HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

Nisa khoiriah INTISARI

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMBERIAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI POSYANDU WARNA SARI DESA GLONGGONG NOGOSARI BOYOLALI.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat

SURYA 51 VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2006). Menurut WHO MP-ASI harus diberikan setelah anak

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Makanan utama bayi adalah air susu ibu (ASI) sehingga perlu

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Survey Kesehatan Nasional tahun 2001, pada tahun angka

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-24 Bulan di Desa Jembungan

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

STUDI TENTANG DIARE DAN FAKTOR RESIKONYA PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

KARAKTERISTIK IBU MEYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI. Danik Riawati Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

PERBEDAAN PEMBERIAN ASI DAN PASI TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 6 BULAN DI DESA KADUNGREMBUG KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. intoleran. Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penyajian Susu Formula Terhadap Kejadian Diare Pada Bayi 0 24 Bulan di RS. Surabaya Medical Service

DAMPAK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN SAKIT PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

Transkripsi:

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN Nitasari Wulan J & Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Morbiditas dan mortalitas bayi di Indonesia cukup tinggi. Angka morbiditas anak di dunia menurut WHO pada bayi 19,05% di Indonesia. Kasus yang dominan adalah gangguan pada sistem pencernaan antara lain sembelit dan diare sekitar 73,2%.Salah satu kemungkinan timbulnya konstipasi yaitu pemberian makanan pendamping ASI secara dini pada bayi dibawah umur 6 bulan karena sistem pencernaan bayi belum siap untuk mencerna atau menerima makanan pendamping ASI. Mengetahui hubungan pemberian MP ASI Dini dengan kejadian konstipasi pada bayi dibawah umur 6 bulan. Penelitian ini menggunakan survay analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi 39 responden di Posyandu Anggrek. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah total sampling. Sampel yang digunakan 39 responden. Instrumen penelitian dengan kuesioner, analisis data menggunakan rumus chi square. Penelitian dari 39 responden, diketahui bahwa responden yang diberikan MP ASI sebanyak 21 (53,8%) yaitu terdiri dari 17 responden (43.6%) mengalami konstipasi dan 4 responden (10,3 %) tidak mengalami konstipasi. Sedangkan pada responden yang mendapat ASI Eksklusif sebanyak 18 (46,2%) dimana 13 responden (33,3%) tidak mengalami konstipasi dan 5 responden (12,8 %) mengalami konstipasi. Ditunjukkan dari X 2 hitung X 2 tabel ( 9,088 3,481) maka hipotesis nol ditolak. Ada hubungan pemberian MP ASI dini dengan kejadian konstipasi pada bayi dibawah umur 6 bulan. Kata kunci : Pemberian MP ASI Dini, Kejadian Konstipasi. Ilmiah PENDAHULUAN Morbiditas dan mortalitas bayi di Indonesia cukup tinggi. Menurut WHO ± 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di Negara berkembang. Angka morbiditas anak di dunia menurut WHO pada bayi 19,05% di Indonesia. Berdasarkan SDKI tahun 2010 angka kematian bayi di Indonesia 34 per 1.000 kelahiran hidup dan angka morbiditas anak sebesar 411/1000 penduduk dimana 27,04% adalah bayi dan balita (DepKes RI, 2010). Tingginya morbiditas anak menunjukkan bahwa usia anak-anak sering mengalami sakit. Penyakit diare, demam, sembelit, batuk pilek atau ISPA, ruam popok, batuk dan muntah. Kasus yang dominan adalah gangguan pada sistem pencernaan antara lain sembelit dan diare sekitar 73,2% serta ISPA 26,8%. Penyakit tersebut dapat dilakukan pengobatan tanpa harus rawat inap,akan tetapi jika pengobatan tidak berhasil ataupun tidak di obati akan menimbulkan komplikasi yang lebih fatal. Kondisi seperti ini terjadi pada bayi akan dapat berdampak Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 65

terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi. Untuk itu diperlukan suatu tindakan pencegahan agar bayi terhindar dari sakit yaitu dengan perawatan yang sebaik mungkin (Maya, 2008). Salah satu cara terbaik untuk menghindari bayi dari sakit adalah dengan pemberian ASI. Menurut Roesli (2007:32) disebutkan bahwa ASI merupakan makanan yang fisiologis untuk dapat menghindarkan bayi dari gangguan pada sistem saluran pencernaan bayi. Dalam Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010, menyebutkan jumlah bayi usia enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif adalah 61,3% dan terdapat penurunan seiring dengan bertambahnya umur bayi. Data di Jawa Tengah tahun 2011 menjelaskan 45,36% dari total bayi yang diberikan ASI Eksklusif meningkat dari pada tahun 2010 yaitu 37,18%. Sedangkan cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Boyolali tahun 2011 dari 7,834 bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif adalah 26,16%. Kurangnya cakupan ASI Eksklusif dapat meningkatkan jumlah kejadian sakit pada bayi di Indonesia (DepKes Prov Jateng, 2011:153). Pemberian MP-ASI secara dini dapat berdampak negatif bagi bayi yaitu kemungkinan timbulnya konstipasi atau diare karena kemungkinan adanya malabsorbsi pada bayi karena intoleransi laktosa, terkontaminasinya makanan dengan serangga, memakan atau meminum makanan basi, ketidak mampuan sistem pencernaan untuk mencerna makanan pada bayi umur bawah 6 bulan. Karena bayi umur bawah 6 bulan sistem pencernaan makanan belum siap untuk mencerna atau menerima makanan pendamping. Konstipasi yang berat atau cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Apabila seseorang menganggap remeh obstipasi ini dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi balita (Keyla, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 10 Februari 2014 di Posyandu Anggrek V Gubuk Cepogo Boyolali dari wawancara pada 6 ibu yang mempunyai bayi kurang dari 6 bulan, 2 bayi diberikan Asi Eksklusif, dan 4 bayi tidak Asi Eksklusif telah diberikan MP-ASI berupa bubur dan pisang, dari 4 bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif 3 bayi pernah mengalami konstipasi dimana 3-5 hari anak tidak BAB lalu dibawa ke bidan, sedangkan 1 bayi lainnya tidak mengalami konstipasi. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul Hubungan Pemberian MP ASI Dini dengan Kejadian Konstipasi pada Bayi di Bawah Umur 6 Bulan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian survey analitik Pendekatan cross sectional. Populasi ibu menyusui yang mempunyai bayi berusia kurang dari 6 bulan di Posyandu Anggrek V Gubuk Cepogo Boyolali sejumlah 39 responden.sampel semua ibu menyusui yang mempunyai bayi berusia kurang dari 6 bulan. Teknik sampel secara total sampling. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden a. Umur Ibu Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu di Posyandu Anggrek V Mei 2014 Umur Frekuensi Persentase (%) kurang dari 20 tahun 2 5.1 20-35 tahun 35 89.7 lebih dari 35 tahun 2 5.1 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 39 responden sebagian besar umur ibu 20-35 tahun yaitu sebanyak 35 responden (89,7%). Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 66

b. Pendidikan Ibu Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di Posyandu Anggrek V Mei 2014 Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Dasar 16 41.0 Menengah 21 53.8 Tinggi 2 5.1 Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari 39 responden sebagian besar memiliki pendidikan menengah yaitu sebanyak 21 responden (53,8%). c. Pekerjaan Ibu Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Posyandu Anggrek V Mei 2014 Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) IRT 26 66.7 PNS 2 5.1 Swasta 11 28.2 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 39 responden sebagian besar memiliki pekerjaan IRT yaitu sebanyak 26 responden (66,7%). 1. Analisis Univariat a. Pemberian MP ASI Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pemberian MP ASI di Posyandu Anggrek V Mei 2014 MP ASI Frekuensi Persentase (%) MP ASI 21 53.8 ASI Eksklusif 18 46.2 Berdasarkan dari tabel 4 menunjukkan bahwa dari 39 responden sebagian besar memberikan MP ASI yaitu sebanyak 21 responden (53,8%). b. Kejadian Konstipasi Tabel 5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian konstipasi di Posyandu Anggrek V Mei 2014 Kejadian Konstipasi Frekuensi Persentase (%) Konstipasi 22 56.4 Tidak konstipasi 17 43.6 Sumber : Data diolah 2014 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat responden yang mengalami konstipasi sebanyak 22 responden (56,4%). 2. Analisis Bivariat Tabel 6. Crosstabs dan Hasil Uji Chi Square antara Pemberian MP ASI Dini dengan Kejadian Konstipasi pada Bayi Dibawah Umur 6 Bulan Mei 2014 Konstipasi Kejadian Konstipasi Tidak Konstipasi Jumlah MP ASI f % f % F % MP ASI 17 43.6 4 10.3 21 53.8 ASI Eksklusif 5 12.8 13 33.3 18 46.2 Jumlah 22 56.4 17 43.6 39 100.0 Sumber : Data Primer diolah (2014) ρευλαϖϖ X 2 0.003 9.088 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa responden yang diberikan MP ASI sebanyak 21 (53,8%) yaitu terdiri dari 17 responden (43.6%) mengalami konstipasi. Sedangkan pada responden yang mendapat ASI Eksklusif sebanyak 18 (46,2%) dimana 13 responden (33,3%) tidak mengalami konstipasi. Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 67

Hasil analisis chi square pada continuity correction program SPSS 17.0 diperoleh hasil X 2 hitung X 2 tabel maka Ho ditolak artinya ada hubungan pemberian MP ASI dini dengan kejadian konstipasi pada bayi kurang dari 6 bulan. Dengan demikian didapatkan hasil perbandingan antara X 2 hitung X 2 tabel dengan taraf signifikansi 5% (9,088 3,481) maka dapat diartikan bahwa ada hubungan pemberian MP ASI dini dengan kejadian konstipasi pada bayi dibawah umur 6 bulan. PEMBAHASAN 1. Pemberian MP ASI Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 39 responden sebagian besar memberikan MP ASI yaitu sebanyak 21 responden (53,8%). Sekarang ini banyak ibu yang memilih memberikan ASI dan ditambah dengan MP ASI. MP ASI yang diberikan biasanya adalah susu formula, bubur bayi dan biskuit. Hal ini dianggap lebih praktis terutama bagi ibu yang bekerja karena ibu yang malas memerah ASI, sehingga waktu ibu bekerja bayi diberikan MP ASI. Didukung oleh pernyataan Annehira (2010) bahwa susu formula banyak dipilih oleh ibu yang bekerja sebagai makanan pendamping ASI bahkan pengganti ASI, dikarenakan susu formula lebih praktis. Dari sisanya 18 responden (46.2%) memberikan ASI Eksklusif saja pada bayinya. Pemberian makanan tambahan selain ASI pada bayi kurang dari 6 bulan akan memberikan berbagai efek negatif bagi bayi antara lain dimana tumbuh kembang bayi tidak akan maksimal, kekebalan tubuh bayi kurang, bayi mengalami konstipasi dan diare, serta adanya reaksi alergi (DepKes RI, 2012). Seorang ibu yang mengetahui dan mengerti efek pemberian MP ASI pada bayi, tidak akan memberikan MP ASI pada bayinya. Pengetahuan ibu sangat erat hubungannnya dengan pendidikan. Sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2010) bahwa pendidikan seseorang berpengaruh besar terhadap perilaku kesehatan seseorang, dimana diharapkan seseorang yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih baik dan diharapkan menerapkan perilaku kesehatan yang lebih positif. 2. Kejadian Konstipasi Hasil penelitian dapat diketahui bahwa 22 responden (56.4%) bayi mengalami konstipasi. Konstipasi atau kesulitan buang air besar artinya bayi buang air besar sukar, feses keras dan seperti batu dan sangat sulit dan sakit sewaktu keluar (Sudarti, 2010). Konstipasi dapat terjadi karena ibu memberikan makanan padat dan tidak memberikan ASI on demand sehingga bayi mengalami gangguan saluran pencernaan dan kekurangan cairan. Apabila tidak tertangani dengan baik konstipasi yang berat atau cukup hebat dapat terjadi obstipasi. Obstipasi ini dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi balita (Keyla, 2008) Sedangkan 17 responden (43.6%) tidak konstipasi. Bila asupan nutrisi bayi sesuai dengan kebutuhan bayi dimana ibu mengerti tentang kebutuhan bayi dan ibu yang mengurus sendiri bayinya akan lebih memperhatikan keadaan bayi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Supriyadi (2002) hampir semua ibu rumah tangga melaksanakan aktifitas pekerjaan utamanya yaitu pekerjaan rumah dan mengasuh anak. Setelah pekerjaan rumah selesai ibu akan memiliki lebih banyak waktu untuk memperhatikan anaknya. Hal tersebut dapat terlihat dari karakteristik responden bahwa terdapat 26 ibu sebagai ibu rumah tangga. 3. Hubungan pemberian MP ASI dini dengan kejadian konstipasi pada bayi dibawah umur 6 bulan Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa responden yang diberikan MP ASI sebanyak 21 responden (53,8%) yaitu terdiri dari 17 responden (43.6%) mengalami konstipasi. Konstipasi bisa disebabkan karena ibu yang memberikan MP ASI Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 68

dini pada bayi dibawah umur 6 bulan seperti pemberian susu formula. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Defka, (2010) yaitu pemakaian susu formula yang diperuntukkan khusus untuk bayi dimana komposisinya disesuaikan mendekati komposisi ASI masih menimbulkan efek samping termasuk konstipasi. Hal tersebut karena komposisi susu formula tidak dapat sama persis dengan ASI sehingga masih terdapat zat-zat yang sulit diserap oleh tubuh bayi. Jenis asupan nutrisi yang berupa ASI tidak akan menimbulkan konstipasi. Hal ini dikarena ASI mengandung komposisi yang tepat untuk bayi, semua zat yang terkandung dalam ASI adalah zat yang dibutuhkan untuk bayi, sehingga dapat dicerna tubuh bayi dengan baik dan tidak menyebabkan konstipasi (Roesli, 2005:13). Hal diatas didukung dari hasil analisis chi square pada continuity correction program SPSS 17.0 diperoleh hasil hasil X 2 hitung X 2 tabel maka Ho ditolak artinya ada hubungan pemberian MP ASI dini dengan kejadian konstipasi pada bayi kurang dari 6 bulan. Dengan demikian didapatkan hasil perbandingan antara X 2 hitung X 2 tabel dengan taraf signifikansi 5% (9,088 3,481) maka dapat diartikan bahwa ada hubungan pemberian MP ASI dini dengan kejadian konstipasi pada bayi dibawah umur 6 bulan. MP ASI seperti susu formula biasanya mengandung laktosa, gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan sebagainya yang memicu terjadinya konstipasi, sedangkan ASI mengandung laktosa (gula susu). Tingginya laktosa pada ASI membuat bayi BAB normal (Defka, 2010). Lebih lanjut terdapat 5 responden (12.8%) yang hanya mendapatkan ASI Eksklusif dan mengalami konstipasi. Sesuai dengan teori bahwa konstipasi tidak hanya disebabkan oleh asupan nutrisi tetapi terdapat faktor lain seperti dehidrasi, dan penyakit (Annehira, 2010). Responden tersebut mengalami konstipasi dikarenakan dehidrasi, bayi tersebut mengalami dehidrasi dikarenakan udara yang panas dan ibu tidak menyusui bayinya secara on demand sehingga asupan nutrisi bayi berkurang. Hal sesuai dengan pendapat Wardhani (2012) yang menyatakan bahwa udara yang panas bila tidak diimbangi dengan asupan nutrisi yang adekuat akan menyebabkan dehidrasi pada bayi. Serta terdapat 4 responden (10,3%) yang diberikan MP ASI tidak mengalami konstipasi. Hal ini dikarenakan respon tubuh yang berbeda-beda pada setiap responden, walaupun dberikan MP ASI tetapi bila tubuh dapat mencerna dan memproses dengan baik bayi tidak akan mengalami konstipasi. Sesuai dengan pendapat Defka (2010) bahwa tidak semua bayi yang diberikan susu formula mengalami konstipasi hal ini tergantung pada pencernaan bayi dan cara pembuatan susu formula. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pemberian MP ASI dini dengan kejadian konstipasi pada bayi dibawah umur 6 bulan. Dimana bayi yang memperoleh MP ASI dini mengalami konstipasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa MP ASI dapat menyebabkan terjadinya konstipasi. Karena komposisi bahanbahan dalam MP ASI dini yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh tubuh (Ika,2008) PENUTUP Kesimpulan 1. Sebagian besar responden dalam kategori memberikan MP ASI yaitu sebanyak 21 responden (53,8%) 2. Sebagian besar responden yaitu 22 responden (56.4%) mengalami konstipasi 3. Ada hubungan pemberian MP ASI dini dengan kejadian konstipasi pada bayi dibawah umur 6 bulan dengan X 2 hitung X 2 tabel ( 9,088 3,481). Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 69

Saran Berdasarkan simpulan diatas dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Bidan a. Agar bidan dapat meningkatkan KIE kepada ibu post partum untuk memberikan bayinya ASI Eksklusif selama 6 bulan karena dapat mengurangi resiko konstipasi. b. Mendorong kader posyandu untuk memberikan KIE kepada ibu post partum untuk memberikan bayinya ASI Eksklusif selama 6 bulan karena dapat mengurangi resiko konstipasi. 2. Bagi Ibu Bayi 0-6 bulan a. Penelitian ini diharapkan agar ibu bayi meningkatkan pemberian ASI sehingga mengurangi kejadian konstipasi pada bayi umur 0-6 bulan. b. Penelitian ini diharapkan agar ibu bayi mencari informasi tentang ASI Eksklusif agar ibu bisa meningkatkan pemberian ASI sampai bayi umur 6 bulan. 3. Bagi Institusi pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai pemberian MP ASI dengan insiden konstipasi pada bayi umur 0-6 bulan. DAFTAR PUSTAKA Annehira. 2012. Konstipasi. http://www.annehira.go.id. Diakses pada tanggal 6 April 2013. Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Depkes RI, 2005. Buku Panduan Manajemen Laktasi Diit Gizi Masyarakat. Jakarta: Depkes RI Jakarta. DepKes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2010. http://www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 3 Maret 2014. Diah.2012. Konstipasi dan Penyebabnya. http://www.radartarakan.co.id. Diakses pada tanggal 12 Maret 2014. DinKes Jawa Tengah. 2011. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2011. www.dinkesjatengprov.go.id. Diakses pada tanggal 30 Maret 2013. Hidayat, Alimul, A. 2010. Metodelogi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Hal: 6, 73 http://darsananursejiwa.blogspot.com 8 April 2013. Huteri. 2012. Nutrisi. www.infoibu.com/article_detail.p hp?/id=149. Diakses pada tanggal 3 Maret 2014. Ika. 2012. Konstipasi. www.tanyadokter.com/article_d etail.php?/id=149. Diakses pada tanggal 3 Maret 2014. Konstipasi.. www.infoibu.com/article_detail.p hp?/id=149. Keyla. 2008. Pemberian ASI Pertama. Info Sehat, www.kafemuslimah.com/article_ detail.php?/id=149. Diakses pada tanggal 3 Maret 2014. Maya. 2008. Morbiditas bayi, http://www.tanyadokter.com/co nsultationtopic.asp?zona=cons&discussio nid=4590&discussiontypeid=8, 3 Maret 2014. Mochtadi, 2002 Tanya Jawab Konstipasi.. :http://medicastore.com.ht m. Diakses pada tanggal 3 Maret 2014. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pujiati. 2002. MP ASI. www.infoibu.com/article_detail.p hp?/id=149. Diakses pada tanggal 13 Maret 2014 Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 70

Rahmawati, Nur, V. 2008. Gambaran kejadian konstipasi pada bayi 0-6 Bulan. Roesli, Utami. 2007. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya. Sudarti. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: alfabeta. Suhardjo. 2002. Gangguan Pencernaan. www.kafemuslimah.com/article detail.php?/id=149. Diakses pada tanggal 3 Maret 2014. Widiastuti, Windi. 2009. Hubungan Pemberian MP-ASI Dini dengan Frekuensi Kejadian Diare pada Bayi < 6 Bulan. Wulan, Rahayu. 2010. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI dengan Status Gizi Anak Umur 7-24 Bulan. Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01, Juni 2014 71