tahap II 10-17 Juli 2017 Tahap III : 10-17 Oktober 2017 30
Jadwal Proses Pemutihan Tubel/Ibel Kemenkes Tahapan 4 Pengiriman Berkas ke Biro Kepegawaian dan Pusat Peningkatan Mutu SDMK Waktu Tahap I: Paling lambat 16 Maret 2017 Tahap II: Paling lambat 24 Juli 2017 Tahap III: Paling lambat 24 Oktober 2017 5 Verifikasi dokumen oleh Tim Tahap I: 22 30 Maret 2017 Tahap II: 25 Juli-10 Agustus 2017 Tahap III: 25 Oktober-10 November 2017 31
Jadwal Proses Pemutihan Tubel/Ibel Kemenkes Tahapan 6 Proses Penerbitan SK Pemutihan Tugas Belajar atau Izin Belajar Waktu Tahap I: Minggu III Maret 2017 Tahap II: Minggu II September 2017 Tahap III: Minggu III Desember 2017 32
PENGAKUAN PEMBELAJARAN LALU (PPL) JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT 33
Pengakuan Pembelajaran Lalu (PPL) No Aturan dalam PermenPAN nomor 25 tahun 2014 Permasalahan /Potensial Masalah 1 Permenristek Dikti tentang RPL sudah ada, namun Pedoman Umum yang ditetapkan melalui Per Dirjen Belmawa belum ditetapkan. Sampai saat ini program penyetaraan Pembelajaran Lalu (PPL) belum dilaksanakan 34
Pengakuan Pembelajaran Lalu (PPL) N o Aturan dalam PermenPAN Permasalahan /Potensial Masalah 2 Sampai Saat ini pendidikan Diploma IV/S1 Terapan keperawatan masih berlangsung dan masih menerima siswa/siswi baru tahun ajaran 2016/2017. Diharapkan selesai tahun 2016/2017 35
Data Pemangku JF Perawat dengan Latar Belakang Pendidikan D IV Keperawatan/S1 Terapan Berdasarkan data SAPK Badan Kepegawaian Negara per tanggal 23 Agustus 2016 bahwa jumlah pemangku jabatan fungsional perawat kategori keterampilan yang melanjutkan pendidikan D IV Keperawatan adalah sebanyak 2.232 perawat, dengan distribusi 221 pejabat fungsional perawat di Kementerian/Lembaga 2011 pejabat fungsional perawat di Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota 36
Sebaran FIK akreditasi A dan B di Indonesia Universitas syiah Kuala Universitas Sumatera Utara Universitas Andalas Universitas Jenderal Soedirman Universitas Gajah Mada Universitas Diponegoro Universitas Hasanuddin Universitas Airlangga Universitas Brawijaya PT Negeri PT Swasta Universitas Indonesia Universitas Padjajaran 37
ALTERNATIF SOLUSI Percepatan PPL lulusan D.IV Keperawatan - Percepatan regulasi: Pedoman Umum RPL D.IV keperawatan ke Program Ners - Percepatan regulasi: Juknis RPL Percepatan pembukaan Program Profesi Ners pada Poltekkes 38
Rencana Kegiatan Membuat MoU dengan FIK 4 Goal D IV Ners Sosialisasi SE 2 3 Membuat surat Edaran terkait PPL JF Perawat Mendorong Pembuatan Proposal untuk penyelenggar aan PPL 6 5 Revisi Proposal 8 Proses Penyelenggaran PPL 1 Koordinasi dengan Kemenristekdikti 7 Seleksi dan Penerimaan Mahasiswa/I Baru 39
PENUTUP Pengembangan Kompetensi ASN melalui TUBEL dilaksanakan sesuai kebutuhan organisasi Pemutihan untuk peserta tubel dan ibel dengan usulan dari unit utama Puskatmutu dan Biro Kepegawaian Mendorong percepatan program RPL/PPL DIV Keperawatan Ners 40
KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan 41