KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

dokumen-dokumen yang mirip
K AT A P E N G AN T AR

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

PAMSIMAS II 2013 KATA PENGANTAR (

PAMSIMAS 2012 KATA SAMBUTAN

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Mei Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, Msc. NIP.

PAMSIMAS PEDOMAN PELAKSANAAN DI TINGKAT MASYARAKAT. Desember 2006

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

PNPM MANDIRI PERDESAAN

KATA PENGANTAR. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Ir. Mochammad Natsir, M.Sc NIP

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN. Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3.

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

KERANGKA ACUAN KEGIATAN TRAINING OF TRAINER (TOT) STBM BAGI KOORDINATOR STBM PROVINSI DAN FASILITATOR STBM KABUPATEN/KOTA PROGRAM PAMSIMAS II TA 2014

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)

Kelompok seperti inilah yang menjadi target grup program Pamsimas

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT

ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU UJI PETIK

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR (

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir. M.Sc NIP

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Semoga bermanfaat, Jakarta, Agustus 2016 Direktur Jenderal Cipta Karya. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

Kerangka Acuan Kerja

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Palembang, 25 Maret s.d 3 April 2014

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

URAIAN KEGIATAN R E N C A N A K E R J A P A M S I M A S T A H U N A N G G A R A N PELAKSANA JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

30 DIMANA DILAKSANAKAN? 3 SAMBUTAN DAN KATA PENGANTAR 6 HIDUP SEHAT DAN SEJAHTERA DENGAN AIR MINUM DAN SANI- TASI BERKUALITAS

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Surabaya, Maret 2014

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

Pengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Bogor, 18 s.d 27 Maret 2014

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENCETAKAN dan PENGGUNAAN POSTER DAN SPANDUK

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Transkripsi:

KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di pedesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah pinggiran kota (peri-urban) yang mana masyarakatnya berpenghasilan rendah, pemukiman dan lingkungannya rawan serta tidak/belum tersedianya sarana sanitasi yang layak. Air bersih yang layak tersebut adalah layak secara kualitas maupun layak secara kuantitas. Kebutuhan air itu sudah sepantasnya dapat terpenuhi. Dan upaya penyediaan air minum di masyarakat harus sejalan dengan penanganan kesehatan dan sanitasinya. Melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat (Pamsimas), pemerintah berupaya untuk (i) meningkatkan jumlah masyarakat pedesaan dan peri-urban untuk mendapatkan akses air minum, kesehatan dan sanitasi, (ii) mengurangi jumlah penduduk terserang penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan, serta (iii) meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pemerintah daerah dan masyarakat dalam pelaksanaan maupun penanganan pasca proyek. Sehingga, pada akhirnya pencapaian target MDGs bidang air minum, dan penyehatan lingkungan (AMPL) dapat terwujud. Program Pamsimas dilaksanakan di 15 provinsi. Dan merupakan program lintas kementerian: Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan. Koordinasi lintas kementerian di tingkat pusat maupun daerah sangat penting. Oleh karena itu, amat perlu adanya Buku Pedoman maupun Petunjuk Pelaksanaan Program Pamsimas, yang dapat menjadi acuan dalam menjalankan seluruh kegiatan. Semoga dengan Buku Pedoman dan Buku Petunjuk Teknis yang cukup lengkap ini dapat memberikan arahan pada seluruh siklus kegiatan Pamsimas; baik dalam hal peran masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, mampu melaksanakan pengoperasian, sampai dengan pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi yang sehat. Jakarta, Pebruari 2012 Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP.110020173 i

KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kualitas maupun kuantitas. Namun masih banyak masyarakat miskin di Indonesia yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Program Pamsimas adalah program andalan Pemerintah di dalam penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat bagi masyarakat miskin di pedesaan. Sejak 2008 Pamsimas dilaksanakan, dampaknya positif bagi masyarakat desa yang tersebar di 15 provinsi. Sebagai program stimulan dengan pendekatan berbasis masyarakat, program Pamsimas menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai penanggungjawab pelaksanaan kegiatan. Agar lancar dan dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan Buku Pedoman dan Petunjuk Teknis. Buku-buku ini merupakan penyempurnaan buku-buku tahun lalu, dan banyak manfaat dapat dipetik, antara lain: Mengendalikan program termasuk penilaian kinerja pendampingan masyarakat dalam pembuatan semua bentuk dokumen program Pamsimas Panduan kerja pengendalian mutu pelaksanaan pendampingan masyarakat dalam hal pembuatan segala bentuk dokumen terkait program Pamsimas Memantau dan evaluasi proses pendampingan masyarakat untuk membuat semua pelaporan dan pertanggungjawaban Panduan untuk memfasilitasi masyarakat dalam membuat segala jenis dokumen dalam kegiatan program Pamsimas Memahami secara menyeluruh segala bentuk pelaporan dan pertanggungjawaban di tingkat masyarakat Memastikan semua pelaporan dan pertanggungjawaban dapat dibuat oleh masyarakat dan memuat informasi yang benar Dengan demikian diharapkan seluruh aspek kegiatan di tingkat masyarakat dapat berjalan dengan baik. Masyarakat dapat menikmati air bersih dan sanitasi yang layak sepanjang massa dalam pengelolaan yang berkelanjutan. Jakarta, Pebruari 2012 Direktur Pengembangan Air Minum - DJCK, Ir. Danny Sutjiono ii

DAFTAR ISI Hal KATA SAMBUTAN.... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR SINGKATAN... vii BAB 1. PERIHAL PEDOMAN... 1 1.1 Mengapa Diperlukan Pedoman... 1 1.2 Siapa Pengguna Buku Pedoman... 1 1.3 Sistematika Buku Pedoman... 2 Bab 2. Pendahuluan... 4 2.1 Latar Belakang... 4 2.2 Tujuan dan Sasaran... 4 2.2.1 Tujuan... 4 2.2.2 Sasaran... 5 2.3 Strategi dan Pendekatan... 5 2.4 Konteks PNPM... 6 Bab 3. Ketentuan Umum... 7 3.1 Kriteria Lokasi... 7 3.2 Penerima Manfaat... 9 3.3 Komponen Program... 9 3.3.1 Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal... 9 3.3.2 Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Pelayanan Sanitasi... 10 3.3.3 Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Sekolah... 10 3.3.4 Insentif Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota... 11 3.3.5 Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek... 11 iii

3.4 Bantuan Program Untuk Masyarakat... 12 3.4.1 Bantuan Teknis... 12 3.4.2 Bantuan Dana... 12 3.5 Indikator Keberhasilan Di Tingkat Masyarakat... 13 3.6 Garis Besar Siklus Kegiatan Di Tingkat Masyarakat... 14 Bab 4. Organisasi Pelaksana Program... 16 4.1 Struktur Organisasi Pelaksanaan Pamsimas... 16 4.2 Distribusi Peran Pelaku... 16 4.2.1 Tingkat Desa dan Masyarakat... 16 4.2.2 Tingkat Kecamatan... 17 4.2.3 Tingkat Kabupaten/Kota... 20 Bab 5. Perencanaan Program... 22 5.1 Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi... 22 5.2 Pemicuan Perubahan Perilaku Masyarakat... 23 5.3 Pertemuan Pleno Desa/Kelurahan Membahas Hasil Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi... 24 5.4 Pengorganisasian Masyarakat dan Pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat... 24 5.5 Penyusunan Perencanaan Jangka Menengah Program Air Minum, Kesehatan, dan Sanitasi (PJM Proaksi)... 25 5.5.1 Penyusunan Rencana Kegiatan PJM Proaksi... 25 5.5.2 Pemilihan Opsi Kegiatan PJM Proaksi Tahun Pertama... 26 5.6 Pertemuan Pleno Tingkat Desa/Kelurahan Membahas PJM Proaksi... 27 5.7 Penyusunan Dokumen RKM... 28 5.8 Pertemuan Pleno Tingkat Desa/Kelurahan Membahas RKM... 29 5.9 Pengajuan, Verifikasi, dan Persetujuan RKM... 29 BAB 6. PELAKSANAAN PROGRAM... 31 6.1 Tahap Pencairan Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)... 31 6.1.1 Tahapan dan Persyaratan Pencairan BLM APBD... 32 6.1.2 Tahapan dan Persyaratan Pencairan BLM APBN... 32 6.1.3 Mekanisme Penggunaan Dana... 33 6.1.4 Pembukuan Penggunaan Dana... 35 6.1.5 Pertanggungjawaban Pengelolaan Dana... 35 6.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan... 36 6.2.1 Implementasi RKM I... 36 6.2.2 Implementasi RKM II... 37 6.3 Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan... 38 6.3.1 Pembuatan Dokumen Penyelesaian Pekerjaan... 39 6.3.2 Laporan Realisasi Fisik dan Biaya... 40 6.3.3 Pertanggung Jawaban Dana... 40 iv

BAB 7. PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN... 41 7.1 Organisasi Badan Pengelola... 41 7.1.1 Fungsi dan Tugas Badan Pengelola... 41 7.1.2 Struktur Organisasi Badan Pengelola... 42 7.1.3 Pengaturan Badan Pengelola... 42 7.1.4 Pembiayaan Badan Pengelola... 43 7.2 Tata Kelola Pengoperasian dan Pemeliharaan... 43 7.2.1 Pemanfaatan... 43 7.2.2 Pengelolaan... 44 7.2.3 Pengembangan... 45 BAB 8. KEBERLANJUTAN PROGRAM... 47 8.1 Pengukuran Capaian Program... 47 8.2 Penguatan Kelembagaan BP-SPAMS... 47 8.3 Asosiasi BP-SPAMS... 48 8.4 Sinkronisasi Hasil Perencanaan Masyarakat dengan Perencanaan di Tingkat Desa... 48 8.5 Kemitraan... 49 BAB 9. PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN... 50 9.1 Pemantauan... 50 9.2 Evaluasi... 53 9.3 Penanganan Pengaduan Masyarakat (PPM)... 56 9.4 Pelaporan... 56 LAMPIRAN Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Pelaku Program Pamsimas... 57 v

DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pengguna dan Manfaat Penggunaan Pedoman... 1 Tabel 5.1. Proporsi Pembiayaan RKM (I dan II)... 28 Tabel 9.1 Indikator Pencapaian Kinerja Program Pamsimas... 54 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Struktur Pedoman Program Pamsimas... 3 Gambar 3.1. Bagan Alur Pemilihan Lokasi Pamsimas... 9 Gambar 3.2. Siklus Kegiatan Pamsimas di Tingkat Masyarakat... 15 Gambar 4.1. Struktur Organisasi Pelaksana Pamsimas... 19 Gambar 6.1. Diagram Sumber Pendanaan Kegiatan Pamsimas... 31 Gambar 6.2. Alur Pendanaan dan Administrasi Kegiatan Pamsimas... 34 vi

DAFTAR SINGKATAN AMPL APBD APBN BABS BAPPD BKM BLM BOP BPD BPKP CMAC CPIU CPMU TKK DIPA TFM FGD IMAS KPPN LKM ODF PAMSIMAS TKP PHLN PMAC PPh PPK PPM PPN RAB : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara : Buang Air Besar Sembarangan : Berita Acara Permintaan Pencairan Dana : Badan Keswadayaan Masyarakat : Bantuan Langsung Masyarakat : Biaya Operasional Proyek : Badan Perwakilan Desa : Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan : Central Management Advisory Consultant : Central Project Implementation Unit : Central Project Management Unit : Tim Koordinasi Kab/Kota : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran : Tim Fasilitator Masyarakat : Focused Group Discussion / Diskusi Kelompok Terarah : Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara : Lembaga Keswadayaan Masyarakat : Open Defecation Free : Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat : Tim Koordinasi Provinsi : Pinjaman/ Hibah Luar Negeri : Provincial Management Advisory Consultant : Pajak Penghasilan : Pejabat Pembuat Komitmen : Pengelolaan Pengaduan Masyarakat : Pajak Pertambahan Nilai : Rencana Anggaran Biaya vii

RAD RKM RKPD RPJM Renstra SKPD Satker SBS SIM POB SPK SPM SPP SPPB SP2D TKKc TKM UPK UKT-SAMS UKT-Kes UPM : Rencana Aksi Daerah : Rencana Kerja Masyarakat : Rencana Kerja Pembangunan Daerah : Rencana Pembangunan Jangka Menengah : Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah : Satuan Kerja : Stop Buang Air Besar Sembarangan : Sistem Informasi Manajemen : Prosedur Operastional Baku : Surat Perjanjian Kerja : Surat Perintah Membayar : Surat Permintaan Pembayaran : Surat Perjanjian Pemberian Bantuan : Surat Perintah Pencairan Dana : Tim Koordinasi Kecamatan : Tim Kerja Masyarakat : Unit Pengelola Keuangan : Unit Kerja Teknis Air Minum dan Sanitasi : Unit Kerja Teknis Kesehatan : Unit Pengaduan Masyarakat viii

BAB 1. PERIHAL PEDOMAN 1.1 MENGAPA DIPERLUKAN PEDOMAN Program Pamsimas yang bersifat nasional dengan melibatkan berbagai unsur dan pihak dengan para pelaku yang berbeda baik dari segi kedudukan dan pengetahuan, jelas dalam pelaksanakaan memerlukan pedoman. Sekurang-kurangnya ada empat hal yang dibutuhkan dari pedoman agar tercapai halhal sebagai berikut: a) Ada kesamaan pandang antara pelaku Pamsimas di berbagai tataran mengenai apa yang harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan, dan apa yang harus dicapai oleh program. b) Ada tuntunan bagi para pelaku Pamsimas dalam melaksanakan kegiatan Pamsimas di desa/kelurahan. c) Ada baku mutu dari hasil kerja Pamsimas di berbagai desa/kelurahan sehingga memudahkan untuk dilakukan evaluasi secara nasional untuk menentukan apakah program berhasil atau tidak. d) Memudahkan replikasi atau adopsi oleh para pelaku yang berbeda. 1.2 SIAPA PENGGUNA BUKU PEDOMAN Secara umum Pedoman ini diperuntukkan bagi para pelaku pelaksana Pamsimas terutama Fasilitator Masyarakat, LKM dan Badan Pengelola. Secara rinci pengguna pedoman dan manfaat masing-masing dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Pengguna dan Manfaat Penggunaan Pedoman Pengguna Warga masyarakat dan Kelompok- Kelompok Masyarakat Organisasi masyarakat (LKM, Satlak Pamsimas, Badan Pengelola, dsb) Manfaat Memahami berbagai peluang yang ditawarkan Pamsimas Memahami berbagai aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan Pamsimas Membangun kontrol sosial Memberikan pelayanan yang lebih baik kepada warga dan kelompok masyarakat Membangun transparansi dan akuntabilitas Acuan operasional organisasi 1

Pengguna Pengelola Program (Pimpinan dan Staf) Konsultan Pelaksana Fasilitator Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah (Provinsi, Kota/Kabupaten) Para Pemeduli Anggota Legislatif Manfaat Memahami secara menyeluruh program Pamsimas Merencanakan pelaksanaan program Mengendalikan program termasuk penilaian kinerja pelaksanaan program Panduan kerja pengendalian mutu pelaksanaan program Menyusun strategi dan rencana kerja pelaksanaan program Memantau dan evaluasi kemajuan program Acuan untuk melakukan perbaikan dan/atau perubahan Buku Pedoman Menyusun rencana kerja pelaksanaan kegiatan program di desa/kelurahan Panduan kerja pendampingan masyarakat dan para pemangku kepentingan di desa/kelurahan Pengendalian mutu pekerjaan Memahami secara menyeluruh program Pamsimas Masukan kebijakan dalam rangka integrasi dan koordinasi serta mengembangkan kebijakan penanggulangan kemiskinan pada umumnya dan khususnya pengembangan layanan air minum dan sanitasi berkelanjutan Memahami secara menyeluruh program Pamsimas Menciptakan kesinambungan program Membangun jaringan kerjasama di tingkat pelaksanaan Acuan untuk replikasi dan adopsi program Pamsimas Melakukan kontrol sosial Melakukan advokasi Membangun sinergi Membangun jaringan kelembagaan Memahami secara menyeluruh program Pamsimas Acuan pengembangan kebijakan 1.3 SISTEMATIKA BUKU PEDOMAN Secara umum Pedoman Pamsimas mengacu kepada Pedoman Nasional PNPM Mandiri yang merupakan induk dari berbagai buku pedoman PNPM, Pamsimas adalah bagian dari program PNPM Pendukung. Program Pamsimas memiliki dua buku Pedoman Pelaksanaan, yaitu: a) Pedoman Pelaksanaan Pamsimas di Tingkat Masyarakat, yang terutama diperuntukkan bagi pelaku dan pelaksana Pamsimas di tingkat masyarakat seperti LKM, Satlak, Badan Pengelola, dan Fasilitator Masyarakat. b) Pedoman Pengelolaan Program, yang terutama diperuntukkan bagi pelaku dan pengelola Pamsimas di tingkat Pemerintah (Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota). 2

Kedua Pedoman tersebut bersifat umum yang menjelaskan ketentuan dan garis besar tata cara pelaksanaan dan pengelolaan program. Penjelasan lebih lanjut dari kedua Pedoman tersebut diuraikan dalam Petunjuk Teknis (Juknis) dan jika diperlukan dalam Pedoman Operasional Baku (POB). Secara rinci susunan buku pedoman terkait dengan pelaksanaan Pamsimas dapat dilihat di Gambar 1.1. Gambar 1.1. Struktur Pedoman Program Pamsimas Pedoman Umum PNPM Dokumen Apraisal Proyek Pedoman Pengelolaan Program Pamsimas Pedoman Pelaksanaan Pamsimas di Tingkat Masyarakat Petunjuk Teknis Prosedur Operasi Baku (sesuai kebutuhan) 3

BAB 2. PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) merupakan salah satu program PNPM Mandiri Pendukung dalam rangka menciptakan masyarakat hidup bersih dan sehat melalui penyediaan pelayanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat dimana masyarakat peserta program berperan sebagai pelaku utama dan penentu dalam seluruh proses persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan. Proses yang mengajak masyarakat dalam menemukenali berbagai persoalan dan penyakit terkait dengan air dan sanitasi dan kemudian dibimbing untuk melakukan berbagai langkah pencegahannya termasuk menyiapkan sarana yang dibutuhkan seperti air minum dan sanitasi akan membangun kesadaran dan kapasitas masyarakat untuk hidup bersih dan sehat yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan yang akhirnya akan tercipta hidup bersih dan sehat. Oleh sebab itu kegiatan program Pamsimas mencakup pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal; peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat; penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum; pengembangan kapasitas pelaku Pamsimas melalui promosi, pelatihan, lokakarya, dan bimbingan teknis. Di sisi lain program Pamsimas ini meliliki keunikan tersendiri dalam pendekatannya; ditingkat nasional program ini menganut pendekatan berbasis tupoksi (tugas pokok dan fungsi), sehingga program Pamsimas dikelola oleh inter Kementerian yaitu Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pekerjaan Umum. Sedangkan di tingkat desa/kelurahan program ini menganut pendekatan berbasis masyarakat dimana masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan. 2.2 TUJUAN DAN SASARAN 2.2.1 Tujuan Tujuan program Pamsimas adalah terciptanya masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat melalui peningkatan akses masyarakat miskin perdesaan dan pinggiran kota terhadap pelayanan air minum dan sanitasi. 4

Secara lebih rinci program Pamsimas bertujuan untuk: a) Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat dari masyarakat peserta program; b) Meningkatkan akses masyarakat di lokasi program terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan dan dikelola secara efektif; c) Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal dalam penyelenggaraan layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat; d) Meningkatkan komitmen dan efektifitas pemerintah dalam penyediaan layanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan. 2.2.2 Sasaran Sasaran program adalah masyarakat, terutama kelompok miskin di perdesaan dan pinggiran kota yang memiliki prevalensi penyakit terkait air yang tinggi dan belum mendapatkan akses layanan air minum dan sanitasi, mendapatkan layanan air minum dan sanitasi dan terbangun budaya hidup bersih dan sehat. 2.3 STRATEGI DAN PENDEKATAN Untuk mencapai tujuan program Pamsimas, strategi dasar yang diterapkan adalah melalui pembangunan pelayanan air minum dan sanitasi dengan mendudukkan masyarakat sebagai pelaku utama agar tercipta budaya hidup bersih dan sehat. Strategi tersebut dilakukan dengan prinsip dan pendekatan sebagai berikut: Berbasis Masyarakat; artinya program Pamsimas menempatkan masyarakat sebagai pengambil keputusan utama dan penanggung jawab kegiatan dan pengelolaan sarana air minum dan sanitasi. Partisipatif; artinya seluruh masyarakat, miskin-kaya; perempuan-laki-laki, menjadi pelaku utama dan terlibat secara aktif dalam seluruh tahapan kegiatan Pamsimas. Tanggap Kebutuhan; artinya program Pamsimas menempatkan kebutuhan 1 masyarakat sebagai faktor utama dalam pengambilan keputusan, termasuk di dalamnya pendanaan; dengan memberikan pilihan yang terinformasikan dan hak bersuara dalam setiap tahapan kegiatan. Kesetaran Gender; artinya program Pamsimas memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan, seperti halnya laki-laki, untuk mengambil keputusan, berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan sarana air minum dan sanitasi. 1 Kebutuhan adalah kesediaan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang dikehendaki berdasarkan pilihan yang tersedia sesuai dengan kondisi setempat yang disertai sikap rela berkorban dan kesediaan untuk membayar (willingness to pay) 5

Keberpihakan pada Masyarakat Miskin; artinya program Pamsimas menempatkan masyarakat miskin sebagai sasaran utama penerima manfaat program. Keberlanjutan; artinya sarana terbangun dan perubahan perilaku dapat memberikan pelayanan dan manfaat secara menerus dengan mempertimbangkan kelayakan teknis, pembiayaan, kelembagaan, kesetaraan sosial dan pelestarian lingkungan. Transparansi dan Akuntabilitas; artinya pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan sarana harus dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh lapisan dan pelaku terkait berhak untuk mendapatkan informasi secara akurat dan terpercaya. Berbasis Nilai; artinya penyelenggaraan kegiatan dilakukan dengan berlandaskan pada nilai-nilai mulia seperti kejujuran dan dapat dipercaya. 2.4 KONTEKS PNPM Sebagai PNPM Mandiri Pendukung maka Program Pamsimas akan selalu melakukan harmonisasi dengan program PNPM Mandiri (Perdesaan dan Perkotaan), khususnya dalam memanfaatkan kelembagaan kepemimpinan masyarakat LKM dan Keberpihakan pada Masyarakat Miskin. Dengan demikian, hasil-hasil PNPM Mandiri yang harus menjadi acuan bagi program Pamsimas adalah dewan kepemimpinan masyarakat (dewan amanah) yang secara generik disebut LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat) dan kerangka program yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan. 6

BAB 3. KETENTUAN UMUM 3.1 KRITERIA LOKASI Desa/Kelurahan yang berhak menerima program Pamsimas adalah yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1) Indeks kemiskinan tinggi; 2) Akses terhadap sarana air minum dan sanitasi rendah; 3) Tingkat (prevalensi) penyakit diare/terkait air tinggi; 4) Belum mendapatkan program sejenis (air minum dan sanitasi) dalam 2 tahun terakhir. Pemilihan lokasi program Pamsimas dilakukan per tahun dan dilaksanakan pada tahun sebelum kegiatan Pamsimas di tingkat masyarakat dilaksanakan dengan langkahlangkah sebagai berikut: Langkah 1 : Koordinasi sektoral di tingkat kabupaten/kota. Pelaksana : Seluruh pemangku kegiatan Pamsimas seperti TKK, DPMU, Satker, Pokja AMPL, dan sektor lain terkait. Keluaran : Strategi pencapaian kinerja proyek tingkat kabupaten/kota, komponen kegiatan, kategori pembiayaan, tugas dan kewajiban masing-masing sektor, dan pelaksanaan seleksi administrasi desa/kelurahan yang dinilai layak. Langkah 2 : Penyusunan daftar panjang (long list) Pelaksana Sasaran Keluaran : Tim Koordinasi Kabupaten/Kota (TKK) : Seluruh desa/kelurahan yang memenuhi kriteria : Daftar panjang desa/kelurahan yang berisi desa-desa yang memenuhi kriteria program. Langkah 3 : Sosialisasi Pamsimas di tingkat kabupaten/kota Pelaksana Sasaran : TKK dan DPMU : Aparat dan perwakilan masyarakat desa/kelurahan yang ada dalam daftar panjang. 7

Keluaran Langkah 4 Pelaksana Sasaran Keluaran : Pemahaman mengenai prinsip, pendekatan dan ketentuan program Pamsimas, termasuk mengenai kontribusi masyarakat dan upaya perubahan perilaku. : Sosialisasi Pamsimas di tingkat desa/kelurahan : Aparat desa/kelurahan (nara sumber: DPMU dan/atau PMAC) : Kelompok/pelaku program berbasis masyarakat yang telah ada di desa/kelurahan, misal (PPK: UPK, TPK, FD; P2KP: BKM, UP, KSM), perwakilan seluruh komponen masyarakat desa/kelurahan. : Pemahaman mengenai prinsip, pendekatan dan ketentuan program Pamsimas di tingkat desa/kelurahan. Langkah 5 : Musyawarah/rembug warga (dilaksanakan mulai dari tingkat dusun/rw) Pelaksana Sasaran Keluaran : Aparat desa/kelurahan dan tokoh masyarakat. : Seluruh komponen masyarakat, termasuk kelompok rentan dan terpinggirkan, kelompok perempuan dan masyarakat miskin. : Pernyataan minat masyarakat yang memuat kesanggupan kontribusi sebesar minimal 20% (inkind minimal 16% dan incash minimal 4%) dan menghilangkan kebiasaan BAB (buang air besar) sembarangan (open defecation) serta praktik hidup tidak bersih dan tidak sehat lainnya, yang dituangkan dalam Surat Pernyataan Minat Keikutsertaan Pamsimas (SPMKP). Langkah 6 : Verifikasi minat dan kesiapan masyarakat Pelaksana Sasaran Keluaran Langkah 7 Pelaksana Keluaran : DPMU : Desa/kelurahan yang mengirimkan SPMKP : Usulan desa/kelurahan lokasi Pamsimas di tahun berjalan (daftar pendek). : Penetapan desa/kelurahan lokasi Pamsimas : TKK dan Bupati/Walikota : Surat keputusan Bupati/Walikota tentang desa/kelurahan lokasi Pamsimas. Bagan proses pemilihan lokasi sasaran Pamsimas dapat dilihat pada gambar 3.1 8

Gambar 3.1. Bagan Alur Pemilihan Lokasi Pamsimas Tahun Pertama Setiap Tahun 3.2 PENERIMA MANFAAT Penerima manfaat dari dana bantuan langsung masyarakat (BLM) yang disediakan melalui program Pamsimas adalah seluruh masyarakat warga desa/kelurahan dan penerima manfaat langsung adalah kelompok miskin, rentan dan terpinggirkan (indigenous and vulnerable people) yang diidentifikasi oleh masyarakat sendiri, disepakati dan ditetapkan bersama oleh masyarakat desa/kelurahan melalui proses musyawarah warga dalam tahapan identifikasi masalah dan analisis situasi dengan menggunakan MPA dan PHAST. 3.3 KOMPONEN PROGRAM Kegiatan Program Pamsimas di tingkat masyarakat didukung oleh dua bantuan utama, yaitu bantuan teknis dan bantuan dana, melalui lima komponen kegiatan sebagai berikut: 3.3.1 Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal Komponen ini bertujuan untuk: (i) memampukan masyarakat untuk mengorganisasi, merencanakan, melaksanakan, mengelola dan menjaga keberlanjutan program layanan air minum, sanitasi dan kesehatan; (ii) memperkuat kapasitas kelembagaan masyarakat untuk menjamin kualitas pengelolaan program; (iii) membangun komitmen 9

dan kapasitas pemerintah daerah untuk mendukung pelaksanaan program Pamsimas di tingkat masyarakat. Kegiatan dan bantuan teknis di bawah komponen ini yang akan diterima oleh masyarakat adalah sebagai berikut: 1) Pendampingan dari Tim Fasilitator Masyarakat (Pemberdayaan, Teknik, dan Kesehatan) untuk memfasilitasi kegiatan di tingkat masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan. 2) Penguatan kapasitas masyarakat dan kelembagaan masyarakat (LKM, Satlak, dan BP) melalui pelatihan dan pendampingan untuk menjamin keberlanjutan pelayanan air minum dan sanitasi serta perilaku hidup bersih dan sehat. 3) Dukungan dari pemerintah daerah berupa bantuan teknis dan sumber daya, baik pada saat pelaksanaan maupun pasca pelaksanaan untuk memastikan keberlanjutan dan perluasan pelayanan air minum, sanitasi dan kesehatan. 3.3.2 Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Pelayanan Sanitasi Komponen ini bertujuan untuk membantu masyarakat dan lembaga lokal dalam pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh air dan sanitasi buruk, melalui: (i) perubahan perilaku menuju hidup bersih dan sehat; (ii) peningkatkan akses pada sanitasi dasar. Kegiatan dan bantuan teknis di bawah komponen ini yang akan diterima oleh masyarakat adalah sebagai berikut: 1) Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat untuk menuju perilaku hidup bersih dan sehat, melalui: a) Buang air besar pada tempatnya (Stop Buang Air Besar Sembarangan) b) Cuci tangan pakai sabun 2) Penguatan kapasitas, melalui pelatihan dan pendampingan, tentang perilaku hidup bersih dan sehat serta teknik promosinya bagi LKM, kader/natural leader, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan aparatur desa. 3) Pelaksanaan program sanitasi dan kesehatan sekolah yang meliputi promosi dan peningkatan kapasitas bagi masyarakat sekolah (guru dan murid) tentang perilaku hidup bersih dan sehat. 4) Dukungan pemerintah daerah terhadap penguatan kelembagaan lokal (sanitarian Puskesmas/staf Pustu/Bidan Desa), pelaksanaan dan keberlanjutan perubahan perilaku menuju hidup bersih dan sehat, melalui pelatihan maupun studi banding. 3.3.3 Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Sekolah Komponen ini bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang aman dan bagi masyarakat miskin dan juga sekolah di perdesaan, serta akses pada fasilitas sanitasi komunal bagi masyarakat miskin perkotaan. 10

Kegiatan dan bantuan teknis di bawah komponen ini yang akan diterima oleh masyarakat adalah sebagai berikut: 1) Dana hibah (BLM) untuk pembangunan sarana air minum atau sanitasi umum sebesar 80% dari total kebutuhan biaya, dimana sebesar 70% berasal dari Pemerintah Pusat dan 10% berasal dari Pemerintah Kabupaten/Kota. Selebihnya, 20% merupakan kontribusi masyarakat. 2) Bantuan dan pendampingan untuk pembuatan rancangan teknis detil (detail engineering design) dari Tim Fasilitator Masyarakat dan Konsultan Kabupaten/Kota. 3) Peningkatan kapasitas, melalui pelatihan dan pendampingan, untuk pelaksanaan dan pengawasan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan. 3.3.4 Insentif Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota Komponen ini bertujuan untuk memberikan insentif berupa dana hibah bagi Desa/Kelurahan yang mampu memenuhi bahkan melebihi tujuan dan target pencapaian program. Melalui komponen ini, Desa/Kelurahan yang memenuhi kriteria pencapaian program akan mendapatkan hibah insentif berupa block grant yang akan dipergunakan untuk meningkatkan produktifitas ekonomi, pengoperasian dan pemeliharaan sarana, perluasan dan pengembangan sistem lebih lanjut. 3.3.5 Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek Komponen ini bertujuan untuk memberikan dukungan bagi pelaksanaan dan juga penyebarluasan informasi mengenai kemajuan dan pencapaian program melalui media-media informasi, seperti Website, Poster, Leaflet, dan sebagainya. Kegiatan dan bantuan teknis di bawah komponen ini yang akan diterima oleh masyarakat adalah sebagai berikut: 1) Pendampingan dari Konsultan Kabupaten/DMAC (Pemberdayaan, Teknis dan Kesehatan) untuk memberikan bantuan teknis dan penguatan dalam pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat. 2) Dukungan dari Konsultan tingkat Provinsi (PMAC) dan tingkat Pusat (CMAC) berupa pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan program, melalui Tim Fasilitator Masyarakat dan Konsultan Kabupaten. 3) Informasi mengenai ketentuan, tata cara pelaksanaan, kemajuan dan pencapaian, dan informasi-informasi lain yang terkait melalui media-media informasi yang bisa diakses oleh masyarakat. 11

3.4 BANTUAN PROGRAM UNTUK MASYARAKAT 3.4.1 Bantuan Teknis Bantuan teknis ini diwujudkan dalam bentuk pendampingan terhadap masyarakat dengan cara penugasan konsultan dan fasilitator beserta dukungan dana operasional untuk mendampingi dan memberdayakan masyarakat agar mampu merencanakan dan melaksanakan program masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan di desa/kelurahan masing-masing. Proses pendampingan ini sekurang-kurangnya harus menghasilkan: Masyarakat yang peduli dengan kemiskinan, kebersihan dan kesehatan serta pelestarian lingkungan dan mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai bagian dari upaya penanggulangan kemiskinan terutama di bidang air minum dan sanitasi. Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) yang dipercaya, aspiratif, representatif dan akuntabel. PJM ProAKSi sebagai wadah untuk mewujudkan sinergi berbagai program penanggulangan kemiskinan bidang air minum dan sanitasi dan sesuai dengan aspirasi serta kebutuhan masyarakat. Relawan dan Relawan khusus sebagai penggerak proses pembangunan partisipatif di wilayahnya. Kegiatan dan forum pemantauan partisipatif untuk memastikan pelaksanaan kegiatan penyediaan layanan air minum dan sanitasi berdasarkan PJM ProAKSi dan nilai luhur. Masyarakat yang memahami dan mampu melaksanakan rangkaian kegiatan Pamsimas di wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan sesuai substansi pedoman pelaksanaan Pamsimas. Lembaga pengelola pemeliharaan sarana di tingkat desa. 3.4.2 Bantuan Dana Bantuan dana diberikan dalam bentuk dana BLM (bantuan langsung masyarakat). BLM ini bersifat stimulan dan disediakan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk belajar dan berlatih dengan melaksanakan sebagian rencana kegiatan penyediaan air minum dan sanitasi yang telah ditetapkan pada PJM ProAKSi dan RKM. Makna dana BLM bersifat stimulan bagi masyarakat untuk melaksanakan apa yang telah masyarakat rencanakan bersama dengan lebih memprioritaskan pada kepentingan bersama dan keberpihakan pada masyarakat miskin. Dana BLM ini adalah dana publik yang disalurkan sebagai wakaf tunai kepada seluruh warga desa/kelurahan dengan peruntukannya diprioritaskan kepada warga miskin. 12

Nilai alokasi dana BLM tiap desa/kelurahan harus diinformasikan secara luas dan transparan kepada semua warga desa/kelurahan, termasuk kontribusi dana BLM dari Pemda setempat ataupun dana-dana lain yang dikelola LKM. Pamsimas melarang dana BLM dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan upaya penyediaan layanan air minum dan sanitasi, menimbulkan dampak keresahan sosial dan kerusakan lingkungan, berorientasi pada kepentingan individu atau kelompok tertentu dan bertentangan dengan norma-norma, hukum serta peraturan yang berlaku. Kegiatan yang tidak boleh dibiayai dengan dana BLM Program Pamsimas (negative list) dapat dilihat dalam Buku Petunjuk Teknis Pengamanan Lingkungan dan Sosial Program Pamsimas 3.5 INDIKATOR KEBERHASILAN DI TINGKAT MASYARAKAT Kinerja pelaksanaan program Pamsimas di tingkat masyarakat dinilai berhasil jika memenuhi indikator-indikator sebagai berikut: 1) Tujuan Umum Program Meningkatkan akses masyarakat, terutama masyarakat miskin, terhadap fasilitas air minum yang layak sebesar 50-100% dari masyarakat yang belum memiliki akses. Meningkatkan akses masyarakat, terutama masyarakat miskin, terhadap fasilitas sanitasi yang layak sebesar 100% paling lambat pada tahun ketiga setelah pemicuan. 2) Komponen 1: Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal Rencana Kerja Masyarakat (RKM) disusun secara partisipatif melibatkan seluruh komponen masyarakat (miskin-kaya; perempuan-laki-laki). 3) Komponen 2: Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Pelayanan Sanitasi 100% kelompok masyarakat sasaran stop buang air besar sembarangan. 80% kelompok masyarakat sasaran menerapkan perilaku cuci tangan pakai sabun pada waktu-waktu kritis. 95% sekolah sasaran mempunyai sarana sanitasi yang layak dan program PHBS. 4) Komponen 3: Penyediaan Sarana Air Minum atau Sanitasi Umum Sarana air minum yang berfungsi, dimanfaatkan serta memenuhi tingkat kepuasan mayoritas masyarakat sasaran di perdesaan. Sarana air minum yang dikelola dan dibiayai secara efektif oleh masyarakat di perdesaan. 13

Sarana sanitasi umum/komunal (untuk wilayah pinggiran perkotaan) yang berfungsi, dimanfaatkan serta memenuhi tingkat kepuasan mayoritas masyarakat sasaran di penggiran kota. 3.6 GARIS BESAR SIKLUS KEGIATAN DI TINGKAT MASYARAKAT Kegiatan di tingkat masyarakat mengikuti siklus atau tahapan sesuai dengan Gambar 3.2. 14

Gambar 3.2. Siklus Kegiatan Pamsimas di Tingkat Masyarakat 15

BAB 4. ORGANISASI PELAKSANA PROGRAM 4.1 STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PAMSIMAS Organisasi pelaksana program dibentuk di setiap tingkatan (Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan) untuk mendukung pelaksanaan program Pamsimas. Struktur organisasi pelaksana program Pamsimas dapat dilihat pada Gambar 4.1 4.2 DISTRIBUSI PERAN PELAKU Pelaku program Pamsimas di setiap tingkatan memiliki tanggung jawab sesuai peran dan fungsinya. Pengelola dan pelaksana di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan memberikan dukungan langsung bagi pelaksanaan kegiatan Pamsimas di tingkat masyarakat. Peran, fungsi dan tanggung jawab masing-masing pelaku program Pamsimas diuraikan dalam paparan berikut. 4.2.1 Tingkat Desa dan Masyarakat 1) Pemerintah Desa/Kelurahan Pemerintah Desa/Kelurahan merupakan salah satu pelaku kunci dalam program Pamsimas, walaupun masyarakat yang mengelola dan melaksanakan kegiatan. Pemerintah Desa/Kelurahan berperan dalam melakukan sosialisasi, fasilitasi, mediasi dan koordinasi untuk memperlancar pelaksanaan proyek di desa/kelurahan. 2) Tim Fasilitator Masyarakat Fasilitator Masyarakat (FM) merupakan tenaga pendamping yang telah dilatih untuk meningkatkan kapasitas/kemampuan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan dan mengelola kegiatan dengan berperan secara aktif dalam setiap keputusan yang diambil. Fasilitator Masyarakat merupakan satu kesatuan tim sebagai Tim Fasilitasi Masyarakat (TFM) yang terdiri dari 3 bidang kompetensi, yaitu: Fasilitator Masyarakat bidang Kesehatan Fasilitator Masyarakat bidang Teknik Sarana Air Minum & Sanitasi Fasilitator Masyarakat bidang Pemberdayaan Masyarakat 16

Tugas pokok TFM adalah memfasilitasi kegiatan penilaian, analisis dan penyusunan rencana kegiatan kelompok masyarakat sebagai Perencanaan Jangka Menengah Program Air Minum, Kesehatan, dan Sanitasi/PJM ProAKSi) dengan MPA dan PHAST (Methodology for Participatory Assessment dan Partipatory Hygiene and Sanitation Transformation). Memberikan bantuan teknis kepada masyarakat desa, terutama Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM), dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan program dalam peningkatan promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan sanitasi masyarakat. PJM ProAKSi tahun pertama akan dijabarkan ke dalam Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) untuk program Pamsimas. Fokus terpenting dari pekerjaan TFM adalah membantu masyarakat untuk mengembangkan keterampilan teknis dan pengelolaan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dan memelihara sarana. Setiap TFM akan memfasilitasi 3-5 desa/tahun di tiap-tiap kabupaten/kota. 3) Tim Fasilitator Keberlanjutan Fasilitator Keberlanjutan merupakan Tim Fasilitator yang terdiri dari 2 sub-tim yang saling bekerjasama dalam menjamin keberlanjutan program Pamsimas. Fasilitator Keberlanjutan bertanggung jawab untuk mendampingi BP-SPAMS dan LKM dalam menjalankan tugasnya dalam pengelolan dan pengembangan SPAMS terbangun dan juga bertanggungjawab terhadap pencapaian target bebas BABS. Tim Fasilitator Keberlanjutan terdiri dari: Fasilitator Masyarakat Keberlanjutan (FMK) dengan 3 latar belakang yaitu: 1. Fasilitator Masyarakat Keberlanjutan bidang Pemberdayaan Masyarakat 2. Fasilitator Masyarakat Keberlanjutan bidang Kesehatan 3. Fasilitator Masyarakat Keberlanjutan bidang Teknik Air Minum & Sanitasi Fasilitator Masyarakat Hibah Insentif Desa (FMHID) 4) Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) adalah organisasi warga yang berasal dan dipilih oleh semua lapisan masyarakat termasuk masyarakat miskin, dan berbasis pada nilai dan kualitas sifat kemanusiaan. Pemilihan LKM melalui sistem tanpa calon, tanpa kampanye, tertulis, rahasia dan disepakati oleh seluruh warga. LKM adalah lembaga pengelola program, sedangkan lembaga pelaksana program adalah Satuan Pelaksana (Satlak) Program Pamsimas yang dibentuk oleh LKM. 4.2.2 Tingkat Kecamatan Pemangku kegiatan lintas sektoral program Pamsimas di tingkat Kecamatan terdiri dari Tim Koordinasi Kecamatan (TKKc) yang di dalamnya terdapat Tim Teknis Kecamatan. 17

1) Tim Koordinasi Kecamatan Tim Koordinasi Kecamatan (TKKc) bertugas melaksanakan sosialisasi, fasilitasi, mediasi dan koordinasi untuk memperlancar pekerjaan Pamsimas yang bersifat lintas desa, unsur-unsur di dalam TKKc terdiri dari Camat, Kepala Puskesmas, dan Kepala Cabang Diknas Kecamatan. 2) Tim Teknis Kecamatan Tim Teknis Kecamatan (TTKc) bertugas memberikan bantuan teknis dan pembinaan teknis kepada LKM dan Satlak Pamsimas bersama-sama dengan TFM dalam melaksanakan sosialisasi, fasilitasi, mediasi dan koordinasi untuk memperlancar pekerjaan Pamsimas yang bersifat lintas desa. Keanggotaan Tim Teknis Kecamatan terdiri dari Kaurbang dan Kasi PMD Kecamatan, Sanitarian Puskesmas, dan Pengawas Sekolah Cabang Diknas Kecamatan. 18

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Pelaksana Pamsimas TIM PENGARAH Dpti BSP, DJCK : Dpti BSK, DJA, DJPb, DJBAKD, DJBPD, DJPMD, DJP2&PL, DJIKM, Dpti BPPL, Bapekki TIM TEKNIS PUSAT Dit Perkim, Dit Bina Program, Dit KGM, Dit PLNM, Dit PAM, Dit PPLP, Dit PL, Dit SDA&TTG, Dit FPR&LH, Subdit AM&AL, Subdit KLN&PI, Subdit MDPLNM, Subdit PelKes, Bag PABPKLN, Subdit PHLN I, Kasi WB, Kasi PHLN I, POKJA AMPL Pusat. EXECUTING AGENCY DJCK Kepala Staf CPMU Ast. Bid. Perencanaan Ast. Bid. Monev & Evlsi Ast. Bid. Pengad Brg/Js Ast. Bid. Keuangan LO 3,4,5 CPIU/Satke IMPLEMENTING AGENCY DJCK, DJP2&PL, DJ PMD, CPMU LO 2 CPIU/Satke LO 1B CPIU/Satke PUSAT LO 1A CPIU/Satke CMAC : 1. TL / PMA 8. Procur Spec 2. PD/CB Spec 9. Financ Spec 3. CD/Gdr Spec 10. Web Mng 4. WSS Spec 11. MIS Spec 5. HH Spec 12. Ac/Aud Spec 6. Monev Spec 13. HC Spec 7. Comm Spec. 14. RME. GUBERNUR TIM KOORD. PROVINSI Bappeda, DPU, DinKes, BPMD, DikNas, Bapedalda POKJA AMPL PROVINSI Bappeda, DPU, DinKes, BPMD, Bapedalda, DikNas, Dll. Ast. Bid. Perencanaan Ast. Bid. Monev&Evls Ast. Bid. Pngad Brg/Js Ast. Bid. Keuangan PPIU 3,4,5 / Satker PPMU PPIU 2 / Satker PPIU 1B / Satker PROVINSI PPIU 1A / Satker PMAC : 1. TL PMAC 2. TA HH 3. TA WSS 4. TA CD 5. TA LG 6. TA FM 7. TA SIM BUPATI/WALIKOT CAMAT TIM KOORD. KAB/KOTA Bappeda, DPU, DinKes, POKJA AMPL KAB./KOTA Bappeda, DPU, DinKes, BPMD, Bapedalda, DikNas, Dll. TIM KOORD KECAMATAN Ast. Bid. Perencanaan Ast. Bid. Monev & Evls Ast. Bid. Keuangan TIM TEKNIS KECAMATAN DPIU 3,4,5 / Satker DPMU DPIU 2 / Satker DPIU 1B / Satker KAB./KOTA DPIU 1A / Satker KECAMATAN DMAC: 8. HH Spec 9. WSS Spec 10. CD Spec 11. TIM FASILITATOR MASYARAKAT: 1. CF CD 2. CF WSS 3. CF HH TFM KEBERLANJUTAN KADES/LURAH DESA/KEL. M A S Y A R A K A T W A R G A 19

4.2.3 Tingkat Kabupaten/Kota 1) Kepala Daerah (Bupati/Walikota) Kepala Daerah Kabupaten/Kota dalam hal ini Bupati/Walikota adalah penanggung jawab pelaksanaan program Pamsimas di tingkat kabupaten/kota. Bupati/Walikota bertanggung jawab untuk: a) Mengkoordinasikan penyelenggaraan program Pamsimas di wilayah kerjanya, b) Mewujudkan tata kelola dan tata laksana program Pamsimas yang baik, c) Membentuk Tim Koordinasi Kabupaten/kota (TKK) dan Tim Teknis Kabupaten/kota, DPMU, Satker Kabupaten/Kota, dan Tim Koordinasi Kecamatan (TKKc) serta Tim Teknis Kecamatan. 2) Tim Koordinasi Kabupaten/Kota Tim Koordinasi Kabupaten/kota dibentuk berdasarkan SK Bupati/Walikota, diketuai oleh Kepala Bappeda Kabupaten/kota, beranggotakan dari Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya/sepadannya, Badan/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/sepadannya, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Bapedalda/Dinas Lingkungan Hidup, dan instansi terkait sesuai kebutuhan. 3) Tim Teknis Kabupaten/Kota Tim Teknis Pamsimas Kabupaten/Kota adalah Pokja AMPL (bagi yang sudah terbentuk). Bagi Kabupaten/kota yang belum terbentuk Pokja AMPL, Tim Teknis Kabupaten/Kota Pamsimas menjadi embrio terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten/Kota. Tim Teknis Kabupaten/Kota beranggotakan inter-instansi dari: Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota, Dinas bidang Cipta Karya/sepadannya, Badan/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/sepadannya, Dinas Kesehatan Dinas Pendidikan Bapedalda/Dinas Lingkungan Hidup. Dinas/Instansi lain yang terkait sesuai dengan kebutuhan 4) Unit Pengelola Program Kabupaten/Kota (DPMU) DPMU terdiri dari Dinas-Dinas pelaksana dan penanggung jawab program Pamsimas yang berkedudukan di Dinas Bidang Cipta Karya/sepadannya. Ketua DPMU dibantu oleh 3 (tiga) anggota dan dibentuk melalui SK Bupati/Walikota. Organisasi DPMU yang dipimpin oleh Ketua DPMU terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu: a) Bagian Perencanaan; b) Bagian Monitoring dan Evaluasi; c) Bagian Keuangan. 20

5) Satuan Kerja (Satker) Kabupaten/Kota Satuan Kerja Pamsimas di tingkat kabupaten/kota berada di Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya/sepadannya. Sesuai dengan sumber pendanaan hibah masyarakat, untuk proses penyaluran dana diperlukan 2 (dua) Satker Pamsimas Kabupaten/Kota, yaitu : 1) Satker untuk penyaluran dana APBD disebut Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota, dan 2) Satker untuk penyaluran dana APBN disebut Satker PIP/PPK Pamsimas ditetapkan dengan SK Menteri Pekerjaan Umum. Keanggotaan dari masing-masing Satker Pamsimas tersebut terdiri dari: Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Penguji Pembebanan dan Pejabat Penandatangan SPM (PPP/PSPM) Bendahara 6) District Management and Advisory Consultant (DMAC) DMAC adalah konsultan tingkat Kabupaten/Kota yang memberikan bantuan teknis dan dukungan bagi pengelola dan pelaksana Pamsimas di tingkat Kabupaten/Kota. DMAC juga bertanggung jawab untuk memberikan dukungan dan penguatan bagi Tim Fasilitator Masyarakat. DMAC terdiri dari 4 orang, yaitu: Konsultan Pemberdayaan Masyarakat. Konsultan Teknik Air Minum dan Sanitasi Konsultan Kesehatan Konsultan Financial Management Peran, tugas dan tanggung jawab para pelaku program Pamsimas secara secara lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 21

BAB 5. PERENCANAAN PROGRAM Tahap perencanaan merupakan tahap awal penyiapan masyarakat untuk mengetahui kondisi yang dihadapi dalam air minum dan sanitasi; menyiapkan lembaga pengelola yang dipercaya masyarakat untuk melaksanakan program; menyusun Perencanaan Jangka Menengah Program Air Minum, Kesehatan dan Sanitasi (PJM Pro-Aksi); dan Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Tahap perencanaan mengikuti alur yang telah dijelaskan pada Bab 3 Ketentuan Umum, sub bab 3.5 Garis Besar Siklus Kegiatan di Tingkat Masyarakat. 5.1 IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS SITUASI Proses identifikasi masalah dan analisis situasi (IMAS) desa/kelurahan terdiri dari kegiatan diskusi dengan menggunakan instrumen dari MPA 2 dan PHAST 3 yang dilakukan baik di masyarakat dan di sekolah. Kegiatan ini dilakukan secara partisipatif oleh seluruh komponen masyarakat baik perempuan, laki-laki, kaya, miskin termasuk masyarakat adat (indigenous and vulnerable people), sementara TFM hanya memfasilitasi proses tersebut. Instrumen MPA dan PHAST yang digunakan adalah: 1) Inventaris Data Komunitas 2) Sejarah Sarana Air Minum dan Sanitasi, dan Promosi Kesehatan 3) Klasifikasi Kesejahteraan 4) Pemetaan Sosial 5) Rapid Technical Assessment 6) Perencanaan Transect Walks dan FGD 7) Tinjauan Pengelolaan Pelayanan 8) Transect Walks 9) Efektifitas Penggunaan Sarana Air Bersih 10) Efektifitas Penggunaan Sarana Sanitasi 11) Pembagian Kerja Berdasarkan Gender dan Waktu Kerja 12) Hak Suara dan Pilihan dalam Pengambilan Keputusan 13) Alur Penularan Penyakit dan Penghambatnya 2 MPA : Methodology for Participatory Assessment 3 PHAST : Participatory Hygiene and Sanitation Transformation 22

Langkah-langkah identifikasi masalah dan analisis situasi secara lebih rinci dapat dilihat dalam Petunjuk Teknis Perencanaan Program Pamsimas di Tingkat Masyarakat. Sedangkan proses IMAS dengan menggunakan tools MPA-PHAST dijelaskan dalam Fieldbook Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi, sedangkan hasil prosesnya dicatat dalam Buku Catatan Proses Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi. 5.2 PEMICUAN PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT Pelaksanaan pemicuan masyarakat dengan pendekatan Community Led Total Sanitation (CLTS) dilakukan untuk mengubah perilaku hidup tidak bersih dan sehat, khususnya mengubah perilaku buang air besar sembarangan menjadi tidak di sembarang tempat. Pelaksanaan CLTS dilaksanakan di desa/kelurahan yang bersangkutan sebagai bentuk komitmen masyarakat untuk merubah perilakunya. Hal tersebut dilakukan untuk menuju perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu: a) buang air besar pada jamban yang sehat 4, b) membuang kotoran bayi/ balita pada jamban, c) mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, setelah membersihkan kotoran bayi, dan sebelum makan. Pelaksanaan kegiatan pemicuan harus segera dimulai setelah dilakukan pemetaan sarana sanitasi awal dan perilaku BAB masyarakat pada tahap kegiatan identifikasi masalah dan analisis situasi dalam rangka formulasi kebutuhan masyarakat, sehingga ketika proses pengajuan RKM dan tahap-tahap kegiatan program selanjutnya sudah ada kemajuan secara nyata mengenai upaya-upaya menghilangkan kebiasaan buang air besar di sembarang tempat. Pemicuan perubahan perilaku buang air besar dilakukan oleh tim CLTS kabupaten/kota, yang terdiri Sanitarian/Tenaga Puskesmas, Kasi PMD Kecamatan, PKK Kecamatan, serta TFM yang telah mendapat pelatihan CLTS 5. Hasil pelaksanaan pemicuan awal akan diverifikasi oleh Sanitarian/Tenaga Puskesmas, dan akan dinyatakan dalam sebuah dokumen sertifikasi. Dokumen sertifikasi hasil pemicuan perubahan perilaku dengan CLTS menyatakan bahwa: 1) telah ada natural leader yang akan melanjutkan proses pemicuan di lokasi lain dan pemantauan hasil pemicuan awal, 2) telah ada pernyataan kesiapan masyarakat untuk merubah perilaku BAB tidak di sembarang tempat, 3) telah ada rencana pemantauan kemajuan perubahan perilaku BAB. Dokumen tersebut akan menjadi persyaratan kelengkapan pengajuan dokumen RKM. 4 Ciri Jamban sehat : (1) tidak menimbulkan bau, (2) tidak mencemari badan air, dan (3) memutus kontak antara tinja dengan vector penyakit dan manusia. 5 Rincian tentang CLTS dapat dilihat pada Fieldbook CLTS 23

Setelah kegiatan pemicuan ini dilakukan, masyarakat dibantu oleh TFM melakukan pemantauan terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan dengan menggunakan metode partisipatif yang melibatkan seluruh masyarakat, sehingga kondisi dimana akses terhadap sarana sanitasi yang menyeluruh dapat dicapai oleh desa yang bersangkutan. Temuan-temuan penting dari pelaksanaan pemicuan dengan metode CLTS yang berkaitan dengan perilaku masyarakat dalam hal kesehatan dan kebersihan akan dijadikan masukan pada proses perencanaan kegiatan pada RKM II. Langkah-langkah pemicuan secara lebih rinci dapat dilihat dalam Petunjuk Teknis Perencanaan Program Pamsimas di Tingkat Masyarakat. Sedangkan proses pemicuan dengan metode CLTS dapat dilihat pada Modul Stop BABS 5.3 PERTEMUAN PLENO DESA/KELURAHAN MEMBAHAS HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS SITUASI Hasil identifikasi masalah terkait dengan layanan air minum, kesehatan, dan sanitasi kemudian dirangkum dan dianalisis secara bersama-sama oleh masyarakat dibantu TFM. Hasil tersebut dapat memberikan gambaran tentang kondisi masyarakat terkait dengan air minum, sanitasi dan kesehatan yang memerlukan rencana penanganan baik dari masyarakat sendiri, Program Pamsimas, dan pihak terkait lainnya. Pertemuan pleno membahas hasil IMAS dilakukan agar masyarakat mengetahui hasilhasil yang diperoleh dari proses IMAS menggunakan instrumen MPA/PHAST, sehingga masyarakat dapat memberikan saran dan masukan terhadap temuan yang ada dan menyepakati hasil analisis tersebut. Pelaksanaan pertemuan pleno tingkat desa/kelurahan untuk membahas hasil identifikasi masalah dan analisis situasi diuraikan secara rinci dalam Fieldbook Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi. 5.4 PENGORGANISASIAN MASYARAKAT DAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KESWADAYAAN MASYARAKAT Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) merupakan wadah sinergi dan aspirasi masyarakat yang diharapkan dapat menjadi embrio dari lembaga keswadayaan masyarakat warga (civil society) di tingkat komunitas akar rumput. LKM diharapkan bisa menjadi lembaga masyarakat yang independen, yang sepenuhnya dibentuk, dikelola, dan dipertanggungjawabkan oleh masyarakat sendiri. Anggota LKM dipilih secara langsung oleh masyarakat dengan mengutamakan keterlibatan dan keberpihakan kepada kelompok yang selama ini terpinggirkan (wanita dan warga miskin), mengacu pada kriteria kualitas sifat kemanusiaan (moral) dan berbasis nilai. Pemilihan anggota LKM melalui sistem tanpa calon, tanpa kampanye, tertulis, rahasia, tanpa rekayasa dari pihak manapun, dan disepakati oleh seluruh warga. 24

Untuk kemudahan administrasi program dan sejalan dengan kedudukannya sebagai lembaga masyarakat warga yang otonom, maka legitimasi LKM adalah pengakuan, representasi, dan mengakarnya lembaga tersebut dalam masyarakat, sedangkan legalisasinya melalui Pencatatan Notaris atau Akta Notaris. Meskipun sebagai lembaga masyarakat LKM berkedudukan otonom, namun dalam pengelolaan organisasi maupun pelaksanaan kegiatan LKM berkewajiban melaksanakan koordinasi, konsultasi, dan komunikasi intensif dengan Kepala Desa/Lurah dan perangkatnya serta tokoh masyarakat maupun lembaga formal dan lembaga informal masyarakat lainnya. Hal ini sejalan dengan prinsip dasar pembangunan partisipatif dan berkelanjutan bahwa pembangunan akan berlangsung efektif, efesien, dan tepat sasaran apabila didukung dan mensinergikan potensi tiga pilar pelaku pembangunan, yakni masyarakat warga, pemerintah, dan kelompok peduli. Di desa/kelurahan lokasi Pamsimas yang sedang dan telah dilaksanakan program pemberdayaan oleh pemerintah dengan pendekatan program yang sejenis dengan Pamsimas, seperti contohnya P2KP yang telah membentuk BKM, maka tidak perlu membentuk lembaga baru, namun memanfaatkan BKM sesuai dengan karakteristiknya sebagai LKM. Dalam hal BKM yang memiliki kinerja yang kurang memadai, maka TFM bersama-sama dengan mitra setempat melakukan revitalisasi lembaga tersebut. Untuk melaksanakan program Pamsimas, LKM dengan pendampingan dari Tim Fasilitasi Masyarakat (TFM) membentuk Satuan Pelaksana (Satlak) Pamsimas. Keanggotaan Satlak Pamsimas terdiri dari Ketua Satlak Pamsimas, Bendahara, Unit Kerja Teknis Air Minum dan Sanitasi, Unit Kerja Teknis Kesehatan, dan Unit Pengaduan Masyarakat. Hasil pembentukan Satlak Pamsimas disahkan oleh Koordinator LKM. Langkah-langkah pelaksanaan pembentukan LKM secara lebih jelas dapat dilihat pada Petunjuk Teknis Perencanaan Program di Masyarakat. 5.5 PENYUSUNAN PERENCANAAN JANGKA MENENGAH PROGRAM AIR MINUM, KESEHATAN, DAN SANITASI (PJM PROAKSI) 5.5.1 Penyusunan Rencana Kegiatan PJM ProAKSI PJM ProAKSI adalah adalah dokumen perencanaan jangka menengah untuk kurun waktu 5 tahun dalam bidang air minum, kesehatan dan sanitasi, yang dirumuskan dari analisis hasil IMAS. PJM ProAKSI merupakan kumpulan dari berbagai macam pilihan kegiatan (opsi) yang mungkin dilakukan untuk menangani permasalahan air minum, kesehatan dan sanitasi di desa/kelurahan. Setelah hasil IMAS diplenokan di tingkat desa/kelurahan, Satlak Pamsimas dengan bimbingan dan arahan dari Kepala Desa /Lurah, Tim Teknis Kecamatan, dan Tim Fasilitasi Masyarakat merumuskan PJM-ProAKSI. PJM ProAKSI disusun secara berjenjang mulai dari rembug warga tingkat dusun/rw hingga pertemuan pleno tingkat desa/kelurahan. Untuk selanjutnya, dokumen PJM ProAKSi ini dapat dijadikan referensi terhadap dokumen RPJMDesa. 25