Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

dokumen-dokumen yang mirip
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015

BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa me

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BENGKULU TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku Utara Tahun 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROPINSI NTB TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) D.I. Yogyakarta TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,99

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA(IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DKI JAKARTA TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN PESISIR SELATAN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI NTB TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

BERITA RESMI STATISTIK

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2013

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

No.26/04/33/Th.XI, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Jawa Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah. Pada tahun 2016, IPM Jawa Tengah telah mencapai 69,98, angka ini meningkat sebesar 0,49 poin dibandingkan dengan IPM Jawa Tengah pada tahun 2015 yang sebesar 69,49. Pada tahun 2016, pembangunan manusia di Jawa Tengah masih berstatus sedang, masih sama dengan statusnya pada tahun 2015. IPM Jawa Tengah pada tahun 2016 tumbuh sebesar 0,71 persen dibandingkan tahun 2015. Selama periode 2015 hingga 2016, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 74,02 tahun, meningkat 0,06 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,45 tahun, meningkat 0,07 tahun dibandingkan pada 2015. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,15 tahun, meningkat 0,12 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai 10,15 juta rupiah pada tahun 2016, meningkat Rp 223 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya. 1. Perkembangan IPM Jawa Tengah Tahun 2010-2016 Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa 1

mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia Jawa Tengah terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2016. IPM Jawa Tengah meningkat dari 66,08 pada tahun 2010 menjadi 69,98 pada tahun 2016. Selama periode tersebut, IPM Jawa Tengah rata-rata tumbuh sebesar 0,98 persen per tahun. Pada periode 2015-2016, IPM Jawa Tengah meningkat 0,49 poin. Peningkatan pada periode tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan periode 2014-2015, yang naik sebesar 0,71 poin. Meskipun selama periode 2010 hingga 2016 IPM Jawa Tengah menunjukkan kemajuan yang besar, status pembangunan manusia Jawa Tengah masih stagnan. Hingga saat ini, pembangunan manusia Jawa Tengah masih berstatus sedang, dan masih sama sejak tahun 2010. Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah, 2010-2016 66.08 66.64 67.21 68.02 68.78 69.49 69.98 2. Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah Menurut Komponen, 2010-2016 Komponen Satuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Angka harapan hidup saat lahir (AHH) Tahun 72,73 72,91 73,09 73,28 73,88 73,96 74,02 Harapan lama sekolah (HLS) Tahun 11,09 11,18 11,39 11,89 12,17 12,38 12,45 Rata-rata lama sekolah (RLS) Tahun 6,71 6,74 6,77 6,80 6,93 7,03 7,15 Pengeluaran per kapita disesuaikan Rp 000 8.992 9.296 9.497 9.618 9.640 9.930 10.153 IPM 66,08 66,64 67,21 68,02 68,78 69,49 69,98 Pertumbuhan IPM % 0,84 0,86 1,21 1,12 1,04 0,71 2

A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Jawa Tengah telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 1,29 tahun. Selama periode tersebut, secara rata-rata Angka Harapan Hidup tumbuh sebesar 0,30 persen per tahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di Jawa Tengah hanya sebesar 72,73 tahun, dan pada tahun 2016 telah mencapai 74,02 tahun. Gambar 2 Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) Jawa Tengah (tahun), 2010-2016 72.73 72.91 73.09 73.28 73.88 73.96 74.02 B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Ratarata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah di Jawa Tengah telah meningkat sebesar 1,36 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,44 tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 2,04 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Di tahun 2016, Harapan Lama Sekolah di Jawa Tengah telah mencapai 12,45 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Jawa Tengah tumbuh 1,09 persen per tahun selama periode 2010 hingga 2016. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia di Jawa Tengah yang lebih baik. Hingga tahun 2016, secara rata-rata penduduk Jawa Tengah usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas VII (SMP kelas II). 3

Gambar 3 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah di Jawa Tengah (tahun), 2010-2016 11.09 11.18 11.39 11.89 12.17 12.38 12.45 6.71 6.74 6.77 6.80 6.93 7.03 7.15 Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) C. Dimensi Standard Hidup Layak Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita masyarakat di Jawa Tengah mencapai Rp 10,15 juta per tahun. Selama lima tahun terakhir, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat meningkat sebesar Rp. 1,16 juta. Gambar 4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di Jawa Tengah (Rp 000), 2010-2016 8,992 9,296 9,497 9,618 9,640 9,930 10,153 3. Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota Pada tahun 2016, pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota cukup bervariasi. IPM pada level kabupaten/kota berkisar antara 63,98 (Kabupaten Brebes) hingga 81,19 (Kota Semarang). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 68,41 tahun (Kabupaten Brebes) hingga 77,46 tahun (Kabupaten Sukoharjo). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 11,37 tahun (Kabupaten Brebes) hingga 14,98 tahun (Kota Salatiga), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 6,05 tahun (Kabupaten Pemalang) hingga 10,49 tahun (Kota 4

Semarang). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten/kota berkisar antara 7,45 juta rupiah per tahun (Kabupaten Pemalang) hingga 14,81 juta rupiah per tahun (Kota Salatiga). Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2016 juga terlihat dari perubahan status pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota. Jumlah kabupaten yang berstatus sedang berkurang dari 20 kabupaten/kota pada tahun 2015 menjadi 17 kabupaten pada tahun 2016. Tiga kabupaten yang berstatus sedang pada tahun 2016 berubah status menjadi tinggi pada tahun 2016 adalah Kabupaten Demak, Kendal dan Banyumas. Tiga Kota yang berstatus sangat tinggi, yaitu Kota Surakarta, Kota Semarang dan Kota Salatiga. Gambar 5 IPM Jawa Tengah Menurut Kabupaten Kota dan Status Pembangunan Manusia, 2016 Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2015 hingga 2016, seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, tercatat tiga kabupaten dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Batang (1,41%), Kabupaten Brebes (1,27%) dan Kabupaten Tegal (1,23%). Kemajuan pembangunan manusia di 3 daerah tersebut terutama didorong oleh dimensi pendidikan. Sementara itu, kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Klaten (0,22%), Kota Salatiga (0,22%), dan Kabupaten Kudus (0,30%) tercatat paling lambat di Jawa Tengah selama tahun 2015-2016. 5

Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 2015-2016 AHH HLS RLS Pengeluaran IPM Provinsi/Kabupaten /Kota (Tahun) (Tahun) (Tahun) (Rp. 000) Capaian Pertumbuhan 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015-2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) JAWA TENGAH 73.96 74.02 12.38 12.45 7.03 7.15 9,930 10,153 69.49 69.98 0.71 Cilacap 73.00 73.11 12.28 12.29 6.58 6.90 9,351 9,677 67.77 68.60 1.22 Banyumas 73.12 73.23 12.57 12.58 7.31 7.39 10,104 10,554 69.89 70.49 0.86 Purbalingga 72.81 72.86 11.78 11.93 6.85 6.86 8,938 9,159 67.03 67.48 0.67 Banjarnegara 73.59 73.69 11.39 11.40 6.17 6.26 7,930 8,400 64.73 65.52 1.22 Kebumen 72.77 72.87 12.49 12.61 7.04 7.05 8,008 8,276 66.87 67.41 0.81 Purworejo 74.03 74.14 13.04 13.05 7.65 7.66 9,305 9,497 70.37 70.66 0.41 Wonosobo 71.02 71.16 11.43 11.67 6.11 6.12 9,736 9,877 65.70 66.19 0.75 Magelang 73.27 73.33 12.14 12.15 7.19 7.40 8,182 8,501 67.13 67.85 1.07 Boyolali 75.63 75.67 12.13 12.14 7.10 7.17 11,806 12,192 71.74 72.18 0.61 Klaten 76.55 76.59 12.84 12.85 8.16 8.22 11,178 11,227 73.81 73.97 0.22 Sukoharjo 77.46 77.46 13.42 13.79 8.50 8.58 10,416 10,452 74.53 75.06 0.71 Wonogiri 75.86 75.88 12.42 12.43 6.39 6.57 8,417 8,589 67.76 68.23 0.69 Karanganyar 77.11 77.11 13.27 13.64 8.48 8.49 10,486 10,722 74.26 74.90 0.86 Sragen 75.41 75.43 12.21 12.30 6.86 6.87 11,434 11,688 71.10 71.43 0.46 Grobogan 74.27 74.37 12.25 12.26 6.33 6.62 9,457 9,487 68.05 68.52 0.69 Blora 73.85 73.88 11.91 11.92 6.04 6.18 8,699 8,846 66.22 66.61 0.59 Rembang 74.22 74.27 12.02 12.03 6.92 6.93 9,122 9,453 68.18 68.60 0.62 Pati 75.63 75.69 11.79 11.92 6.71 6.83 9,380 9,548 68.51 69.03 0.76 Kudus 76.41 76.43 13.14 13.19 7.84 7.85 10,203 10,348 72.72 72.94 0.30 Jepara 75.65 75.67 12.27 12.28 7.31 7.32 9,504 9,695 70.02 70.25 0.33 Demak 75.21 75.27 12.43 12.44 7.45 7.46 9,118 9,377 69.75 70.10 0.50 Semarang 75.52 75.54 12.82 12.83 7.33 7.48 10,778 11,102 71.89 72.40 0.71 Temanggung 75.35 75.39 11.89 12.06 6.52 6.55 8,369 8,593 67.07 67.60 0.79 Kendal 74.15 74.20 12.41 12.68 6.64 6.65 10,419 10,631 69.57 70.11 0.78 Batang 74.42 74.46 11.09 11.51 6.41 6.42 8,244 8,568 65.46 66.38 1.41 Pekalongan 73.35 73.41 12.00 12.15 6.55 6.56 9,208 9,300 67.40 67.71 0.46 Pemalang 72.77 72.87 11.86 11.87 6.04 6.05 7,177 7,447 63.70 64.17 0.74 Tegal 70.90 71.02 12.00 12.01 6.30 6.54 8,367 8,709 65.04 65.84 1.23 Brebes 68.20 68.41 11.34 11.37 5.88 6.17 8,898 9,148 63.18 63.98 1.27 Kota Magelang 76.58 76.62 13.10 13.55 10.28 10.29 10,793 11,090 76.39 77.16 1.01 Kota Surakarta 77.00 77.03 14.14 14.50 10.36 10.37 13,604 13,900 80.14 80.76 0.77 Kota Salatiga 76.83 76.87 14.97 14.98 9.81 9.82 14,600 14,811 80.96 81.14 0.22 Kota Semarang 77.20 77.21 14.33 14.70 10.20 10.49 13,589 13,909 80.23 81.19 1.20 Kota Pekalongan 74.11 74.15 12.59 12.77 8.28 8.29 11,253 11,721 72.69 73.32 0.87 Kota Tegal 74.12 74.18 12.46 12.88 8.27 8.28 11,748 11,849 72.96 73.55 0.81 Keterangan : AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir HLS : Harapan Lama Sekolah RLS : Rata-rata Lama Sekolah 6

CATATAN TEKNIS I. Sumber Data o Angka Harapan Hidup saat lahir: Sensus Penduduk 2010 (SP-2010), Proyeksi Penduduk, Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS-2015). o Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan: Survei Sosial Ekonomi Nasional dan (SUSENAS) II. Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut: Indeks Kesehatan I Kesehatan = AHH AHH min AHH maks AHH min Indeks Pendidikan I HLS = HLS HLS min HLS maks HLS min Indeks Pengeluaran I RLS = RLS RLS min RLS maks RLSS min I Pendidikan = I HLS+I RLS 2 I pengeluaran = ln pengeluaran ln pengeluaran min ln pengeluaran maks ln pengeluaran min Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen Satuan Min Max Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH 0) Tahun 20 85 Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 0 18 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 0 15 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan Rupiah 1.007.436 26.572.352 Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai: 3 IPM = I Kesehatan I Pendidikan I Pengeluaran III. Status Pembangunan Manusia Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia. 7 1. Kelompok sangat tinggi : IPM 80 2. Kelompok tinggi : 70 IPM < 80 3. Kelompok Berita Resmi sedang : Statistik 60 Provinsi IPM < Jawa 70 Tengah No. 26/04/Th. XI, 17 April 2017 4. Kelompok rendah : IPM < 60