BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN DIFFERENTIAL

A. Deskripsi Proses Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Persiapan Pelaksanaan Penelitian Deskripsi data dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian instrument dilakukan sebelum pengujian dalam pengumpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui ada tidaknya efektifitas pemenfaatan laboratorium alam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Experimental Design. Penelitian ini dilakiikan pada satu kelompok yaitu kelompok

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil uji coba instrumen penelitian,

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MI Darun Najah Pati mulai tanggal 10 Maret 2014 s.d.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Pembelajaran Advance Organizer terhadap hasil belajar siswa (Studi Kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Ketapang. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I Ketapang yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil belajar. Skor total hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari posttest kelas

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam mencapi satu tujuan. Penetapan metode yang digunakan merupakan hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian yang diuji coba berupa soal tes hasil belajar siswa, terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33 siswa kelas XI TSM 3 SMK Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2010/2011. Tujuan uji coba adalah untuk melihat item-item atau butir soal mana saja yang dapat digunakan, diperbaiki, ataupun dihilangkan. Instrumen penelitian yang diuji coba berupa soal objektif, terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji instrumen yang dilakukan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal. Setelah dilakukan analisis uji validitas dengan membandingkan t hitung dan t tabel, diperoleh 5 butir soal yang tidak valid, yaitu butir soal no. 7, 13, 16, 22, 25, dan 28. Pada butir soal no.7 yang tidak valid tersebut dilakukan perbaikan karena butir soal tersebut mewakili indikator yang harus dimunculkan dalam butir soal, sedangkan yang lainnya dibuang atau tidak dipakai kembali. Hasil analisis uji validitas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 117. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan membandingkan r hitung > r tabel dan didapatkan nilai koefisien reliabilitas soal sebesar 0,780 > 0,361. Hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan karena r hitung > r tabel maka instrument soal reliable. Hasil analisis perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 118. Tahap berikutnya dilakukan analisis indeks kesukaran dan daya 52

53 pembeda masing-masing butir soal. Analisis tingkat kesukaran butir soal menunjukkan terdapat 6 butir soal yang termasuk ke dalam kategori sukar, 7 butir soal berkategori mudah dan 17 butir soal berada dalam kategori sedang. Analisis daya pembeda menunjukkan terdapat 7 butir soal yang termasuk kategori baik, 16 butir soal yang termasuk kedalam kategori cukup baik, dan 6 butir soal termasuk kedalam kategori jelek. Hasil perhitungan analisis daya pembeda dan indeks kesukaran dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 119. Rekapitulasi hasil uji coba instrumen penelitian dapat dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian No. Uji Tingkat Daya Uji Validitas Soal Reliabilitas Kesukaran Pembeda Keterangan 1 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 2 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 3 Valid Sukar Cukup baik Dipakai 4 Valid Mudah Baik Dipakai 5 Valid Sedang Baik Dipakai 6 Valid Sedang Baik Dipakai 7 Tidak valid Sukar Jelek Direvisi 8 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 9 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 10 Valid Sedang Baik Dipakai 11 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 12 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 13 Tidak valid r hitung > r tabel Sukar Jelek Dibuang 14 Valid 0,780 > 0,361 Sedang Cukup baik Dipakai 15 Valid (reliable) Sedang Cukup baik Dipakai 16 Tidak valid Sukar Jelek Dibuang 17 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 18 Valid Mudah Baik Dipakai 19 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 20 Valid Sedang Baik Dipakai 21 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 22 Tidak valid Sedang Jelek Dibuang

54 23 Valid Sedang Baik Dipakai 24 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 25 Tidak valid Sukar Jelek Dibuang 26 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 27 Valid Sukar Cukup baik Dipakai 28 Tidak valid Sedang Jelek Dibuang 29 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 30 Valid Sedang Cukup baik Dipakai B. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X SMK Negeri 8 Bandung program studi Teknik Sepeda Motor, dengan sampel kelas TSM 3 untuk kelas kontrol berjumlah 30 orang, dan kelas TSM 4 untuk kelas eksperimen berjumlah 30 orang. Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data pre test, data post test. Data-data tersebut akan digunakan untuk mendeskripsikan data secara kuantitatif, sehingga akan diperoleh kesimpulan hasil penelitian untuk pengujian hipotesis. Data hasil belajar siswa yang diambil saat post test dan pre test dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Data hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Kelas Eksperimen No. Nama Skor Skor N- Skor Skor N- Gain No. Nama Gain Pre tets Post test Gain Pre test Post test Gain 1 A 64 68 4 0,11 1 A 64 72 8 0,22 2 B 72 80 8 0,29 2 B 76 84 8 0,33 3 C 64 68 4 0,11 3 C 60 84 24 0,60 4 D 52 68 16 0,33 4 D 64 72 8 0,22 5 E 76 80 4 0,17 5 E 76 100 24 1,00 6 F 64 68 4 0,11 6 F 72 88 16 0,57 7 G 88 92 4 0,33 7 G 72 76 4 0,14 8 H 52 76 24 0,50 8 H 60 96 36 0,90 9 I 72 84 12 0,43 9 I 56 84 28 0,64 10 J 60 76 16 0,40 10 J 64 88 24 0,67 11 K 52 64 12 0,25 11 K 60 72 12 0,30 12 L 76 84 8 0,33 12 L 56 72 16 0,36 13 M 48 60 12 0,23 13 M 72 80 8 0,29 14 N 76 76 0 0,00 14 N 76 88 12 0,50

55 15 O 64 76 12 0,33 15 O 52 80 28 0,58 16 P 72 80 8 0,29 16 P 44 68 24 0,43 17 Q 48 64 16 0,31 17 Q 60 88 28 0,70 18 R 76 88 12 0,50 18 R 68 76 8 0,25 19 S 56 64 8 0,18 19 S 60 80 20 0,50 20 T 52 76 24 0,50 20 T 52 76 24 0,50 21 U 72 88 16 0,57 21 U 76 92 16 0,67 22 V 72 88 16 0,57 22 V 68 80 12 0,38 23 W 56 88 32 0,73 23 W 68 84 16 0,50 24 X 56 76 20 0,45 24 X 68 80 12 0,38 25 Y 60 88 28 0,70 25 Y 44 92 48 0,86 26 Z 72 88 16 0,57 26 Z 68 84 16 0,50 27 AA 72 84 12 0,43 27 AA 60 84 24 0,60 28 AB 64 80 16 0,44 28 AB 60 84 24 0,60 29 AC 52 60 8 0,17 29 AC 56 60 4 0,09 30 AD 84 86 4 0,25 30 AD 52 88 36 0,75 Rata-rata 64,80 77,33 12,53 0,35 Rata-rata 62,80 81.73 18,93 0,50 1. Deskripsi Data Pre Test Data pre test memberikan gambaran kemampuan awal siswa sebelum memperoleh materi pelajaran, khususnya Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Data pre test ini juga digunakan untuk mendapatkan tingkat homogenitas dari kedua sampel dalam penelitian, yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Agar penelitian eksperimen bisa dilakukan maka kedua sampel yang akan diteliti harus homogen. Deskripsi data hasil pre test dapat dilihat pada tabel 4.3. Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. Rata-rata kemampuan awal pada kelas kontrol sebesar 64,80, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 62,80.

56 2. Deskripsi Data Post Test Data post test memberikan gambaran kemampuan akhir siswa setelah melakukan pembelajaran. Data post test ini diperoleh dari tes tertulis dengan jenis tes dan jumlah soal sama seperti pada post test. Deskripsi data hasil postes dapat dilihat pada tabel 4.4. Data post tets berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan penguasaan materi khususnya, kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Rata-rata kemampuan siswa pada kelas kontrol (pembelajaran dengan metode konvensional) didapatkan rata-rata sebesar 77,33, sedangkan kemampuan rata-rata pada kelas eksperimen (pembelajaran dengan menggunakan multimedia presentasi) didapatkan rata-rata sebesar 81,73. 3. Deskripsi Data N-Gain Data N-Gain diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan data dari pre test dan post test. Data N-Gain menunjukkan peningkatan kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Bedasarkan data pada tabel 4.2. dapat dilihat bahwa rata-rata penigkatan penguasaan kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine, di kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pada kelas kontrol didapatkan rata-rata sebesar 0,35, sedangkan rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen sebesar 0,50.

57 4. Hasil Data Penelitian Hasil data penelitian yang meliputi hasil pre test, post test, dan N-gain dari kedua kelas yang menjadi sampel dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Hasil Data Penelitian Data Skor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Banyak data 30 30 Pre test Skor terendah 48 44 Skor tertinggi 88 76 Rata-rata 64,8 62,8 Banyak data 30 30 Skor terendah 60 60 Post test Skor tertinggi 92 100 Rata-rata 77,33 81,73 Banyak data 30 30 N-Gain Skor terendah 0 0,09 Skor tertinggi 0,73 1 Rata-rata 0,35 0,50 Gain Rata-rata 12,53 18,93 N-Gain (%) Rata-rata 35% 50% Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok kelas yaitu kelas kontrol (yang menggunakan pembelajaran konvensional) dan kelas eksperimen (yang menggunakan multimedia presentasi) yang masing-masing memperoleh pembelajaran yang sama yaitu penguasaaan kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Pengalaman belajar siswa sebelum mengalami proses pembelajaran dapat terukur melalui pre test yang dilakukan sebelum pembelajaran dilaksanakan. Hasil pre test menunjukkan tingkat penguasaan awal siswa. Data yang dihasilkan dari pre test relatif homogen untuk kedua sampel. Berdasarkan tabel 4.3, nilai rata-rata pre test untuk kelas kontrol yaitu 64,8 dan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen yaitu 62,8.

58 Sedangkan untuk data post test menunjukkan adanya perbedaan hasil post test dari kedua sampel baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata post test kelas eksperimen yaitu 82,73 (yang menggunakan pembelajaran multimedia presentasi) lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai rata-rata post test kelas kontrol yaitu 77,33 (yang menggunakan pembelajaran konvesional). Besarnya rata-rata peningkatan hasil belajar (gain) kedua sampel berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (yang menggunakan pembelajaran multimedia presentasi) lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol (yang menggunakan pembelajaran konvensional) yaitu untuk kelas eksperimen 18,93 sedangkan untuk kelas kontrol yaitu 12,53. Hal ini terbukti berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa t hitung > t tabel, yang artinya terdapat perbedaan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan perhitungan terhadap data nilai gain ternormalisasi, diperoleh besar nilai gain ternormalisasi atau N-Gain untuk kelas eksperimen 50% dan untuk kelas kontrol 35%. C. Analisis Data Hasil Penelitian Data yang telah diperoleh melalui pretes dan postes kemudian dianalisis untuk menentukan langkah selanjutnya dalam melakukan penelitian. Perhitungan dan analisis yang dilakukan meliputi uji homogenitas, uji normalitas dan uji hipotesis.

59 1. Uji Homogenitas Uji homogenitas untuk menentukan kehomogenan sampel, uji homogenitas ini dilakukan pada pre test. Pada kedua sampel yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pengujian homogenitas untuk mengetahui bahwa kedua kelas tersebut memiliki penguasaan yang relatif sama atau homogen, sehingga penelitian dapat dilakukan pada kedua sampel tersebut. Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini. Kelas Kontrol dan Eksperi men Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Uji Homogenitas Uji Homogenitas Uji Homogenitas Pre test Post test N-Gain (Uji F) (Uji F) (Uji F) Nilai F Kondisi Nilai F Kondisi Nilai F Kondisi F hit <F tab 1,47<1,86 2 Kelas Homogen - - F hit <F tab 1,51<1,86 2 Kelas Homogen Berdasarkan tabel 4.4, pada data pre test didapatkan F hitung = 1,47. Hasil F hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang 30-1 = 29 dan dk penyebut 30-1 = 29. Berdasarkan harga F tabel pada dk pembilang = 29 dan dk penyebut = 29 dengan taraf kesalahan 5%, diperoleh F tabel = 1,86. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga F hitung < F tabel maka kedua sampel homogen. Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas pada data pre tets, maka kedua sampel tersebut homogen dan pelaksanaan eksperimen dapat dilakukan pada kedua kelas tersebut. Uji homogenitas juga dilakukan pada data N Gain, dari hasil perhitungan pada uji homogenitas N-Gain didapat F hitung < F tabel, 1,51 < 1,86. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga F hitung < F tabel

60 maka varians homogen dan dapat melakukan pengujian uji t hipotesis dengan rumus separated varians. Hasil analisis uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 121. 2. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan langkah pengujian dengan menggunakan statistik parametrik atau non parametrik apa yang dipakai dalam pengujian hipotesis. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini. Kelas Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas N-Gain (χ²) χ 2 hitung < χ 2 tabel P-value Kondisi Kontrol 1,687<7,815 0,6472 Normal Eksperimen 4,348<7,815 0,2333 Normal Berdasarkan tabel 4.5, pengujian normalitas dilakukan pada data N-Gain untuk menentukan langkah pengujian dengan menggunakan pengujian dengan statistik parametrik atau non parametrik. Setelah dilakukan uji normalitas pada skor N-Gain pada kelompok kontrol diperoleh 2 χ hitung = 1,687, nilai ini berada pada P-value = 0,6472 untuk dk = k-3. Hasil analisis menunjukkan P-value = 0,6472 > α = 0,05 terletak pada penerimaan normal, artinya kondisi data gain kelompok kontrol berdistribusi normal.

61 2 Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai χ hitung = 4,348, nilai ini berada pada P-value = 0,2333 untuk dk = k-3. Hasil analisis menunjukkan P- value = 0,2333 > α = 0,05 terletak pada penerimaan normal, artinya kondisi data gain kelompok eksperimen berdistribusi normal. Setelah melakukan pengujian normalitas data pada kedua buah kelompok, didapat data dengan distribusi normal pada kedua kelompok tersebut, sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan statistik parametris. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 127. 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk melihat adanya perbedaan peningkatan prestasi belajar (N-Gain) pada siswa. Data yang akan diuji hipotesis yaitu rata-rata perbedaan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Data perbedaan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen telah diketahui bahwa berdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat dilakukan statistik parametrik, selanjutnya dapat dilakukan uji hipotesis rata-rata perbedaan hasil belajar siswa dengan melakukan uji-t. Data Tabel 4.6 Hasil Uji t Uji Hipotesis (T Test) Nilai t Kondisi N-Gain t hitung > t tabel 2,83 > 1,676 H A diterima H 0 ditolak

62 Berdasarkan tabel 4.6 nilai t hitung = 2,83, untuk dk = 58, diperoleh t tabel = 1,676. Karena t hitung > t tabel, maka H o ditolak dan H A diterima, artinya bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia presentasi lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan multimedia presentasi. Hasil analisis uji t hipotesis dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 134 D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil perhitungan dan analisis data hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penggunaan multimedia presentasi dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia presentasi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan multimedia presentasi Peningkatan hasil belajar tersebut tersebut dilihat dari skor N-Gain yang dicapai setiap siswa. Rata-rata skor N-Gain pada kelompok eksperimen menunjukkan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu 0,50 untuk kelompok eksperimen dan 0,35 untuk kelompok kontrol. Sebelum ekperimen dilakukan pada kedua kelas yaitu kelas kontrol dan eksperimen, dilakukan pre test untuk mengukur kemampuan awal siswa. Pada saat tersebut siswa belum mendapatkan pengalaman belajar kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Hasil pre test menunjukkan bahwa, untuk kelas kontrol memiliki rata-rata 64,8 dan kelas eksperimen memilki rata-rata 62,8. Tahap selanjutnya yaitu dilakukan perlakuan pada kedua kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian. Pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran tanpa

63 menggunakan multimedia atau metode konvensional, seperti pada gambar 4.4 lampiran 4 halaman 147. Pembelajaran pada kelas kontrol guru melakukan pembelajaran dengan metode ceramah dan mencatat di papan tulis Pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan dengan menggunakan multimedia presentasi, seperti pada foto gambar 4.2 lampiran 4 halaman 146. Fasilitas yang mendukung pembelajaran ini yaitu infocus dengan laptop. Adanya fasilitas tersebut maka sangat dimungkinkan sekali untuk dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan multimedia presentasi. Program yang digunakan untuk mendukung pembuatan multimedia presentasi yaitu program Macromedia Flash 8, Catia V6 dan Swishmax. Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda pada kedua sampel tersebut dan dilakukan post test, untuk mengukur kemampuan akhir dari dalam penguasaan kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Didapat nilai rata-rata post test untuk kelas kontrol 77,33 dan untuk kelas eksperimen 81,73. Data hasil postes dan postes selanjutnya dihitung untuk mendapatkan skor N-Gain. Skor N-Gain dihitung untuk medapatkan tingkat peningkatan hasip belajar individu siswa. Multimedia presentasi yang dibuat pada penelitian ini menggabungkan gambar, teks, animasi dan suara dalam satu kesatuan yang terintegrasi. Materi-materi yang lebih sulit dipahami dan tidak mudah untuk diterangkan dapat dibuat menjadi sebuah pertunjukkan animasi. Multimedia presentasi ini juga mampu menampilkan gambar-gambar komponen engine. Seperti diungkapakan Yanti Herlanti dalam Munadi (2008:150) bahwa keleihan multimedia presentasi yaitu:

64 Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau diistilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran. Berdasarkan data yang diambil dari pre tes dan post tes dapat dilihat bagaimana perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar pada kelas ekperimen dan kontrol yang menguasai materi kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine, seperti ditunjukkan oleh gambar 4.1 100 80 60 40 20 0 77.3 81.73 64.8 62.8 Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pre test Post test Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Pre test dan Post test Berdasarkan diagram pada gambar 4.1 nilai post test kelas ekperimen lebih besar daripada nilai post test kelas kontrol. Karena post test merupakan test untuk mengukur kemampuan akhir siswa dalam menguasai kompetensi dasar, dalam hal ini Mengidentifikasi Komponen Engine. Berdasarkan skala penilaian dan kualifikasi kriteria ketuntasan minimum kurikulum SMK Negeri 8 Bandung untuk mata pelajaran produktif pada masingsebesar 75 yang masing Standar Kompetensi pada Tahun Ajaran 2010/2011, yaitu ditunjukkan pada tabel 4.7 di bawah ini

65 Tabel 4.7 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Untuk Nilai Individu Siswa Dan Nilai Rata-Rata Kelas No Rentang Nilai 1 92,4 100 2 82,5 92,4 3 75 82,4 4 0 74.9 Kriteria Ketuntasan Minimum Nilai Individu Siswa Nilai rata-rata kelas Kategori Keterangan Kategori A Tuntas Sangat tinggi B Tuntas Tinggi C Tuntas Sedang D Belum Tuntas Kurang Sumber: Dokumen SMKN 8 Bandung Hasil penelitian menunjukkan prosentase pencapaian kompetensi pada masing-masing kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimenen seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.13. Prosentase Kelulusan 50% 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Kelas Kontrol Kategori D (Belum tuntas) 30% Kategori C (Tuntas) 33.33% Kategori B (Tuntas) 36.70% Kategori A (Tuntas) 0% Kelas Eksperimen 20% 30% 43.33% 6.67% Gambar 4.2 Diagram Prosentase Kelulusan Berdasarkan Standar Kategori Kelulusan Diagram yang ditunjukkan pada gambar 4.2 menunjukkann bahwa siswa di kelas eksperimen dapat mencapai penguasaan standar kompetensi Mengidentifikasi Komponen Engine lebih baik bila dilihat dari jumlah persentase

66 kelulusannya. Tingkat kelulusan siswa pada kelas kontrol lebih rendah dari kelas ekperimen yaitu sebesar 70,03 %, sedangkan sisanya sebesar 29,97 % masih belum memenuhi kriteria standar kelulusan. Pada kelas eksperimen siswa yang mencapai kelulusan sebesar 80 % dengan 50 % persen berada pada kualifikasi A dan B, sedangkan siswa yang mengalami kegagalan sebesar 20%, lebih kecil dari kelas kontrol. Faktor utama yang menyebabkan siswa pada kelas eksperimen mengalami kegagalan adalah kurangnya perhatian dan konsentrasi siswa ketika mengikuti pembelajaran, sehingga daya serap siswa dalam memahami materi pembelajaran kurang. Berdasarkan pembahasan-pembahasan dari data hasil penelitian yang telah dihitung dan dianalisis, dapat memberikan gambaran bahwa penggunaan multimedia presentasi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Multimedia presentasi banyak sekali memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Komputer sebagai penunjang utama multimedia presentasi memiliki spesifikasi dan kelebihan yang dapat memberikan fasilitas sarana penunjang pendidikan yang sangat baik, seperti diungkapkan Arsyad (2010:54) kelebihan komputer yang digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan sebagai berikut: a. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan intsruksi, seperti yang diinginkan program yang digunakan. b. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.

67 c. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. d. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pengajaran memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara perseorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau. e. Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan, peralatan lain seperti Compact Disk, Video Tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer. Berdasarkan uraian di atas, semakin jelas bahwa penggunaan komputer sebagai alat bantu media pembelajaran dapat meningkatkan ketertarikan belajar siswa untuk mendalami materi. Secara tidak langsung, ketertarikan yang kuat dari dalam diri siswa akan menimbulkan semangat dalam belajar dan meningkatkan penguasaaan materi pembelajaran. Komputer sebagai sarana multimedia mampu memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran. Aspek-aspek yang mampu diberikan komputer sebagai sarana multimedia dapat berupa tampilan gambar, video, animasi, teks dan suara. Adanya aspek multimedia yang dimilki komputer dapat menyajikan sekaligus penyajian materi secara utuh atau dalam hal ini mempresentasikan bahan ajar khususnya kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine yang di dalamnya berisi gambar dan animasi dari komponen-komponen engine sepeda motor. Berdasarkan pengalaman empirik pada saat penelitian, dengan menggunakan multimedia presentasi pada saat pembelajaran siswa lebih cepat memahami materi yang disampaikan berdasarkan gambar maupun animasi yang di presentasikan, karena siswa dapat melihat langsung wujud nyata komponenkomponen engine berdasarkan gambar dan cara kerja komponen tersebut berdasarkan animasi.

68 Uraian diatas sejalan dengan apa yang dikemukakan Lathuheru dalam Aziz M H (2006:22) mengenai cara belajar dengan komputer yaitu: Penyajian materi pelajaran dengan menggunakan komputer akan memudahkan siswa untuk memahami berbagai proses dan konsep, materi pelajaran gambaran maupun rangkaian proses akan ditampilkan dan diperlihatkan berulang-ulang secara cermat. Penyajian dengan gambar-gmbar grafis, animasi gerak, warna-warni dari informasi akan menambah kesan realism dan memungkinkan siswa memahami dan menguasai konsep-konsep abstrak menjadi lebih konkrit. Berdasarkan kajian empirik dan teoritis, bahwa pembelajaran multimedia presentasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang dilihat dari keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran multimedia presentasi ini juga dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan siswa dalam memahami materi akan lebih mudah. E. Keterbatasan Penelitian Penulisan skripsi ini memilki keterbatasan-keterbatasan penelitian, dalam hal ini keterbatasan tersebut hendaknya dijadikan acuan agar pada saat melakukan penelitian lanjutan dapat teratasi keterbatasan-keterbatasan tersebut. Penulis mengemukakan keterbatasan pada skripsi ini yaitu, dilihat dari segi multimedia presentasi masih kurang memasukan unsur animasi-animasi pada tiap indikator, khususnya kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Keterbatasan pada multimedia presentasi tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan penulis dalam membuat animasi dan juga lamanya waktu dalam pembuatan animasi tersebut, sehingga penulis hanya menambahkan animasi pada beberapa indikator kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine.