BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleksnya tugas dan fungsi dari perawat di rumah sakit, maka rumah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, LAMA MENJABAT, DAN MOTIVASI DIRI DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, pelayanan keperawatan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan di

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. manusia yang ada di dalamnya. Apabila sumberdaya manusia tersebut diperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan menurut Virginia Henderson (1966) dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

BAB I PENDAHULUAN. Perum dan terakhir ini telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan perusahaan. Agar sebuah perusahaan mampu terus bertahan dan bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara akan menjadi kawasan perdagangan bebas dan tahun-tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. motivasi. Menurut Winardi (2007), motivasi merupakan karakteristik. psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. karyawan dituntut untuk terus meningkat. Salah satu langkah untuk. dan unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan.

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberlakuan zona ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 nanti. ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. karena menurunnya produktivitas sebagai efek stres karyawan. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kelangsungan dan perkembangan suatu perusahaan. tercipta semangat kerja yang baik pada pegawai maka perlu dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatannya dan mencapai kesembuhan yang optimal baik fisik, psikis maupun

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT MENURUT PERSEPSI KEPALA RUANG DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan, karena turnover akan menyebabkan kerugian yang lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007).

BAB VII PENUTUP. disesuaikan dengan tujuan khusus pada penelitian. Berikut penjelasannya: 1. Karakteristik Perawat di RSUD Petala Bumi Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menerangkan bahwa gaya kepemimpinan sangat penting. dalam perusahan dimana perkembangan suatu perusahan berdasarkan

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Mathis (2001) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, motivasi,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

a. Service Excellence (pelayanan yang unggul) yaitu bahwa dengan pengembangan kemampuan dengan baik, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dalam pemerintahan sangat menentukan berhasil tidaknya tercapai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada Era Globalisasi seperti sekarang ini persaingan perusahaan atau

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pembangunan nasional. Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, utama berjalannya sebuah organisasi atau perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin majunya dan berkembangnya tekhnologi di era globalisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari pelayanan kesehatan. Organisasi pelayanan keperawatan mengemban

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

JURNAL PENGARUH MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI UNIT RAWAT INAP RS. STELLA MARIS MAKASSAR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan pilihan

I. PENDAHULUAN. Tuntutan persaingan dalam pengelolalan kegiatan usaha dari lingkup organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan perusahaan. sebagai sumber dayanya, tujuan perusahaan akan sulit tercapai.

BAB I PEDAHULUAN. yang sangat penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan didalam organisasi. tujuan organisasi maupun tujuan pribadi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang akan dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai aspek tatanan dan sumber daya layanan sebagai dampak

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperhatikan masalah keselamatan. Kementerian Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI HUBUNGAN KOMPONEN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH DAN NON BEDAH RSUP. DR.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran vital dalam. memberikan pelayanan di rumah sakit adalah perawat yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diperlukan pegawai yang profesional, bertanggung jawab, jujur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

BAB I PENDAHULUAN. ketat di segala bidang, Hal ini merupakan suatu tantangan bagi pelaksanaan

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA YANKESTIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SYECH YUSUF KAB.

BAB I PENDAHULUAN. efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KOMPENSASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. ASIA MARKO DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

DAFTAR ISI. Halaman : DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, kemajuan ilmu dan teknologi di negara maju maupun berkembang sangat ditentukan oleh perkembangan manajemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam organisasi dan berperan besar bagi kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu organisasi dapat memberikan keunggulan bersaing (Murniyanti, 2013). Sumber daya manusia kesehatan yang paling besar jumlahnya adalah perawat. Jumlah perawat di Indonesia mencapai 99.954 dari total 185.367 tenaga kesehatan. ( Profil Data Kesehatan Indonesia, 2011). Kinerja (Prestasi kerja) merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya atau pasien. Pendapat lain dikemukakan oleh Ruky (2001) dalam Kurniadi (2013) kinerja merupakan catatan tentang hasil hasil yang diperoleh dan fungsi fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu. Didalam suatu sistim pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien maka peran manajer dalam memanajemen bawahannya sangat dibutuhkan demi terciptanya pelayanan yang berkualitas dan sesuai dengan operasional prosedur. Manajemen kinerja akan lebih efektif bila dilakukan integrasi horisontal yang berarti menggabungkan strategi manajemen kinerja dengan strategi SDM yang lain, terutama mengenai menilai, membayar atau mengupah, melibatkan serta mengembangkan karyawan yang ada di perusahaan tersebut (Khoiruliza, 2013). 1

2 Penilaian kinerja merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh manajer perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan produktivitas). Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam mengarahkan perilaku pegawai dalam rangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. Manajer perawat dapat menggunakan proses operasional kinerja untuk mengatur arah kerja dalam memilih, melatih, membimbing perencanaan karier, serta memberi penghargaan kepada perawat yang berkompeten. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksanaan kerja, dan bentuk evaluasi kerja untuk peninjauan ulang sebelum pertemuan evaluasi. Dengan demikian seorang manajer perawat mampu menilai bagaimana motivasi perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Sagala (2012) mengemukakan bahwa kinerja perawat dipengaruhi oleh motivasi. Kemampuan melaksanakan tugas merupakan unsur utama dalam menilai kinerja seseorang, tetapi jika tanpa didukung oleh suatu kemauan dan motivasi maka tugas tidak akan dapat diselesaikan. Jika seseorang telah melaksanakan tugasnya dengan baik, maka dia akan mendapatkan kepuasan. Kepuasan dapat tercipta dengan strategi memberikan suatu penghargaan baik berupa fisik maupun psikis dengan meningkatkan motivasi. Menurut penelitian Makta, et.al. (2013) yang dilakukan di RS Stella Maris Makassar menunjukkan pada kategori kinerja bahwa kinerja perawat seluruhnya termasuk sedang yaitu sebanyak 44 orang (77.2%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khoiruliza (2013) di RSUD Kabupaten Pekalongan, bahwa perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap kelas III RSUD Kabupaten Pekalongan (45,1%) responden memiliki kinerja baik, penelitian lain dikemukakan oleh Wahyuni (2012) menggambarkan bahwa, 43,4% kinerja perawat kurang baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan motivasi dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Medan dengan nilai (α = 0,006).

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasinya dalam bekerja. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Motivasi merupakan suatu proses dimana kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya suatu tujuan tertentu (Mangkunegara, 2009). Motivasi merupakan karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor faktor yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu (Nursalam, 2012). Pendapat yang lain dikemukakan oleh Ngalim purwanto, 2000 dalam Nursalam (2012) tentang defenisi motivasi yaitu segala sesuatu yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Menurut Danim (2004) dalam Kurniadi (2013) disebutkan bahwa dimensi motivasi terdiri dari faktor intrinsik dan ekstrinsik misalnya tanggung jawab, prestasi, pengakuan dan kemajuan yang ingin dicapai yang timbul dari dalam diri. Sedangkan ekstrinsik antara lain hubungan interpersonal saat bekerja, tehnik supervisi atau pengarahan, budaya kerja, gaji atau kompensasi yang diterima. Hasil penelitian Ritonga (2010) menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit yaitu variabel pengakuan (α = 0,002), insentif (α = 0,004) dan kondisi kerja (α = 0,041). Variabel yang tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit yaitu variabel tanggung jawab (α = 0,632) dan komitmen pemimpin (α = 0,55), dimana populasi dalam penelitian merupakan seluruh perawat pelaksana yang bekerja di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Imelda sebanyak 68 orang.

4 Dari hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Sagala (2012) kepada perawat pelaksana di RSUP H Adam Malik Medan dengan sampel sebanyak 46 orang yang ditentukan dengan menggunakan teknik accidental sampling menunjukkan bahwa motivasi responden termasuk rendah dengan menunjukkan persentase (α = 0,003) terhadap kinerja di RSUP H Adam Malik Medan, sehingga diharapkan kepada pimpinan rumah sakit untuk mengoptimalkan motivasi perawat pelaksana sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana yang bertugas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khoiruliza (2012), kinerja perawat tidak memberikan kontribusi yang bermakna pada kepuasan pasien karena perawat di RSUD Kabupaten Pekalongan didominasi oleh lulusan D III keperawatan yaitu 54 orang (76,05%), sedangkan S1 Keperawatan hanya 17 orang (23,95%). Hambatan lain yang menyebabkan kinerja perawat tidak memberikan kontribusi yang bermakna adalah kurangnya dukungan manajemen, kurang supervisi, kurang motivasi, dan kurangnya fasilitas di RSUD Kabupaten Pekalongan. Penelitian Wahyuni (2012) menunjukkan 52,8% hasil analisis bivariat medeskripsikan bahwa ada hubungan motivasi dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Medan dengan nilai (α = 0,006). Disarankan bagi pimpinan rumah sakit untuk mengoptimalkan motivasi perawat pelaksana sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana di RS Bhayangkara Medan. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di Ruang rawat inap RSUD Gunungsitoli, Kabupaten Nias, tahun 2014 yang mana dari total keseluruhan perawat pelaksana di ruang rawat inap dengan jumlah 131 dengan status kepegawaian pegawai negri sipil orang. Hasil wawancara penulis dengan 10 orang perawat pelaksana dengan status pegawai negri sipil yang berada di ruang rawat inap mengatakan bahwa mereka merasa kurang diperhatikan oleh pemerintah terutama dari masalah gaji sehingga mereka mengeluh kurang mendapatkan penghasilan yang layak, hal ini akan berdampak pada kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien, beberapa pernyataan lain juga dikemukakan oleh 5 orang

perawat pelaksana yang juga berstatus sebagai pegawai negri sipil mengatakan bahwa mereka merasa bosan dengan pekerjaan tersebut dimana sudah beberapa tahun bekerja diruang yang sama tanpa ada rotasi penugasan dari pihak manajemen rumah sakit. Peneliti juga sempat mewawancarai beberapa orang pasien yang sedang berada di dalam ruangan rawat inap, yang mana mereka juga mengeluh soal pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan khususnya perawat pelaksana yang jauh dari apa yang mereka harapkan. Dari masalah tersebut diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terkait motivasi perawat dengan hubungannya pada kinerja perawat pelaksana yang bertugas di RSUD Gunungsitoli, Kabupaten Nias, tahun 2014 yang mana penulis ingin mengetahui lebih tentang hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat pelakasana mulai dari gaji, status pegawai, hubungan antar pribadi atau teman sejawat, atasan atau bawahan, supervisi terhadap karyawan, keselamatan kerja, kebijakan dan administrasi, tanggung jawab, prestasi, pertumbuhan dan perkembangan, pekerjaan itu sendiri. B. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Gunungsitoli - Kabupaten Nias Tahun 2014?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Gunungsitoli - Kabupaten Nias Tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias Tahun 2014.

6 b. Mengidentifikasi kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias Tahun 2014. D. Manfaat Penelitian 1. Kabid Keperawatan a. Sebagai masukan kepada pihak manajemen keperawatan RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias, agar dapat memberikan motivasi kerja kepada perawat pelaksana dalam meningkatkan kinerja perawat pelaksana sehingga akan berdampak pada kepuasan pasien. b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menilai hasil dari kinerja perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias Tahun 2014. 2. Bagi Perawat Pelaksana Dapat dijadikan sebagai sumber evaluasi serta menambah wawasan tentang sejauh mana kinerja yang sudah dilakukan terkait dengan motivasi yang dirasakan selama bertugas di ruang rawat inap RSUD Gunungsitoli- Kabupaten Nias Tahun 2014. 3. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dijadikan sebagai bahan pustaka PSIK.FKK USMI Medan sebagai pedoman bagi peneliti selanjutnya. 4. Bagi Peneliti Bagi peneliti sendiri dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana.